Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
Anggota Komisi IV DPR Sulaiman Hamzah mengaku yakin dengan data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Pertanian (Kementan) mengenai produksi dan ketersediaan beras periode Januari Oktober yang mencapai 27,88 juta ton. Menurut Sulaiman, angka sebesar itu sudah divalidasi, baik melalui kerangka sampel area (KSA) maupun pengecekan lokasi yang dilakukan jajaran Kementan.
"Jadi, saya sangat yakin dengan angka produksi ini bahkan kita tidak perlu impor. Karena angka konsumsi beras kita hanya 25,45 juta ton yang artinya kita masih punya surplus 2,43 juta ton," ujar politisi Partai NasDem dalam keterangannya, Jumat (15/9).
Sulaiman mengatakan, saat ini para petani di sejumlah sentra juga terus melakukan panen raya sehingga produksi gabah dalam negeri terus bertambah. Adapun masalah harga yang kini mulai naik, merupakan imbas dari produksi yang ada. Pada Juli 2023, terdapat panen di lahan seluas 828 ribu hektare. Kemudian, pada Agustus 815 ribu hektare, September 832 ribu hektare, dan Oktober 753 hektare.
Baca Juga: Stok Cukup, Kok Harga Beras Masih Naik?
"Kalau kita lihat datanya, produksi kita sudah sangat bagus mengingat kebutuhan dalam negeri terpenuhi," katanya.
Anggota Komisi IV DPR Daniel Johan juga mengaku yakin bahwa ketersedian dan stok strategis beras di 2024 masih sangat cukup. Daniel mengatakan hal itu lantaran sudah memastikan kepada Kementan soal ketersedian cadangan beras di Indonesia.
Bagi Daniel, ketersediaan menjadi penting mengingat 2024 menjadi tahun sensitif bagi pangan dan juga politik. Pasalnya, produksi beras diperkirakan terbatas akibat dampak El Nino dan pada 2024 akan ada Pemilu, Puasa, dan Idul Fitri, yang akan meningkatkan konsumsi beras.
"Saat ini sangat cukup, karena data yang digunakan perlu disesuaikan dengan data yang ada," jelasnya. (RO/S-3)
Justru penyebab signifikan dari terus menurunnya produksi beras adalah terjadinya laju alih fungsi lahan dari pertanian ke nonpertanian yang terus meningkat setiap tahun.
Jangan ada satu pihak yang bisa mengambil keuntungan terlalu besar, lalu ada pihak lain yang mengalami kerugian yang terlalu besar.
Reptil endemik Indonesia yang berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT) itu telah menetaskan Komodo melalui inkubator sejumlah 29 ekor.
Hal ini untuk menyelesaikan persoalan beras impor yang menggunung, padahal banyak beras hasil varietas unggul lokal yang belum terserap oleh Bulog.
Karena selain populasinya yang semakin sedikit, menjadikan satwa liar sebagai hewan peliharaan juga cukup berbahaya.
Tahun 2024 nanti pemerintah akan mulai melakukan mobilisasi ASN untuk menikmati kawasan tersebut dan berpotensi akan meningkatkan berbagai kebutuhan termasuk pangan.
Kurang dari sepeken menjelang peringatan Tahun Baru Islam, Badan Pangan Nasional (Bapanas) melakukan pemantauan pasokan pangan di sejumlah titik pasar tradisional dan ritel modern.
PERUSAHAAN Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) Kantor Wilayah (Kanwil) Sulawesi Tengah (Sulteng), mengimpor 9.800 ton beras dari Vietnam dan Myanmar.
Satgas Pangan Polri menyarankan agar pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah tingkatkan pasar murah dalam menjaga stabilisasi harga jelang Idul Fitri.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, memastikan ketersediaan beras dalam negeri aman, dengan adanya masa panen raya padi yang berlangsung dari Maret hingga April 2024.
Daerah Jawa Barat sebagai penyangga pangan Ibu Kota DKI Jakarta dan penyuplai pasokan beras nasional yang mulai memasuki masa panen.
Kementan terus memastikan pasokan pangan asal ternak, terutama daging sapi, ayam dan telur di beberapa wilayah di seluruh Indonesia aman dan tercukupi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved