Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Ketahanan pangan nasional terus digalakan untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang mandiri. Namun Pertanian di Indonesia terus dihadapkan pada faktor pengancam produktivitas.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Eksekutif CropLife Indonesia Agung Kurniawan saat dalam kegiatan bertajuk “Adopsi Bioteknologi untuk Transformasi Pertanian Indonesia” Jumat (2/2) kemarin. Agung mengatakan perubahan iklim, hama yang semakin kebal pada produk perlindungan tanaman, dan lahan yang semakin berkurang membuat petani sulit memenuhi kuota produksi pangan dan harus mengimpor dari negara lain.
“Pada akhirnya ketahanan pangan nasional kita bisa terancam jika tidak ada intervensi di bidang sains dan teknologi,” kata Agung dalam siara tertulisnya, Sabtu (3/2/2024).
Agung menjelaskan, saat ini Pemerintah Indonesia sudah sangat terbuka dan mendukung upaya-upaya pengembangan inovasi bioteknologi, misalnya budidaya tanaman dan benih bioteknologi atau Produk Rekayasa Genetika (PRG).
Baca juga : Pemerintah Jaga Stok Pupuk dengan Harga Terjangkau untuk Petani
Namun, proses riset yang panjang dan regulasi yang kompleks membuat distribusi benih bioteknologi di Indonesia cenderung lebih lambat dibanding negara lain.
“Di berbagai negara seperti Filipina, benih-benih dan tanaman bioteknologi sudah diakses petani dan hasilnya juga dikonsumsi publik secara luas berbarengan dengan versi konvensional. Kami berharap Indonesia bisa segera menyusul langkah baik tersebut,” ungkapnya.
Asosiasi nirlaba Croplife Indonesia kian mempertegas komitmennya untuk mewakili kepentingan petani dan industri benih dan pestisida termasuk lewat edukasi.
Croplife Indonesia telah berupaya mengadvokasi praktik pertanian modern ini agar terus didukung pemerintah dan tentunya mendapat penerimaan baik oleh masyarakat.
Baca juga : Kementan Lakukan Percepatan Tanam Padi di Kabupaten Bogor
“Salah satu aksi kami juga termasuk mengedukasi petani tentang pemakaian produk perlindungan tanaman, melawan peredaran produk palsu, dan tentunya menjaga upaya pertanian berkelanjutan lewat bioteknologi pertanian,” lanjut Agung.
Croplife Indonesia bertujuan meningkatkan pemahaman mengenai urgensi adopsi serta pengembangan riset bioteknologi pertanian demi menjaga ketahanan pangan nasional dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Biotechnology and Seed Manager CropLife Indonesia Agustine Christela Melviana menegaskan, tanaman dan benih yang dikembangkan dengan ilmu bioteknologi aman dikonsumsi.
“Keamanan bioteknologi telah dikaji secara menyeluruh oleh berbagai lembaga riset dan kesehatan dunia seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), dan Badan Perlindungan Lingkungan Hidup Amerika Serikat (EPA). Kalau di Indonesia, kita punya Komisi Keamanan Hayati yang ditopang oleh Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 tahun 2005 (PP No. 21/2005) tentang Keamanan Hayati untuk Produk Rekayasa Genetika yang memastikan keamanan PRG, baik untuk keamanan pangan, pakan maupun lingkungan,” terangnya.
Sejalan dengan pernyataan di atas, Guru Besar Mikrobiologi dan Bioteknologi Molekuler Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Anggota Tim Teknis Keamanan Hayati KLHK Antonius Suwanto menjelaskan, penggunaan benih bioteknologi sangat berpihak pada petani. Teknik-teknik bioteknologi moderen seperti benih PRG ataupun benih hasil penyuntingan gen (genome editing), memang dirancang dan dikembangkan oleh peneliti dengan tujuan untuk meminimalisir potensi hasil kehilangan petani.
“Produk-produk bioteknologi pertanian seperti benih ini sangat berguna bagi petani kecil, karena tanaman akan mempunyai sifat-sifat yang lebih unggul seperti lebih adaptif terhadap perubahan cuaca ekstrem ataupun memiliki ketahanan yang lebih tinggi terhadap hama dan penyakit jika dibandingkan dengan benih konvensional/non-PRG. Kalau mengandalkan benih konvensional saja, petani akan sulit bertahan menghadapi perubahan iklim ataupun Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang akan selalu ada dan hal-hal ini akan menyebabkan penurunan hasil panen dari petani. Tentu saja pengelolaan (bioteknologi) di lapang selalu memperhatikan aspek ekologis dan sustainability,” jelasnya.
Anton turut membagikan temuan J. GM Crops & Food yang menyatakan bahwa adopsi benih bioteknologi ke pertanian dunia terbukti meningkatkan pendapatan petani secara signifikan. Di tahun 2020, peningkatan pendapatan petani global mencapai USD 18,8 miliar. Jika dirinci, nilai pendapatan petani di negara berkembang naik 52 persen, petani di negara maju naik 48 persen. Naiknya pendapatan itu berasal dari peningkatan produksi dan penghematan biaya seperti input pertanian (agricultural input) dan biaya operasional lain.
Sebagai gambaran, benih bioteknologi membantu petani melindungi 23,4 juta hektar habitat alami, setara seperti luas Vietnam digabung dengan Filipina dan teknologi ini telah mengurangi emisi gas rumah kaca dengan jumlah yang setara seperti mengurangi 15,6 juta mobil di jalan. “Bisa dibayangkan keuntungan yang akan didapat jika masyarakat kita lebih terbuka terhadap inovasi teknologi dan tidak mudah termakan dengan mitos yang beredar,” kata Anton.
Dari sisi pelaku tani, Indonesia masih didominasi oleh petani andalan atau petani berusia di atas 39 tahun. Duta Petani Milenial Sandi Octa Susila mengakui bahwa regenerasi profesi petani yang masih rendah ini berpengaruh pada adopsi metode pertanian modern. “Data Badan Statistik Nasional (BSN) menunjukkan sektor pertanian di Indonesia masih didominasi oleh petani kecil berlahan sempit, yaitu sekitar 72,19 persen dari total petani nasional. Dengan angka ini, tentunya akan sulit memenuhi permintaan pangan domestik yang terus meningkat setiap tahunnya jika tidak dibantu dengan inovasi teknologi dan digitalisasi,” jelasnya.
Namun, dari sisi petani milenial, Sandi justru menyebut ada minat tinggi dari para petani untuk segera mendapatkan akses ke benih bioteknologi. “Kalau bicara di lapangan mereka justru menantikan kapan kami (petani) bisa beli benih ini. Jadi ini bukan soal penolakan atau kekhawatiran akan mitos-mitos benih bioteknologi atau PRG, tetapi justru dinantikan kapan benih bioteknologi ini bisa dijual luas. Petani yang sudah punya akses ke benih bioteknologi seperti padi biofortifikasi (Padi Inpari IR Nutrizinc) dan tebu yang tahan di wilayah kering (Tebu N11 4T) juga mengakui memang secara produk lebih besar, kuat, dan gagal panen bisa ditekan. Harapan kami dari sisi petani, sedianya pemerintah bisa mendukung terus pengembangan benih bioteknologi dan komersialisasi di pasaran, supaya teman-teman petani bisa ikut merasakan dampak positif seperti di negara lain,” tegas Sandi. (Z-10)
DUNIA kesehatan dan kedokteran mendapat banyak manfaat dengan makin berkembangnya bioteknologi.
Sebagian mahasiswa asing yakni para ekspatriat yang berkarier pada perusahaan-perusahaan di Cikarang dan Karawang dengan memanfaatkan kelas malam.
PT Etana Biotechnologies Indonesia menyampaikan pencapaiannya dalam mengembangkan sejumlah produk biologi dan vaksin melalui transfer teknologi dan kolaborasi.
Ekosistem ini berupa beberapa layanan genetic screening untuk kanker dan tes genetik pada ibu hamil.
Panen jagung bioteknologi NK Pendekar Sakti berlangsung di area Agrotechnopark, Universitas Jember, Jawa Timur. Ini keunggulannya.
Berkat sumbangannya pada Pembangunan Nasional tersebut, Presiden Jokowi dianugerahi penghargaan sebagai Bapak Konstruksi Indonesia. Presiden mengatakan sejak awal kepemimpinannya
Persoalan pangan adalah isu global yang harus ditangani serius.
Pada Juli 2024, perubahan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Umum Nasional secara tahun ke tahun atau year on year (yoy) mencapai 2,99% terhadap IHPB Juli 2023.
RMA Indonesia merupakan satu-satunya distributor resmi Mahindra Tractor di Tanah Air. Sementara, Mahindra FES adalah produsen traktor terbesar di dunia berdasarkan volume.
PT Pertamina Hulu Rokan Zona 4 Limau Field berkomitmen mendukung inisiatif-inisiatif kreatif yang lahir dari warga yang juga para pelaku UMKM di sekitar perusahaan.
Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Kemuning, berkomitmen untuk terus memajukan masyarakat terutama perempuan setempat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved