Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Ini Tantangan Pendidikan Indonesia di 2021 menurut Guru Besar IPB

Zubaedah Hanum
06/1/2021 14:15
Ini Tantangan Pendidikan Indonesia di 2021 menurut Guru Besar IPB
Karena kendala jaringan internet, seorang siswa terpaksa belajar daring di pinggir jalan.(Antara)

DI awal 2021, dengan tekad menggebu sekolah-sekolah sudah mulai mempersiapkan kegiatan pendidikan secara tatap muka dengan protokol kesehatan ketat untuk mencegah covid-19. Hal itu dilakukan di saat lonjakan kasus covid-19 masih intens terjadi di mana-mana.

Guru Besar IPB University dari Departemen Gizi Masyarakat, Prof Dr Ali Khomsan menyampaikan, situasi pendidikan saat ini bak buah simalakama. Beraktivitas di sekolah memunculkan kekhawatiran tertular covid-19, sementara belajar secara daring di rumah sudah mulai terasa melelahkan dan membosankan.

“Wabah covid-19 yang menyebar di hampir seluruh negara di dunia memunculkan kelelahan psikis yang luar biasa bagi semua orang termasuk para pelajar,” terang guru besar IPB University bidang Community Nutrition itu dikutip dari laman IPB, Rabu (6/1).

Di sisi lain, kondisi ini memaksa anak-anak usia sekolah untuk melek teknologi yang akan menuai manfaat besar jika diarahkan di jalur yang positif.

 “Ini harus diarahkan sehingga kegemaran menggunakan gadget bukan sekadar untuk bermedsos atau main games. Gadget bisa menjadi sumber informasi dan teknologi. Hal ini akan menuntun anak-anak kita untuk menjadi lebih terampil,” terang Prof Ali.

Dengan kemudahan akses internet, lanjutnya, maka siswa tidak perlu lagi mengandalkan sistem hafalan untuk menguasai informasi. Dunia pendidikan justru harus mendorong agar anak-anak bisa lebih berani mengemukakan pendapat dan meningkatkan kemampuan analisis mereka. Seperti halnya sistem pendidikan Barat yang selalu merangsang curiousity atau keingintahuan seorang siswa.

Ia berharap situasi pandemi dan sistem pembelajaran daring jangan sampai mengurangi kehidupan sosial anak. "Dunia yang semakin kompetitif menuntut individu-individu dengan emotional quotient (EQ) yang tinggi. EQ (bukan IQ) dalam kehidupan modern saat ini dianggap lebih dapat memprediksi kesuksesan seseorang," timpalnya.

Karena itulah, menurutnya, tantangan pendidikan pada 2021 adalah menghasilkan anak Indonesia yang memiliki kemampuan bekerja sama (teamwork), mampu mengambil keputusan dengan cepat dan tepat, dapat berkomunikasi dengan baik, berpikir kreatif, memiliki jiwa kepemimpinan, serta motivasi yang tinggi. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya