Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
MEMASUKI Bulan Suro atau 1 Muharram di Tahun Islam sering digunakan para kolektor pusaka atau pegiat budaya untuk melakukan penjamasan atau pencucian benda pusaka milik mereka. Jamas pusaka ini juga sebagai refleksi membersihkan diri dari dosa-dosa yang dilakukan setiap individu manusia.
Kegiatan penjamasan benda pusaka ini juga rutin dilakukan Muhammad Wildan,52,setiap bulan Suro. Pegiat seni budaya yang juga cucu abdi dalem Keraton Yogyakarta ini memiliki sekitar 40-an benda pusaka, mulai keris, tombak hingga pedang.
Koleksi kerisnya seperti Jalak Budho, Megantoro, Sengkelat, Jalak, Sangu Tumpeng, Bethok Tuban, Dapur Sepang dan lain-lain. Bahkan ada senjata Katga yang konon ada sebelum kerajaan-kerajaan besar di Indonesia muncul.
Baca juga: Penjamasan Makam Amangkurat I di Tegal Digelar Sederhana
Senjata Katga ini berlapiskan emas pada gagangnya. Namun lapisan emas tersebut juga sudah terlihat mengelupas atau rontok karena dimakan usia.
Demikian pula pada bilah senjata banyak yang keropos atau rompak bagian pinggirnya. Senjata tersebut pernah ditaksir kolektor, harganya sekitar Rp100 juta.
Baca juga: Golok Banten, Pusaka Andalan sejak Zaman Dahulu
"Senjata Katga ini pernah diteliti Badan Tenaga Atom Nasional, usianya diperkirakan dibuat tahun 280 Masehi. Artinya senjata ini berusia 1.700 an tahun," kata Wildan, Selasa (18/7).
Selain keris juga ada pedang Suduk Maru serta sejumlah senjata tombak. Seperti tombak Dapur Plered, Banyak Angrem dan Panggang Lele.
Di rumahnya di Perumahan Gebang Raya Sidoarjo tersebut, Wildan menjadikannya seperti museum untuk koleksi pusakanya. Sebab koleksi pusaka miliknya, rata-rata peninggalan Kerajaan Mataram atau Majapahit.
Wildan biasanya mencuci dengan aneka bunga seperti Melati, Mawar dan Kenanga. Airnya pun dia ambil khusus dari lokasi makam Sunan Giri di Kabupaten Gresik. Selain itu dia menggunakan jeruk nipis untuk menghilangkan karat di pusaka.
“Kalau menggunakan jeruk nipis, saya hanya usap pelan tanpa perlu ditekan. Bisa juga menggunakan buah mengkudu," kata Wildan.
Bagi Wildan, ritual jamasan pusaka ini merupakan tradisi yang dilakukan di bulan Suro atau 1 Muharram Tahun Islam. Kegiatan ini bentuk nguri-nguri budaya bangsa, sekaligus refleksi diri atau upaya pembersihan dosa pada setiap pribadi manusia.
Jamasan sendiri memiliki arti memandikan, mensucikan, membersihkan, merawat dan memelihara. Ini juga wujud syukur atau terima kasih, dan menghargai peninggalan seni budaya yang adiluhung para generasi pendahulu, kepada para generasi selanjutnya.
Para penggiat seni budaya seperti Wildan ini berharap, anak cucu dan cicitnya kelak akan terus melestarikan peninggalan leluhur ini. Wildan sendiri sudah mulai mengoleksi pusaka tahun 1990 saat masih kuliah di Universitas Gajah Mada Yogyakarta. (Z-10)
Pengakuan UNESCO dengan penetapan Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) pada tahun 2019 memberikan legitimasi untuk menjaga dan merawat warisan budaya ini.
Indonesia menerima dua inskripsi UNESCO sekaligus untuk sektor kebudayaan, yakni Sumbu Filosofis Yogyakarta dan penanda bersejarahnya, serta Budaya Sehat Jamu.
THE Cosmological Axis of Yogyakarta and its Historic Landmarks, atau Sumbu Kosmologis Yogyakarta dan penanda bersejarahnya, telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia oleh Unesco.
Di kota kuno Jericho di Tepi Barat yang diduduki Israel, satu situs prasejarah membangkitkan harapan warga Palestina akan ledakan sektor pariwisata.
Penetapan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan budaya dunia disambut baik Sri Sultan HB X.
Sumbu Filosofi, menurut Sultan, merupakan sebuah warisan budaya yang penuh dengan filosofi tinggi, sehingga wajib dilestarikan dengan segala atribut yang menyertainya.
senjata tradisional Bali sebagai wujud peninggalan sejarah yang masih dijaga hingga kini, jenis dan fungsinya pun beragam
senjata tradisional Jawa Tengah sebagai warisan perjuangan bernilai filosofi tinggi dan kini masih bisa ditemukan di kalangan masyarakat Jawa
RITUAL penjamasan keris peninggalan Sunan Kudus beserta dua tombak masih dilestarikan, setelah melewati hari Tasrikh.
GUBERNUR Jateng terus berupaya mendongkrak pertumbuhan investasi selama memimpin Jateng. Salah satu upaya yang dilakukan adalah 'memancing' para investor dengan Keris Jateng.
Pameran Keris bertajuk Keris Indonesia For Peace and Humanity digelar pada tanggal 22 sampai 27 November 2022 di Bentara Budaya Jakarta.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved