Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
UNTUK keluar dari perangkap negara berpenghasilan menengah menjadi berpenghasilan tinggi, Indonesia perlu terus menambah jumlah entrepreneur-nya.
Para entrepreneur tersebut berperan penting dalam menciptakan lapangan kerja. Ini pada gilirannya akan mendorong peningkatan kinerja perekonomian suatu negara.
Jika perekonomian negara tersebut terus meningkat, ini akan berkontribusi pada terciptanya masyarakat madani dan sejahtera, serta stabilitas bagi negara tersebut.
Hal tersebut terungkap dalam Konferensi Internasional GITA yang diselenggarakan secara virtual, Kamis (8/4).
Merujuk laporan Global Entrepreneuship Index 2018 (GEI) yang dirilis The Global Entrepreneurship Development Institute (GEDI), Indonesia masih menempati peringkat ke-94 dari 137 negara.
Merujuk laporan GEI, Indeks Entrepreneurship Indonesia masih kalah dibandingkan dengan beberapa negara tetangga, seperti Brunei Darussalam #53, Malaysia (peringkat 58), Thailand #71, bahkan Filipina #84, dan Vietnam #87.
Laporan GEI ini membahas keterkaitan antara entrepreneurship, pembangunan ekonomi, dan kesejahteraan.
Menurut GEDI, entrepreneurship berperan penting dalam menciptakan lapangan kerja, kinerja ekonomi dan stabilitas di negara tersebut. Laporan GEI 2018 juga memasukkan data tentang Human Capital Score.
Merujuk laporan tersebut, Human Capital Score Indonesia juga masih terbilang rendah, yakni 16%. Bandingkan dengan Thailand yang Human Capital Score-nya 49%, Malaysia 63% atau AS yang 100%.
Kondisi itulah yang membuat Profesor Neil Towers, Project Leader Growth Indonesia–a Triangular Approach (GITA), menyatakan bahwa masih Indonesia perlu terus menambah jumlah entrepreneurnya.
“Skor Human Capital Indonesia masih relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan beberapa negara tersebut,” kata Towers yang juga pakar retail marketing dari University of Gloucestershire, United Kingdom, dalam Konferensi Internasional GITA yang diselenggarakan secara virtual selama dua hari, pada 8-9 April 2021..
Towers menambahkan, salah satu tempat untuk mencetak pengusaha-pengusaha baru adalah perguruan tinggi. Di beberapa negara maju, memang banyak pengusaha yang lahir di lingkungan kampus.
Mark Zuckerberg mendirikan Facebook saat masih kuliah di Harvard University. Perusahaan perusahaan seperti Yahoo! Inc., Google, Facebook, FedEx adalah bisnis-bisnis yang lahir dari kampus.
Di Amerika Serikat, Stanford University adalah universitas yang banyak melahirkan pebisnis dari lingkungan kampus. Upaya untuk melahirkan lebih banyak pengusaha dari lingkungan kampus itulah yang dilakukan oleh konsorsium GITA yang dipimpin oleh Towers.
Sementara itu, Rektor President University Jony Oktavian Haryanto mengatakan jika ingin menjadi negara maju, sejajar dengan negara-negara seperti AS, Inggris, atau Jerman, Indonesia harus menjadikan kampus-kampusnya sebagai kawah candradimuka untuk mencetak lahirnya pengusaha-pengusaha baru.
“Untuk sampai ke sana, tentu banyak hal yang harus dilakukan oleh perguruan tinggi. Kami di President University, misalnya, bahkan sampai merombak kurikulum dengan memasukkan mata kuliah Entrepreneurship sedini mungkin,” jelasnya.
“ Kami juga mendirikan inkubator bisnis, menggandeng para praktisi bisnis untuk menjadi mentor dan investor bagi bisnis-bisnis yang dirintis oleh mahasiswa,” ujar Jony Oktavian Haryanto. (RO/OL-09)
Alarm berbunyi di dunia medis! Penelitian terbaru mengungkapkan lonjakan signifikan dalam kasus 17 jenis kanker di kalangan generasi milenial dan Gen X, menurut studi terbaru.
Hadirnya perlindungan kesehatan lengkap yang terjangkau menjadi semakin dibutuhkan, mengingat biaya medis yang terus meningkat.
KENYAMANAN dalam bekerja menjadi faktor penting yang diperhatikan generasi Z dan milenial. Jessica Casey Jaya dari Apiary Academy, ekosistem yang memfasilitasi pertumbuhan karier dan bisnis
Laporan Pinhome menyebut bahwa preferensi dan tingkat kemampuan finansial generasi milenial umumnya pada segmen harga rumah menengah ke bawah.
Secara umum, kebanyakan responden tidak memiliki kredit, didominasi oleh Generasi Z (70%) dan Generasi X (60%). Sementara itu, sebanyak 45% Milenial memiliki kredit seperti kartu kredit.
PT Bank Negara Indonesia (BNI) bersama PT Mastercard Indonesia melakukan revamp Kartu Kredit BNI Mastercard Titanium dengan fokus pada segmen generasi milenial dan Z.
KUALITAS pendidikan yang baik merupakan tiang dan pondasi utama untuk membangun masyarakat yang mandiri. Salah satunya melalui program Beasiswa Sobat Bumi.
Sabrina Woro Anggraini, influencer dan Puteri Indonesia yang juga lulusan Massachusetts Institute of Technology (MIT) menjadi salah satu pembicara.
UT menargetkan APK tahun ini dan tahun depan mahasiswa UT dapatmencapai 750 ribu hingga 1 juta orang.
Sebanyak 825 PTS harus melakukan akreditasi tahun ini.
Kemendikbud-Ristek menegaskan bahwa program-program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) untuk semester genap tahun akademik 2024/2025 tetap berjalan.
Universitas Nusa Cendana (Undana) menorehkan prestasi gemilang di tingkat nasional. Undana berhasil menduduki peringkat ke-133 dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved