Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
LABUAN Bajo sebagai salah satu destinasi wisata super prioritas terus berbenah untuk meningkatkan kelasnya dan menarik minat wisatawan mancanegara maupun domestik.
Sebagai pintu masuk untuk menjangkau berbagai destinasi di wilayah Nusa Tenggara Timur, perbaikan infrastruktur serta penunjang terus dilakukan demi terciptanya kenyamanan bagi para pendatang ke Labuan Bajo.
Peningkatan jumlah wisatawan memang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hingga akhir 2018 misalnya, jumlah wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisatawan nusantara (wisnus) mencapai 163.054 orang dengan komposisi 71.184 wisnus dan 91.870 wisman.
Di 2019 ini, ditargetkan jumlah pengunjung mencapai 1,5 juta wisatawan. Sayangnya, target tersebut tampak sulit tercapai lantaran infrastruktur dan berbagai penunjang berwisata belum sepenuhnya terbangun.
Salah satunya yakni bandara yang ada di wilayah NTT belum berstandar internasional. Hal itu menyebabkan biaya perjalanan yang harus dikeluarkan menjadi besar.
"Target pariwisata Labuan Bajo 2019 memang tidak tercapai karena bandara belum bertaraf internasional," tutur Kepala Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores, Shana Fatina Sukarsono, Labuan Bajo, Jumat (15/11).
Shana menambahkan, salah satu upaya yang akan dilakukan untuk menjadikan Bandara Komodo berstandar internasional ialah dengan memperpanjang landasan pacu dan memperbaiki alat navigasi sesuai dengan kebutuhan rute internasional.
Tahun ini, pemerintah tengah melakukan penunjukkan siapa pihak yang akan mengelola Bandara Komodo ke depannya.
"Kalau yang terakhir diumumin pak menteri adalah dari Changi dan Cardic, yang sudah lolos seleksi pertama. Semuanya itu selalu konsorsium asing dan Indonesia," terang Shana.
Senada, Kepala Kantor Direktorat Jenderal Perbendaharaan NTT, Lydia Kurniawati Chrisyanti mengatakan, pemerintah baik pusat maupun daerah tengah mengupayakan untuk menekan biaya wisatawan untuk berkunjung ke Labuan Bajo.
"Pemerintah sangat memikirkan bagaimana sarana dan prasarana untuk menuju proyek prioritas, dengan begitu kemungkinan biaya akan jauh lebih rendah," jelas Lydia.
Ia menambahkan, biaya yang dikucurkan untuk peluasan Bandara Komodo mencapai Rp27,9 miliar dan terus berlanjut. Dana itu berasal dari APBN 2019 yang dialokasikan ke NTT sebesar Rp35,08 triliun.
Selain memperluas Bandara Komodo, di 2019 ini pemerintah juga memiliki fokus untuk membangun infrastruktur jalan seperti Labuan Bajo - Malwatar sebesar Rp13,4 miliar; Labuan Bajo - Terang - Pelabuhan Bari I sebesar Rp19,5 miliar dan Labuan Bajo - Terang - Pelabuhan Bari II sebesar Rp23,9 miliar. (OL-8)
Plataran Indonesia memperkuat posisinya dalam industri pariwisata nasional dengan meluncurkan Plataran Bandung sebagai destinasi unggulan untuk pasar MICE.
Beberapa event yang bisa jadi pertimbangan untuk dikunjungi yakni Festival Lembah Baliem hingga Dieng Culture Festival
Sustainability tourism bakal jadi tren terutama di kalangan gen Z. Liburan itu menjadi prioritas gen Z.
Langkah ini merupakan rangkaian kegiatan Pemberdayaan Desa Binaan (PDB) tahun 2024 menuju Agro-eco Cultural Tourism Jajar Gumregah.
Strategi komunikasi dan branding untuk mempromosikan kawasan wisata di daerah seperti Banyumas, Jawa Tengah, menjadi isu krusial yang memerlukan tindakan konkret.
Rencana penutupan sementara Taman Nasional Komodo tahun 2025 tidak akan mempengaruhi target kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved