Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
KETUA Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani, menilai resesi yang dialami Indonesia akibat pandemi covid jangan terlalu dimaknai terlalu dalam.
"Resesi tersebut sebetulnya tidak perlu dikhawatirkan berlebihan karena perekonomian Indonesia terpukul karena dampak pandemi pada kuartal II 2020 mencapai minus 5,32%," kata Hariyadi saat dihubungi, Jumat (6/11).
Meski pada kuartal III 2020 ini masih terkontraksi tetapi trennya membaik di angka minus 3,49%. Perekonomian pada kuartal II terjadi minus dalam karena adanya PSBB.
"Jika selanjutnya dan kedepannya tidak ada pembatasan sosial lagi dan pandemi bisa diatasi maka perekonomian akan cepat ke arah positif. Jadi sepertinya tidak perlu khawatir," ujar Hariyadi.
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) tersebut juga meyakini bahwa pada kuartal IV pertumbuhan ekonomi mungkin masih minus tetapi terus membaik dan menunjukkan tren yang positif.
Untuk menghadapi masa transisi pada 2021 sendiri Hariyadi berharap keberhasilan pemerintah bersama ilmuwan dunia untuk menemukan vaksin covid-19 sehingga akan mempercepat pemulihan.
Pada 2021 sendiri perekonomian Indonesia dinilai akan cepat pulih karena cara berpikir masyarakatnya lebih optimis dan berani dalam melakukan kegiatan ekonominya.
"Hal ini busa dilihat. Dalam masa PSBB saja banyak usaha yang nekat berjualan dan orang-orang mau bekerja jadi itu bisa mempercepat," ucapnya.
Sehingga kesimpulan agar perekonomian tidak kembali amblas ialah pemerintah tidak menerapkan kebijakan PSBB. Karena dampaknya akan menjatuhkan perekonomian nasional.
"Jadi resesi ini tidak perlu dimaknai terlalu dalam karena titik terendah ada di kuartal II dan kita sudah melewati itu bukan di kuartal III," pungkasnya. (OL-4)
Presiden Joko Widodo menyambut baik rilis Badan Psuat Statistik terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal pertama 2024. Menurutnya, angka 5,11% adalah hasil yang baik.
PRESIDEN Joko Widodo menegaskan pentingnya sinkronisasi dan koordinasi yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah dalam pelaksanaan program-program pembangunan.
Optimisme juga didasari dari Bank Indonesia yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2024 akan meningkat dalam kisaran 4,7%-5,5%.
Data resmi bulanan pada Rabu (13/3) menunjukkan produk domestik bruto tumbuh 0,2% menyusul penurunan tipis 0,1% pada bulan Desember
Inflasi Jepang melambat kurang dari yang diharapkan menjadi dua persen pada Januari. Ini mencapai target bank sentral.
EKONOM Poltak Hotradero mengatakan hampir setengah dari keranjang belanja masyarakat Indonesia adalah makanan dan bahan pangan. Jadi kalau harga bahan pangan naik, mengurangi daya beli
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved