Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
GURU Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair), Prof Anang Endaryanto mengungkap besaran risiko anak mengalami alergi.
"Cara menentukan seseorang itu memiliki risiko alergi yang lebih besar dari orang lain adalah faktor genetik yang terkait dengan risiko alergi. Itu bisa kita lihat dari kedua orangtuanya," kata Anang, dikutip Rabu (17/4).
Anang menyebut, orangtua tentu memiliki peran paling besar terhadap alergi anak. Namun, jika kedua orangtua sama sekali tidak memiliki riwayat alergi, bukan berarti sang anak tidak dapat menderita alergi.
Baca juga : Orangtua Diingatkan Perhatikan Gejala Alergi Susu pada Anak
Anak dengan orangtua tanpa alergi masih berpotensi memiliki alergi sebesar 5%-15%. Faktor genetik alergi mereka dapat diturunkan tidak hanya dari orangtua, melainkan dapat turun menurun dari generasi sebelumnya, misalnya kakek dan nenek.
"Selain itu, jika saudara kandungnya alergi, anak yang selanjutnya berisiko alergi 25%-30%," ujar Anang.
Lebih lanjut, Anang menjelaskan anak akan berisiko alergi sebesar 2% hingga 40% apabila salah satu orangtuanya memiliki alergi.
Baca juga : Festival Soya Dukung Tumbuh Kembang Anak-anak yang Alergi Susu Sapi
Sementara bila kedua orangtua memiliki alergi, anak mereka memiliki risiko alergi paling besar, yakni sebesar 50% hingga 60%.
Anang mengatakan, orangtua sangat perlu mengetahui apabila anak memiliki alergi atau tidak dengan memperhatikan dengan saksama keseharian mereka, mulai dari makanan, debu, hingga obat-obatan.
Menurutnya, hal tersebut sangat krusial untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terkait dengan kesehatan dan keselamatan.
Baca juga : Ini Cara Mengetahui Pemicu Alergi pada Anak
"Orangtua harus tahu bahwa anak alergi atau tidak, untuk mengantisipasi adanya kesalahan medis misalnya. Dengan memperhatikan keseharian anak atau bisa juga tes alergi di fasilitas kesehatan," tegas Anang.
Alergi pada anak adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh anak bereaksi secara berlebihan terhadap zat tertentu yang sebenarnya tidak berbahaya bagi kebanyakan orang.
Bahaya alergi pada anak dapat bervariasi tergantung pada jenis alergi yang dialami, tingkat keparahan reaksi alergi, serta respons tubuh anak terhadap alergen tersebut. (Ant/Z-1)
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi alkohol oleh ayah juga bisa berdampak pada kesehatan janin.
Selain 16.314 anak, 10.980 wanita, 885 petugas medis, 165 jurnalis, dan 79 personel pertahanan sipil juga tewas dalam serangan Israel.
"Kakak-kakaknya yang ngajar dan semuanya baik banget. Belajarnya juga enggak bikin bosen karena ada gimnya,"
Rumah Cita-cita ingin berkontribusi membantu anak-anak yang berada di sekitar Kampung Pemulung, Pondok Labu, Jakarta Selatan.
Penelitian menunjukkan bahwa anak yang menerima nutrisi dan stimulasi yang tepat selama 1000 HPK memiliki kecerdasan yang lebih tinggi dan keterampilan sosial yang lebih baik.
Sebagai orangtua kita harus mempersiapkan anak yang bepergian sendiri dalam menghadapi berbagai situasi yang di luar kendali orangtua.
Apabila orangtua tidak biasa mengenalkan variasi makanan kepada anak maka anak akan cenderung memilih mengonsumsi makanan tertentu.
Orangtua mestinya sejak dini membiasakan diri untuk memenuhi kebutuhan anak, secara fisik maupun emosi, dengan berkomunikasi di dalam pengasuhan.
Orangtua disarankan melarang anak usia di bawah satu tahun menatap layar gawai serta membatasi waktu layar anak usia satu sampai tiga tahun maksimal satu jam.
Dengan memberikan banyak pilihan aktivitas selama mengisi liburan akan membuat tamu semakin betah tinggal di Midtown Residence Jakarta.
Anak-anak lebih rentan terhadap hipotermia karena tubuh mereka yang lebih kecil kehilangan panas lebih cepat dibandingkan orang dewasa.
Usia remaja itu kan masa-masa ingin tahu yang tinggi. Kalau kita larang, mereka malah akan semakin penasaran dan mencari tahu sendiri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved