Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PERTUNJUKAN seni melalui teknik Projection Mapping sedang menjadi tren yang semakin populer dan menarik minat lebih banyak orang.
Secara etimologis, projection mapping mengacu pada "memproyeksikan sesuatu yang sudah ditentukan"; saat ini, istilah ini merujuk pada bentuk seni dan desain yang melibatkan proyeksi cahaya dan animasi pada bangunan arsitektur
Di Indonesia, seni ini tengah mengalami perkembangan pesat dan semakin mendapat perhatian. Sebagai contoh, pada KTT ASEAN September 2023, pertunjukan projection mapping menjadi daya tarik utama.
Baca juga: Panasonic, Seniman Disabilitas, dan Maestro Seni Yogya Gelar Pameran 'Art with Heart'
Gedung-gedung di kawasan SCBD Senayan dihiasi dengan proyeksi video, animasi, dan cahaya yang disertai musik, menciptakan pertunjukan spektakuler bagi para pemimpin dunia yang menghadiri acara tersebut di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.
Trend ini juga merambah secara global, dengan banyak negara menggelar festival Projection Mapping sebagai bagian dari strategi meningkatkan pendapatan kota dari kunjungan wisatawan.
Sebagai ilustrasi, Festival Vivid di Sydney, Australia, berhasil mengumpulkan pendapatan sebesar US$119.000.000 dan menarik partisipasi 2.58 juta pengunjung, dikutip dari Media Destination DSW.
Festival semacam ini juga menjadi panggung prestisius bagi para desainer, di mana di Amerika dan Eropa, seringkali mereka harus melewati proses kompetisi untuk tampil dalam festival tersebut.
Baca juga: Laila Azra Tampilkan 'Soca' Paduan Seni Lukis dan Cahaya di Artsphere Gallery
Tahun ini, grup seniman Indonesia, The Fox, Studio multimedia The Folks, mendapatkan kesempatan istimewa untuk berpartisipasi dalam "Let's Glow SF," festival Projection Mapping terbesar di Amerika, yang berlangsung di San Francisco pada 1-10 Desember 2023.
Bangunan-bangunan ikonik di pusat Kota San Francisco bersinar dengan tampilan lampu perayaan sebagai bagian dari acara liburan, menampilkan karya seni kinetik pada fasad pusat kota.
Let's Glow SF, yang diadakan oleh organisasi lokal San Francisco, Downtown SF Partnership, dan A3Visual, diinisiasi sebagai upaya untuk menghidupkan kembali pusat kota setelah dampak pandemi Covid-19, dimulai pada tahun 2021.
Menurut data yang disajikan oleh Downtown SF Partnership, kegiatan festival ini pada tahun 2022 berhasil menghasilkan pendapatan baru sebesar US$3.000.000 dalam waktu 10 hari.
Robbie Silver, Direktur Eksekutif Downtown SF Partnership, menekankan bahwa acara proyeksi ini bukan hanya perayaan liburan semata. Para sponsor Let's Glow SF berharap dapat mendukung pemulihan bisnis lokal yang mengalami penurunan lalu lintas akibat pandemi dan menjadi lambang optimisme untuk masa depan.
Baca juga: Sejumlah Karya Seni dari Seniman Ternama Indonesia Dilelang di Global Auction Singapura
Grup seniman The Fox, The Folks, yang berasal dari Bandung, Indonesia, memiliki kehormatan untuk menampilkan karya mereka, "True to Hue," pada bangunan Hobart Building dalam festival tersebut.
Setiap malam, mulai dari pukul 17.00 hingga 22.00 waktu setempat, bangunan-bangunan tersebut menjadi layar raksasa berkat proyektor dan sistem laser canggih
Dengan membawa tema inklusivitas, "True to Hue" menceritakan kisah seorang wanita yang menerima "warna asli" pada dirinya, merayakan kebebasan dan perbedaan yang memperkaya energi masyarakat.
Karya ini berhasil mencuri perhatian media Amerika, termasuk media ternama Forbes, yang menggambarkannya sebagai visi yang memukau, membangkitkan kenangan akan era tie-dye pada tahun 60-an di San Francisco.
“Kami sangat bersyukur dapat membuat karya seni yang kami dapat buat bersama dan dekat dengan hati kami, dan yang paling menyenangkan adalah dapat melihat audiens di San Francisco juga dapat merasakan hal yang sama," ujar Fadjar, Creative Director The Fox, The Folks.
"Bersenang-senang bersama memang tujuan kami dan untuk mendapatkan momen ini adalah sebuah kehormatan, karena membawa nama Indonesia untuk pertama kalinya di festival San Francisco kali ini.” jelas Fadjar.
Dalam komentar Sean Mason, Direktur A3 Visual, dikutip dari Forbes, disampaikan bahwa projection mapping mengundang partisipasi dan membuka potensi untuk lebih banyak keterlibatan serta penyegaran komunitas. (RO/S-4)
Dalam konteks seni rupa Indonesia, kearifan lokal sebagai bagian dari tradisi nusantara masih belum banyak digali oleh seniman,
Erica menjelaskan melukis ibarat menulis jurnal harian. Perbedaannya hanya pada bahan dan visualisasi.
Memperingati Haul Kedua Buya Syafii Maarif, Kiniko Art Management menyelenggarakan pameran bertajuk "Berdiang di Perapian Buya Syafii" yang bertempat di Sarang Building, Blok 2, Yogyakarta.
Sinar Mas Land menggelar Maymorable Art Exhibition bertajuk Where Infinite Living Blossoms selama satu pekan mulai dari 18-26 Mei 2024 di Marketing Office BSD City.
Sering kali orangtua memiliki ekspektasinya sendiri bahwa kemampuan anak harus bagus dan tidak jarang mengkritik karya anak.
Evoria Movement berharap prosesnya platform ini bisa menjadi tempat main bersama, tidak hanya untuk pelaku industri, tetapi juga bagi pemerintah untuk mendukung pemajuan industri kreatif
Sejak awal berdirinya, Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) selalu menjadi tempat favorit bagi para seniman di Solo Raya untuk mengekspresikan karya mereka.
BAKAL Calon Wali Kota Medan dari Partai NasDem, Rico Waas memastikan akan memberikan ruang yang besar untuk seniman dan pegiat literasi jika menang dalam Pilkada 2024.
Firman juga meluncurkan single terbaru berjudul "Waktu" yang dirilis di channel YouTube barunya.
Seni tradisional Indonesia, sebagai benteng kebudayaan Nusantara, semakin tergerus di tengah arus perubahan zaman.
Salah satu seniman cilik yang karyanya berhasil terseleksi pada ArtJog 2024 ini adalah Louis Gilbert Yulianto, 11 tahun asal Yogyakarta.
Konser dimeriahkan oleh penampilan sejumlah musisi Tanah Air seperti Krisdayanti, Carlos Camelo, Los Morenitos dan Playset Band. Mereka membawakan berbagai lagu kenangan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved