Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
MENTERI Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menuturkan, belum ada indikasi Indonesia mengalami krisis pangan, meski di tengah situasi global yang tak menentu.
Meski demikian, Luhut menegaskan pemerintah tidak berdiam diri terkait ancaman krisis pangan tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan misalnya, pemerintah menyusun peta jalan (road map) pertanian sorgum di Indonesia.
Baca juga: Wapres: Pemerintah Daerah Harus Dukung Target Hilirisasi Ekonomi
"Saya kira sampai sekarang kita tidak melihat tanda-tanda ke arah sana (krisis pangan). Tapi, kita pun tidak boleh jumawa terhadap itu," ujarnya di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Rabu (12/10).
Dalam menghadapi ancaman krisis pangan, Luhut menyinggung istilah 'perang rakyat semesta' yang mana ada keterlibatan masyarakat. Ia mencontohkan masyarakat bisa menanam cabai atau sayuran di rumah masing-masing untuk menjaga ketahanan pangan nasional.
"Kita tidak bisa sendiri, makanya kita anjurkan di rumah-rumah itu bisa menanam cabai sendiri, atau sayur di rumah sendiri. Saya gunakan istilah tentara, 'perang rakyat semesta'. Kita harus satu padu," jelasnya.
Luhut menilai Indonesia harus bersiap menghadapi ancaman resesi global yang semakin nyata, karena hal tersebut berdampak pada kestabilan ekonomi nasional.
"Sekuat-kuatnya ekonomi kita, kalau banyak yang (negara) runtuh kan kita juga enggak bisa berdiri sendiri," ucapnya.
Di kesempatan terpisah, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, seluruh negara khususnya anggota G20 mencemaskan adanya ancaman krisis pangan akibat fenoma iklim, pandemi COVID-19 dan meningkatnya ketegangan geopolitik.
Hal ini dianggap perlu direspons lebih serius khususnya menghadapi tahun yang akan datang yang diprediksi akan menjadi tahun suram. (OL-6)
MASYARAKAT Bali mengalami kekhawatiran yang tinggi terhadap dampak perubahan iklim, terutama akan ketahanan pangan dan ketersediaan air.
Di tengah krisis iklim dan krisis pangan, peran petani milenial dan pemanfaatan teknologi menjadi kunci penting bagi Indonesia dalam menjaga ketahanan pangan nasional.
Perubahan iklim menjadi tantangan kita semua karena akan berdampak terhadap krisis pangan, krisis energi, dan krisis kehidupan bagi anak cucu kita.
Saat ini, sekitar 60 negara mengalami krisis pangan dan 900 juta penduduk dunia terdampak krisis pangan.
Di tengah ketegangan global terkait krisis pangan, Indonesia memperkuat langkahnya dalam meningkatkan produksi pangan dan mencari sumber daya alternatif yang berkelanjutan.
pemerintah harus membuat kebijakan terkait Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan di level daerah
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved