Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
MATAHARI akan kembali melintas tepat di atas Ka’bah. Fenomena yang dikenal dengan istilah istiwa a’zham atau rashdul qiblah ini bisa dimanfaatkan untuk memverifikasi arah kiblat.
Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama Adib mengatakan ketika matahari melintas di atas Ka’bah, bayangan semua benda yang terkena sinar matahari akan menunjuk lurus ke arah kiblat.
“Rashdul qiblah bisa dimanfaatkan untuk memverifikasi arah kiblat. Peristiwa alam ini terjadi pada 27 dan 28 Mei 2022 pukul 16.18 WIB atau 17.18 WITA. Bayang-bayang benda yang berdiri tegak lurus, di mana saja, akan mengarah lurus ke Ka’bah,” jelas Adib, Selasa (24/5).
Menurutnya, ada beberapa tahapan yang perlu diperhatikan dalam proses verifikasi arah kiblat. Benda yang menjadi patokan harus benar-benar berdiri tegak lurus.
Baca juga: Bertolak ke Saudi, Menag Pastikan Kesiapan Layanan Jemaah Haji
“Selain itu, permukaan dasar harus betul-betul datar dan rata. Serta, jam pengukuran harus disesuaikan dengan BMKG, RRI, atau Telkom. Bisa juga menggunakan jam digital di ponsel masing-masing,” papar Adib.
Berikut cara penentuan arah kiblat saat matahari melintas di atas Ka’bah:
1. Tentukan tempat yang akan diketahui arah kiblatnya, dengan mencari lokasi yang rata dan terkena cahaya matahari;
2. Gunakan benda atau tongkat yang lurus, bisa juga menggunakan benang berbandul;
3. Siapkan jam yang telah dikalibrasikan atau dicocokkan dengan waktu BMKG;
Baca juga: Kasus Hepatitis Akut Bertambah Menjadi 16 Orang
4. Tancapkan tongkat di atas permukaan tanah dan pastikan benar-benar tegak lurus (90 derajat dari permukaan tanah) atau gantungkan benang berbandul;
5. Tunggu hingga waktu rashdul qiblah tiba, lalu amati bayangan tongkat atau benang pada waktu tersebut;
6. Setelah itu, tandai ujung bayangan dan tarik garus lurus dengan pusat bayangan, baik tongkat atau bandul;
7. Garis lurus yang menghadap dari ujung ke pusat bayangan merupakan arah kiblat untuk tempat tersebut.
(OL-11)
Di saat Istiwa’ A‘zam, siapa saja, tanpa perlu memiliki keahlian atau perangkat teknologi khusus, bisa ‘meluruskan’ arah kiblatnya sendiri.
Peristiwa matahari di atas Kabah atau Rashdul Kiblat atau Istiwa A'zam terjadi pada 27 dan 28 Mei 2024 tepatnya pukul 16.18 WIB atau pukul 17.18 WITA
Nabi Muhammad SAW memimpin para sahabatnya saat salat zuhur, kemudian diturunkan wahyu untuk menghadap ke arah ka'bah.
Kegiatan ini memanfaatkan momen “Rashdul Qiblah” atau “Istiwa’ A‘zham,” ketika posisi matahari tepat di atas Ka'bah.
KEMENTERIAN Agama, melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Bimas mencanangkan Hari Sejuta Kiblat yang ditandai dengan khutbah Jumat seragam Rashdatul Kiblat, Jumat (24/5).
Seorang individu yang beragama Islam sebaiknya membacakan doa saat memasuki area pemakaman. Terdapat beberapa doa yang dapat diucapkan.
Peristiwa titik balik matahari, yakni ketika matahari berada di titik paling utara maupun selatan saat mengalami gerak semu tahunan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved