Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PENGAMAT ekonomi senior Piter Abdullah mengatakan rendahnya inflasi atau deflasi yang terjadi dua kali berturut-rurut pada bulan Juli 2020 sebesar 0,10% dan Agustus 2020 sebesar 0,05% merupakan akibat dari menurunnya permintaan.
Menurut Piter, hal ini bahkan sudah bisa diperkirakan sebelumnya. Pasalnya, di tengah pandemi covid-19 saat ini, turunnya permintaan tak terelakkan karena hal ini telah disebabkan oleh menurunnya daya beli sebagian masyarakat, yaitu masyarakat bawah.
Baca juga: Jokowi: Penurunan Daya Beli Sebabkan Deflasi Bahan Pangan
"Sementara di sisi lain masyarakat menengah atas saat ini lebih menunda untuk melakukan konsumsi," ungkapnya kepada Media Indonesia, Selasa (1/9).
Lebih lanjut, menurut Piter, penurunan daya beli masyarakat bawah sudah dibantu dengan adanya berbagai bantuan pemerintah. Tetapi nyatanya hal tersebut masih tidak cukup untuk mengembalikan konsumsi pada level normal.
"Sementara itu, masyarakat menengah atas, selama masih ada pandemi akan menahan konsumsi. Artinya penurunan konsumsi selama masih ada pandemi adalah kondisi yang tidak terelakkan," kata Piter.
Piter menegaskan, saat ini penanganan covid-19 menjadi kunci penting untuk mengembalikan keadaan. Selama angka penularan covid-19 masih tinggi, otomatis hal tersebut akan menyebabkan konsumsi mengalami stagnasi.
Baca juga: Deflasi 0,10% Pada Juli 2020, BPS: Daya Beli Harus Ditingkatkan
Meskipun demikian, Piter melihat bahwa saat ini kondisi perekonomian Indonesia sudah berangsur membaik. Hal tersebut dikatakan terlihat dari beberapa kebijakan yang telah mengarahkan perekonomian Indonesia pada perbaikan
"Perekonomian kita sudah menunjukkan arah perbaikan. Apabila pandemi nanti berlalu, perbaikan ekonomi akan bisa lebih cepat," pungkas pria yang juga Dosen di Perbanas Institute tersebut. (Des/A-3)
BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa terjadi deflasi sebesar 0,18% pada Juli 2024 secara month to month (mtm). Deflasi pada Juli merupakan yang terdalam dibandingkan Juni 2024.
DALAM dua bulan berturut-turut, perekonomian nasional mengalami deflasi.
INFLASI nasional untuk Juni 2024 diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) berada di 2,51%. Secara tahunan dan secara bulanan angka ini mengalami deflasi yang lebih dalam dibandingkan Mei 2024.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu memastikan pemerintah kan terus memperkuat kebijakan strategis meski inflasi mengalami tren penurunan
Hal itu dipengaruhi oleh kecukupan pasokan dan di tengah masih berlanjutnya panen raya padi, baik intra provinsi maupun antar provinsi.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi deflasi 0,08% secara bulanan (month to month/mtm) pada Juni 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved