Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
BERKARIER di luar negeri merupakan impian banyak orang. Beberapa diantaranya bahkan sudah menyiapkan berbagai langkah baik sejak SMA/SMK maupun kuliah untuk bisa mendapat pekerjaan yang layak di negara lain.
Bekerja di luar negeri bukan berarti tidak ada jenis pekerjaan di dalam negeri atau melihat karier di negara lain lebih baik. Justru mereka merupakan penyumbang devisa bagi negara sekaligus membuktikan bahwa SDM Indonesia mampu bersaing di level internasional. Apalagi, bila pengalaman dan pengetahuan yang didapat kemudian dikembangkan di Tanah Air.
Alumni Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Trisakti Jherry Matahelumual mengungkapkan bahwa peluang berkarier di luar negeri memang terbuka. Namun untuk mewujudkannya tentu saja harus dipersiapkan baik melalui jenjang pendidikan formal maupun informal.
Pria asal Maluku yang bekerja di Australia itu membagikan pengalamannya terkait peluang dan tantangan. Menurutnya mengurus visa bekerja di Australia membutuhkan waktu yang lama. Prosesnya memang tidak mudah bisa lewat agen, sehingga lebih baik menggunakan visa bekerja sambil berlibur.
"Kita bisa kerja di Australia menggunakan working holiday visa. Visa ini berlaku 1 tahun dan bisa diperpanjang," ungkapnya dalam diskusi Opportunities and Work Culture Abroad yang diselenggarakan oleh STP Trisakti, Sabtu (21/8).
Dia membeberkan bahwa dengan berkuliah di STP Trisakti, dirinya mendapat peluang untuk bekerja di luar negeri melalui Kementerian Luar Negeri. Akan tetapi, di masa pandemi akses tersebut memang cukup sulit. Mengingat berbagai kebijakan pembatasan di berbagai negara yang berbeda-beda.
Terkait budaya kerja, menurutnya profesionalitas memang menjadi tuntutan utama di negeri Kangguru itu. Dirinya sendiri bekerja di Katherine Town Council dan berfokus pada tim work bukan individu.
"Tetap beradaptasi dengan social life tapi juga percaya diri dengan budaya kita," imbuhnya.
Alumni lainnya, M. Arif Ramadhan menyampaikan bahwa dirinya kini bekerja di Swiss sekaligus mengambil pendidikan magister di SHMS. Yang menariknya, Arif sendiri berkerabat dengan salah satu alumni IMI Switzerland yang dimana institusi tersebut memiliki hubungan kerjasama international dengan STP Trisakti.
"Wah, ini merupakan peluang besar untuk mahasiswa STP Trisakti untuk bisa berpengalaman kerja di Swiss". Ujar pria 25 tahun tersebut.
"Untuk kerja di Swiss bisa ambil belajar atau ambil kursus bahasa nanti bisa apply, magang juga. Nanti dari situ kalau mereka tertarik mereka bisa narik kita jadi pegawai tetap," kata pria yang bekerja Les Arcadas Hotel Geneva, Swiss.
Dijelaskannya bahwa di Swiss terdapat tiga bahasa yang digunakan yakni bahasa Prancis, Jerman dan Italia. Layakanya negara multikultur beradapatasi di negara tersebut tidaklah sulit.
Selain itu, Swiss juga merupakan negara dengan upah tinggi. Akan tetapi tuntutan kerja juga punya standar dan disiplin yang tinggi.
Sementara itu, Caroline Tjong mengatakan bahwa dirinya sudah hampir 5 tahun bekerja di Amerika Serikat. Dan di masa pandemi, dirinya masih bedampak meski pekerjaannya sebagai travel and account coordinator turut terdampak.
"Saat ini memang hampir 90% event-event secara online. Jadi saya tetap bekerja melakukab registrasi peserta event," kata dia.
Menurut Caroline, buday kerja di AS tidak jauh berbeda dengan negara-negara lain. Tuntutan profesionalitas adalah kunci untuk meningkatkan karier di 'Negeri Paman Sam'.
Untuk bisa berkerja di AS, negara itu sangat ketat terkait dokumen-dokumen yang dibutuhkan. Mengingat AS merupakan negara tujuan para imigran dari berbagai belahan dunia.
Berbagai kisah dan pengalaman tersebut diharapakna dapat menjadi insipirasi dan memotivasi bagi para mahasiswa yang ingin bekerja di luar negeri. Peluang dan budaya kerja merupakan hal yang perlu dipersiapkan dengan baik. (Van/OL-09)
Catatan UNESCO 58 juta anak di seluruh dunia tidak mengenyam bangku pendidikan.
Sekolah Citra Kasih, Citra Garden Jakarta menggelar kegiatan open house
Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2023 menunjukkan bahwa angka anak tidak sekolah meningkat seiring bertambahnya usia.
"Kakak-kakaknya yang ngajar dan semuanya baik banget. Belajarnya juga enggak bikin bosen karena ada gimnya,"
Rumah Cita-cita ingin berkontribusi membantu anak-anak yang berada di sekitar Kampung Pemulung, Pondok Labu, Jakarta Selatan.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow. Dalam pertemuan tersebut, Prabowo menekankan pentingnya kerja sama antara Indonesia dan Rusia.
KUALITAS pendidikan yang baik merupakan tiang dan pondasi utama untuk membangun masyarakat yang mandiri. Salah satunya melalui program Beasiswa Sobat Bumi.
Sabrina Woro Anggraini, influencer dan Puteri Indonesia yang juga lulusan Massachusetts Institute of Technology (MIT) menjadi salah satu pembicara.
UT menargetkan APK tahun ini dan tahun depan mahasiswa UT dapatmencapai 750 ribu hingga 1 juta orang.
Sebanyak 825 PTS harus melakukan akreditasi tahun ini.
Kemendikbud-Ristek menegaskan bahwa program-program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) untuk semester genap tahun akademik 2024/2025 tetap berjalan.
Universitas Nusa Cendana (Undana) menorehkan prestasi gemilang di tingkat nasional. Undana berhasil menduduki peringkat ke-133 dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved