Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

JK Prediksi Panic Buying Akibat Korona Hanya Sementara

Emir Chairullah
04/3/2020 15:26
JK Prediksi Panic Buying Akibat Korona Hanya Sementara
Petugas Satreskrim Polres Blitar memantau stok di pusat perbelanjaan di Blitar, Jawa Timur, untuk mengantisipasi praktik penimbunan.(Antara/Irfan Anshori)

FENOMENA panic buying di tengah masyarakat akibat wabah virus korona (COVID-19), diperkirakan tidak berlangsung lama. Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, memprediksi panic buying segera berakhir, lantaran kebutuhan masyarakat tetap sama.

 “Saya kira (dalam) satu minggu ya. Kalau panic buying minggu ini, kan minggu depan kurang. Karena kalau Anda beli beras, kebutuhan tetap saja. Cuma membeli lebih dahulu, paniknya seminggu," pungkas JK, sapaan akrabnya, di Gedung Perpustakaan Nasional, Rabu (4/3).

Dia berharap masyarakat tidak panik dalam merespons penyebaran virus korona, yang sudah menelan banyak korban jiwa. Kendati demikian, JK juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan berhati-hati. Sekaligus, menjaga perilaku hidup sehat dan rajin mencuci tangan. Sebaiknya masyarakat juga menghindari keramaian untuk sementara waktu.

Baca juga: Ada Panic Buying, Aprindo : Stok Aman, Setop Serbu Swalayan

“Kita jangan panik, tapi waspada, hati-hati. Karena semua sudah mengetahui begitu banyak (soal korona), kecepatan menyebarnya. Sehingga, perlu hati-hatilah," ujar Ketua Palang Merah Indonesia (PMI).

Selain itu, dia meminta pemerintah menyiapkan berbagai langkah untuk mengantisipasi dampak wabah virus korona. Sejauh ini, dia menilai pemerintah telah berusaha maksimal untuk melawan penyebaran virus yang berasal dari Tiongkok.

“(Memang sudah) maksimal, dalam arti sesuai dengan kemampuan yang ada. Mudah-mudahan tidak terjadi seperti Korea dan Iran. Tapi, harus mempersiapkan yang terburuk," pungkasnya.(OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya