Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
BANK Indonesia (BI) mengatakan akan lebih dulu memperhatikan potensi tekanan perang dagang ke depan, sebelum nantinya menentukan perlakukan mereka terhadap suku bunga acuan. Sebab sebenarnya di satu sisi, tren suku bunga di regional sudah mulai naik tahun depan.
“Kami tetap melihat semua faktor dan perkembangan yang terjadi, yang lebih penting forward looking-nya bagaimana kami melihat risiko, proyeksi ke depan untuk kebijakan makro,” ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo, di Jakarta, Selasa (6/11).
Jadi untuk arah (stance) kebijakan Bank Indonesia, kata Dody, mereka akan sangat bergantung pada data sebelum mengubah posisi suku bunga kebijakan BI 7 Day Repo Rate.
“Tentunya kami belum bisa bilang suku bunga akan naik atau turun atau tetap, tapi tergantung pada assessment ke depan. Sebentar lagi akan ada Rapat Dewan Gubernur, kelihatan nanti di hasil rapat,” tuturnya.
Baca juga: Kinerja Nilai Tukar Rupiah terus Membaik
Kecenderungan persaingan suku bunga antar bank sentral, dia katakan, BI akan melihat terlebih dulu proyeksi global seperti apa. Apakah tekanan perang dagang akan semakin tinggi, atau hasil dari pertemuan antar Presiden AS dan Tiongkok akan memberi hasil lebih positif.
“Hasil mereka nanti akan mempengaruhi negara-negara lain dalam mengambil posisi. Jadi ini sangat dinamis dari waktu ke waktu,” tukas Dody.
Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 22-23 Oktober 2018 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day reverse repo rate (BI7DRR) sebesar 5,75%. Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengungkapkan hal itu didasari pertumbuhan ekonomi global lebih rendah daripada proyeksi semula, disertai ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved