Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
PT Jasa Marga (Persero) mencatatkan laba bersih Rp501,05 miliar pada 2020. Namun Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Tahun Buku 2020 memutuskan perseroan tidak membagikan deviden tahun ini. Laba akan ditahan untuk digunakan sebagai capital structure.
Corporate Finance Group Head Eka Setya Adrianto menyampaikan laba bersih tersebut ditetapkan sebagai dana cadangan perusahaan untuk mengoperasikan proyek-proyek jalan tol dan lainnya di tengah pandemi ini.
"Pemegang saham memutuskan untuk tidak membagikan deviden atau 0%. Seluruhnya laba tahun lalu ditempatkan sebagai dana cadangan yang akan digunakan untuk memperkuat capital structure," jelas Adrianto saat konferensi pers virtual, Kamis (27/5).
Baca juga: Rombak Jajaran Jasa Marga, Erick Thohir Berhentikan 3 Komisaris
Pihaknya mengaku membutuhkan ekuitas dengan mempertimbangkan deviden 0%. Lebih lanjut, Adrianto menuturkan Jasa Marga mampu mempertahankan Margin EBITDA tetap stabil di 2020 pada level 62% dengan melakukan berbagai efisiensi untuk dapat mengimbangi penurunan volume lalu lintas dan pendapatan tol sebagai imbas dari diterapkannya kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat.
Adanya kebijakan work from home hingga pembatasan aktivitas selama pandemi menyebabkan terjadinya penurunan pendapatan tol pada 2020 menjadi sebesar Rp8,76 triliun. EBITDA Jasa Marga pada tahun lalu pun tercatat sebesar Rp5,98 triliun.
"Ke depan fokus kita masih sama, lebih banyak mendorong transaksi ekuitas. Tapi untuk pendanaan perbankan maupun capital market kita tetap lanjutkan sesuai kebutuhan yang ada likuiditas. Sampai saat ini kita tidak terlalu mengalami pressure dalam hal likuiditas," jelas Adrianto.
Baca juga: H-1 Lebaran, 521.876 Kendaraan Sudah Tinggalkan Jabodetabek
Selain itu, seiring dengan pembangunan ruas-ruas tol baru di 2020. Total aset Jasa Marga tercatat sebesar Rp104,09 triliun, tumbuh sebesar 4,4% jika dibandingkan 2019.
Tahun lalu juga Jasa Marga mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) untuk penerbitan obligasi sebesar Rp2 triliun. Jasa Marga memiliki standby loan facility sebesar Rp5 triliun dari total kebutuhan dana di kisaran kurang dari Rp4 triliun.
"Idealnya Jasa Marga mengeluarkan produk-produk keuangan dengan karateristik bisnis pendanaan jangka panjang, karena sebagian besar pendanaan kita untuk jalan tol yang memang membutuhkan waktu lama dalam pengembaliannya," tandas Adrianto. (E-3)
TINDAK pidana dalam pembangunan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated alias Tol MBZ dinilai tak terbukti. JPU disebut tak mampu membuktikan tuduhan terdakwa Djoko Dwijono.
PT Jasa Marga (Persero) Tbk mencatat sebanyak 154.443 kendaraan telah kembali ke wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (Jabotabek).
Lalin meninggalkan Jabotabek menuju arah Bandung melalui GT Kalihurip Utama Jalan Tol Cipularang, dengan jumlah 131.206 kendaraan, naik sebesar 37,27% dari lalin normal.
PT Jasa Marga Tbk mencatat sebanyak 376.175 kendaraan meninggalkan wilayah Jabotabek. Jumlah itu tercatat pada periode H-3 sampai dengan H-2 Idul Adha 1445 H
Kendaraan itu berasal empat gerbang tol (GT) utama, yaitu GT Cikupa ke arah Merak, GT Ciawi ke arah Puncak, GT Cikampek Utama ke arah Trans Jawa dan GT Kalihurip Utama ke arah Bandung.
PT Jasa Marga (Persero) Tbk memperkirakan puncak lalu lintas tertinggi selama libur panjang Hari Raya Idul Adha 1445H/2024 akan terjadi pada hari ini, Sabtu (15/6).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved