Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Ekonomi Indonesia resmi memasuki zona resesi. Hal ini dikarenakan pertumbuhan ekonomi dalam dua triwulan terakhir berada dalam zona negatif.
Badan Pusat Stastik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III 2020 secara tahunan (year on year/yoy) tercatat tumbuh -3,49% dan pertumbuhan triwulanan (quarter to quarter/q to q) mencapai 5,05%.
Meski masih berada di zona negatif, pertumbuhan minus itu jauh lebih baik bila dibandingkan posisi pertumbuhan triwulan II 2020 yang -5,32% (yoy).
Angka itu didapat dari besaraan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku di triwulan III yang mencapai Rp3.894 triliun dan harga konstan PDB sebesar RP2.720,6 triliun.
“Kalau kita bandingkan dengan posisi triwulan III 2019, berarti ekonomi Indonesia pada triwulan III secara yoy masih mengalami kontraksi sebesar 3,49%. Tetapi kalau dibandingkan dengan triwulan II 2020, perekonomian kita tumbuh positif 5,05%. Sehingga secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I-III itu masih mengalami kontraksi sebesar 2,03%,” kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (5/11).
Suhariyanto mengatakan, dari angka tersebut terlihat adanya perbaikan yang cukup signifikan dibanding kondisi pada triwulan II 2020. Pertumbuhan secara q to q yang mencapai 5,05% dinilai sebagai modal yang baik dalam pemulihan di triwulan IV 2020.
Secara q to q pula, 17 sektor lapangan usaha mengalami pertumbuhan positif. Pertumbuhan tertinggi terjadi di sektor transportasi dan pergudangan yang tumbuh 24,28%. Lalu diikuti oleh sektor akomodasi makan dan minum yang tumbuh 14,79% di triwulan III 2020.
“Ini dipicu oleh penambahan perjalan beberapa armada transportasi karena adanya pelonggaran PSBB. Sehingga ada peningkatan okupansi di berbagai hotel dan restoran,” jelas Suhariyanto.
Sedangkan secara yoy, pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan III yang tercatat -3,49% disebabkan karena dari 17 sektor lapangan usaha yang ada, 10 diantaranya mengalami pertumbuhan negatif dan 7 diantaranya memiliki pertumbuhan positif.
Misal, sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial yang tumbuh hingga 15,33% menjadi sektor yang pertumbuhannya paling tinggi.
Adapun dari sisi pengeluaran, secara yoy, satu-satunya komponen yang mengalami pertumbuhan positif adalah konsumsi pemerintah yang mencapai 9,76%. Angka itu lebih baik dari capaian di triwulan II 2020 yang minus 6,9%.
Perbaikan juga terlihat pada sisi konsumsi rumah tangga yang pada triwulan III 2020 tumbuh minus 4,04%, lebih baik dibanding posisi triwulan II 2020 yang minus 5,52%.
“Konsumsi rumah tangga masih kontraksi tapi tidak sedalam triwulan II, di mana konsumsi rumah tangga minus 4,04% dan terlihat bahwa seluruh komponen kontraksinya tidak sedalam triwulan II dan ini menunjukkan arah pemulihan, ke arah yang positif,” jelas Suhariyanto. (Mir)
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) di Indonesia pada Juni 2024 mencapai 1,17 juta kunjungan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penumpang angkutan udara domestik yang berangkat pada Juni 2024 sebanyak 5,4 juta orang. Angka tersebut naik 2,8% dibandingkan bulan sebelumnya.
Pada Juli 2024, perubahan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) Umum Nasional secara tahun ke tahun atau year on year (yoy) mencapai 2,99% terhadap IHPB Juli 2023.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Produsen (IHP) umum sembilan sektor pada triwulan kedua 2024 naik 0,64% dari triwulan pertama. Secara tahunan, posisi saat ini juga naik 0,01%.
BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa terjadi deflasi sebesar 0,18% pada Juli 2024 secara month to month (mtm). Deflasi pada Juli merupakan yang terdalam dibandingkan Juni 2024.
NELSON Mandela, seorang revolusioner anti-apartheid di Afrika Selatan, pernah mengungkapkan bahwa pendidikan merupakan senjata yang paling ampuh untuk mengubah dunia.
Presiden Joko Widodo menyambut baik rilis Badan Psuat Statistik terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal pertama 2024. Menurutnya, angka 5,11% adalah hasil yang baik.
PRESIDEN Joko Widodo menegaskan pentingnya sinkronisasi dan koordinasi yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah dalam pelaksanaan program-program pembangunan.
Optimisme juga didasari dari Bank Indonesia yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2024 akan meningkat dalam kisaran 4,7%-5,5%.
Data resmi bulanan pada Rabu (13/3) menunjukkan produk domestik bruto tumbuh 0,2% menyusul penurunan tipis 0,1% pada bulan Desember
Inflasi Jepang melambat kurang dari yang diharapkan menjadi dua persen pada Januari. Ini mencapai target bank sentral.
EKONOM Poltak Hotradero mengatakan hampir setengah dari keranjang belanja masyarakat Indonesia adalah makanan dan bahan pangan. Jadi kalau harga bahan pangan naik, mengurangi daya beli
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved