Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Warga Peroleh Manfaat Ekonomi dari Sabuk Hijau Bendungan Tukul 

Mediaindonesia.com
23/4/2021 16:05
Warga Peroleh Manfaat Ekonomi dari Sabuk Hijau Bendungan Tukul 
(DOK KEMEN PUPR)

KEMENTERIAN Pekerjaan Umum dan Perumahan Rayat (PUPR) terus berkomitmen berperan aktif melakukan konservasi alam. Yaitu melalui penghijauan dengan melakukan penanaman pohon yang benilai ekonomis pada semua area infrastruktur.

Salah satunya dengan memanfaatkan area sabuk hijau (greenbelt) seluas 2.496 hektare di sekitar Bendungan Tukul. Di area ini telah ditanam sebanyak 655 pohon bernilai ekonomis. Yaitu pohon durian musang king sebanyak 50 pohon, mangga 300 pohon, dan jeruk baby Pacitan 305 pohon. 

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menekankan bahwa dalam kegiatan pembangunan PUPR, prosesnya harus fokus pada penyediaan lapangan kerja atau padat karya. "Misalnya penghijauan. Mulai dari pembibitan, kemudian penanaman hingga pemeliharaan diharapkan sekaligus membuka lapangan kerja baru," katanya.

Baca Juga: Bendungan Karalloe Siap Impounding dukung Suplai Air Irigasi

Pohon yang ditanam harus memiliki kriteria yakni, pohon yang memperkuat infrastruktur dan bernilai ekonomis terutama dari buahnya. “Teknis penanaman pohon telah diatur dengan memperhatikan kondisi lahan dan area infrastruktur sampai ke urusan pemeliharaannya,” terang Staf Ahli Menteri PUPR (Sampu) Bidang Sosial Budaya dan Peran Masyarakat Sudirman saat meninjau area sabuk hijau (greenbelt) Bendungan Tukul yang berlokasi di Desa Karanggede Kecamatan Arjosari Kabupaten Pacitan Jawa Timur, Jumat Sore (9/4/2021). 

Menurut Sudirman, Bendungan Tukul yang diresmikan Bapak Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 14 Februari 2021 lalu, bermanfaat sebagai irigasi, air baku, pengendalian banjir dan pembangkit listrik. Selain itu, bendungan juga harus ditata dan harus memiliki kawasan sabuk hijau yang memadai. ''Dan ini dipenuhi dengan penanaman pohon yang disesuaikan dengan struktur tanah. Pelaksanaan penanaman pohon akan melibatkan Ikatan Purnabhakti Kementerian Pekerjaan Umum (IPPU) dan kelompok masyarakat setempat," lanjutnya.

Sunarto, salah seorang anggota Kelompok Tani Tukul menyampaikan terimakasihnya telah dilibatkan dalam pengelolaan tanaman di Bendungan Tukul. "Selama ini Pacitan terkenal memiliki durian sebagai komoditas unggulan dengan pembudidayaan yang jauh lebih singkat. Kami berharap ke depan hasil pengelolaan tanaman ini bisa dimanfaatkan masyakat sekitar," katanya. 

Baca Juga: PUPR Setiap Hari Salurkan Air Bersih ke Pengungsi Adonara

Selain Bendungan Tukul, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, Ditjen Sumber Daya Air, juga telah melaksanakan penanaman di lima bendungan lainnya. Yaitu di Bendungan Gondang di Kabupaten Karanganyar sebanyak 1.852 pohon, di Bendungan Gongseng di Kabupaten Bojonegoro (1.000 pohon), di Bendungan Bendo di Kabupaten Ponorogo (1.000 pohon), di Bendungan Jlantah di Kabupaten Karanganyar (300 pohon), dan di Bendungan Pidekso di Kabupaten Wonogiri (5.317 pohon). 

Bendungan Tukul memiliki kapasitas tampung 8,68 juta meter kubik yang bermanfaat untuk irigasi di area seluas 600 hektare dan mereduksi banjir sebesar 42,22 m3/detik, berpotensi sebagai sumber Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) 2x132 KW, konservasi sumber daya air, dan pariwisata. 

Bendungan Tukul dibangun pada 2013 hingga 2021 dengan menghabiskan anggaran APBN sebesar Rp904,4 miliar. Sebagai kontraktor pelaksana adalah PT. Brantas Abipraya (Persero) dan konsultan supervisi PT. KSO, PT. Mettana, PT. Anugrah, Kridapradana, PT. Bina Karya (Persero). (RO/OL-10)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian
Berita Lainnya