Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
TEKNOLOGI modifikasi cuaca (TMC) untuk menangani polusi udara di wilayah Jabodetabek akan dilakukan sampai 9 September 2023. Hal itu diungkapkan oleh Koordinator Lab TMC Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Budi Harsoyo.
“TMC diperpanjang periodenya sampai selesai KTT ASEAN tanggal 9 September 2023 nanti. Tapi sudah beberapa hari tidak ada sorti penyemaian awan karena tidak ada potensi sama sekali. Jadi posisi kami lebih banyak standby,” kata Budi saat dihubungi, Selasa (5/9).
Menurut dia, sepanjang 3 sampai 7 September 2023 nanti potensi awan hujannya minim sekali. Semua lapisan kering, energi potensial konvektif juga nihil.
Baca juga : BRIN: Modifikasi Cuaca untuk Tangani Polusi Udara Belum Efektif
Budi menjelaskan, MJO berada pada fase 5, atau tidak memberikan kontribusi terhadap potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia. Selain itu, aktivitas gelombang atmosfer tidak terpantau aktif di sekitar wilayah Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat sehingg atidak memberikan kontribusi terhadap pembentukan awan hujan.
Namun, BMKG memprediksi bahwa potensi awan hujan akan muncul pada 8 sampai 10 September 2023. Beberapa wilayah yang berpotensi diliputi awan hujan di antaranya Bogor, Serang, selatan Bandung. “Itu pun peluang pertumbuhan awan hujannya masih rendah, di kisaran 50%-70%,” imbuh dia.
Baca juga : Kadis LH DKI Heran: BMKG Lakukan Modifikasi Cuaca, Hujan Hanya di Pinggir Jakarta
Budi mengungkapkan, operasi TMC Jabodetabek telah dilakukan selama 12 hari. Hingga kemarin, telah dilakukan sebanyak 13 sorti dengan total bahan semai 9.600 kg NaCl, 800 kh CaO. Hingga kini, tersisa sebanyak 7.400 kg NaCl dan 3.400 kg bahan semai CaO.
Adapun, TMC yang dilakukan pada tanggal 3 September 2023 dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB hari berikutnya, terpantau kejadian hujan di Kota Depok, Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi sisi selatan, Kabupaten Bogor sisi utara dan selatan hingga perbatasan dengan Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Lebak sisi selatan, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten Garut dengan intensitas 0.1 - 2 mm/hari.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana kembali melakukan modifikasi cuaca untuk mengatasi polusi udara.
Bencana kekeringan biasanya bisa dilaporkan agak lama oleh pemerintah daerah karena dampaknya tidak langsung secara nyata seperti karhutla.
TMC dapat dilakukan untuk memitigasi bencana seperti cuaca ekstrem yang disebabkan oleh perubahan iklim.
Operasi TMC yang dilaksanakan pada 18-20 mei 2024 ini sudah berhasil menebar total bahan semai Natrium Chlorida (NaCL) sebanyak 6.000 kg di langit Pulau Dewata.
Provinsi dengan luas karhutla tertinggi periode Januari – Maret 2024 yaitu Kalimantan Timur yakni 6.013 hektare.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, pihaknya memperpanjang operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) hingga 27 Maret 2024
Masalah utama pada polusi di Jakarta ialah sektor transportasi. Dalam studi yang tengah dilakukan, memperbaiki emisi dari kendaraan berat seperti truk dan mengkonversi kendaraan bensin
Realisasi investasi di DKI Jakarta menjadi yang tertinggi nomor dua di Indonesia setelah Jawa Barat, dengan nilai investasi hingga semester I 2024 mencapai Rp120 triliun.
Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi diprediksi tetap akan jadi wilayah paling banyak disasar para pencari hunian.
Jabodetabek, wilayah metropolitan terbesar di Asia Tenggara dan kedua di dunia dengan populasi lebih dari 30 juta jiwa, tetap menjadi magnet bagi pencari hunian.
BMKG menilai terjadinya fenomena hujan lebat selama beberapa hari pada musim kemarau di wilayah Indonesia bagian barat khususnya Jabodetabek merupakan fenomena yang lumrah.
Psikolog Patricia Elfira Vinny mengungkapkan buruknya kualitas udara tidak hanya berdampak buruk pada kesehatan fisik, tetapi juga memengaruhi kondisi kesehatan mental.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved