Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
KEPALA Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengungkapkan, tumbuh minusnya konsumsi rumah tangga di level -2,23% di triwulan I 2021 karena sebagian masyarakat golongan menengah ke atas menahan konsumsinya. Itu menyebabkan pemulihan ekonomi di sektor konsumsi rumah tangga menjadi tantangan berat.
"Konsumsi rumah tangga kita masih terkontraksi, masih menghadapi tantangan berat. Karena kalau dilihat untuk triwulan I masih kontraksi 2,23%. Karena untuk golongan menengah ke atas, pendapatannya meningkat, tapi masih menahan konsumsinya," ujarnya saat menyampaikan rilis secara virtual, Kamis(15/7).
Margo bilang, peningkatan pendapatan masyarakat kelas menengah ke atas terlihat dari peningkatan penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21. Tercatat pada triwulan I 2021 penerimaan PPh pasal 21 naik 14,41% dibanding posisi triwulan III 2020.
Peningkatan pendapatan masyarakat kelas atas itu juga tidak mendorong tingkat konsumsi rumah tangga dan menggerakkan perekonomian masyarakat menengah ke bawah. Sebab, BPS mendapati peningkatan pendapatan itu dialokasikan untuk berinvestasi.
Baca juga: Pemerintah Segera Tentukan Nasib PPKM Darurat
"Tabungan masyarakat menengah ke atas ini naik 3,19%, untuk ekuitas 54,83%, reksa dana 52,78% pada triwulan I 2021 dibandingkan triwulan III 2020," tutur Margo.
Dia bilang, konsumsi rumah tangga memang mengalami perbaikan bila dibandingkan dengan triwulan-triwulan sebelumnya. Namun perbaikan tersebut berjalan lambat.
Tercatat pada triwulan III 2020 konsumsi rumah tangga tumbuh -4,05%, triwulan IV 2020 membaik menjadi -3,61%, dan triwulan I 2021 merangkak naik ke level -2,23%.
Konsumsi rumah tangga pada triwulan I 2021 itu berasal dari konsumsi untuk pengeluaran di sektor restoran dan hotel yang tumbuh 3,83%; transportasi dan komunikasi 0,92%; konsumsi lainnya 0,72%; dan konsumsi perumahan dan perlengkapan rumah tangga 0,52%.
Sedangkan pengeluaran di sektor kesehata dan pendidikan turun 0,17%; makanan dan minuman selain restoran turun 1,53%; dan pakaian, alas kaki, dan jasa perawatan turun 3,90%. Hasilnya pengeluaran konsumsi rumah tanggal di triwulan I 2021 tumbuh -0,09%. (OL-4)
Realisasi investasi seolah hanya klaim sepihak dari pemerintah.
Prabowo Subianto menghadiri acara pertemuan bersama dengan para pimpinan perusahaan-perusahaan besar yang bernaung di bawah Kadin Paris.
KETUA Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah Azrul Tanjung mengakui bahwa pihaknya menerima tawaran untuk mengelola tambang dari pemerintah.
Setiap anak berhak tumbuh dengan kebahagiaan dan mencapai perkembangan yang optimal. Dalam proses ini, peran utama orang tua sangat penting untuk memenuhi kebutuhan anak dengan tepat.
Staf Ahli Menteri Bidang Inovasi dan Kreativitas Kemenparekraf RI, Restog Krisna Kisuma mengatakan F8 dapat memacu ekonomi dan pariwisata di Indonesia.
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Senin (22/7) ditutup melemah di tengah pasar tunggu kabinet tim ekonomi pemerintahan baru.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved