Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PADA Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) 2024 ada sejumlah mitos yang menyebar luas. Namanya juga mitos, faktanya bisa saja bertolak belakang.
Selain itu, para pejuang UTBK SNBT 2024 perlu tahu kisi-kisi materi dan sistem penilaiannya. Apa saja kira-kira materi yang berpeluang besar keluar? Ini penting agar pejuang UTBK SNBT dapat lebih fokus dalam belajar di waktu sempit ini dan memperoleh perguruan tinggi negeri idaman.
Begitu pun sistem penilaiannya. Apakah sistem penilaian pada UTBK SNBT 2024 tergantung pada tingkat kesulitan dan salah atau benar jawabannya? Nah, berikut uraiannya.
Baca juga : UTBK SNBT 2024: Jadwal Penting, Pelaksanaan, Tata Tertib, Jenis Tes
1. Mitos: Passing grade UTBK bisa memberikan data akurat tentang minimal nilai yang harus dicapai.
Fakta: Hasil UTBK dari tahun-tahun sebelumnya tidaklah relevan untuk digunakan sebagai penilaian terhadap kelulusan peserta saat ini.
2. Mitos: Peserta bebas memilih ujian gelombang pertama atau gelombang kedua.
Baca juga : Simak Aturan Berpakaian saat Mengikuti UTBK SNBT
Fakta: Gelombang UTBK ditentukan sistem secara otomatis ketika pendaftaran.
3. Mitos: Skor UTBK gelombang kedua akan lebih kecil dibanding gelombang pertama.
Fakta: Tidak ada perbedaan penilaian UTBK gelombang pertama dan kedua, hasil ujian digabung untuk gelombang pertama atau kedua.
4. Mitos: Soal UTBK gelombang kedua lebih sulit dibanding gelombang pertama.
Fakta: Sulit atau tidak itu relatif, tergantung kemampuan dan persiapan peserta.
5. Mitos: Peserta yang ikut UTBK gelombang 1 lebih besar peluang lolosnya.
Fakta: Penentuan lolos atau tidak tergantung skor UTBK tidak memandang ujian di gelombang pertama ataupun kedua.
6. Mitos: Peserta yang ikut gelombang kedua akan mendapat bocoran soal.
Fakta: Tipe soal UTBK sangatlah beragam, meski mendapat cerita dari gelombang pertama belum tentu soalnya akan sama persis.
7. Mitos: Peserta UTBK bisa mengikuti dua gelombang sekaligus.
Fakta: Peserta UTBK hanya diberikan satu kali kesempatan untuk mengikuti UTBK di gelombang pertama atau gelombang kedua.
Mulai 2018, seleksi tes masuk PTN menerapkan sistem penilaian Teori Respons Butir atau yang juga dikenal dengan Item Response Theory (IRT).
Simpelnya, sistem IRT menggunakan pembobotan tiap soal bergantung dari tingkat kesulitannya. Di sini tidak ada sistem minus apabila salah menjawab atau tidak menjawab soal (poinnya O).
Bobot/tingkat kesulitan tiap soal ini tidak ditentukan di awal, tetapi bergantung dari hasil seluruh peserta UTBK setelah ujian. Artinya, suatu soal bobotnya akan semakin besar apabila banyak orang yang menjawab salah di soal tersebut. Jadi akan lebih menguntungkan bila kalian bisa menjawab dengan benar soal yang banyak orang salah.
Sistem IRT bertujuan membedakan kemampuan setiap peserta agar lebih efektif. Ini karena sistem itu bisa mengetahui kelebihan/kelemahan peserta terhadap materi yang diujikan dari tingkat kesulitan soal. Jadi misal kalian dan teman-teman lain punya jumlah soal benar yang sama, skor UTBK belum tentu sama.
Tahap pertama, seluruh jawaban benar akan diberi poin 1, dan soal yang salah atau tidak dijawab akan diberi poin 0.
Tahap kedua, setiap soal yang benar akan dilihat karakteristik kesulitannya sesuai dengan jawaban seluruh peserta.
Tahap ketiga, karakteristik soal yang didapatkan di tahap kedua akan dipakai untuk menghitung skor peserta. Soal yang relatif sulit akan mendapatkan bobot yang lebih tinggi.
• Fokus pada materi yang dikuasai. Apabila ada soal yang kurang dimengerti atau membutuhkan waktu lama untuk diselesaikan lewati terlebih dahulu.
• Jangan ada soal yang kosong. Tetap isi soal walaupun tidak paham, karena tidak ada sistem minus (siapa tau ada yang betul).
• Jangan pukul rata jawaban. Apabila ada soal yang tidak dipahami, jangan pukul rata semua jawaban hanya pada 1 opsi. Gunakan metode eliminasi opsi jawaban yang paling mungkin salah.
Subtes ini memiliki 30 soal dengan waktu 30 menit. Ini berarti waktu pengerjaan tiap soal sekitar 60 detik.
Subtes ini memiliki 15 soal dengan waktu 20 menit. Ini berarti waktu pengerjaan tiap soal sekitar 80 detik.
Subtes ini memiliki 20 soal dengan waktu 25 menit. Ini berarti waktu pengerjaan tiap soal sekitar 75 detik.
Subtes ini memiliki 20 soal dengan waktu 15 menit. Ini berarti waktu pengerjaan tiap soal sekitar 45 detik.
Subtes ini memiliki 30 soal dengan waktu 40 menit. Ini berarti waktu pengerjaan tiap soal sekitar 90 detik.
Subtes ini memiliki 20 soal dengan waktu 30 menit. Ini berarti waktu pengerjaan tiap soal sekitar 90 detik.
Subtes ini memiliki 20 soal dengan waktu 30 menit. Ini berarti waktu pengerjaan tiap soal sekitar 90 detik.
Mencakup tiga komponen:
• Penalaran induktif (10 soal, 10 menit): Kesesuaian pernyataan, sebab akibat.
• Penalaran Deduktif (10 soal, 10 menit): Simpulan logis, penalaran analitik.
• Penalaran Kuantitatif (10 soal, 10 menit): Kuantitas, hubungan matematika sederhana, aritmatika dasar (penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian).
Lebih rinci lagi yaitu:
a. Logika gambar.
b. Angka pada gambar.
c. Operasi bilangan sederhana.
d. Logika matematika.
e. Memperkuat/memperlemah argumentasi.
f. Aritmatika sederhana.
g. Statistika sederhana.
h. Deret dan baris sederhana.
i. Pernyataan benar/salah.
• Sinonim.
• Ide pokok.
• Bentuk kata.
• Kesesuaian wacana.
• Hubungan antarparagraf.
• Simpulan.
• Ide pokok.
• Makna kata.
• Bentuk kata.
• Kalimat efektif.
• Ejaan konjungsi.
• Kepaduan wacana.
• Geometri.
• Aljabar.
• Fungsi statistika dan peluang.
Lebih rinci lagi yaitu:
• Eksponen.
• Statistika.
• Peluang permutasi & kombinasi.
• Bangun ruang bangun datar.
• Teorema phytagoras trigonometri.
• Persamaan dan pertidaksamaan.
• Persamaan garis.
• Persamaan kuadrat.
• Garis dan sudut matriks.
• Relasi dan fungsi.
• Deret aritmatika & geometri.
• Tabel dan grafik.
• Kata dalam bacaan.
• Paragraf dalam bacaan.
• Kalimat dalam bacaan.
• Gagasan utama dalam perbaikan kata.
• Detail information.
• Inference.
• Main idea.
• Author's tone and opinion.
• Synonym and reference question.
• Main purpose.
• Simplify question.
• Untated question.
• Transition question and organization of ideas.
a. Bilangan.
• Representasi (representasi bilangan cacah, bulat, pecahan, desimal, irasional, berpangkat, dan notasi ilmiah).
• Sifat urutan (mengidentifikasi objek yang memiliki harga kuantitatif yang lebih besar atau mengurutkannya berdasarkan kuantitasnya).
• Operasi hitung (penggunaan bilangan dalam operasi hitung/eksponen).
b. Aljabar.
• Persamaan dan pertidaksamaan.
• Relasi dan fungsi.
• Pola bilangan (aritmatika & geometri).
• Rasio dan proporsi.
c. Data dan ketidakpastian.
• Kemampuan dalam membentuk sesuatu (forming), ketepatan dalam menafsirkan dan ketepatan mengevaluasi suatu kesimpulan yang ditarik dari situasi penuh dengan ketidakpastian (peluang).
• Kemampuan dalam melakukan penyajian dan interpretasi data (statistika).
d. Pengukuran dan geometri.
• Konsep dan penerapan untuk mengenali kuantitas dari bangun datar & bangun ruang (luas dan volume).
• Penguasaan terhadap harga kuantitatif dari atribut bangun ruang yang terskala (metrik), baik dalam skala satuan pokok (panjang, massa, waktu) maupun skala satuan turunan (luas; debit, volume).
• Penguasaan terhadap atribut ruang spasial (arah, sistem koordinat petak, dan sistem koordinat kartesius).
Itulah mitos dan fakta, sistem penilaian dan strategi pengerjaan soal, serta kisi-kisi materi tiap subtes dalam UTBK SNBT 2024. Semangat belajar dan sukses ya dapat diterima di PTN yang diidam-idamkan. (Z-2)
Peningkatan minat calon mahasiswa baru pada prodi vokasi menunjukkan bahwa prodi vokasi mulai dikenal dan dipelajari oleh para calon mahasiswa.
Bagi calon mahasiswa baru UI yang telah mendapatkan Nomor Pokok Mahasiswa (NPM) dapat melakukan pra-registrasi pada laman http://pra-registrasi.ui.ac.id/ pada 14 sampai dengan 23 Juni 2024
Total peminat yang memilih ITB pada UTBK 2024 adalah 24.343 orang.
UNS berhasil menduduki peringkat 2 dari 20 PTN dengan Pendaftar Terbanyak pada SNBT 2024 yang semakin menegaskan posisinya sebagai salah satu destinasi pendidikan favorit di Indonesia.
ITB menjadi perguruan tinggi negeri (PTN) yang mendapatkan rata-rata UTBK tertinggi dengan nilai sebesar 718,73
Peningkatan jumlah peminat prodi vokasi menunjukkan bahwa program studi vokasi mulai dikenal oleh para calon mahasiswa.
UPI meraih peringkat 5 tertinggi dari 21 perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia dalam kategori Liga PTN Badan Hukum.
PELAKSANAAN SNPMB menggunakan jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) pada tahun ini berhasil membuat banyak calon mahasiswa memilih jurusan vokasi.
Peserta Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) tahun ini mencapai 785 ribu berasal dari lulusan SMA, SMK, dan MA 2022, 2023, dan 2024. Peserta yang dinyatakan lulus mencapai 231.104 orang.
Kegagalan masuk PTN bukan menjadi penghalang bagi calon mahasiswa baru untuk meraih pendidikan yang unggul.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved