Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Anggota Komisi V DPR RI Neng Eem Marhamah Zulfah mengapresiasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang cepat tanggap membangun hunian tetap (Huntap) pasca bencana gempa bumi di Cianjur.
Diketahui, Huntap tersebut menggunakan desain bangunan teknologi tahan gempa Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha) yang berjumlah 200 unit dengan berlokasi di Desa Sinargalih, Cilaku, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
Saat ini progres pembangunan tersebut telah selesai 100 persen. Juga, telah dilakukan serah terima kunci dengan Pemkab Cianjur.
Baca juga: Pemkab Cianjur Serahkan 200 Unit Huntap Di Lahan Relokasi Bagi Korban Gempa
“Kita ucapkan terima kasih. Apresiasi kepada Kementerian PUPR yang memang cepat tanggap. Kita terus monitoring ya pengawasan agar bagaimana ini tidak disalahgunakan. Ini tanggung jawab kita," kata Neng Eem.
"Kemudian juga budgeting, kalau misalkan mungkin ada kekurangan untuk recovery (pemulihan), misalnya dari biaya APBN, apa tidak (dapat) dipenuhi maka di tahun-tahun berikutnya kita bisa mulai reguler untuk mendorong anggaran agar bisa teratasi semuanya seperti sedia kala,” ujar Neng Eem di balai warga kepada Parlementaria usai pertemuan Kunjungan Kerja Spesifik (Kunspik) Tim Komisi V DPR RI ke Cianjur, Senin (20/3).
Anggaran Pembangunan Huntap Tahap II Bisa Turun
Dengan demikian, ia berharap adanya koordinasi antara Pemerintahan Kabupaten Cianjur dan Pemerintah Pusat terus berjalan agar anggaran untuk pembangunan hunian tahap II bisa turun. Hal itu agar masyarakat terdampak gempa bisa kembali hidup normal, tidak tinggal di tenda darurat sejak bencana yang terjadi di Bulan November 2022 kemarin.
Baca juga: AWS Indonesia dan Human Initiative Wujudkan Harapan Penyintas Gempa Cianjur
“Apalagi cuaca di Cugenang kan kita tahu amat sangat dingin. Kalau di sini mungkin agak hangat ya, nah itu amat sangat dingin. Sekarang musim penghujan jadi memang butuh pengawasan," jelasnya.
"Kita semuanya mendorong agar pemerintah bisa segera menuntaskan, agar mereka bisa segera hidup terlindungi dari terik matahari, dari angin, dari hujan gitu. Karena itu ada hak hidup masyarakat yang paling utama,” ujar politikus Fraksi PKB itu.
Diketahui, saat ini Kementerian PUPR melalui Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan (BP2P) Jawa II Direktorat Jenderal (Ditjen) Perumahan, tengah merampungkan pembangunan Hunian Tetap (Huntap) Tahap II Pasca Bencana Gempa Bumi di Cianjur, Jawa Barat akhir 2022 lalu.
Baca juga: Korban Gempa Cianjur Akan Dapat Keringanan PBB
"Saat ini progres Huntap Tahap II telah mencapai 90 persen atau terbangun sebanyak 139 unit, dan ditargetkan akan selesai 15 April 2023," kata Direktur Rumah Khusus Ditjen Perumahan Yusniewati saat mendampingi Kunspik itu.
Struktur Rumah Tahan Gempa
Menurut Yusniewati, untuk Huntap Tahap II dengan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA), akan dibangun sebanyak 151 unit pada lahan 1,9 hektare di Desa Cipeujeuh dan Desa Murnisari, Kecamatan Mande, Kabupaten Cianjur.
Huntap tersebut juga dilengkapi oleh prasarana, sarana dan utilitas (PSU) yang memadai sehingga memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi masyarakat.
Huntap Tahap II dibangun dengan tipe 36 m2 dan luas kavling 72 m2 yang dilengkapi spesifikasi bangunan di antaranya, struktur rumah tahan gempa RISHA, dinding bata ringan, dan plester aci. Rangka atap bangunan menggunakan baja ringan dan penutup atap galvalum. Sedangkan lantainya menggunakan keramik ukuran 60x60 dengan pintu dan jendela berbahan UPVC, serta plafon gypsum. (RO/S-4)
kini Sumarni bersama keluarganya sudah bisa menempati bangunan rumah yang ideal.
BNPB mengungkapkan bahwa bencana paling mematikan tahun ini ialah tanah longsor. Hal itu terlihat dari jumlah korban meninggal dunia yang ditimbulkan
Rencana pemberian bantuan pangan tersebut merupakan instruksi dari bupati.
Dari jumlah 43.921 rumah, yang baru ditangani sampai 2023 sebanyak 13.891 rumah atau sebesar 31,63%.
Bantuan diberikan kepada 137 KK terdiri dari sekitar 90 anak-anak dan 305 orang dewasa yang terdampak erupsi Gunung Semeru pada Rabu (29/5).
Pelatihan keterampilan yang diberikan Kemensos, diharapkan bisa memberikan tambahan penghasilan untuk menopang ekonomi mereka.
Pencairannya pun disesuaikan dengan pengajuan dari Pemkab Cianjur melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Anggaran bantuan stimulan tahap keempat saat ini sudah berada di Kementerian Keuangan yang merupakan pengajuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Rumah ini dibangun dengan biaya dari donatur melalui Kitabisa.com dan dibantu YPP SCTV Indosiar.
Dari hasil pendataan, terdapat hampir 40 ribu kepala keluarga yang terdata sebagai penerima bantuan stimulan pada tahap 4
Kedua bangunan sekolah yang belum tertangani pascagempa itu yakni SDN Cugenang dan SDN Girijaya
Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved