Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Angkasa Pura I Proyeksikan Rugi Rp601 M di Tahun Depan 

Insi Nantika Jelita
08/12/2021 20:59
Angkasa Pura I Proyeksikan Rugi Rp601 M di Tahun Depan 
Suasana Bandara El Tari Kupang, salah satu bandara yang dikelola Angkasa Pura I(Antara/Kornelis Kaha)

PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I mencatat rugi sebesar Rp3,24 triliun pada tahun ini. Kerugian tersebut diproyeksikan masih terus berlangsung hingga tahun depan dengan angka yang lebih minim. 

Direktur Utama (Dirut) PT Angkasa Pura I Faik Fahmi mengungkapkan, laba sebelum bunga, pajak, penyusutan, dan amortisasi (EBITDA) tahun ini minus Rp297 miliar dan arus kas operasi minus Rp1,1 triliun. 

"Diproyeksikan tahun depan kita masih rugi sekitar Rp601 miliar. Ini jauh menurun di bandingkan 2021. EBITDA kita bisa positif Rp1,5 triliun dengan arus kas operasi yang akan positif sekitar 1,15 triliun," tuturnya dalam konferensi pers virtual, Rabu (8/12). 

AP I pun melakukan upaya penyehatan perusahaan dengan berbagai upaya, seperti restrukturisasi finansial, restrukturisasi operasional, transformasi bisnis dan lainnya. Pasalnya, pendapatan perseroan tersebut anjlok dengan menghasilkan Rp3,2 triliun di 2021. Menurun dibanding 2019 dengan pendapatan sebesar Rp8,93 triliun. 

Baca juga : Sibuk Benahi 10 Bandara, Utang AP I ke Kreditur Capai Rp28 T

"Dengan program restrukturisasi, total pendapatan kita bisa meningkat lebih tinggi dari Rp 4,86 triliun. Total beban yang termanage menjadi Rp 5,46 triliun untuk 16 bandara. Ini termasuk tambahan satu bandara di Batam dengan konsorsium Incheon Airport," jelas Faik. 

Lebih lanjut Dirut AP I ini menerangkan, beban operasi pengelolaan bandara sudah berangsur membaik alias menurun. Di 2019 beban tersebut mencapai Rp5,59 triliun dan di 2021 menyusut menjadi Rp3,18 triliun. 

Sejak 2017, AP I membenahi bandara-bandara kelolaanya yang mengalami lack of capacity atau kekurangan muatan kapasitas penumpang di bandara. Alhasil, AP I memiliki utang hingga Rp32,7 triliun, dengan Rp28 triliun itu utang ke kreditur. 

"Selama ini kami menggunakan pendanaan eksternal melalui sindikasi dan obligasi. Muncul beban keuangan dalam bentuk bunga dan sebagainya sekitar Rp683 miliar. Naik dari Rp852 miliar (2019) menjadi Rp1,54 triliun (2021)," pungkas Faik. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya