Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Proyek PBB untuk Pemulihan Dampak Covid-19 Jangkau 185.000 Orang di Indonesia 

Selamat Saragih
21/4/2022 21:08
Proyek PBB untuk Pemulihan Dampak Covid-19 Jangkau 185.000 Orang di Indonesia 
Diskusi mengenai pemulihan inklusif di masa pandemi Covid--19(Dok. Pribadi)

DANA tanggap dan pemulihan Covid-19 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengalokasikan US$1,7 juta Indonesia. Dana itu digunakan untuk melindungi masyarakat miskin dan kelompok rentan serta menawarkan solusi masa depan yang lebih berkelanjutan dan lebih inklusif untuk semua. 

Empat badan PBB yaitu ILO, UNAIDS, UNDP dan UNHCR bersinergi dalam proyek “Employment and Livelihood” selama lebih dari satu tahun terakhir untuk memberikan dukungan kepada penerima manfaat melalui tiga cara. 

Pertama, mendukung pelatihan kewirausahaan dan pengembangan usaha; memberikan pengembangan keterampilan untuk meningkatkan penghasilan; dan mempromosikan pasar tenaga kerja yang setara dan inklusif, serta bebas dari diskriminasi. 

Dalam acara penutupan proyek, Kepala Perwakilan PBB Indonesia, Valerie Julliand, mengatakan, meski proyek dan program “Employment and Livelihood” beroperasi dalam waktu pendek, terbukti memberikan dampak positif yang signifikan. 

“PBB menetapkan target sangat tinggi dalam hal bagaimana kami memberikan pelayanan kepada masyarakat Indonesia,” kata Valerie dalam acara penutupan proyek secara daring. 

Valerie mengatakan, dampak terberat dari Covid-19 menimpa masyarakat di Indonesia, khususnya para perempuan, anak muda, orang dengan HIV/AIDS (ODHA), penyandang disabilitas, dan pengungsi. 

Baca juga : Kartini, Pelopor Kebangkitan Kaum Perempuan Indonesia

Bahkan proyek PBB itu telah mengakselerasi pemulihan perekonomian untuk mereka yang tinggal di daerah tertinggal, terutama timur Indonesia meliputi Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua, dan Papua Barat melalui pengembangan kapasitas. 

Dalam membangun tempat kerja yang inklusif terutama mengharuskan agar terjadi kesetaraan gender. Program ini telah membangun kemampuan kewirausahaan dan berbagai keterampilan bagi lebih dari 4.000 perempuan dan kelompok rentan lainnya, termasuk mereka yang tinggal di daerah tertinggal. 

Setidaknya 6.000 sumber daya manusia (SDM), aparatur sipil negara (ASN), serta mitra sosial turut terlibat dalam pelaksanan proyek ini. 

Dampak kesenjangan keterampilan pada pasar tenaga kerja akibat Covid-19 mendorong proyek untuk mempererat kolaborasi antara pemerintah, pekerja dan pengusaha mempercepat tindakan pemulihan ekonomi secara inklusif. 

Direktur ILO untuk Indonesia dan Timor Leste, Michiko Miyamoto, mengatakan, proyek singkat ini telah mencapai sebagian besar target bahkan melampauinya. 

“Bootcamp bagi perusahaan rintisan telah diikuti sebanyak 98 start-ups. Pelatihan kewirausahaan secara daring juga berhasil menjangkau total 1.634 UMKM untuk pelatihan rencana bisnis dalam pengembangan produk dan jaringan,” ujar Michiko. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya