Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
FILM pendek berjudul ‘Kebaya Kala Kini’ karya sutradara Bramsky yang berkolaborasi dengan Bakti Budaya Djarum Foundation bakal diluncurkan pada peringatan Hari Kebaya Nasional yang jatuh pada 24 Juli. Film ini menjadi ajakan kepada masyarakat untuk berkebaya dan terus melestarikannya.
Dibintangi sederet artis serta pekerja seni ternama Indonesia seperti Dian Sastrowardoyo, Putri Marino, Syandria Kameron hingga Woro Mustiko, film ini mengajak para penonton untuk mendalami perjalanan kebaya sebagai identitas perempuan Indonesia dari masa ke masa. Kebaya Kala Kini bisa disaksikan mulai 24 Juli di kanal youtube Indonesia Kaya.
“Kebaya Kala Kini mengajak kita mendalami kebaya yang tidak hanya memancarkan keanggunan, tetapi juga menggambarkan ketangguhan dan kelembutan perempuan Indonesia. Kebaya merupakan identitas bangsa yang mempersatukan segala kelas sosial lintas batas wilayah yang tersebar di seluruh nusantara dengan berbagai variasi,” ucap Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation Renitasari Adrian dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (23/7).
Baca juga : Menko Airlangga Sebut Kebaya Aset Budaya dan Simbol Ekonomi Kerakyatan
Selama sekitar 8 menit, para penonton bakal disuguhkan potret keindahan wanita indonesia dalam balutan kebaya. Ada puluhan jenis kebaya yang dihadirkan mulai dari kebaya kutubaru, kartini, encim, kebaya bali hingga modern.
Mengambil lokasi syuting di Kulon Progo, Yogyakarta, hampir sepanjang film penonton bakal disuguhkan hijaunya hamparan sawah yang berpadu dengan kecantikan puluhan perempuan berkebaya. Narasi yang dibacakan oleh Dian Sastrowardoyo sepanjang film dengan intonasi yang sangat baik, menggugah penonton untuk menyaksikan perjalanan kebaya sebagai identitas perempuan Indonesia dari masa ke masa.
“Jika Kebaya bisa berbicara, cerita apa yang akan ia ceritakan? Ide itu yang ingin kami tampilkan. Kebaya menjadi saksi perjalanan hidup perempuan dari masa muda hingga dewasa,” ungkap Bramsky.
Baca juga : Jokowi Diharapkan Hadir untuk Canangkan Hari Kebaya Nasional 24 Juli 2024
Ada beberapa hal metafora yang dihadirkan dalam film pendek ini, mulai dari yang sederhana hingga menggambarkan suatu harapan dan doa. Salah satunya sebuah visual merenung di kereta yang sebenarnya gambaran atau harapan mau dibawa kemana kebaya di era modern saat ini.
Renitasari berharap film pendek ini dapat menginspirasi para perempuan di Indonesia agar menjadikan kebaya sebagai bagian dari aktivitas sehari-hari. Sehingga akan memberikan dampak ekonomi yang positif bagi seluruh pelaku usaha kebaya mulai dari penjahit, perancang busana dan pelaku kreatif lainnya.
“Semoga karya ini menjadi pengingat atau kekuatan dan keindahan kebaya yang terus menghidupi dan menginspirasi. Selamat Hari Kebaya Nasional,” tukas Renitasari.(M-3)
Total peserta yang mengikuti perlombaan sebanyak 128 dengan dua kategori yaitu Kebaya Klasik dan Kontemporer.
Indonesia baru saja merayakan Hari Kebaya Nasional, pada Rabu (24/7). Kebaya seatinya lebih dari sekadar busana. Itu sudah melekat sebagai identitas bagi perempuan Indonesia.
Ketua MURI Jaya Suprana secara langsung memberikan penghargaan tersebut dan mengatakan bahwa acara nasional ini tidak hanya memecahkan rekor MURI, melainkan juga mendapat rekor dunia.
Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Jokowi menghadiri acara puncak peringatan Hari Kebaya Nasional 2024.
Kebaya bukan hanya sebagai aset budaya bangsa, tetapi juga simbol industri pakaian atau tekstil dalam negeri, karena kandungan konten lokal industri kebaya 100%.
Program pendampingan untuk sineas film pendek terus tumbuh.
Tema film pendek Dear Bapak mengangkat bagaimana kasih sayang seorang bapak kepada anaknya. Ada muatan nilai sosial; keluarga, sosial budaya, pendidikan, serta sikap moral.
Film Kala Nanti mengisahkan tentang dua gadis remaja tuna netra bernama Sri dan Yanti yang berteman dekat sejak tinggal di asrama.
Rumah produksi film yang didirikan oleh Muhammad Zaidy Palari Films berkolaborasi bersama Alchemist Fragrance dalam mempersembahkan film pendek berjudul Alchemist Film {04} Home Garden.
Pemeran Rangga pada film 'Ada Apa dengan Cinta?' ini masih terus berkarya hingga tahun 2024. Bahkan film terbarunya yang berjudul 'The Architecture of Love'.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved