Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PANDEMI Covid-19 memengaruhi banyak sisi kehidupan manusia, termasuk dengan pola pendidikan anak serta pola asuh anak (parenting). Metode pengajaran dengan sistem daring dinilai cenderung membosankan bagi peserta didik.
Hal tersebut mengemuka dalam webinar "Menstimulasi Motivasi Belajar Anak di Era New Normal" yang diadakan Faber-Castell, Sabtu (10/7). "Metode pembelajaran daring menjadi tantangan bagi kita semua yang terlibat di pendidikan dan parenting," ungkap Yohana Theresia, M.Psi, psikolog dari Yayasan Heart of People yang menjadi pembicara dalam webinar tersebut.
Menurut Yohana, dalam sistem pembelajaran daring, ditemukan indikasi adanya penurunan motivasi belajar anak. Hal ini, jelasnya, disebababkan banyak faktor diantaranya keterbatasan penguasaan gawai oleh pengajar, materi pembelajaran yang kurang variatif dan menarik, kurangnya kontrol orang tua terhadap penggunaan gawai oleh anak, hingga intervensi yang salah dari orang tua.
"Jika motivasi belajar turun sangat berpengaruh ke banyak aspek lainnya, yakni level pemahaman, kreativitas, produktivitas dan tentunya hasil pencapaian pembelajaran itu sendiri," ujar Yohana.
Untuk membantu kembali meningkatkan motivasi belajar anak, orang tua bisa melakukannya dengan berbagai cara. Misalnya, ikut terlibat dalam proses belajar anak hingga memberikan penghargaan atau hadiah jika si anak mencapai sesuatu yang telah disepakati sebelumnya.
"Terkait pemberian penghargaan tentunya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan bermanfaat dalam menunjang proses belajar anak. Salah satunya berupa alat belajar bagi anak," jelasnya.
Product Manager PT Faber-Castell International Indonesia, Lilyana Ang menambahkan penghargaan berupa pemenuhan kebutuhan alat belajar bisa menjadi pilihan tersendiri bagi orang tua dalam memotivasi anak agar kembali bersemangat dalam belajar meski dilakukan secara daring. Salah satu kebutuhan sekolah yang dapat diberikan diantaranya tas sekolah anak.
Menurut Lilyana, tas belajar/sekolah harus disesuaikan dengan perkembangan anak. Dari fase Separation Anxiety yang kerap muncul di usia PAUD & TK, lalu fase kemandirian & produktivitas di usia Sekolah Dasar, hingga pencarian identitas pada usia remaja dan dewasa.
"Tas Faber-Castell telah dibuat berdasarkan hasil riset yang melatari fase-fase dalam perkembangan seseorang anak, serta dengan memasukan saran dari ahli kesehatan tulang, guna memastikan kesehatan penggunanya. Tas Faber-Castell juga sangat ramah lingkungan karena bebas PVC," ungkap Lily. (RO/OL-15)
Program kuliah online bisa menjadi alternatif cara bagi para pekerja untuk meraih gelar sarjana. Seperti apa prosesnya?
Sebagai salah satu penyelenggara pendidikan vokasi, LKP juga dituntut untuk bisa menyesuaikan diri dan terus bertransformasi
Peluang edutech tetap ada namun membutuhkan perhitungan bisnis cermat.
Prod1gy menjanjikan para pengajar mendapatkan penghasilan tambahan dengan terkoneksi dengan banyak murid.
Memperhatikan jurang digital pada pendidikan di Indonesia, PNM menuangkan kepedulian dengan menghadirkan Ruang Pintar di berbagai pelosok daerah Indonesia.
Masa pandemi covid-19 peringkat Indonesia di Program Penilaian Pelajar Internasional (Programme for International Student Assessment/PISA) 2022 tetap naik 5 posisi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved