Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
DOKTER umum Madhita Kasoem menjelaskan dampak negatif dari menggunakan earphone atau alat pendengar lainnya terhadap kesehatan telinga, terutama jika menggunakannya terlalu lama.
Saat ditemui dalam acara bincang-bincang di kawasan Jakarta, Senin (4/9), dokter yang tergabung dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) itu menyebut alat pendengar musik yang langsung terhubung ke telinga lebih berisiko menyebabkan gangguan pendengaran dibandingkan dengan speaker.
Hal tersebut karena suara yang dihasilkan speaker atau pelantang suara memiliki jangkauan yang lebih luas, sehingga telinga tidak secara langsung menerima suara yang dihasilkan oleh alat tersebut.
Baca juga: Yuk Ketahui Jenis Ganguan Telinga dan Cara Mengatasinya
"(Sebaliknya), earphone kan langsung suaranya ke telinga semua. Intinya, itu ada pengaruhnya," kata Madhita.
Beberapa dampak yang mungkin ditimbulkan akibat pemakaian earphone terlalu lama dan volume terlalu tinggi, antara lain penurunan pendengaran, infeksi telinga, dan lainnya.
Dalam kondisi parah, menggunakan earphone juga dapat memicu kecelakaan karena kurang awasnya diri terhadap lingkungan sekitar.
Baca juga: Pemakaian Ponsel dengan Suara Keras Bisa Sebabkan Penurunan Pendengaran
Meski demikian, ia tetap membolehkan penggunaan earphone dalam batasan yang wajar, seperti tidak menggunakannya terlalu lama dan tidak mengencangkan volume earphone.
Jika suara dari earphone sudah terdengar oleh orang lain, sebaiknya segera turunkan volume suara earphone karena hal tersebut menandakan volume suara sudah terlalu tinggi.
"Kalau kita mendengarkan earphone, terus orang di samping sudah bisa dengar, berarti itu sudah terlalu keras (suaranya)," kata dokter lulusan University College London tersebut.
Berdasarkan aturan dari Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI), batas untuk mendengarkan suara melalui earphone sebesar 85 desibel. Jika melewati batas tersebut selama beberapa waktu, dikhawatirkan hal tersebut dapat memicu gangguan pendengaran, baik bersifat sementara maupun permanen.
Madhita mengatakan salah satu tanda saat telinga mulai mengalami gangguan, terutama dari pemakaian earphone terlalu lama adalah telinga yang berdenging. Ketika telinga mulai berdenging, sebaiknya kurangi pemakaian earphone untuk menghindari risiko gangguan pendengaran.
"Awalnya, telinga berdenging, terus lama-lama mulai nggak jelas untuk mendengar, penurunan pendengaran," kata Madhita.
Selain mendengarkan musik melalui earphone, Madhita juga mengingatkan untuk memperhatikan aktivitas mendengar saat mengunjungi festival musik atau konser.
Meskipun tidak menggunakan earphone, suara speaker yang dihasilkan acara-acara tersebut cukup besar dan dapat memengaruhi kualitas pendengaran.
Oleh karena itu, Madhita menyarankan untuk mengistirahatkan telinga saat mengunjungi acara-acara dengan suara keras, misalnya menepi sejenak ke tempat yang lebih tenang.
Setelah beberapa waktu atau dirasa telinga sudah cukup bersitirahat, aktivitas menonton konser atau festival dapat dilakukan kembali.
"Istirahatkan dulu, keluar dulu berapa lama. Terus, kita kembali lagi," kata Madhita.
Selain mengistirahatkan telinga sejenak, pemakaian penyumbat telinga atau ear plug juga dapat dilakukan untuk menjaga telinga dari suara yang terlalu keras.
Dengan menjaga telinga dari suara bising, hal tersebut dapat menurunkan risiko gangguan pendengaran yang dapat terjadi di masa mendatang. (Ant/Z-1)
Donald Trump baru-baru ini terlihat memasuki aula konvensi pada Malam Pertama, mengenakan perban di telinganya akibat upaya pembunuhan yang gagal.
Sekresi tubuh manusia, seperti ketombe, kerak, dan kotoran telinga, serta peran penting mereka dalam menjaga kesehatan tubuh.
Semakin kencang suaranya, semakin lama kita memakai headset atau earphone, juga semakin meningkatkan risiko gangguan pendengaran atau tuli pada telinga kita.
Jenis otitis media yang paling sering ditemukan pada anak adalah otitis media akut (AOM), yang dapat terjadi dengan cepat dan berlangsung setidaknya selama seminggu.
Manusia memiliki lima pancaindra dasar yaitu sentuhan (kulit), penglihatan (mata), pendengaran (telinga), penciuman (hidung), dan rasa (lidah).
Pembesaran dari kelenjar amandel dan adenoid yang menyebabkan saluran ventilasi antara hidung dan telinga menjadi tertutup.
Remaja yang kerap menggunakan earphone saat mendengarkan musik dengan frekuensi suara tinggi sudah mengalami penurunan kemampuan pendengaran.
Soundcore P40i menawarkan kualitas audio yang jernih namun bertenaga, serta memiliki tingkat kenyamanan tinggi saat dipakai penggunanya.
Tips untuk merawat Earphone bluetooth yang pertama, kalian bisa bersihkan secara rutin. Bersihkan pada bagian sela-sela lubang yang ada di Earphone bluetooth.
Terdapat berbagai aksesoris gawai untuk menunjang kebutuhan dan kenyamanan penggunanya. Mulai dari charger, earphone, headphone, casing, bahkan hingga speaker.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved