Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SKOLIOSIS adalah kelainan pada tulang belakang yang ditandai dengan lengkungan abnormal pada tulang belakang. Bila dilihat dari belakang, lengkungan itu membuat tulang belakang melengkung serupa huruf S atau C.
Kelainan ini biasanya muncul pada masa pertumbuhan anak. Jika tidak ditangani dengan baik, skoliosis bisa berdampak serius pada kesehatan dan kualitas hidup seseorang.
Sebab, semakin lama dibiarkan tanpa penanganan, lengkungan skoliosis pada anak bisa bertambah parah. Akibatnya, terapi untuk mengoreksi kondisi tersebut menjadi lebih sulit.
Baca juga: Ini Pentingnya Deteksi dan Penanganan Dini Skoliosis
Skoliosis yang levelnya berat dapat menyebabkan kesulitan bernapas, nyeri punggung dan pinggang, bahkan kelainan bentuk punggung yang permanen.
Pentingnya Deteksi Dini
“Karena itu, sangat penting untuk mendeteksi dini skoliosis. Yaitu di rentang usia 10 – 13 tahun. Salah satu metode deteksi dini dalam mengidentifikasi skoliosis adalah menggunakan Adam Test, sebuah cara simpel yang dapat dilakukan di rumah,” ujar dr. Regina Varani dari Spine Clinic Family Holistic, Jakarta, Senin (7/8) di Jakarta.
Prosedur Adam Test melibatkan beberapa langkah sederhana. Pertama, minta anak membungkukkan badan hingga punggung lurus ke depan, kedua tangan biarkan menjuntai ke bawah, dan leher sejajar dengan punggung.
Lalu, dari arah belakang, amati ketinggian punggung kanan dan kiri si anak, apakah sejajar atau tinggi sebelah. Jika tinggi sebelah, kemungkinan anak mengidap skoliosis. Segera konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Baca juga: Penanganan Skoliosis Harus Sejak Dini
“Jika skoliosis terdeteksi pada tahap awal, intervensi seperti terapi fisik, pemakaian brace (korset khusus), atau pembedahan jika diperlukan dapat dimulai lebih cepat, membantu mencegah keparahan lebih lanjut,” kata dr. Regina.
Metode Latihan Schroth dan Brace GBW
Berbagai metode penanganan skoliosis telah dikembangkan, dua di antaranya ialah metode latihan Schroth dan penggunaan Brace GBW. Kedua metode ini menawarkan pendekatan nonoperatif yang holistik dan dapat membantu individu dengan skoliosis mengurangi kelengkungan.
“Metode latihan Schroth adalah program latihan fisik khusus yang dirancang untuk merawat dan mengelola skoliosis. Tujuan utamanya adalah mengoreksi postur dan kelengkungan tulang belakang melalui latihan khusus yang membantu memperkuat otot-otot tertentu, memperbaiki postur, dan merestorasi keseimbangan otot,” papar d. Regina.
Baca juga: Spine Center RS Premier Bintaro Jadi Penunjang Health Tourism di Indonesia
Latihan Schroth mengintegrasikan sejumlah gerakan untuk mengoreksi kelengkungan. Latihan dirancang untuk menguatkan otot-otot yang berhubungan dengan kelengkungan tulang belakang, membantu merestorasi postur yang lebih baik. Metode ini juga memasukkan latihan pernapasan khusus yang membantu memperkuat otot-otot pernapasan.
Brace GBW Dirancang Kelola Skoliosis
Adapun Brace GBW (Gensingen Brace by Dr. Weiss) adalah korset plastik khusus yang dirancang untuk mengelola skoliosis.
Brace ini terbuat dari plastik. Bentuknya berbeda-beda antarpasien karena dirancang sesuai kondisi tubuh pasien. Jadi, pembuatan brace ini didahului dengan pemindaian/scanning tubuh pasien lebih dulu.
Brace GBW bekerja dengan cara memberikan tekanan dan memberikan dukungan yang tepat pada area yang tepat, sehingga brace ini membantu mengarahkan pertumbuhan tulang belakang ke arah yang lebih baik. Selama anak atau remaja masih dalam tahap pertumbuhan aktif, brace GBW digunakan untuk mengoreksi postur dan membentuk tulang belakang pada posisi yang lebih normal.
Evidence Based
Sebagai tempat penanganan skoliosis terkemuka, Spine Clinic Family Holistic didukung oleh tenaga medis yang berpengalaman. Klinik ini juga menyediakan layanan terapi skoliosis menggunakan metode Schroth Best Practice (SBP) dan brace GBW (Gensingen Brace). Kedua metode ini telah diakui sebagai pengobatan konservatif (tanpa operasi) terbaik berdasarkan studi ilmiah (evidence based).
Spine Clinic Family Holistic sendiri telah dipercaya menjadi pemegang lisensi SBP di Indonesia sejak tahun 2015 dan untuk Asia Tenggara sejak tahun 2018, yang berpusat di SBP Jakarta.
Baca juga: Kesemutan, Mati Rasa, dan Gangguan BAB Bisa Jadi Gejala Saraf Kejepit
SBP Jakarta juga telah melebarkan jangkauan dengan memiliki afiliasi di berbagai daerah di Indonesia yaitu SBP Surabaya dan SBP Bogor, serta di negara tetangga yaitu SBP Malaysia di Kuala Lumpur dan Kuching.
Sampai saat ini klinik telah menangani ribuan pasien skoliosis dan melatih puluhan praktisi dalam penanganan konservatif skoliosis di berbagai negara Asia Tenggara.
Selain menangani skoliosis, Spine Family Holistic melakukan manajemen nyeri dan berbagai masalah kesehatan melalui teknik akupuntur, latihan fisik, manual terapi serta menggunakan alat-alat terapi yang mutakhir dan efektif.
Peralatan itu antara lain ESWT (Extracorporeal Shockwave Therapy/gelombang kejut), SIS (Super Inductive System/Elektromagnetik), TENS (elektrik), US (Ultrasound), HIL (High Intensity Laser) dan LLLT (Low Light Laser Theraphy atau laser dingin). (Nik/S-4)
Salah satu fungsi yang sangat berguna adalah pelacakan langkah. Penelitian menunjukkan bahwa menetapkan target langkah harian dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan kematian dini.
Penerbitan PP Kesehatan ini akan mengancam keberlangsungan hidup 9 juta pedagang di pasar rakyat yang menyebar di seluruh Indonesia
Maka dari itu, kalian perlu menghilangkannya dengan beberapa cara di bawah ini. Cara mengatasinya pun tidak sulit dan bisa dilakukan sendiri.
Biasanya oatmeal ini dikonsumsi saat pagi hari untuk sarapan. Tidak heran oatmeal dikonsumsi sebelum memulai aktivitas, karena dalam kandungannya makanan ini memiliki nutrisi tinggi.
Dokter spesialis penyakit dalam Rudy Kurniawan mengatakan sarapan dengan karbohidrat tetap diperlukan untuk membantu mempersiapkan metabolisme tubuh.
Terlepas dari kemajuan dalam sektor kesehatan, masalah over treatment atau perawatan berlebihan tetap menjadi isu signifikan di Indonesia.
Skrining perlu dilakukan dua kali. Pertama, pada usia 10 tahun. Kedua, saat anak berusia 12 tahun.
Rutinitas berjalan kaki secara teratur bisa sangat efektif untuk mencegah kambuhnya nyeri punggung.
Skoliosis lebih sering terjadi 85% pada usia muda, terutama kepada perempuan menjelang menstruasi pertama atau sekitar usia 10 tahun ke atas.
Saraf terjepit bisa disebabkan dari banyak faktor mulai bantalan tulang belakang yang pecah menjepit saraf, atau karena bantalan tulang belakang yang menipis karena faktor usia.
Studi dari SGH dan NNI mengungkap perkembangan skoliosis idiopatik remaja (AIS) lebih dipengaruhi faktor otak daripada tas berat atau postur buruk.
Persetujuan kontrak itu menjadi bukti kemanjuran Prosedur Discseel, pendekatan non-bedah untuk mengobati nyeri punggung bawah kronis, linu panggul, herniasi diskus, degenerasi diskus
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved