Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
KONFERENSI pers oleh Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, Jumat (3/4) menghadirkan Managing Director International Monetary Fund (IMF) Kristalina Georgieva yang memberikan paparan terkait upaya IMF-WHO dalam menangani dampak ekonomi terkait pandemi virus korona (Covid-19).
Dalam kesempatan ini, upaya Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dalam menangani dampak ekonomi dan sosial terkait COVID-19 mendapatkan apresiasi dari Managing Director IMF.
"Kami melihat Indonesia mengambil kebijakan signifikan dan tepat sasaran untuk mendukung perekonomian," ungkap Georgieva saat briefing Direktur Jenderal WHO kepada awak media di Jenewa pada Jumat (3/4).
Baca juga: Pandemi Covid-19 Bisa Picu Krisis Ekonomi Global
Secara khusus, Managing Director IMF memuji koordinasi baik antara Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan dalam menangani pandemi serta pemberian perlindungan oleh Pemerintah kepada Usaha Kecil dan Menengah.
Menurutnya, kedua kebijakan ini tidak hanya berdampak nyata di lapangan, tetapi juga akan membantu peningkatan dinamika perekonomian Indonesia ketika situasi membaik.
"Tentunya sebagai wakil Indonesia di Jenewa, kami menyambut baik pernyataan positif Managing Direktur IMF terhadap sejumlah upaya yang dilakukan Pemerintah RI untuk mengatasi dampak ekonomi dan sosial dari pandemi COVID-19," demikian ditegaskan oleh Duta Besar/Wakil Tetap Indonesia untuk PBB di Jenewa, dalam keterangan tertulis yang diterima, Minggu (5/4).
Ditekankan juga oleh Dubes Hasan Kleib, bahwa "kepercayaan ini merupakan momentum baik bagi bangsa Indonesia, dan kawasan Asia Tenggara serta ASEAN khususnya, untuk memanfaatkan ‘second window of opportunity’ untuk melawan Covid-19."
Lebih lanjut, dalam menjawab pertanyaan jurnalis mengenai dampak ekonomi pandemi Covid-19 di Indonesia sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Managing Director IMF menggarisbawahi bahwa dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia telah membangun berbagai pondasi perekonomiannya.
Seperti halnya negara lain, terdapat tantangan yang dihadapi seperti peningkatan arus modal keluar yang berujung pada penurunan produksi dan pendapatan, serta rendahnya likuiditas dolar Amerika Serikat (USD).
Dalam hal ini, Indonesia telah menunjukan kerja yang baik melalui koordinasi respons Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan sehingga dampaknya sangat nyata.
IMF menyadari tantangan ini juga dihadapi negara berkembang lainnya. Untuk itu, IMF mendorong bank-bank sentral di negara maju untuk membantu likuiditas di negara berkembang.
IMF juga menyiapkan dana US$1 triliun sebagai bagian dari pendanaan kedaruratan Covid-19, selain juga menggalang dana untuk pendanaan hibah 'catastrophe containment relief trust' bagi negara-negara termiskin.
Di tengah pandemi Covid-19, PTRI Jenewa terus memajukan kerja sama dengan komunitas diplomatik dan markas besar WHO di Jenewa untuk mendukung solidaritas global dalam penanganan COVID-19. PTRI Jenewa terus memantau laporan-laporan situasi WHO serta berbagai pedoman teknis WHO untuk menangani COVID-19 yang senantiasa dibagikan melalui akun media sosialnya. (OL-1)
Kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian itu lantas berdampak krisis di berbagai negara.
Deklarasi Menteri Keuangan G-20 menyerukan penerapan perpajakan progresif. Mereka menekankan agar orang superkaya memenuhi kewajiban pajak secara adil.
PADA akhir April lalu, dana moneter internasional (IMF) merilis data perkiraan pertumbuhan ekonomi global untuk tahun ini dan 2025 masing-masing sebesar 3,2%.
Presiden Jokowi mengatakan Indonesia patut bersyukur telah mampu menghadapi berbagai krisis yang ada di dunia saat banyak negara lain menjadi 'pasien' dari dana moneter internasional (IMF).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyoroti mahalnya biaya pinjaman (cost of borrowing) Bank Dunia ketimbang yang ditawarkan oleh bank pembangunan multilateral lainnya.
IMF meningkatkan ekspektasinya terhadap pertumbuhan ekonomi global tahun 2024, namun tetap memperingatkan tentang risiko inflasi dan meningkatnya ketegangan geopolitik.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mencatatkan jumlah kasus covid-19 secara global mengalami peningkatan 52% dari periode 20 November hingga 17 Desember 2023.
PJ Bupati Majalengka Dedi Supandi meminta masyarakat untuk mewaspadai penyebaran Covid-19. Pengetatan protokol kesehatan (prokes) menjadi keharusan.
PEMERINTAH Palu, Sulawesi Tengah, mengimbau warga tetap waspada dan selalu disiplin menerapkan protokol kesehatan menyusul dua kasus positif covid-19 ditemukan di kota itu.
ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan jenis virus covid-19 varian JN.1 sebagai VOI atau 'varian yang menarik'.
DINAS Kesehatan (Dinkes) Batam mengonfirmasi bahwa telah terdapat 9 kasus baru terpapar Covid-19 di kota tersebut,
KEMENTERIAN Kesehatan menyebut tidak ada potensi mutasi virus covid-19 pada libur Natal dan Tahun Baru 2024 nanti. Saat ini, yang terbaru masih berasal dari varian omikron, yaitu JN.1.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved