Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Kemenkes Datangkan Obat untuk Gangguan Ginjal Akut dari Singapura

Atalya Puspa
21/10/2022 19:28
Kemenkes Datangkan Obat untuk Gangguan Ginjal Akut dari Singapura
Menteri kesehatan Budi Gunadi Sadikin(MI / ADAM DWI.)

PEMERINTAH Indonesia akan mendatangkan sebanyak 200 vial Fomepizole dari Singapura, yang merupakan obat untuk gangguan ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) yang menyerang anak-anak.

"Untuk obatnya memang kita gak punya di Indonesia, kita akan datangkan dari Singapura. Saya baru kontak rekan saya Menteri Kesehatan Singapura dan Australia. Kita bawa 200 dulu, deh. Supaya cepat dihand carry dulu. Kalau ada malam ini kita langsung kirim orang ke sana untuk ambil, sehingga bisa secepatnya kita distribusikan ke rumah sakit," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers terkait Perkembangan Penanganan Gangguan Ginjal Akut di Indonesia yang diselenggarakan di Gedung Kementerian Kesehatan, Jumat (21/10).

Budi mengungkapkan, dalam tiga hari terakhir, pihaknya sudah memberikan obat tersebut kepada 10 pasien yang dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Dari pemberian obat itu, Budi menilai kondisi pasien ada yang semakin baik dan ada pula yang stabil.

"Untuk pasien GGAPA ini kan biasanya kondisinya meburuk. Setelah diberikan obat ini sebagian membaik dan sebagian stabil. Jadi kita lebih merasa confindence bahwa obat ini efektif," ucap Budi.

Baca juga: Cegah Ginjal Akut, Apoteker Ikut Melakukan Pengawasan Obat Sirop

Ia menerangkan, satu vial obat itu berisi 1,5 gram. Satu vial Fomepizole diberikan kepada satu orang pasien. Adapun, Budi menyebut 1 vial obat itu dibanderol seharga Rp16 juta. Namun ia memastikan bahwa pemberian obat itu gratis untuk seluruh pasien.

"Semoga dengan diberikan obat ini bisa menurunkan fatality rate-nya. Jadi selain kita cegah sumber penyakitnya, kita juga melakukan penanganan di sisi obat-obatan," tutup Budi.

Sebagai informasi, hingga 18 Oktober 2022, Kementerian Kesehatan mencatat ada sebanyak 241 kasus GGAPA di Indonesia yang tersebar di 22 provinsi. Dari jumlah itu, sebanyak 55% atau 133 pasien anak meninggal dunia. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya