Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
MENTERI Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan dalam kondisi saat ini tidak perlu memikirkan resesi atau tidak, karena perekonomian global saat ini memang sedang mengalami masa sulit sebagai dampak wabah covid.
Saat ini, ekonomi dunia sedang jatuh dalam resesi karena terjadi di 105 negara sudah resesi hingga 2 kuartal ekonomi turun dan semakin dalam.
"Resesi atau tidak resesi saya rasa tidak terlalu relevan dalam kondisi sekarang. Namun yang perlu kita lihat seperti Tiongkok pada kuartal I sempat negatif 6% namun saat ini pertumbuhan ekonominya sudah mencapai 3% atau negara lainnya yang menunjukkan peningkatan perekonomian negaranya," kata Airlangga saat diskusi daring Mengatasi Pandemi dan Mencegah Krisis Ekonomi yang diselenggarakan Tempo, Kamis (20/8).
Ekonomi Indonesia kuartal I 2020 hanya menyentuh 2,97% lalu anjlok ke minus 5,32%. Meski begitu jika dilihat indikator positif sudah terlihat seperti perdagangan yang sudah surplus di kuartal III mencapai USD3,26 miliar ini didorong sektor industri yang besarnya 82%.
"Artinya dunia mulai sudah terlihat dari berbagai chart terburuknya maret-april seperti IHSG, harga minyak, hingga nilai tukar rupiah. Setelah itu ada rebound rupiah juga lebih stabil," ujar Airlangga.
"Kemudian rencana pertumbuhan (perekonomian) kita yang akan dibahas di DPR itu prediksinya sampai akhir Desember itu mudah-mudahan bisa di atas 0% atau 0,25%. Tentunya ini akan lebih baik dibandingkan negara maju lainnya," tambah politisi Partai Golkar tersebut.
Perekonomian Inggris sendiri hingga desember diprediksi negatif 9,5%, Malaysia negatif 3,2%, Thailand negatif 5,7%, dan Jerman negatif 6,2%. Oleh karena itu, beberapa langkah sudah diambil pemerintah seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang tidak mendorong perekonomian minus lebih dalam.
Selain itu pemerintah membuat stimulus hingga 2021, pemerintah melihat situasi pandemi ini sebagai multi years sehingga vaksin diharapkan bisa ditemukan tahun depan. (OL-4)
Presiden Joko Widodo menyambut baik rilis Badan Psuat Statistik terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal pertama 2024. Menurutnya, angka 5,11% adalah hasil yang baik.
PRESIDEN Joko Widodo menegaskan pentingnya sinkronisasi dan koordinasi yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah dalam pelaksanaan program-program pembangunan.
Optimisme juga didasari dari Bank Indonesia yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2024 akan meningkat dalam kisaran 4,7%-5,5%.
Data resmi bulanan pada Rabu (13/3) menunjukkan produk domestik bruto tumbuh 0,2% menyusul penurunan tipis 0,1% pada bulan Desember
Inflasi Jepang melambat kurang dari yang diharapkan menjadi dua persen pada Januari. Ini mencapai target bank sentral.
EKONOM Poltak Hotradero mengatakan hampir setengah dari keranjang belanja masyarakat Indonesia adalah makanan dan bahan pangan. Jadi kalau harga bahan pangan naik, mengurangi daya beli
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved