Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SETELAH membangun antisipasi selama beberapa bulan terakhir, Toro y Moi alias Chaz Bear merilis album ketujuhnya, Mahal, melalui label musik Dead Oceans.
Chaz, yang terus membuat musik dari jiwanya, kembali dengan proyek berisi 13 lagu yang terinspirasi dari psychedelic rock 1960-an dan 70-an hingga post-rock 1990-an yang membawa semua pendengarnya dalam sebuah perjalanan seolah-olah mereka sedang mengendarai jeepney Filipina milik Toro y Moi yang ditampilkan di sampul album Mahal.
Album itu menampilkan sejumlah single yang sebelumnya telah dirilis yaitu Deja Vu, yang dirilis dengan video klip yang disutradarai Justin Morris, single The Loop dan Postman, dengan video klip yang disutradarai oleh Kid. Studio, dan single Magazine, yang video klipnya disutradarai Arlington Lowell dan menampilkan Salami Rose Joe Louis.
Baca juga: Lagu Baru Trio Lestari Hadirkan Suara Glenn Fredly
Perilisan album Mahal akan diikuti dengan perilisan GOES BY SO FAST, sebuah flm pendek yang dibintangi Eric André dan Chaz, yang memberikan nyawa ke dunia yang telah tercipta di album Mahal.
GOES BY SO FAST ditayangkan untuk pertama kalinya di Brain Dead Studios, pekan lalu, dan disutradarai oleh rekan kolaborator Toro y Moi, Harry Israelson dan diproduksi oleh Ways & Means.
GOES BY SO FAST menyatukan berbagai format baik dari flm naratif, dokumenter, animasi, dan live performance, menciptakan sebuah dunia untuk album Mahal dalam bentuk karya flm.
Saat mulai mendengar album ini, para pendengar seolah dipindahkan ke kursi penumpang jeepney-nya, lengkap dengan suara mobil yang dinyalakan, dan siap untuk mengikuti perjalanan yang telah disiapkan Chaz.
Dapat terdengar jelas bahwa album 2015 Chaz yang lebih bernuansa rock, What For?, menjadi inspirasi sejumlah lagu di album Mahal.
Sebagian besar album Mahal diselesaikan tahun lalu di studio Chaz di Oakland dengan bantuan sejumlah kolaborator yaitu Sofe Royer dan Ruban Neilson dari Unknown Mortal Orchestra hingga Alan Palomo dari Neon Indian dan The Mattson 2.
“Aku ingin membuat sebuah album yang menampilkan lebih banyak musisi dari album-album milikku sebelumnya,” ujar Toro y Moi. “Mereka yang tampil secara live di album ini membuatku merasa lebih bijaksana, sekaligus membawa sebuah perspektif komunal ke proyek ini.”
Hasil akhirnya adalah sebuah album yang kaya dan penuh kejutan mulai dari The Loop, yang mengingatkan kita dengan musik Sly and the Family Stones hingga nuansa psych rock yang elastis di Foreplay dan Last Year, yang kental dengan nuansa musik ala Mulatu Astatke.
Dari segi lirik, album Mahal membahas berbagai kekhawatiran dari sebuah generasi, melanjutkan pembahasan dari lagu Freelance, yang diambil dari album Chaz sebelumnya, Outer Peace.
Chaz seakan mengobservasi cara kita berhubungan dengan teknologi, media, dengan satu sama lain, dan hal-hal yang akhirnya kandas.
Lagu-lagu seperti Postman dan Magazine merangkum hubungan kita dengan media di tengah dunia digital yang berkembang pesat.
“Rasanya menarik melihat bagaimana kita beradaptasi dengan era ini. Kita sangat terhubung, namun kita tetap melewati banyak hal,” ujar Chaz mengenai tema album ini.
Tidak melulu mengenai introspeksi diri. Chaz mendinginkan segalanya menjelang akhir album dengan bantuan The Mattson 2 di lagu Millennium, sebuah lagu tentang menyambut hari baru meski segalanya tidak sesuai ekspektasi.
"Lagu ini tentang menikmati tahun yang baru, walaupun kita berada di era yang cukup menyebalkan," jelas Chaz. "Tidak ada lagi yang bisa dilakukan."
Menemukan sukacita dalam kesulitan adalah DNA album Mahal. Hal tersebut tercerminkan di kehadiran jeepney di album ini, yang secara langsung dan secara fguratif, membawa musik di album ini keluar ke masyarakat luas.
“Kami tahu bahwa lanskap tur musik sedang kacau untuk saat ini, dan pertemuan tatap muka berskala besar menjadi lebih sulit,” jelas Chaz. "Yang utama adalah bagaimana kita dapat menjangkau banyak orang sambil mempersembahkan musik di album ini kepada mereka."
Dengan suasana Mahal yang terbuka lebar, Toro y Moi berharap dapat terhubung dengan lebih banyak pendengar dari sebelumnya. (Ant/OL-1)
Ddaya tarik terbesar bagi para selebritas Hollywood adalah cabang olahraga senam artistik.
Snoop Dogg akan membawa obor Olimpiade melalui jalan Saint-Denis di utara Paris, tempat Stadion Olimpiade Stade de France pada Jumat (26/7).
Beberapa selebriti Indonesia harus berhadapan dengan hukum atas berbagai kasus, mulai dari korupsi hingga narkoba dan KDRT.
Adele, penyanyi terkenal asal Inggris, akan mengambil istirahat panjang dari dunia musik setelah menyelesaikan residensi 10 hari di Muenchen.
SEAN “Diddy” Combs telah kehilangan gelar kehormatan dari Universitas Howard imbas dari kasus kekerasan terhadap mantan pacarnya, Cassie.
Secara garis keturunan, Kelly Osbourne harus mewaspadai kanker. Pasalnya, sang ibu, Sharon Osbourne, diketahui didiagnosa kanker pada era 2000-an.
Pengaruh musikal dari Stevie Ray Vaughan dan John Mayer juga mempunyai efek pada gaya penulisan lagunya.
Solois dan anggota grup SHINee, Key, mengumumkan akan segera merilis album terbaru dalam bahasa Korea selama konser solo perdananya, "2024 Keyland On: And On," di Jakarta.
Taylor Swift luncurkan single I Can Do It with a Broken Heart dari album The Tortured Poets Department.
Di kampusnya di New York, Azel juga mengasah kemampuannya sebagai produser dan penulis lagu.
Patras terinspirasi dari band-band seperti The Killers, The Smiths, The Cure, dan juga Slowdive.
Berisi delapan lagu, album yang diproduseri Petra Sihombing dan Rendy Pandugo itu berjudul Sialnya, Hidup Harus Terus Berjalan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved