Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG) membukukan laba bersih Rp1,84 triliun hingga kuartal ke-2 tahun ini. Laba tumbuh 342% dari periode yang sama tahun lalu. EBITDA juga meningkat hingga 265% menjadi Rp2,57 triliun dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Peningkatan yang signifikan disebabkan oleh produksi yang tinggi dibandingkan tahun lalu. Hal ini dikarenakan iklim yang baik dan mayoritas umur tanaman kelapa sawit Perseroan berada pada usia produktif.
Selain itu, peningkatan laba bersih juga didukung harga jual komoditas yang masih tinggi dan beban produksi yang masih terkontrol.
“Iklim yang baik pada 2020-2021 mendorong peningkatan produksi yang sangat signifikan seiring umur tanaman yang masih berada di usia produktif, juga didukung dengan harga Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel (PK) yang masih tinggi, serta upaya Perseroan mengejar produktivitas, dan mengontrol beban produksi sehingga hasil yang diperoleh jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya," ujar cap Presiden Direktur TAPG, Tjandra Karya Hermanto lewat keterangannya, Senin (25/7).
Hingga 30 Juni 2022, total aset TAPG naik 14% menjadi Rp13,9 triliun yang disebabkan oleh kenaikan persediaan dan kepentingan dalam ventura bersama. Total kewajiban turun 9,4% menjadi Rp4,8 triliun dipicu pembayaran pinjaman dari bank yang langsung berdampak pada penurunan beban keuangan dan masih sejalan dengan program Perseroan untuk memperkuat struktur keuangan.
Terakhir, ekuitas TAPG meningkat 31,7% mencapai Rp9,1 triliun seiring peningkatan laba setelah pajak yang diperoleh Perseroan.
Menurut Tjandra, keunggulan TAPG berasal dari umur tanaman yang mayoritas masih berada pada umur produktif dengan rata-rata mencapai 12,2 tahun per 30 Juni 2022. Dengan iklim yang kondusif selama dua tahun terakhir, Perseroan yakin hal tersebut akan meningkatkan pertumbuhan produksi yang signifikan pada tahun ini.
"Selain itu, komitmen Perseroan untuk menerapkan Best Agronomic Practices dan pemupukan yang optimal juga menjadi faktor utama pendorong pertumbuhan produksi Perseroan di tahun 2022," tandas Tjandra.
Pada Semester 1 2022, harga komoditas masih berada pada level yang tinggi dan berpengaruh langsung pada kinerja Perseroan.
Harga jual CPO meningkat hingga 69% akibat tingginya permintaan pada awal 2022. Sedangkan harga jual PK juga mengalami peningkatan harga yang hampir menyamai sebesar 68% pada pasar global.
Selain itu, jelas Tjandra, adanya kendala logistik menyebabkan turunnya volume penjualan CPO hingga 6%. Namun, penjualan PK meningkat 13% akibat demand yang tinggi.
"Karena peningkatan harga jual yang singnifikan, maka penjualan CPO dan PK mencapai Rp3,8 triliun dan Rp742 miliar, atau meningkat 59% dan 88% pada Semester 1 2022 dibandingkan periode yang sama tahun lalu," pungkasnya. (OL-8)
Kalangan pendidikan usulkan informasi tentang kelapa sawit dimasukkan dalam muata lokal sekolahÂ
Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) terus berkomitmen meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas petani kelapa sawit di seluruh Indonesia.
Pemerintah bakal memperluas peran BPDPKS. Ke depan, lembaga itu tidak hanya mengurusi dana sawit saja, tetapi juga produk perkebunan lain seperti kelapa, kakao, dan karet.
PERUSAHAAN Perkebunan Negara PTPN IV Regional II mengedepankan pendekatan persuasif dalam perbedaan pendapat yang terjadi dengan KUD Setia Abadi di Kabupaten Mandailing Natal,
IPB dan Untad kerja sama sosialisasikan tandan kosong sebagai pupuk organisasi sawit
KLHK dan Ombudsman menggelar entry meeting bersama Ombudsman RI dalam rangka melakukan Kajian Sistemik tentang Pencegahan Maladministrasi dalam Layanan Tata Kelola Industri Kelapa Sawit.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved