Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
PASCAKERUSUHAN di Wamena, Papua, Ikatan Alumni (Iluni) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) yang bertugas sebagai tenaga kesehatan di Papua dan Papua Barat mengaku situasi di sejumlah wilayah sudah kondusif.
Hal itu diutarakan dalam acara temu media bertema “Kondisi Dokter di Papua Pasca Kerusuhan di Wamena” di Ruang Senat, FKUI, Salemba, Jakarta, Kamis (3/10).
Dr. Samuel Baso, SpPD, RS Provita Jayapura yang juga Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Kota Jayapura, Papua menuturkan kerusuhan memang terjadi di Wamena di Papua dan Manokwari, Papua Barat, tetapi kondisinya tidak seperti yang diberitakan di media. Ia mengungkapkan rekan-rekan sejawat dokter yang juga alumi FKUI mengaku situasi tempat mereka bertugas kini sudah kondusif.
Sebagai tenaga kesehatan, mereka tetap berkomitmen memberikan pelayanan kepada masyarakat di tempat bertugas. Meskipun ada beberapa dokter yang memang ingin keluar dari Wamena pascakerusuhan, pemerintah daerah dan aparat menjamin keselamatan tenaga kesehatan.
"Sebagai Ketua IDI Daerah, para dokter yang bertugas sebaiknya mengenakan identitas sebagai dokter agar dikenali," ujarnya dalam telekonferensi di FKUI, Salemba, Jakarta, Kamis (3/10).
Turut hadir Dekan FKUI Prof. Ari Fahrial Syam, Ketua Iluni FKUI Prof. dr. Budi Sampurna, SH, DFM, SpF(K), SpKP dan perwakilan dari ILUNI UI.
Seperti yang diberitakan, kerusuhan di Wamena membuat seorang tenaga kesehatan yaitu dokter Soeko Marsetiyo meninggal dunia. Ia adalah dokter pegawai tidak tetap (PTT) daerah yang bertugas di Puskesmas Nabunage Kabupaten Tolikara sejak 2013.
Diakui dr. Samuel jaminan keselamatan bagi dokter dan tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan pada masyarakat oleh pemerintah daerah sangat penting.
Lebih jau, dr. Andreas Pekey, Sp.PD, RSUD Nabire, Alumni FKUI dan kini menjadi Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nabire, Papua yang turut hadir dalam telekonferensi menyampaikan, Papua memiliki masalah khusus tidak bisa disamaratakan dengan wilayah lain di Indonesia.
Permasalahan Papua tidak hanya jaraknya yang jauh dari pemerintahan pusat. Ada karakteristik sosial, ekonomi, geografis yang membuat Papua menjadi daerah otonomi khusus.
Sebagai putera asli Papua, dr. Pekey menuturkan masyarakat di Papua memberikan penghargaan tinggi terhadap tenaga kesehatan seperti para guru, dokter dan lainnya.
"Sebab mereka yang akan merawat ketika sakit," ucapnya.
Ia mengakui pada era derasnya arus informasi seperti saat ini, banyak kabar tidak benar (hoaks) yang membuat isu disintegrasi di Papua. Menurutnya hal itu harus diklarifikasi.
"Banyak berita mencengkam soal Papua tapi tidak seperti itu," ucapnya.
Terkait kerusuhan di Wamena pada 19 September 2019 dan isu eksodus, dr. Pekey mengatakan Wamena berlokasi di Pegunungan Tengah, sehingga wajar ketika banyak orang ingin keluar dari sana pascakerusuhan. Sebab mereka memikirkan ketersediaan makanan dan logistik lainnya, sehingga isu eksodus tidak terkait langsung dengan disintegrasi.
Baca juga: Situasi Kondusif, Ekonomi Wamena Mulai Bangkit
Sementara itu, dr. Rishka Purniawati, alumni FKUI yang menjadi tenaga kontrak BLUD di RSUD Manokwari, Papua Barat menyampaikan ricuh sempat terjadi tetapi hanya lima hari, setelah itu situasi aman kembali. Menurut pengakuannya, pemerintahan daerah menambah personel keamanan dari luar Papua hingga 1 Desember 2019.
"Saat ricuh saya bertugas di RSUD yang berada di seberang kantor DPRD Manokwari, pelayanan di fasilitas kesehatan tidak terganggu," ucapnya.
Dekan FKUI Prof. Ari menuturkan meskipun kondisi di Wamena dikabarkan rusuh, tapi di wilayah lain tidak seperti itu. Para dokter alumni FKUI yang ada di Papua, berkomitmen tetap memberikan pelayanan pada masyarakat.
"FKUI dengan nama Indonesia, tetap menjadi juru bangsa dan alumni siap bertugas dimanapun. Tetap berada di tanah Papua untuk menolong masyarakat Papua," tutur Prof. Ari.
Prof. Budi menyampaikan Iluni FKUI telah bicara pada Kementerian Kesehatan agar keselamatan para tenaga kesehatan tetap dijamin. Ia menuturkan Papua masih membutuhkan tenaga kesehatan terutama dokter karena terdistribusi dengan baik.
Iluni FKUI, imbuhnya, memberikan apresiasi pada rekan sejawat dokter yang masih berkenan memberikan pelayanan saudara-saudara yang tinggal di Papua dan Papua Barat.
"Kita satu bangsa dan memberikan pelayanan kepada mereka. Kita berharap kondisinya lebih baik dan lebih aman," tukasnya. (A-4)
Pada Kamis (18/7) malam, ribuan demonstran menyerbu stasiun televisi milik negara, BTV, merusak furnitur, menghancurkan jendela, dan membakar sebagian bangunan.
AKSI tawuran terjadi melibatkan dua kelompok jemaat gereja di Cawang, Jakarta Timur. Pihak kepolisian sudah turun tangan menyelidiki peristiwa yang terjadi.
Konser tersebut berlangsung ricuh hingga terjadi pengrusakan dan pembakaran pada alat sound system dan pentas, lantaran penonton kecewa konser dihentikan secara sepihak.
Pasca-kerusuhan mematikan, Presiden Prancis Emmanuel Macron akan melakukan kunjungan ke Kaledonia Baru, diiringi serangkaian menteri, dalam upaya menangani politik yang memburuk.
Pemerintah Tiongkok sudah mengevakuasi 51 warga negaranya dari Haiti setelah situasi keamanan di negara itu terus memburuk.
Pemberontakan di sebuah penjara di Ekuador mengakibatkan dua tahanan tewas dan empat lainnya terluka.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved