Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
HARGA emas kembali menguat pada akhir perdagangan Rabu atau Kamis pagi WIB (27/10/2022), memperpanjang keuntungan untuk sesi kedua berturut-turut didukung penurunan dolar dan imbal hasil obligasi AS karena data ekonomi yang melemah memperkuat pandangan bahwa Federal Reserve akan memperlambat laju kenaikan suku bunganya.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, terangkat 11,20 dolar AS atau 0,68 persen menjadi ditutup pada 1.669,20 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan di kisaran tertinggi 1.679,40 dolar AS dan terendah 1.653,80 dolar AS.
Emas berjangka terkerek 3,90 dolar AS atau 0,24 persen menjadi 1.658,00 dolar AS pada Selasa (25/10/2022), setelah tergelincir 2,20 dolar AS atau 0,13 persen menjadi 1.654,10 dolar AS pada Senin (24/10/2022), dan melonjak 19,50 dolar AS atau 1,19 persen menjadi 1.656,30 dolar AS pada Jumat (21/10/2022).
Dolar merosot pada perdagangan Rabu (26/10/2022), karena data ekonomi AS yang lemah baru-baru ini memicu spekulasi bahwa Federal Reserve mungkin kurang agresif dalam menaikkan suku bunganya. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 1,13 persen menjadi 109,7010.
Pelemahan dolar terjadi setelah imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan terus merosot dari tertinggi multi-tahun minggu lalu di 4,338 persen, dan terakhir turun empat basis poin menjadi 4,0317 persen. Penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS juga mendukung emas.
Sementara itu, Departemen Perdagangan AS melaporkan Rabu (26/10/2022) bahwa penjualan rumah baru AS turun 10,9 persen ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman 603.000 pada September, dari revisi 677.000 pada bulan sebelumnya. Ini agak membatasi pertumbuhan emas.
Namun demikian, p??????Prospek jangka pendek untuk emas tetap lemah, dengan pasar memperkirakan peluang hampir 100 persen untuk kenaikan suku bunga 75 basis poin oleh Fed pada November. Tetapi tekanan pada logam kuning agak mereda minggu ini, di tengah taruhan bahwa penurunan ekonomi yang nyata dapat memaksa The Fed untuk melunakkan sikap hawkish-nya.
Ekspektasi bahwa bank sentral akan memberlakukan kenaikan suku bunga yang lebih kecil pada Desember meningkat di sesi terakhir setelah laporan Wall Street Journal menyatakan bahwa Fed sedang mempertimbangkan langkah tersebut.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 13,7 sen atau 0,71 persen, menjadi ditutup pada 19,486 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 42,80 dolar atau 4,65 persen, menjadi ditutup pada 962,50 dolar per ounce. (Ant/OL-13)
Baca Juga: Harga Minyak Naik hampir 3%, Terdorong melemahnya Dolar AS
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu (31/7) ditutup menguat saat pasar menunggu kebijakan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate.
Pada awal perdagangan Rabu (31/7) pagi, rupiah tergelincir 17 poin atau 0,10% menjadi Rp16.317 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.300 per dolar AS.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (30/7) ditutup merosot menjelang pengumuman hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) AS.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin (29/7) ditutup menguat seiring pasar memperkirakan inflasi domestik Juli 2024 melandai.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat (26/7) ditutup melemah setelah rilis data klaim pengangguran awal mingguan Amerika Serikat (AS) lebih rendah dari perkiraan.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis (25/7) ditutup merosot di tengah sentimen risk off di pasar karena meningkatnya kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi AS.
THE Federal Reserve (Fed) mengeluarkan revisi proyeksi terbaru. Menurut proyeksi terbaru ini, The Fed mengakomodasi penurunan suku bunga sekali dan mengakui bahwa inflasi menjadi sticky.
Tidak ada disrupsi atas tewasnya presiden Iran sehingga dampak terhadap harga minyak masih relatif minimum.
Rencana kerja Pemprov DKI tahun ini turut memperhitungkan terjadinya berbagai gejolak global seperti konflik Iran dan Israel.
Associate dari Indef sekaligus dosen Universitas Bakrie, Asmiati Malik, berasumsi bahwa perang antara Iran-Israel tidak akan berakhir dalam jangka pendek.
Saat ini konflik di Timur Tengah semakin memanas, tidak hanya antara Palestina dengan Israel. Kini konflik di Timur Tengah bertambah meluas antara Iran dan Israel.
Penyerangan Israel ke Iran dinilai berdampak naiknya dolar AS, harga emas dunia, dan harga minyak dunia, serta melemahnya rupiah terhadap dolar AS.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved