Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
GURU Besar Nanzan University, Nagoya, Jepang, Prof. Dr. Mikihiro Moriyama menuturkan, globalisasi justru berpeluang memopulerkan bahasa Sunda ke kancah global. Hal ini sekaligus memupus anggapan bahwa globalisasi akan menyempitkan eksistensi budaya lokal.
“Kalau kita di global, hanya menggunakan bahasa Inggris saja, tidak ada khasnya, jadi tidak menarik,” ungkap Prof. Mikihiro dalam keterangan resmi Unpad (28/10).
Akademisi Jepang yang fasih berbahasa Sunda itu menjelaskan bahwa saat ini orang-orang cenderung mencari sesuatu yang khas di setiap budaya lokal. Hal ini mendorong pemakaian bahasa menjadi lebih beragam di era globalisasi. Selain bahasa Inggris yang digunakan untuk kemudahan akses informasi, ada arus balik yang muncul dari bahasa lokal.
Bahasa Sunda, bersama bahasa lokal lain di Indonesia punya kesempatan yang sama dengan bahasa asing lainnya untuk mendunia. Karena itu, Prof. Mikihiro menilai, bahasa Sunda punya potensi yang tinggi untuk mendunia jika tetap ada upaya pengajaran.
Baca juga: Hari Sumpah Pemuda, Masker Merah Putih Dukung Penyandang Disabilitas
“Ini kesempatan baik untuk bahasa Sunda, orang Sunda wajib percaya diri dan bangga menggunakan bahasa Sunda,” ujarnya.
Lebih lanjut, berdasarkan hasil penelitian Prof. Mikihiro Moriyama, ada keunikan yang ditemukan dari bahasa Sunda. Bahasa Sunda tidak bisa dipisahkan dengan budayanya. Hal ini menjadi ciri khas dari orang Sunda dibandingkan dengan etnis lain di Indonesia.
Jika masyarakat Bali identik dengan adat istiadatnya, masyarakat lain identik dengan tradisinya, maka masayarakat Sunda sangat identik dengan bahasanya.
“Kalau orang Sunda hilang bahasanya, mungkin jati diri sebagai orang Sunda juga bisa hilang,” kata Prof. Mikihiro.
Hal ini terlihat dari upaya pengajaran bahasa Sunda yang relatif lebih banyak. Setidaknya ada 2.200 buku pengajaran bahasa Sunda yang dipublikasikan pada abad ke-20. Penerbit besar Balai Pustaka pada medio 1920-an ke atas lebih banyak menerbitkan seri buku pengajaran bahasa Sunda ketimbang bahasa daerah lainnya di Indonesia.
Tidak hanya Balai Pustaka, buku pengajaran bahasa Sunda juga diterbitkan secara berseri oleh penerbit di Groningen, Belanda, dan Batavia, masih pada pertengaha 1920-an.
“Ini bukti bahwa orang Sunda nyaah ka bahasana. Buku-buku pengajaran bahasa Sunda tetap diterbitkan,” kata Prof. Mikihiro Moriyama.(OL-4)
Pemberlakuan biaya kuliah yang tidak terjangkau oleh masyarakat berpotensi menghambat pemenuhan target SDGs yang telah disepakati pemerintah.
Samuel Wongso merefleksikan semangat inovatif dari Where Next Club ketika ia melanjutkan warisan Wong Hang Tailor, label fashion ikonik yang telah berkiprah di dunia mode Indonesia sejak 1933
Perayaan Idul Fitri momentum untuk membangun kebersamaan setiap anak bangsa dalam upaya membangun Indonesia yang lebih baik di masa depan.
TIGA bulan sudah pelaku sektor perbankan meninggalkan 2023 dengan berbagai catatan kritis.
Upaya mendorong pemajuan kebudayaan nasional harus konsisten dilakukan dalam rangka mempertahankan identitas bangsa agar dapat menjawab berbagai tantangan di era globalisasi.
dampak positif globalisasi terhadap berbagai aspek, mulai dari politik hingga hiburan yang dapat dirasakan oleh semua kalangan masyarakat
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved