Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
EKONOM senior dan Associate Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Ryan Kiryanto mendorong perbankan menjaga status quo meski Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuannya. Itu dinilai perlu agar tak ada risiko baru yang berpotensi dihadapi oleh perbankan.
"Lebih baik jaga status quo. Perbankan bertahan dengan suku bunga (kredit) yang berlaku saat ini. Toh, nanti inflasi tampaknya akan turun ke kisaran 2% dan hampir pasti BI rate akan turun, tentu dengan harapan bahwa eksternal juga mulai kondusif. Jadi risiko bagi bank itu lebih tinggi kalau mereka menaikkan suku bunga. Lebih baik jangan mengutak-atik lagi," ujarnya saat dihubungi, Minggu (22/10).
Kekhawatiran risiko itu berangkat dari jeda waktu (time lag) kebijakan suku bunga BI dengan perubahan suku bunga perbankan. Umumnya, kata Ryan, perbankan baru akan mengubah suku bunganya setelah 2 hingga 3 bulan pascakeputusan suku bunga BI.
Baca juga: Pengusaha Waswas Beban Naik Imbas Suku Bunga BI Naik
Sedangkan saat ini tutup buku kurang dari 3 bulan. Dus, jika perbankan latah ikut menaikkan suku bunga kredit, dikhawatirkan memunculkan risiko dari sisi permintaan dan penyaluran kredit ke depan.
Pasalnya, penaikan suku bunga kredit akan memengaruhi keputusan masyarakat. Jika suku bunga kredit tinggi, debitur eksisting dapat mengalihkan pinjaman ke bank lain yang menawarkan bunga kompetitif. Sedangkan calon debitur baru berpotensi menunda pinjaman karena biaya bunga terbilang mahal.
Baca juga: Sekjen Kemnaker Harap BPVP Belitung Ciptakan SDM Berdaya Saing
"Khawatirnya kalau bank ikut menaikkan suku bunga, itu memberatkan debitur atau berpotensi menunda demand kredit. Ini pilihan yang memang sulit bagi perbankan. Dan itu pasti berbeda-beda kondisinya di tiap perbankan," terang Ryan.
"Jadi apakah perbankan akan menahan atau menaikan suku bunga? Itu tergantung kondisi kinerja setiap bank. Tidak bisa dipukul rata. Mungkin bagi bank yang selama 9 bulan kemarin kinerjanya bagus, mereka rela tidak menaikkan suku bunga. Karena memang ini tinggal tutup buku," tambahnya. (Z-2)
Sinyal pemangkasan suku bunga The Fed dalam waktu dekat menjadi perhatian bagi Bank Indonesia.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu (31/7) ditutup menguat saat pasar menunggu kebijakan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate.
BPJS Ketenagakerjaan mendapatkan penghargaan khusus dalam Best Insurance Awards 2024 yang diselenggarakan oleh Investortrust
Agunan adalah aset atau barang berharga yang dijadikan jaminan saat melakukan pinjaman uang melalui bank atau lembaga keuangan lainnya.
Penurunan suku bunga bisa mulai September dan Desember atau November.
Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman mengapresiasi langkah BI dalam mempertahankan suku bunga tersebut.
BUNGA kredit perbankan semestinya tak mengacu pada tingkat bunga acuan Bank Indonesia maupun bunga simpanan dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Bank Indonesia menahan suku bunga acuan di level 6,00%, Waketum Kadin Bidang Energi Minyak dan Gas Bobby Gafur Umar mengatakan hal tersebut sudah diperkirakan.
Mahfud Md menyoroti banyaknya korban atas praktik pinjaman online (pinjol). Memberikan pinjaman dengan bunga mencekik, praktik yang merugikan rakyat ini harus ditindak secara tegas.
Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah bagian dari bank penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan sampai saat ini Komitmen BRI sebagai bank penyalur terbesar KUR tidak pudar.
Kadin memahami bahwa tekanan eksternal yang dialami Indonesia saat ini tidak memungkinkan bagi Bank Indonesia untuk mempertahankan suku bunga di level 5,75%
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved