Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
TREN pertumbuhan bisnis energi hijau makin menjanjikan di tengah isu pemanasan global. Perdagangan di bursa karbon juga makin menarik.
Staf Bidang Ekonomi, Industri, dan Global Market Maybank Indonesia Myrdal Gunarto mengatakan hal itu. "Adapun salah satu perusahaan, yakni Pertamina Geothermal Energy (PGEO), menunjukkan performa bisnis yang sangat baik pada kuartal III 2023," ujar Myrdal.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2023, PGEO membukukan pendapatan usaha sebesar US$308,92 juta sepanjang kuartal III. Pendapatan tersebut naik 7,49% dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tercatat US$287,39 juta.
Baca juga: Prospek Stabilitas Keuangan Zona Euro masih Rapuh
Pendapatan tersebut ditopang oleh penjualan uap dan listrik kepada pihak berelasi yaitu PT Indonesia Power. Dari seluruh area, sampai dengan kuartal III pendapatan PGE Area Kamojang menyumbang pendapatan terbesar, yaitu US$109,6 juta. Ini disusul PGE Area Ulubelu senilai US$86,1 juta. Seiring dengan naiknya pendapatan, beban pokok pendapatan PGEO juga tercatat naik 3,11% menjadi US$126,21 juta dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$122,40 juta.
Melihat hal itu, Myrdal menilai potensi PGEO untuk melakukan ekspansi bisnis di luar geotermal, seperti green hydrogen dan green amonia cukup baik. Soalnya, hal itu bisa mendukung program hilirisasi pemerintah menjadi perusahaan futuristik.
Baca juga: Tiongkok Kemungkinan Bantu Kembangkan Pelabuhan Fiji
"Selain itu, berpartisipasi pada bisnis yang berpihak pada lingkungan, benar-benar hijau. Saya lihat PGEO bisa menjadi pemain besar, apalagi baru-baru ini PGEO mendapatkan skor ESG 8.4 dari Sustainalytics. Ini menjadi sinyal positif bagi bisnis PGEO," ungkap Myrdal.
Menurut Myrdal, upaya ekspansi bisnis melalui loan pun cukup baik dengan tenor menengah panjang. "Kalau bisa lebih dari tujuh tahun, ini aman, karena saya melihat aset PGEO cukup besar dan memiliki ruang untuk ekspansi melalui pinjaman atau loan," ucap Mrydal.
Kendati ekspansi di luar panas bumi cukup menarik, tetapi potensi panas bumi dinilai juga cukup baik. Myrdal pun memberikan saran agar PGEO memiliki beberapa strategi untuk memuluskan langkah mendapatkan kembali kredit di bursa karbon Indonesia. Pertama, kata Myrdal, PGEO harus fokus pada bisnis energi baru terbarukan (EBT).
Kedua, PGEO harus memaksimalkan produk sekundernya seperti green hydrogen, green ammonia, dan silika. Selain itu, memperluas market pasar ke luar negeri. "Jika itu dilakukan, kepercayaan pasar lebih besar. Apalagi saat ini PGEO sudah mulai ekspansi global ke Kenya dan Turki," pungkas Myrdal. (RO/Z-2)
Akselerasi penggunaan energi hijau di Indonesia perlu didukung dengan pembangunan infrastruktur hilir dan penyediaan bahan bakar yang bersih secara masif.
Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin meminta kapasitas dan nilai tambah industri otomotif dapat diperkuat.
Untuk pertama kalinya, PT Pertamina meluncurkan Kerangka Keuangan Berkelanjutan (Sustainable Finance Framework) yang bertujuan untuk memastikan upaya keberlanjutan perusahaan.
Presiden Joko Widodo menegaskan Indonesia memiliki kekuatan besar dan daya saing tinggi untuk mewujudkan ekonomi hijau, bukan sekadar ikut-ikutan gerakan dunia.
Showroom ini menyediakan layanan purna jual yang lengkap dan terpercaya, serta terdapat charging station yang dapat diakses oleh para pengunjung.
PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) terus memperkuat komitmen untuk menjadi perusahaan energi hijau kelas dunia.
Nilai perdagangan di bursa karbon Indonesia (IDXCarbon) sejak peluncuran September 2023 hingga Juni 2024 mencapai Rp36,7 miliar.
Indonesia diperkirakan memiliki nature based solutions (NBS) atau ecological based approach (EBA) sebesar 1,5 GT setara CO2 per tahun. Angka itu senilai Rp112,5 triliun (US$7,1 miliar).
Pasar saham domestik sampai dengan 28 Maret 2024 masih melanjutkan tren penguatan. Indeks harga saham gabungan (IHSG) sampai periode tersebut menguat 0,22% (ytd) ke level 7288,81.
Implementasi perdagangan karbon, yang diwujudkan melalui penerapan bursa karbon, telah menjadi target penting berbagai negara di dunia.
OJK mengungkapkan Bursa Karbon Indonesia sudah lebih baik dibandingkan bursa karbon di negara-negara lain. Bahkan, di tingkat ASEAN, Indonesia menjadi yang terbesar.
DIREKTUR Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik menyebut Bursa Karbon atau IDX Carbon menargetkan sebanyak 96 pengguna jasa pada akhir tahun 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved