Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
JUMLAH penderita diabetes melitus tipe 2 (DM tipe 2) di Indonesia terus meningkat. Diperkirakan jumlah penderita DM tipe 2 di Indonesia telah mencapai 19,5 juta orang.
Penyakit diabetes melitus tipe 2 pada umumnya diketahui bisa diderita oleh orang-orang yang berusia diatas 40 tahun. Namun saat ini terjadi peningkatan secara global 56% kasus DM tipe 2 pada usia kurang dari 40 tahun.
"Saat ini ada 19,5 juta penyandang DM tipe 2 di Indonesia dan akan naik 150% pada 2 dekade kedepan," ucap Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin Metabolik Diabetes RSCM, Dyah Purnamasari Sulistianingsih, di Jakarta pada Jumat (7/7).
Baca juga: Penderita Diabetes bakal Naik Dua Kali Lipat ke 1,3 Miliar
Dyah menjelaskan bahwa dihitung dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang melibatkan provinsi seluruh Indonesia dari 2007-2018 ada peningkatan 2x lipat terhadap kasus DM tipe 2 yang diderita oleh usia muda.
"Di Indonesia atau di Asia resiko mengalami komplikasi dari DM tipe 2 lebih besar dibanding Eropa dan Amerika. Usia dini kurang dari 40 tahun lebih mudah terkena komplikasi kronik seperti penyakit jantung dan meningkat 4 kali lebih tinggi," jelasnya.
"Begitu ia terkena komplikasi kronik maka biaya kesehatannya naik 130% dan sering meninggalkan kantor karena harus berobat," sambung dia.
Baca juga: Titik Pijat yang Bermanfaat untuk Penyandang Diabetes
Dyah memaparkan bahwa penyebab tersering pada DM tipe 2 tidak lain adalah obesitas. Data Riskesdas pada 2018 menunjukkan 3 dari 10 populasi Indonesia sudah mengalami obesitas.
"Populasi Indonesi atau Asia ternyata memiliki lingkar pinggang dan lemak tubuh yang lebih tinggi 3-5% dibanding dengan Eropa dan Amerika, jadi populasi Asia lebih berisiko terkena penyakit metabolik," sebut Dyah.
Faktor Genetik
Salah satu studi jangka panjang menyebutkan bahwa anak kandung dan saudara kandung pasien DM tipe 2 ada risiko 8x lebih besar terkena DM tipe 2.
"Pada populasi anak kandung, penebalan pembuluh darah sudah hampir 50% terjadi meskipun masih awal," ungkapnya.
Selain itu, laki-laki yang usianya diatas 30 tahun yang keluarganya ada terkena diabetes, kadar kolesterolnya berisiko meningkat sampai dengan 5x lipat.
"Penyakit kolesterol kalau berlebihan akan ditimbun di organ lain yang seharusnya tidak boleh menyimpan kolesterol diantaranya hati, akan terjadi risik perlemakan hati bisa menyebabkan kanker hati," tegas Dyah.
Upaya yang saat ini dilakukan oleh berbagai sektor untuk mencegah DM tipe 2 sudah bisa dilihat dari berbagai sektor.
Mulai dari pemerintah yang mengeluarkan regulasi mengenai perdagangan makanan, lalu ketersediaan makanan sehat di sekolah-sekolah, kemudian infrastruktur untuk melakukan kegiatan aktivitas fisik dan keluarga menjaga kebiasaan makanan dan aktivitas keluarga.
"Dan yang terpenting adalah persepsi mengenai berat badan dan body image di lingkungan sosial," tandasnya.
(Z-9)
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), diketahui 18,8% anak usia 5-12 tahun mengalami kelebihan berat badan. Sementara sebanyak 10,8% dari jumlah tersebut mengalami obesitas.
Intervensi pemerintah melalui penerapan kebijakan, terkait penanggulangan penyakit tidak menular mesti dilakukan secara konsisten agar upaya menekan prevalensi diabetes di tanah air.
Pada wanita, diabetes juga bisa sebabkan gangguan atau perubahan hormon yang tidak teratur. Salah satunya adalah siklus menstruasi yang jadi tidak teratur.
Selama ini banyak yang menyangka impotensi akibat diabetes hanya banyak terjadi pada pria. Padahal, kondisi serupa ternyata juga bisa dialami oleh wanita dengan diabetes.
Efek diabetes pada wanita lebih buruk dibandingkan pria. Salah satunya karena perubahan hormon seperti saat menstruasi hingga menopause sehingga gula darah lebih sulit dikontrol.
Diabetes mellitus, kondisi yang ditandai dengan tingginya kadar gula atau glukosa dalam darah secara terus-menerus, tidak hanya terjadi pada orang dewasa.
DIABETES adalah penyakit metabolik yang sangat berbahaya. Jika tidak hati-hati, penderita diabetes, khususnya diabetes tipe 2 bisa mengalami komplikasi seperti kebutaan, penyakit jantung
Data menunjukkan prevalensi diabetes tipe 2 pada usia muda telah meningkat secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir.
Taifo Mahmud menyampaikan biosintetik acarbose sebagai penghambat α-glukosidase turunan bakteri yang secara klinis dapat digunakan untuk mengobati pasien diabetes tipe 2.
Razandinta Tafshiilaa Lubna berhasil menemukan makanan yang dapat menjadi alternatif untuk dikonsumsi oleh pengidap diabetes melitus. Makanan tersebut ialah tempe himetan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved