Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
ENAM gunung api di Indonesia yang melakukan erupsi atau mengalami peningkatan aktivitas relatif bersamaan pada Jumat (10/4), di duga karena dua faktor yakni waktu erupsi yang kebetulan sama dan ada faktor lain yang menjadi penyebabnya.
Gunung yang menunjukkan aktivitas vulkanik secara relatif bersamaan adalah (dari Barat ke Timur) Kerinci, Krakatau, Merapi, Semeru, Ibu dan Dukono, yang sama-sama berstatus level II atau waspada berdasarkan laporan terbaru dari PVMBG pada Sabtu (11/4).
Ahli Vulkanologi Institut Teknologi Bandung (ITB) Mirzam Abdurrahman menjelaskan, ada dua kemungkinan yang menyebabkan keenam gunung api tersebut aktif secara bersamaan.
“Kemungkinan pertama, jika gunung-gunung tersebut beda busur (arc) atau lempengan yang berinteraksinya berbeda, maka kemungkinan hanya waktu erupsinya saja yang kebetulan sama,” kata Mirzam dalam pernyataan resmi, Rabu (15/4).
Diketahui bahwa gunung api di Indonesia berada pada empat busur yang berbeda yakni Busur Sunda, Banda, Halmahera, dan Celebes-Sangihe.
"Analogi sederhananya seperti saat saya makan, tetangga saya makan dan anda juga makan, ya kebetulan pas jam makan siangnya sama," imbuhnya.
Hal tersebut ia jelaskan sebagai contoh kasus Gunung Krakatau yang berada di Selat Sunda dengan Gunung Ibu serta Dukono di Halmahera.
Sedangkan kemungkinan kedua, jika gunung api berada pada busur yang sama maka kemungkinan ada faktor lain yang menyebabkannya terjadi bersamaan atau pemicu yang sama. Seperti yang terjadi pada Gunung Kerinci, Krakatau, Merapi dan Semeru yang menunjukkan aktivitas vulkanik bersamaan.
"Misalkan fenomena tektonik (diibaratkan) seperti orang yang berkumpul makan karena ada undangan,” tandasnya.
Jika dilihat persebarannya, Gunung Kerinci, Anak Krakatau, Merapi, dan Semeru berada pada busur yang sama, yakni Busur Sunda yang meliputi Pulau Sumatera, Jawa, Bali, NTT, dan NTB. Sementara itu Gunung Ibu dan Dukono terletak pada Busur Halmahera. (OL-2)
Masyarakat dan nelayan diimbau untuk tidak mendekati kawasan Gunung Anak Krakatau pada radius lima kilometer.
Adapun, status Gunung Marapi masih berada pada status waspada level II.
Polda Banten mengimbau masyarakat di pesisir untuk mewaspadai erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK) di Perairan Selat Sunda.
GUNUNG Anak Krakatau di perairan Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, kembali mengeluarkan erupsi pada pukul 02.42 WIB.
Terkait anggaran perbaikan buoy, Wapres menyebut, semestinya tidak menjadi masalah karena dapat dilakukan secara bertahap.
Letusan gunung berapi yang paling berbahaya dari semua jenis yang ada di dunia adalah letusan tipe Plinian.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved