Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
ADA pemandangan istimewa di antara banyak stan yang tampil di Pameran Kebudayaan Nasional di Jakarta, akhir minggu lalu. Di antara stan makanan, kesenian, sampai pakaian khas daerah, ada stan tenun yang cukup menyedot perhatian pengunjung.
Di stan itu terlihat seorang perempuan berusia 78 tahun yang menenun. Aksi Mbah Kuru, yang merupakan satu-satunya penenun di pameran itu berlangsung seminggu penuh. Tampak Mbah Kuru cekatan menggerakkan mesin pintal manual tradisional. Sesekali dia menjelaskan jenis kain tenun khas Yogyakarta kepada kaum milenial yang iseng bertanya.
Sudah setengah abad lebih menenun, Mbah Kuru sepertinya sangat berharap kain tenun tidak dilupakan anak-anak muda. Dalam pameran kali ini, Mbah Kuru membawa alat tenun miliknya dari Yogyakarta. Dia merasa nyaman saat menenun dan mengajarkan ke pengunjung di stan Atas Nama Daun.
Mbah Kuru mengaku bersedih jika mendengar kabar saat ini penenun sudah langka. “Yang memesan (kain tenun) banyak, tapi yang menenun sudah dikit, jadi Mbah bingung,” ujar Mbah Kuru. Satu lagi yang hebat pada Mbah Kuru, dia masih cekatan dan bisa setengah hari menenun di pameran itu. Namun, di acara itu Mbah Kuru mengaku kelelahan.
“Beliau kecapaian karena dari hari pertama dari pukul 11.00 WIB sudah mulai menenun. Istirahatnya sebentar,” ujar Sita, salah satu pemilik stan. Meski lelah, ditanyai seputar tenun, Mbah Kuru sangat antusias dan senang menceritakan bagaimana proses menenun. Dia pun menuturkan perbedaan benang yang digunakan saat dulu dia menenun dengan benang yang sekarang digunakan, sedikit berbeda.
Rupanya benang yang dulu digunakan Mbah Kuru untuk menenun ialah benang murni melalui proses pewarnaan hingga penjemuran sebelum digunakan untuk menenun. Berbeda dengan benang yang sekarang, Mbah Kuru tidak perlu mewarnai dan menjemurnya karena sudah siap dan tinggal pakai.
Yang cukup ironis dari kain hasil tenunan Mbah Kuru, dijual dengan sangat murah. Kain tenun berbentuk setagen dijual dengan kisaran harga Rp25 ribu sampai Rp35 ribu. Bahkan, setagen polos berukuran 8 meter dibanderol dengan harga Rp35 ribu. (*/H-1)
Kegiatan Residensi Pemajuan Kebudayaan 2024 merupakan pengembangan dari kegiatan Belajar Bersama Maestro, yang sebelumnya hanya melibatkan pelaku budaya di bidang kesenian saja.
Peran generasi muda dalam kemajuan kebudayaan tidak dapat dipisahkan. Terlebih, sebagai penerus, mereka akan menjadi tonggak estafet kemajuan budaya di masa depan.
Ditjen Kebudayaan memberikan perlindungan jaminan sosial melalui BPJS Ketenagakerjaan bagi para pelaku budaya yang memperoleh penghargaan.
SEJAUH ini para pemerhati Muhammadiyah lebih banyak memosisikan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, gerakan dakwah, gerakan tajdid, dan gerakan nasional.
Tari yang dibawakan dari Sulawesi Selatan, pertunjukan seni asal Jawa Timur, keindahan alam dan seni Nusa Tenggara Timur, budaya seni Rakyat Betawi, hingga pertunjukan seni asal Yogyakarta.
Seni tradisional Indonesia, sebagai benteng kebudayaan Nusantara, semakin tergerus di tengah arus perubahan zaman.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved