Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan wabah cacar monyet sebagai keadaan darurat kesehatan global. Merespons pernyataan tersebut, Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan UGM Wayan Tunas Artama, menyatakan banyak pihak perlu untuk meningkatkan edukasi dan kewaspadaan. Melalui cara-cara tersebut dinilainya sebagai strategi utama untuk menurunkan faktor risiko masyarakat terhadap kemungkinan terkena paparan virus.
“Mengingat wabah monkeypox (cacar monyet) di Amerika Serikat pada 2003 sempat diberlakukan kebijakan pembatasan perdagangan dan transportasi hewan," katanya dalam keterangan resmi, Minggu (31/7).
Berkaca dari wabah di AS tersebut, menurut Wayan, menjadikan semua perlu untuk dipertimbangkan dan diperketat, terutama di daerah endemik dan negara-negara dengan wabah tersebut. Hewan yang mungkin telah kontak dengan hewan terinfeksi harus dikarantina serta ditangani sesuai standar pencegahan dan diobservasi gejala cacar monyet selama 30 hari. “Karena penyakit Monkeypox ini adalah penyakit zoonotik dan mewabah di Inggris awal bulan Mei silam," katanya.
Wayan menjelaskan, gejala cacar monyet sangat mirip dengan penyakit cacar, yaitu demam (>38,5°C), kelemahan, menggigil dengan atau tanpa keringat, nyeri tenggorokan dan batuk, pegal-pegal, pembengkakan kelenjar limfa, dan sakit kepala. Gejala-gejala tersebut akan diikuti dengan kemunculan ruam makular-papular berbatas jelas, vesikular, pustular, hingga lesi berkeropeng.
Lesi bertahan sekitar 1 sampai 3 hari pada setiap tahap dan berprogres secara bersamaan. Area kemunculan lesi adalah wajah (98 persen), telapak kaki dan tangan (95 persen), membrane mukosa mulut (70 persen), genital (28 persen), dan konjungtiva (20 persen). “Secara umum lesi lebih jelas pada anggota gerak dan wajah dibandingkan pada badan. Manifestasi pada area genital dapat menjadi dilema diagnosis pada populasi berpenyakit menular seksual (PMS)," ungkapnya.
Adapun, penularan cacar monyet bisa terjadi dari hewan ke manusia dan terjadi di saat menangkap, memproses, dan mengonsumsi daging satwa liar. Bisa juga melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, atau lesi dari hewan terinfeksi seperti mamalia kecil, termasuk rodensia (tikus, tupai) dan primata non-manusia (monyet, kera).
Menurutnya, penularan secara kontak langsung ini dapat juga terjadi antarhewan. Penularan cacar monyet dari manusia ke manusia utamanya melalui droplet pernafasan yang secara umum memerlukan kontak erat yang cukup lama.
Penularan bisa juga melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau materi lesi cacar, kontak tidak langsung dengan benda, kain, dan permukaan yang terkontaminasi. Penularan secara vertikal dapat terjadi dan dapat berujung pada komplikasi, cacar bawaan, atau lahir mati.
“Masa inkubasi cacar monyet umumnya berkisar 6 sampai 13 hari. Pasien dinyatakan infeksius dari saat ruam mulai muncul hingga deskuamasi atau pergantian kulit. Proses ini membutuhkan waktu hingga beberapa minggu," katanya.
Wayan mengungkapkan pemberian vaksinasi atau penggunaan vaksin cacar (orthopoxvirus lain seperti virus vaccinia) setidaknya memberikan perlindungan parsial terhadap infeksi virus Monkeypox. Pada 2019, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menyetujui vaksin JYNNEOSTM untuk mencegah penyakit cacar monyet dengan efektivitas mencapai 85 persen.
Sementara untuk pencegahan menyitir dari WHO, kata Wayan, maka sebagai upaya perlindungan diri perlu menghindari kontak langsung dengan orang bergejala, menerapkan hubungan seksual yang aman, menjaga kebersihan tangan menggunakan air dan sabun atau hand sanitizer, menggunakan masker, serta mempraktikkan etika batuk dan bersin yang benar.
"Sedangkan upaya pencegahan di rumah dapat dilakukan dengan melakukan good hygiene practices, mencuci kain dengan detergen, memisahkan alat makan orang terinfeksi, mencuci alat makan menggunakan air panas atau air hangat dan sabun dengan memakai sarung tangan, membersihkan permukaan terkontaminasi dengan desinfektan," pungkas dia. (H-1)
Afrika Selatan telah melaporkan kematian pertama yang dikonfirmasi akibat cacar monyet. Menurut laporan tersebut, pada hari Senin seorang pria berusia 37 tahun menjadi korban pertama
Dinkes DKI Jakarta sudah melakukan vaksin cacar monyet dosis pertama kepada sedikitnya 495 orang, sementara dosis kedua diberikan kepada 416 orang.
"Manifestasi klinisnya lebih ringan dan komplikasinya lebih jarang dan angka kematian lebih rendah. Angka kematian Mpox generasi ini hanya kurang dari 0,1%."
Surat edaran antisipasi penyebaran cacar monyet sudah disebar ke setiap puskesmas di Cianjur.
Penyebab kematian satu pasien Mpox disebabkan karena adanya bawaan komorbid yang berat.
“Dari semua kasus tersebut, sebanyak 8 kasus masih suspek dan sudah diperiksakan laboratorium, tapi belum keluar hasil. Sementara itu ada 191 orang dinyatakan negatif,"
Penularan Tuberkulosis (Tb) masih tinggi dengan 282.281 kasus dilaporkan hingga Juni 2024. Angka ini menunjukkan peningkatan notifikasi kasus sejak 2021.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) terus memperkuat upaya pemantauan terhadap strain virus Avian Influenza
Dokter spesialis respirologi anak konsultan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Wahyuni Indawati menyatakan bahwa kontak erat di rumah merupakan faktor risiko utama dalam penularan TBC anak
Data Kementerian Kesehatan menyebutkan, pada kurun 2018-2023 lebih dari 1,8 juta anak Indonesia belum mendapat imunisasi rutin lengkap. Apa risiko bahayanya?
Meskipun sering kali dianggap penting hanya pada masa anak-anak, imunisasi sepanjang hidup adalah praktek yang sangat penting untuk menjaga kesehatan kita.
Flu Singapura umumnya dianggap ringan, dampaknya dapat menjadi serius terutama jika tidak ditangani dengan tepat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved