Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
DOKTER Spesialis Saraf Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM dr Fajar Maskuri, MSc SpS mengatakan, masih ada mitos di masyarakat yang beranggapan, epilepsi bisa menular. Alhasil, ketika menemukan penderita yang tengah kejang, tidak ditolong karena khawatir tertular.
Pandangan tersebut, ditegaskan Fajar, jelas salah. Sebenarnya epilepsi adalah gangguan saraf otak sehingga harus dirawat oleh dokter saraf, ungkap Fajar dalam webinar RSA UGM dalam rangka Memperingati hari Epilepsi Sedunia yang bertajuk Tetap Produktif dan Reproduktif di Masa Pandemi, Rabu (7/4).
Ia juga mengatakan, bersentuhan kulit atau terkena air liur si penderita saat kejang tidak akan membuat si penolong tertular. Pertolongan saat kejang sangat dibutuhkan untuk mengamankan pasien dari cedera.
Ia menyebut, hingga saat ini diperkirakan ada sekitar 50 juta orang penderita epilepsi di dunia. Di Indonesia, penderita epilepsi mencapai 1,5-2,4 juta orang pada tahun 2013 lalu. Dari jumlah tersebut, 20 persen kasus epilepsi tidak direspons dengan pengobatan.
"Jika tidak diobati segera maka akan terjadi kerusakan otak lebih berat. Semakin sering kejang, sel-sel di otak akan semakin banyak yang rusak sehingga perlu segera diobati ke dokter saraf," papar dia.
Fajar kembali menegaskan, epilepsi bukan gangguan jiwa, meski ada gangguan kognitif dan kecerdasan di bawah rata-rata. Penderita epilepsi ada kalanya sulit diajak berkomunikasi dengan baik. Akan tetapi, penderita epilepsi sebenarnya bisa sembuh bila mendapat penanganan yang tepat.
Ia juga mengungkapkan, masih ada beberapa anggapan, penderita epilepsi tidak boleh menikah karena khawatir keturunannya akan mengalami penyakit serupa. Anggapan itu salah.
Kenyataannya penderita epilepsi tetap boleh menikah. "Tidak ada larangan (menikah), apalagi memiliki keturunan. Namun, bagi (penderita epilepsi) wanita, jika hamil, (ia) harus dikontrol dokter saraf dan dokter kandungan," pesan dia.
Dkter spesialis saraf dari RSUP Sardjito, dr Atitya Fitri Khairani MSc. SpS (K) menambahkan, penderita epilepsi penting rutin mengikuti pengobatan dalam waktu lama. Pasalnya, mereka mengalami gangguan kelistrikan di otak.
"Saat serangan epilepsi, ada kejadian muatan listrik berlebihan di otak. Meski penyakit ini tidak menular, namun membutuhkan pengobatan intensif dan waktu yang panjang," tutup dia. (OL-13)
Baca Juga: BNPB Imbau Warga Gelar Siskamling Saat Curah Hujan Tinggi
Namun, kabar baiknya ialah ada beberapa langkah sederhana yang bisa kita lakukan untuk menjaga kesehatan otak dan mencegah demensia.
Sistem imunitas berperan penting dalam melindungi otak baik dari infeksi dan inflamasi, sehingga kemampuannya harus ditingkatkan atau dipertahankan.
Memilih jenis ikan yang tepat untuk anak-anak sangat penting demi mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka.
DAMPAK kecanduan perilaku judi online pada otak manusia serupa dengan dampak pada kecanduan narkoba. Dampak tersebut yakni terjadi kerusakan pada bagian otak.
Dr Atilla Dewanti, seorang Dokter Spesialis Anak Konsultan Neurologi, membagikan panduan lengkap untuk mendukung perkembangan otak anak.
Keseimbangan antara nutrisi dan stimulasi selama 1.000 hari pertama kehidupan anak, karena hal ini sangat berpengaruh pada perkembangan otak.
Mitos terkait penanganan epilepsi seperti memasukkan kopi ke mulut anak, masukkan sendok, mengguncang tubuh anak, tidak ada rujukan dari medis.
Penelitian yang diterbitkan menemukan pasien di Inggris dan Uni Eropa menghadapi kekurangan obat vital seperti antibiotik dan obat epilepsi.
Serangan kejang atau epilepsi yang berlangsung lama dapat mengganggu perkembangan otak dan motorik kasar pada anak. Sebagian besar epilepsi tidak menyebabkan kematian.
UNIVERSITAS Muhammadiyah Jakarta (UMJ) kembali menjadi tuan rumah 3rd Jakarta Islamic Neuro Science (JINS) Week, 7-8 Oktober 2022 di Fakultas Kedokteran dan Kesehatan (FKK).
Ada perbedaan antara kejang yang menandakan epilepsi dan kejang bukan epilepsi.
Serangan ini terjadi karena yang bersangkutan tidak meminum obat syaraf yang seharusnya rutin diminum.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved