Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
CENTER of Reform on Economics (CORE) Indonesia menilai pemerintah tidak perlu terlalu mengejar pertumbuhan ekonomi agar terhindar dari resesi.
Menurut Ekonom Senior CORE Indonesia Hendri Saparini, pemerintah justru harus melakukan optimalisasi ekonomi dalam negeri. Sehingga bisa menciptakan ekonomi yang adil.
“Sebaiknya kita tidak mengejar pertumbuhan positif. Tidak apa kita tidak tumbuh tinggi karena kita memang resesi, dan secara global banyak yang resesi. Yang penting adalah mengoptimalkan potensi dari dalam negeri.,” katanya dalam diskusi secara virtual, Jumat (21/8).
Adapun potensi optimalisasi ekonomi dalam negeri berdasarkan 4 sumber pertumbuhan ekonomi. Di antaranya konsumsi rumah tangga, pemerintah, ekspor, dan impor. Menurutnya dengan mendorong konsumsi rumah tangga akan memberikan dukungan masyarakat melakukan spending (pengeluaran). Sehingga bisa menyerap produk dalam negeri juga.
Baca juga : Hadapi Bonus Demografi, Indonesia Perlu Genjot Industri Manufaktur
“Menurut saya, apakah ini satu upaya yang baik, iya, tapi saya mohon untuk lebih fokus. Artinya Q3 itu hanya tinggal satu bulan lagi,” imbuhnya.
Pihaknya pun mengingatkan pemerintah untuk tetap mendorong industri manufaktur. Terlebih dalam kondisi pandemi covid-19 ini. Karena sektor ini lah yang bisa menyerap tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan.
“Tapi sekali lagi, yang kita kejar bukan sekedar pertumbuhan ekonomi, tapi bagaimana ekonomi ini meski 0% tapi lebih adil. Tapi kalau sekedar mengejar pertumbuhan tidak negatif, tapi menciptakan permasalahan lain, ya sama saja,” pungkasnya. (OL-7)
Presiden Joko Widodo menyambut baik rilis Badan Psuat Statistik terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal pertama 2024. Menurutnya, angka 5,11% adalah hasil yang baik.
PRESIDEN Joko Widodo menegaskan pentingnya sinkronisasi dan koordinasi yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah dalam pelaksanaan program-program pembangunan.
Optimisme juga didasari dari Bank Indonesia yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2024 akan meningkat dalam kisaran 4,7%-5,5%.
Data resmi bulanan pada Rabu (13/3) menunjukkan produk domestik bruto tumbuh 0,2% menyusul penurunan tipis 0,1% pada bulan Desember
Inflasi Jepang melambat kurang dari yang diharapkan menjadi dua persen pada Januari. Ini mencapai target bank sentral.
EKONOM Poltak Hotradero mengatakan hampir setengah dari keranjang belanja masyarakat Indonesia adalah makanan dan bahan pangan. Jadi kalau harga bahan pangan naik, mengurangi daya beli
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved