Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Penyaluran Banpres Produktif ke Bali, NTB, dan NTT Lampaui Rp500 M

Insi Nantika Jelita
21/12/2020 13:10
Penyaluran Banpres Produktif ke Bali, NTB, dan NTT Lampaui Rp500 M
PROGRAM BANPRES UNTUK USAHA MIKRO: Warga mengisi formulir untuk mengurus program Bantuan Presiden (Banpres) di Banyuwangi, Jawa Timur.(ANTARA FOTO/Budi Candra Setya)

KEMENTERIAN Koperasi dan UKM melaporkan telah menyalurkan dana Banpres Produktif untuk Usaha Mikro (BPUM) ke Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT), masing-masing di atas 500 milar.

"Khusus di Bali, Banpres Produktif Usaha Mikro penyalurannya mencapai Rp520 miliar dengan sasaran 216 ribu lebih pelaku usaha," kata Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam webinar Pencegahan Covid-19 serta Pemulihan Ekonomi Nasional di Bali, NTB dan dan NTT, Senin (21/12).

Lalu, untuk di NTB, Kemenkop UKM telah menyalurkan Banpres sebesar Rp1 triliun lebih dengan sasaran 440 ribu lebih pelaku UMKM. Di NTT, pemerintah telah menyerahkan Banpres Produktif senilai Rp768 miliar lebih dengan sasaran pelaku usaha mikro sebanyak 320 ribu lebih.

Teten juga menjelaskan, Kemenkop UKM juga telah menyalurkan anggaran subsidi bunga kredit usaha rakyat (KUR) dari program pemulihan ekonomi yang saat ini sudah terealisasi 57,29%, atau baru disalurkan Rp2,85 triliun dari target Rp4,9 triliun.

Untuk di Bali, penyaluran KUR mencapai Rp135 miliar dengan menyasar 191 ribu lebih debitur. Di NTB, Kemenkop UKM telah mengalokasikan Rp49 miliar dengan 92 ribu lebih debitur. Sedangkan, realisasi penyaluran KUR di NTT sebesar Rp34 miliar dengan 72 ribu debitur.

Teten menuturkan, banyak UMKM yang terkena dampak covid-19 secara langsung, baik sisi supply maupun demand. Karena itu dibutuhkan sebuah strategi agar UMKM bisa masuk ke rantai pasok nasional maupun global.

Dari jumlah total UMKM 64 juta, sekitar 22,9% mengalami penurunan penjualan, 20% distribusinya terganggu, 19,3% terkendala modal, dan sekitar 18% mengalami kesulitan pasokan bahan baku. (E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Mirza
Berita Lainnya