Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
INSTITUT Kesenian Jakarta (IKJ) menggelar seminar nasional bertajuk 'Kecerdasan Buatan dan Seni' secara daring pada Jumat (15/12). Seminar nasional ini merupakan rangkaian peringatan Dies Natalis ke-53 IKJ.
Ketua Seminar Nasional IJ, Yola Yulfianti menjelaskan, seminar nasional IKJ kali ini menghadirkan pembicara utama, Prof Yasraf Amir Piliang (FSRD Institut Teknologi Bandung), Indah Tjahjawulan (Rektor IKJ), dan Patrick Hartono (Komposer dan Seniman Audiovisual).
Dalam pidato pembukaannya, Wakil Rektor III IKJ Madia Patra Ismar menegaskan bahwa kecerdasan buatan (artificial intelligent) menjadi babak baru dan penting dalam peradaban manusia dan kemanusiaan.
"Seminar ini membuka dialog bagaimana kecerdasan buatan ini mempengaruhi perilaku manusia khususnya yang berhubungan dengan seni. Bagaimana AI mendefinisikan ulang bentuk-bentuk kita mengekpresikan kemanusiaan," ujar Madia dalam keterangannya.
Ia mengingatkan, kecerdasan buatan di satu sisi dapat menambah kualitas hidup manusia, akan tetapi di sisi lain dapat menjadi misteri atau hal yang menakutkan.
Selain menampilkan narasumber berbagi pemikiran, seminar ini juga menyajikan lecture perfomance terkait pemanfaat AI dalam kehidupan oleh Darlane Litaay (akademisi ISBI Tanah Papua) dan Dea Aulia Widyaevan (akademisi Universitas Telkom).
Dalam sesi pemaparan narasumber yang dimoderatori oleh Martin Suryajaya (akademisi IKJ), Rektor IKJ Indah Tjahjawulan menyampaikan hingga saat ini manusia masih memegang peran penting dari kecerdasan buatan, termasuk di bidang seni.
"Media tidak bisa bekerja memproduksi apa pun sendiri tanpa bantuan manusia. Yang menghasilkan bukan medianya tetapi manusia atau seniman yang menggunakan media berbasis kecerdasan buatan tersebut," tegas Indah.
Ia menegaskan, media seni kecerdasan buatan hanyalah alat bantu (tools) dari manusia atau seniman untuk mencipta. Namun di sisi lain ia mengingatkan dengan perkembangan kecerdasan buatan saat ini yang bersifat multimodal, sisi kreatifitas seni kecerdasan buatan bisa setara atau bahkan melebihi karya buatan manusia.
Baca juga: Unpam Raih Empat Penghargaan Diktiristek
"Seni yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan dapat menghasilkan presentasi image dengan keindahan yang luar biasa, karya tulis dengan ekspresi linguistik tertentu, atau komposisi musik yang menggugah. Namun itu tetap tergantung dari manusia yang menggunakannya," jelas Indah.
Hal senada disampaikan pembicara lain, Prof Yasraf Amir Piliang, yang menyebut hingga saat ini kecerdasan buatan masih belum dapat menghasilkan ide yang murni dan orisinal.
"AI sebagian mampu menghasilkan karya dari eksplorasi maupun kombinasi karya atau data yang sudah ada. Tapi hingga saat ini AI masih belum mampu menghasilkan karya Eureka yang benar baru dan original," katanya.
"Kreativitas manusia dan kreativitas AI masing-masing memiliki keunggulan dan keterbatasan. Manusia dan AI sama-sama memiliki kemampuan eksplorasi dan kombinasi, namun AI tidak memiliki kemampuan untuk melakukan transformasi," ungkap Yasraf.
Ia juga mengatakan bahwa kecerdasan buatan tidak memiliki kapasitas emosi, berimajinasi, berfantasi, bermimpi, atau memiliki keyakinan akan suatu hal yang banyak menjadi dasar lahirnya karya seni.
Dalam kesempatan sama, Patrick Hartono memberikan gambaran tantangan kecerdasan buatan di masa depan yang memiliki kemampuan belajar, berinteraksi dengan manusia (termasuk dalam bermusik), hingga menghasilkan ouput kreatif lewat quantum computing.
"Hipotesa saya, akan ada perubahan radikal dalam metode pedagogi pembelajaran di dunia pendidikan tinggi. Kita tidak akan lagi mengajarkan mahasiswa bagaimana caranya coding tetapi akan mengajarkan bagaimana caranya berpikir secara sistematis mengadopsi computational thinking," ujarnya.
"Atau belajar bagaimana mulai menciptakan berbagai hal yang tidak dapat dihasilkan oleh mesin (kecerdasan buatan)," pungkas Patrick. (RO/I-1)
Pengelola Masjid Istiqlal Jakarta mengeklaim tidak tahu-menahu soal poster seminar yang melibatkan tokoh Yahudi Amerika di Masjid Istiqlal.
Seminar jadi wadah bagi mahasiswa untuk mengeksplorasi potensi dalam bidang entrepreneurship digital.
Program “Indonesia On-Chain”, menunjukkan contoh nyata dari kewirausahaan dan strategi untuk menumbuhkan pola pikir kewirausahaan di kalangan generasi muda.
Para pelaku UMKM diharapkan bisa merasakan dampak signifikan dalam perkembangan bisnis mereka.
DAC jadi penyelenggara seminar online terbanyak di Indonesia, yaitu lebih dari 1.000 sesi webinar harian dari awal 2020 sampai Mei 2024.
Seminar DRiM menjadi wadah bagi para pemangku kepentingan industri asuransi untuk berkolaborasi dalam pengelolaan risiko terhadap teknologi digital.
Presiden Joko Widodo menekankan bahwa transformasi digital khususnya di bidang ekonomi dan keuangan adalah hal yang sangat krusial.
Komponen-komponen canggih ini menjadikan Maveric Quantum sebagai laptop pertama Indonesia yang menjalankan Microsoft Copilot+ PCs, menjamin performa AI yang optimal.
OPPO resmi meluncurkan dua smartphone yang dibekali artificial intelligence (AI) terbaru yaitu Reno12 Pro 5G dan Reno12 5G. Keduanya menjadi langkah pertama OPPO dalam mengadopsi AI Phone.
Salah satu tantangan utama dalam penerapan AI di pendidikan adalah risiko plagiarisme.
AI Center yang dibentuk akan berfungsi sebagai pusat penelitian dan pengembangan AI, menggabungkan keahlian teknis dari USC dan keunggulan akademik UKI.
Apple telah menunda penerapan fitur kecerdasan buatan (AI) di perangkatnya. Apple Intelligence, nama fitur yang diberikan oleh Apple ini, akan dirilis bersama pembaruan iOS 18
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved