Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
INDONESIA merupakan negara yang kerap dilanda bencana alam. Terkait hal itu, anak-anak menjadi kelompok rentan terhadap bencana alam karena mereka memiliki karakteristik fisiologi, anatomi dan psikologi yang berbeda dengan orang dewasa. Karenanya, anak-anak perlu dilibatkan dalam mitigasi dan persiapan menghadapi bencana.
Sayangnya, berdasarkan survei yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), baru 30% masyarakat Indonesia yang memiliki kesiapan penuh untuk menghadapi bencana.
“Padahal, mitigasi dan persiapan untuk situasi yang tidak menyenangkan ini justru harus dilakukan saat kejadian itu tidak terjadi,” kata Satgas Bencana Ikatan Dokter Indonesia (IDAI) I Nyoman Arie Purwana dalam media briefing IDAI, Rabu (20/9).
Ia mengatakan, kini berbagai lembaga seperti BNPB hingga Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memiliki berbagai program untuk persiapan menghadapi bencana. Namun, ia mempertanyakan bagaimana implementasinya di lapangan.
Baca juga: Segera Antisipasi Dampak Perubahan Iklim Cegah Bencana Alam Meluas
“Banyak sekali program seperti itu, tapi spesifik untuk anak-anak setahu saya belum banyak dilakukan. Padahal savety briefing itu sangat penting dari tingkat TK sampai SMA dan bahkan kampus,” beber dia.
Arie kemudian memberikan contoh beberapa hal yang bisa diajarkan kepada anak-anak untuk menghadapi bencana alam gempa bumi. Di antaranya mempersiapkan tas siaga bencana yang berisi kebutuhan dasar untuk dua sampai tiga hari, seperti air minum, surat penting, makanan ringan dan sebagainya.
Selain itu, saat bencana, anak juga perlu tahu yang harus dilakukan, yakni melakukan evakuasi, entah berlindung di bawah meja atau keluar lewat jalur yang aman menuju lapangan terbuka.
“Anak perlu dilatih untuk pengambilan keputusan saat bencana dan mengantisipasi bencana. Saya melihat belum banyak keluarga yang melakukan ini,” beber dia.
Baca juga: BMKG Prakirakan Wilayah Selatan Jateng Masuki Awal Masa Pancaroba
Satgas Bencana IDAI Muhammad Reza mengungkapkan, saat terjadi bencana, masyarakat semestinya tidak mengharapkan bantuan dari pemerintah terlebih dahulu. Untuk menyelamatkan diri, masyarakat harus melakukannya sendiri. Pasalnya, kitalah yang paling tahu karakteristik wilayah kita tinggal.
Saat terjadi bencana, anak-anak kemungkinan akan panik dan menangis. Karenanya, orang tua harus siap untuk menghadapi dan mengantisipasi itu.
“Jadi bencana memang sering berdampak pada masyarakat yang edukasinya menengah ke bawah. Kelemahan Indonesia ini program pendidikan basic life support-nya belum jadi kewajiban. Sehingga IDAI turut andil di sini, untuk menyiapkan modul ke sekolah-sekolah agar anak-anak siap. Sehingga akan jauh lebih baik penanganannya,” pungkas dia. (Z-6)
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi alkohol oleh ayah juga bisa berdampak pada kesehatan janin.
Selain 16.314 anak, 10.980 wanita, 885 petugas medis, 165 jurnalis, dan 79 personel pertahanan sipil juga tewas dalam serangan Israel.
"Kakak-kakaknya yang ngajar dan semuanya baik banget. Belajarnya juga enggak bikin bosen karena ada gimnya,"
Rumah Cita-cita ingin berkontribusi membantu anak-anak yang berada di sekitar Kampung Pemulung, Pondok Labu, Jakarta Selatan.
Penelitian menunjukkan bahwa anak yang menerima nutrisi dan stimulasi yang tepat selama 1000 HPK memiliki kecerdasan yang lebih tinggi dan keterampilan sosial yang lebih baik.
Sebagai orangtua kita harus mempersiapkan anak yang bepergian sendiri dalam menghadapi berbagai situasi yang di luar kendali orangtua.
Hal ini dilakukan sebagai langkah kesiapsiagaan dini dan kewaspadaan jika terjadi bencana di sekitar lingkungannya
Melalui uji kompetensi, BPBD berharap peningkatan SDM dan mitigasi bencana di Kalimantan Selatan.
Program yang dilakukan oleh Kementerian Sosial sangat tepat mengingat wilayah Garut yang rawan bencana memerlukan upaya mitigasi dari pemerintah dan masyarakat.
Potensi bahaya bencana yang terjadi di sekolah dapat menyebabkan kejadian yang tidak diinginkan dan menimbulkan dampak negatif bagi peserta didik maupun staf pendidik
Aktivitas Gunung Kelimutu di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, menunjukkan peningkatan. Kondisi ini ditandai dengan perubahan warna air danau di Kawah I Tiwu Ata Polo.
Pentingnya sistem peringatan dini bencana di berbagai belahan dunia yang kini menjadi pembahasan dalam High Level Panel di rangkaian World Water Forum ke-10.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved