Mereka (orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari Kiamat, “Kapankah terjadinya?”
Tafsir
Orang-orang musyrik bertanya kepada Nabi tentang kapan waktunya hari Kiamat itu datang. Mereka menanyakan hal itu dengan nada mengejek dan mencemooh. Nabi sendiri ingin sekali menjawab pertanyaan mereka dengan tepat, akan tetapi Allah melarangnya karena hanya Dia sendirilah yang mengetahui kapan hari Kiamat itu akan terjadi.
⇄⧉public deskripsi -> UTF-8 string (355) "Surat An Naazi´aat terdiri atas 46 ayat, termasuk golongan surat-surat Makk...
$value->deskripsi
Surat An Naazi´aat terdiri atas 46 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat An Naba´. Dinamai <i>An Naazi´aat</i> diambil dari perkataan <i>An Naazi´aat</i> yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Dinamai pula <i>as Saahirah</i> yang diambil dari ayat 14, dinamai juga <i>Ath Thaammah</i> diambil dari ayat 34.
⇄⧉public deskripsi -> UTF-8 string (370) "Surat An Naba´ terdiri atas 40 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah...
$value->surat_sebelumnya->deskripsi
Surat An Naba´ terdiri atas 40 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat Al Ma´aarij. <br>Dinamai <i>An Naba´</i> (berita besar) diambil dari perkataan <i>An Naba´</i> yang terdapat pada ayat 2 surat ini. Dinamai juga <i>Amma yatasaa aluun</i> diambil dari perkataan <i>Amma yatasaa aluun</i> yang terdapat pada ayat 1 surat ini.
⇄⧉public deskripsi -> string (741) "Surat 'Abasa terdiri atas 42 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, d...
$value->surat_selanjutnya->deskripsi
Surat 'Abasa terdiri atas 42 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat An Najm. Dinamai <i>'Abasa</i> diambil dari perkataan <i>'Abasa</i> yang terdapat pada ayat pertama surat ini.<br> Menurut riwayat, pada suatu ketika Rasulullah s.a.w. menerima dan berbicara dengan pemuka-pemuka Quraisy yang beliau harapkan agar mereka masuk Islam. Dalam pada itu datanglah Ibnu Ummi Maktum, seorang sahabat yang buta yang mengharap agar Rasulullah s.a.w. membacakan kepadanya ayat- ayat Al Quran yang telah diturunkan Allah. tetapi Rasulullah s.a.w. bermuka masam dan memalingkan muka dari Ibnu Ummi Maktum yang buta itu, lalu Allah menurunkan surat ini sebagai teguran atas sikap Rasulullah terhadap ibnu Ummi Maktum itu.
⇄public id -> integer 80
$value->surat_selanjutnya->id
⇄public jumlah_ayat -> integer 42
$value->surat_selanjutnya->jumlah_ayat
⇄public nama -> UTF-8 string (6) "عبس"
$value->surat_selanjutnya->nama
⇄public nama_latin -> string (6) "'Abasa"
$value->surat_selanjutnya->nama_latin
⇄public nomor -> integer 80
$value->surat_selanjutnya->nomor
⇄public tempat_turun -> string (5) "mekah"
$value->surat_selanjutnya->tempat_turun
⇄⧉public tafsir -> array (46)
$value->tafsir
⇄⧉0 => stdClass#162 (4)
$value->tafsir[0]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 1
$value->tafsir[0]->ayat
⇄public id -> integer 5713
$value->tafsir[0]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[0]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (2006) "Pada ayat-ayat ini, Allah berfirman dalam bentuk sumpah terhadap beberapa ma...
$value->tafsir[0]->tafsir
Pada ayat-ayat ini, Allah berfirman dalam bentuk sumpah terhadap beberapa malaikat yang mencabut nyawa manusia dengan keras dan juga kepada para malaikat yang mencabut nyawa manusia dengan lemah-lembut. Hal ini dalam rangka menegaskan adanya hari kebangkitan yang diingkari orang-orang musyrik. Ayat-ayat selanjutnya yang juga dalam bentuk kalimat-kalimat sumpah kepada para malaikat yang turun dari langit dengan cepat sambil membawa perintah Allah. Bahkan Allah bersumpah kepada para malaikat yang mendahului malaikat yang lain dengan kencang, serta para malaikat yang mengatur dunia.
Firman-firman dalam bentuk sumpah ini banyak terdapat pada surah-surah Makkiyyah karena banyak orang-orang musyrik menolak dan mengingkari hari kebangkitan, seperti pada Surah as-saffat/37: 1-4:
Demi (rombongan malaikat) yang berbaris bersaf-saf, demi (rombongan) yang mencegah dengan sungguh-sungguh, demi (rombongan) yang membacakan peringatan, sungguh, Tuhanmu benar-benar Esa. (as-saffat/37: 1-4)
Adapun jawab qasam (isi dari sumpah) pada awal Surah an-Nazi'at ini terdapat dalam ayat 6, yaitu sungguh pada saat alam berguncang ketika tiupan sangkakala pertama, semuanya rusak dan hancur.
Tiupan sangkakala yang pertama itu kemudian diikuti oleh tiupan kedua yang membangkitkan manusia dari kuburnya. Inilah hari Kiamat dalam arti yang sebenarnya.
Ayat-ayat permulaan pada Surah an-Nazi'at ini oleh jumhur mufasir dipahami sebagai sumpah-sumpah kepada para malaikat. Akan tetapi, ada mufasir lain, seperti Ahmad Musthafa al-Maragi, yang memahami sumpah ini bukan kepada para malaikat, tetapi kepada bintang-bintang yang beredar menurut aturan tertentu, seperti matahari, bulan, dan planet-planet yang lain. Dalam tafsir al-MarAgi, ayat-ayat ini dipahami sebagai bintang-bintang yang sigap dan cepat jalannya, cahaya-cahaya yang keluar dari bintang ke bintang, dan bintang-bintang yang jalannya cepat dari bintang-bintang yang lain.
Adapun tentang pemahaman jawab qasam-nya sama dengan pendapat jumhur mufasir.
⇄⧉1 => stdClass#148 (4)
$value->tafsir[1]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 2
$value->tafsir[1]->ayat
⇄public id -> integer 5714
$value->tafsir[1]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[1]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (2006) "Pada ayat-ayat ini, Allah berfirman dalam bentuk sumpah terhadap beberapa ma...
$value->tafsir[1]->tafsir
Pada ayat-ayat ini, Allah berfirman dalam bentuk sumpah terhadap beberapa malaikat yang mencabut nyawa manusia dengan keras dan juga kepada para malaikat yang mencabut nyawa manusia dengan lemah-lembut. Hal ini dalam rangka menegaskan adanya hari kebangkitan yang diingkari orang-orang musyrik. Ayat-ayat selanjutnya yang juga dalam bentuk kalimat-kalimat sumpah kepada para malaikat yang turun dari langit dengan cepat sambil membawa perintah Allah. Bahkan Allah bersumpah kepada para malaikat yang mendahului malaikat yang lain dengan kencang, serta para malaikat yang mengatur dunia.
Firman-firman dalam bentuk sumpah ini banyak terdapat pada surah-surah Makkiyyah karena banyak orang-orang musyrik menolak dan mengingkari hari kebangkitan, seperti pada Surah as-saffat/37: 1-4:
Demi (rombongan malaikat) yang berbaris bersaf-saf, demi (rombongan) yang mencegah dengan sungguh-sungguh, demi (rombongan) yang membacakan peringatan, sungguh, Tuhanmu benar-benar Esa. (as-saffat/37: 1-4)
Adapun jawab qasam (isi dari sumpah) pada awal Surah an-Nazi'at ini terdapat dalam ayat 6, yaitu sungguh pada saat alam berguncang ketika tiupan sangkakala pertama, semuanya rusak dan hancur.
Tiupan sangkakala yang pertama itu kemudian diikuti oleh tiupan kedua yang membangkitkan manusia dari kuburnya. Inilah hari Kiamat dalam arti yang sebenarnya.
Ayat-ayat permulaan pada Surah an-Nazi'at ini oleh jumhur mufasir dipahami sebagai sumpah-sumpah kepada para malaikat. Akan tetapi, ada mufasir lain, seperti Ahmad Musthafa al-Maragi, yang memahami sumpah ini bukan kepada para malaikat, tetapi kepada bintang-bintang yang beredar menurut aturan tertentu, seperti matahari, bulan, dan planet-planet yang lain. Dalam tafsir al-MarAgi, ayat-ayat ini dipahami sebagai bintang-bintang yang sigap dan cepat jalannya, cahaya-cahaya yang keluar dari bintang ke bintang, dan bintang-bintang yang jalannya cepat dari bintang-bintang yang lain.
Adapun tentang pemahaman jawab qasam-nya sama dengan pendapat jumhur mufasir.
⇄⧉2 => stdClass#157 (4)
$value->tafsir[2]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 3
$value->tafsir[2]->ayat
⇄public id -> integer 5715
$value->tafsir[2]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[2]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (2006) "Pada ayat-ayat ini, Allah berfirman dalam bentuk sumpah terhadap beberapa ma...
$value->tafsir[2]->tafsir
Pada ayat-ayat ini, Allah berfirman dalam bentuk sumpah terhadap beberapa malaikat yang mencabut nyawa manusia dengan keras dan juga kepada para malaikat yang mencabut nyawa manusia dengan lemah-lembut. Hal ini dalam rangka menegaskan adanya hari kebangkitan yang diingkari orang-orang musyrik. Ayat-ayat selanjutnya yang juga dalam bentuk kalimat-kalimat sumpah kepada para malaikat yang turun dari langit dengan cepat sambil membawa perintah Allah. Bahkan Allah bersumpah kepada para malaikat yang mendahului malaikat yang lain dengan kencang, serta para malaikat yang mengatur dunia.
Firman-firman dalam bentuk sumpah ini banyak terdapat pada surah-surah Makkiyyah karena banyak orang-orang musyrik menolak dan mengingkari hari kebangkitan, seperti pada Surah as-saffat/37: 1-4:
Demi (rombongan malaikat) yang berbaris bersaf-saf, demi (rombongan) yang mencegah dengan sungguh-sungguh, demi (rombongan) yang membacakan peringatan, sungguh, Tuhanmu benar-benar Esa. (as-saffat/37: 1-4)
Adapun jawab qasam (isi dari sumpah) pada awal Surah an-Nazi'at ini terdapat dalam ayat 6, yaitu sungguh pada saat alam berguncang ketika tiupan sangkakala pertama, semuanya rusak dan hancur.
Tiupan sangkakala yang pertama itu kemudian diikuti oleh tiupan kedua yang membangkitkan manusia dari kuburnya. Inilah hari Kiamat dalam arti yang sebenarnya.
Ayat-ayat permulaan pada Surah an-Nazi'at ini oleh jumhur mufasir dipahami sebagai sumpah-sumpah kepada para malaikat. Akan tetapi, ada mufasir lain, seperti Ahmad Musthafa al-Maragi, yang memahami sumpah ini bukan kepada para malaikat, tetapi kepada bintang-bintang yang beredar menurut aturan tertentu, seperti matahari, bulan, dan planet-planet yang lain. Dalam tafsir al-MarAgi, ayat-ayat ini dipahami sebagai bintang-bintang yang sigap dan cepat jalannya, cahaya-cahaya yang keluar dari bintang ke bintang, dan bintang-bintang yang jalannya cepat dari bintang-bintang yang lain.
Adapun tentang pemahaman jawab qasam-nya sama dengan pendapat jumhur mufasir.
⇄⧉3 => stdClass#151 (4)
$value->tafsir[3]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 4
$value->tafsir[3]->ayat
⇄public id -> integer 5716
$value->tafsir[3]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[3]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (2006) "Pada ayat-ayat ini, Allah berfirman dalam bentuk sumpah terhadap beberapa ma...
$value->tafsir[3]->tafsir
Pada ayat-ayat ini, Allah berfirman dalam bentuk sumpah terhadap beberapa malaikat yang mencabut nyawa manusia dengan keras dan juga kepada para malaikat yang mencabut nyawa manusia dengan lemah-lembut. Hal ini dalam rangka menegaskan adanya hari kebangkitan yang diingkari orang-orang musyrik. Ayat-ayat selanjutnya yang juga dalam bentuk kalimat-kalimat sumpah kepada para malaikat yang turun dari langit dengan cepat sambil membawa perintah Allah. Bahkan Allah bersumpah kepada para malaikat yang mendahului malaikat yang lain dengan kencang, serta para malaikat yang mengatur dunia.
Firman-firman dalam bentuk sumpah ini banyak terdapat pada surah-surah Makkiyyah karena banyak orang-orang musyrik menolak dan mengingkari hari kebangkitan, seperti pada Surah as-saffat/37: 1-4:
Demi (rombongan malaikat) yang berbaris bersaf-saf, demi (rombongan) yang mencegah dengan sungguh-sungguh, demi (rombongan) yang membacakan peringatan, sungguh, Tuhanmu benar-benar Esa. (as-saffat/37: 1-4)
Adapun jawab qasam (isi dari sumpah) pada awal Surah an-Nazi'at ini terdapat dalam ayat 6, yaitu sungguh pada saat alam berguncang ketika tiupan sangkakala pertama, semuanya rusak dan hancur.
Tiupan sangkakala yang pertama itu kemudian diikuti oleh tiupan kedua yang membangkitkan manusia dari kuburnya. Inilah hari Kiamat dalam arti yang sebenarnya.
Ayat-ayat permulaan pada Surah an-Nazi'at ini oleh jumhur mufasir dipahami sebagai sumpah-sumpah kepada para malaikat. Akan tetapi, ada mufasir lain, seperti Ahmad Musthafa al-Maragi, yang memahami sumpah ini bukan kepada para malaikat, tetapi kepada bintang-bintang yang beredar menurut aturan tertentu, seperti matahari, bulan, dan planet-planet yang lain. Dalam tafsir al-MarAgi, ayat-ayat ini dipahami sebagai bintang-bintang yang sigap dan cepat jalannya, cahaya-cahaya yang keluar dari bintang ke bintang, dan bintang-bintang yang jalannya cepat dari bintang-bintang yang lain.
Adapun tentang pemahaman jawab qasam-nya sama dengan pendapat jumhur mufasir.
⇄⧉4 => stdClass#150 (4)
$value->tafsir[4]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 5
$value->tafsir[4]->ayat
⇄public id -> integer 5717
$value->tafsir[4]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[4]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (2006) "Pada ayat-ayat ini, Allah berfirman dalam bentuk sumpah terhadap beberapa ma...
$value->tafsir[4]->tafsir
Pada ayat-ayat ini, Allah berfirman dalam bentuk sumpah terhadap beberapa malaikat yang mencabut nyawa manusia dengan keras dan juga kepada para malaikat yang mencabut nyawa manusia dengan lemah-lembut. Hal ini dalam rangka menegaskan adanya hari kebangkitan yang diingkari orang-orang musyrik. Ayat-ayat selanjutnya yang juga dalam bentuk kalimat-kalimat sumpah kepada para malaikat yang turun dari langit dengan cepat sambil membawa perintah Allah. Bahkan Allah bersumpah kepada para malaikat yang mendahului malaikat yang lain dengan kencang, serta para malaikat yang mengatur dunia.
Firman-firman dalam bentuk sumpah ini banyak terdapat pada surah-surah Makkiyyah karena banyak orang-orang musyrik menolak dan mengingkari hari kebangkitan, seperti pada Surah as-saffat/37: 1-4:
Demi (rombongan malaikat) yang berbaris bersaf-saf, demi (rombongan) yang mencegah dengan sungguh-sungguh, demi (rombongan) yang membacakan peringatan, sungguh, Tuhanmu benar-benar Esa. (as-saffat/37: 1-4)
Adapun jawab qasam (isi dari sumpah) pada awal Surah an-Nazi'at ini terdapat dalam ayat 6, yaitu sungguh pada saat alam berguncang ketika tiupan sangkakala pertama, semuanya rusak dan hancur.
Tiupan sangkakala yang pertama itu kemudian diikuti oleh tiupan kedua yang membangkitkan manusia dari kuburnya. Inilah hari Kiamat dalam arti yang sebenarnya.
Ayat-ayat permulaan pada Surah an-Nazi'at ini oleh jumhur mufasir dipahami sebagai sumpah-sumpah kepada para malaikat. Akan tetapi, ada mufasir lain, seperti Ahmad Musthafa al-Maragi, yang memahami sumpah ini bukan kepada para malaikat, tetapi kepada bintang-bintang yang beredar menurut aturan tertentu, seperti matahari, bulan, dan planet-planet yang lain. Dalam tafsir al-MarAgi, ayat-ayat ini dipahami sebagai bintang-bintang yang sigap dan cepat jalannya, cahaya-cahaya yang keluar dari bintang ke bintang, dan bintang-bintang yang jalannya cepat dari bintang-bintang yang lain.
Adapun tentang pemahaman jawab qasam-nya sama dengan pendapat jumhur mufasir.
⇄⧉5 => stdClass#147 (4)
$value->tafsir[5]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 6
$value->tafsir[5]->ayat
⇄public id -> integer 5718
$value->tafsir[5]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[5]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (2006) "Pada ayat-ayat ini, Allah berfirman dalam bentuk sumpah terhadap beberapa ma...
$value->tafsir[5]->tafsir
Pada ayat-ayat ini, Allah berfirman dalam bentuk sumpah terhadap beberapa malaikat yang mencabut nyawa manusia dengan keras dan juga kepada para malaikat yang mencabut nyawa manusia dengan lemah-lembut. Hal ini dalam rangka menegaskan adanya hari kebangkitan yang diingkari orang-orang musyrik. Ayat-ayat selanjutnya yang juga dalam bentuk kalimat-kalimat sumpah kepada para malaikat yang turun dari langit dengan cepat sambil membawa perintah Allah. Bahkan Allah bersumpah kepada para malaikat yang mendahului malaikat yang lain dengan kencang, serta para malaikat yang mengatur dunia.
Firman-firman dalam bentuk sumpah ini banyak terdapat pada surah-surah Makkiyyah karena banyak orang-orang musyrik menolak dan mengingkari hari kebangkitan, seperti pada Surah as-saffat/37: 1-4:
Demi (rombongan malaikat) yang berbaris bersaf-saf, demi (rombongan) yang mencegah dengan sungguh-sungguh, demi (rombongan) yang membacakan peringatan, sungguh, Tuhanmu benar-benar Esa. (as-saffat/37: 1-4)
Adapun jawab qasam (isi dari sumpah) pada awal Surah an-Nazi'at ini terdapat dalam ayat 6, yaitu sungguh pada saat alam berguncang ketika tiupan sangkakala pertama, semuanya rusak dan hancur.
Tiupan sangkakala yang pertama itu kemudian diikuti oleh tiupan kedua yang membangkitkan manusia dari kuburnya. Inilah hari Kiamat dalam arti yang sebenarnya.
Ayat-ayat permulaan pada Surah an-Nazi'at ini oleh jumhur mufasir dipahami sebagai sumpah-sumpah kepada para malaikat. Akan tetapi, ada mufasir lain, seperti Ahmad Musthafa al-Maragi, yang memahami sumpah ini bukan kepada para malaikat, tetapi kepada bintang-bintang yang beredar menurut aturan tertentu, seperti matahari, bulan, dan planet-planet yang lain. Dalam tafsir al-MarAgi, ayat-ayat ini dipahami sebagai bintang-bintang yang sigap dan cepat jalannya, cahaya-cahaya yang keluar dari bintang ke bintang, dan bintang-bintang yang jalannya cepat dari bintang-bintang yang lain.
Adapun tentang pemahaman jawab qasam-nya sama dengan pendapat jumhur mufasir.
⇄⧉6 => stdClass#163 (4)
$value->tafsir[6]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 7
$value->tafsir[6]->ayat
⇄public id -> integer 5719
$value->tafsir[6]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[6]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (2006) "Pada ayat-ayat ini, Allah berfirman dalam bentuk sumpah terhadap beberapa ma...
$value->tafsir[6]->tafsir
Pada ayat-ayat ini, Allah berfirman dalam bentuk sumpah terhadap beberapa malaikat yang mencabut nyawa manusia dengan keras dan juga kepada para malaikat yang mencabut nyawa manusia dengan lemah-lembut. Hal ini dalam rangka menegaskan adanya hari kebangkitan yang diingkari orang-orang musyrik. Ayat-ayat selanjutnya yang juga dalam bentuk kalimat-kalimat sumpah kepada para malaikat yang turun dari langit dengan cepat sambil membawa perintah Allah. Bahkan Allah bersumpah kepada para malaikat yang mendahului malaikat yang lain dengan kencang, serta para malaikat yang mengatur dunia.
Firman-firman dalam bentuk sumpah ini banyak terdapat pada surah-surah Makkiyyah karena banyak orang-orang musyrik menolak dan mengingkari hari kebangkitan, seperti pada Surah as-saffat/37: 1-4:
Demi (rombongan malaikat) yang berbaris bersaf-saf, demi (rombongan) yang mencegah dengan sungguh-sungguh, demi (rombongan) yang membacakan peringatan, sungguh, Tuhanmu benar-benar Esa. (as-saffat/37: 1-4)
Adapun jawab qasam (isi dari sumpah) pada awal Surah an-Nazi'at ini terdapat dalam ayat 6, yaitu sungguh pada saat alam berguncang ketika tiupan sangkakala pertama, semuanya rusak dan hancur.
Tiupan sangkakala yang pertama itu kemudian diikuti oleh tiupan kedua yang membangkitkan manusia dari kuburnya. Inilah hari Kiamat dalam arti yang sebenarnya.
Ayat-ayat permulaan pada Surah an-Nazi'at ini oleh jumhur mufasir dipahami sebagai sumpah-sumpah kepada para malaikat. Akan tetapi, ada mufasir lain, seperti Ahmad Musthafa al-Maragi, yang memahami sumpah ini bukan kepada para malaikat, tetapi kepada bintang-bintang yang beredar menurut aturan tertentu, seperti matahari, bulan, dan planet-planet yang lain. Dalam tafsir al-MarAgi, ayat-ayat ini dipahami sebagai bintang-bintang yang sigap dan cepat jalannya, cahaya-cahaya yang keluar dari bintang ke bintang, dan bintang-bintang yang jalannya cepat dari bintang-bintang yang lain.
Adapun tentang pemahaman jawab qasam-nya sama dengan pendapat jumhur mufasir.
⇄⧉7 => stdClass#155 (4)
$value->tafsir[7]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 8
$value->tafsir[7]->ayat
⇄public id -> integer 5720
$value->tafsir[7]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[7]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (633) "Pada ayat-ayat ini dijelaskan bahwa hati orang-orang kafir pada waktu itu sa...
$value->tafsir[7]->tafsir
Pada ayat-ayat ini dijelaskan bahwa hati orang-orang kafir pada waktu itu sangat takut setelah mereka menyaksikan sendiri apa yang telah diberitahukan kepada mereka dahulu di dunia. Orang-orang kafir Mekah ketika di dunia bahkan telah diberitahu langsung oleh Nabi Muhammad. Pandangan mereka tertunduk lemas, selalu melihat ke bawah karena rasa takut dan gelisah yang sangat tinggi.
Pada ayat lain digambarkan keadaan orang-orang kafir pada hari Kiamat itu sebagai berikut:
Mereka datang tergesa-gesa (memenuhi panggilan) dengan mengangkat kepalanya, sedang mata mereka tidak berkedip-kedip dan hati mereka kosong. (Ibrahim/14: 43)
⇄⧉8 => stdClass#165 (4)
$value->tafsir[8]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 9
$value->tafsir[8]->ayat
⇄public id -> integer 5721
$value->tafsir[8]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[8]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (633) "Pada ayat-ayat ini dijelaskan bahwa hati orang-orang kafir pada waktu itu sa...
$value->tafsir[8]->tafsir
Pada ayat-ayat ini dijelaskan bahwa hati orang-orang kafir pada waktu itu sangat takut setelah mereka menyaksikan sendiri apa yang telah diberitahukan kepada mereka dahulu di dunia. Orang-orang kafir Mekah ketika di dunia bahkan telah diberitahu langsung oleh Nabi Muhammad. Pandangan mereka tertunduk lemas, selalu melihat ke bawah karena rasa takut dan gelisah yang sangat tinggi.
Pada ayat lain digambarkan keadaan orang-orang kafir pada hari Kiamat itu sebagai berikut:
Mereka datang tergesa-gesa (memenuhi panggilan) dengan mengangkat kepalanya, sedang mata mereka tidak berkedip-kedip dan hati mereka kosong. (Ibrahim/14: 43)
⇄⧉9 => stdClass#166 (4)
$value->tafsir[9]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 10
$value->tafsir[9]->ayat
⇄public id -> integer 5722
$value->tafsir[9]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[9]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (906) "Pada ayat ini kemudian dijelaskan bahwa orang-orang kafir yang mengingkari h...
$value->tafsir[9]->tafsir
Pada ayat ini kemudian dijelaskan bahwa orang-orang kafir yang mengingkari hari kebangkitan bertanya dengan nada penyesalan, "Apakah kami betul-betul dikembalikan seperti kehidupan semula?" Hal ini juga pernah mereka tanyakan, sebagaimana terdapat dalam firman Allah:
Mereka berkata, "Apakah betul, apabila kami telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang belulang, kami benar-benar akan dibangkitkan kembali? (al-Mu'minun/23: 82)
Pada hari Kiamat pun mereka masih bertanya, "Apakah kami akan dibangkitkan juga apabila telah menjadi tulang-belulang yang hancur dan bersatu dengan tanah?" padahal ketika di dunia sudah dijelaskan dalam firman Allah:
Dia berkata, "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang yang telah hancur luluh?" Katakanlah (Muhammad), "Yang akan menghidupkannya ialah (Allah) yang menciptakannya pertama kali. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk. (Yasin/36: 78-79)
⇄⧉10 => stdClass#167 (4)
$value->tafsir[10]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 11
$value->tafsir[10]->ayat
⇄public id -> integer 5723
$value->tafsir[10]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[10]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (906) "Pada ayat ini kemudian dijelaskan bahwa orang-orang kafir yang mengingkari h...
$value->tafsir[10]->tafsir
Pada ayat ini kemudian dijelaskan bahwa orang-orang kafir yang mengingkari hari kebangkitan bertanya dengan nada penyesalan, "Apakah kami betul-betul dikembalikan seperti kehidupan semula?" Hal ini juga pernah mereka tanyakan, sebagaimana terdapat dalam firman Allah:
Mereka berkata, "Apakah betul, apabila kami telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang belulang, kami benar-benar akan dibangkitkan kembali? (al-Mu'minun/23: 82)
Pada hari Kiamat pun mereka masih bertanya, "Apakah kami akan dibangkitkan juga apabila telah menjadi tulang-belulang yang hancur dan bersatu dengan tanah?" padahal ketika di dunia sudah dijelaskan dalam firman Allah:
Dia berkata, "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang yang telah hancur luluh?" Katakanlah (Muhammad), "Yang akan menghidupkannya ialah (Allah) yang menciptakannya pertama kali. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk. (Yasin/36: 78-79)
⇄⧉11 => stdClass#168 (4)
$value->tafsir[11]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 12
$value->tafsir[11]->ayat
⇄public id -> integer 5724
$value->tafsir[11]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[11]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (540) "Dalam ayat ini akhirnya mereka berkata juga, "Kalau demikian, sungguh kami a...
$value->tafsir[11]->tafsir
Dalam ayat ini akhirnya mereka berkata juga, "Kalau demikian, sungguh kami akan mengalami pengembalian yang sangat merugikan." Allah menjawab ejekan dan penyesalan mereka itu dengan menjelaskan bahwa pengembalian itu cukup sederhana saja, yaitu dapat terjadi hanya dengan satu kali tiupan saja oleh Malaikat Israfil.
Akhirnya mereka menyadari bahwa manusia tidak dapat memandang peristiwa hari kebangkitan itu sebagai mustahil. Sebab, dengan itu mereka dapat serta merta akan hidup kembali di permukaan bumi sebagai permulaan hari akhirat.
⇄⧉12 => stdClass#169 (4)
$value->tafsir[12]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 13
$value->tafsir[12]->ayat
⇄public id -> integer 5725
$value->tafsir[12]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[12]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (540) "Dalam ayat ini akhirnya mereka berkata juga, "Kalau demikian, sungguh kami a...
$value->tafsir[12]->tafsir
Dalam ayat ini akhirnya mereka berkata juga, "Kalau demikian, sungguh kami akan mengalami pengembalian yang sangat merugikan." Allah menjawab ejekan dan penyesalan mereka itu dengan menjelaskan bahwa pengembalian itu cukup sederhana saja, yaitu dapat terjadi hanya dengan satu kali tiupan saja oleh Malaikat Israfil.
Akhirnya mereka menyadari bahwa manusia tidak dapat memandang peristiwa hari kebangkitan itu sebagai mustahil. Sebab, dengan itu mereka dapat serta merta akan hidup kembali di permukaan bumi sebagai permulaan hari akhirat.
⇄⧉13 => stdClass#170 (4)
$value->tafsir[13]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 14
$value->tafsir[13]->ayat
⇄public id -> integer 5726
$value->tafsir[13]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[13]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (540) "Dalam ayat ini akhirnya mereka berkata juga, "Kalau demikian, sungguh kami a...
$value->tafsir[13]->tafsir
Dalam ayat ini akhirnya mereka berkata juga, "Kalau demikian, sungguh kami akan mengalami pengembalian yang sangat merugikan." Allah menjawab ejekan dan penyesalan mereka itu dengan menjelaskan bahwa pengembalian itu cukup sederhana saja, yaitu dapat terjadi hanya dengan satu kali tiupan saja oleh Malaikat Israfil.
Akhirnya mereka menyadari bahwa manusia tidak dapat memandang peristiwa hari kebangkitan itu sebagai mustahil. Sebab, dengan itu mereka dapat serta merta akan hidup kembali di permukaan bumi sebagai permulaan hari akhirat.
⇄⧉14 => stdClass#171 (4)
$value->tafsir[14]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 15
$value->tafsir[14]->ayat
⇄public id -> integer 5727
$value->tafsir[14]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[14]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (638) "Dalam ayat ini, Allah mengingatkan Nabi Muhammad tentang kisah Musa dalam be...
$value->tafsir[14]->tafsir
Dalam ayat ini, Allah mengingatkan Nabi Muhammad tentang kisah Musa dalam bentuk pertanyaan, yaitu apakah belum diketahui olehnya tentang kisah Musa yang diutus Allah kepada Fir'aun untuk menyampaikan risalahnya dengan cara yang halus dan lemah lembut seperti tercantum dalam firman Allah:
Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir'aun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut. (thaha/20: 44)
Kisah Nabi Musa terutama tatkala Tuhan memanggil Musa di lembah suci yaitu di Lembah thuwa di dekat Gunung Sinai. Pada saat itu, Nabi Musa bermunajat kepada Allah sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikut ini.
⇄⧉15 => stdClass#172 (4)
$value->tafsir[15]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 16
$value->tafsir[15]->ayat
⇄public id -> integer 5728
$value->tafsir[15]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[15]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (638) "Dalam ayat ini, Allah mengingatkan Nabi Muhammad tentang kisah Musa dalam be...
$value->tafsir[15]->tafsir
Dalam ayat ini, Allah mengingatkan Nabi Muhammad tentang kisah Musa dalam bentuk pertanyaan, yaitu apakah belum diketahui olehnya tentang kisah Musa yang diutus Allah kepada Fir'aun untuk menyampaikan risalahnya dengan cara yang halus dan lemah lembut seperti tercantum dalam firman Allah:
Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir'aun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut. (thaha/20: 44)
Kisah Nabi Musa terutama tatkala Tuhan memanggil Musa di lembah suci yaitu di Lembah thuwa di dekat Gunung Sinai. Pada saat itu, Nabi Musa bermunajat kepada Allah sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikut ini.
⇄⧉16 => stdClass#173 (4)
$value->tafsir[16]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 17
$value->tafsir[16]->ayat
⇄public id -> integer 5729
$value->tafsir[16]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[16]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (954) "Tugas Nabi Musa ialah supaya pergi kepada Fir'aun dan menasihatinya karena F...
$value->tafsir[16]->tafsir
Tugas Nabi Musa ialah supaya pergi kepada Fir'aun dan menasihatinya karena Fir'aun sudah melampaui batas, berlaku sombong terhadap Bani Israil dan memperbudak mereka dengan kekejaman yang luar biasa dan di luar peri kemanusiaan. Di antaranya adalah perintah untuk membunuh bayi-bayi laki-laki dan membiarkan bayi perempuan hidup. Kemudian Allah menyuruh Nabi Musa supaya melaksanakan dakwah dengan halus dan lemah lembut.
Nabi Musa diperintahkan untuk berdialog secara baik-baik dengan Fir'aun dan mengemukakan pertanyaan apakah Fir'aun mau membersihkan diri dari kesesatan. Fir'aun telah bergelimang dalam kesesatan, sehingga sebaiknya mau menerima petunjuk dari Allah yang dibawa Nabi Musa. Fir'aun perlu menempuh jalan kebajikan yaitu menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan jahat.
Kemudian Nabi Musa diperintahkan untuk menjelaskan secara terbuka dengan mengajak Fir'aun untuk mengikuti risalahnya menuju ke jalan Allah dengan bertakwa kepada-Nya.
⇄⧉17 => stdClass#174 (4)
$value->tafsir[17]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 18
$value->tafsir[17]->ayat
⇄public id -> integer 5730
$value->tafsir[17]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[17]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (954) "Tugas Nabi Musa ialah supaya pergi kepada Fir'aun dan menasihatinya karena F...
$value->tafsir[17]->tafsir
Tugas Nabi Musa ialah supaya pergi kepada Fir'aun dan menasihatinya karena Fir'aun sudah melampaui batas, berlaku sombong terhadap Bani Israil dan memperbudak mereka dengan kekejaman yang luar biasa dan di luar peri kemanusiaan. Di antaranya adalah perintah untuk membunuh bayi-bayi laki-laki dan membiarkan bayi perempuan hidup. Kemudian Allah menyuruh Nabi Musa supaya melaksanakan dakwah dengan halus dan lemah lembut.
Nabi Musa diperintahkan untuk berdialog secara baik-baik dengan Fir'aun dan mengemukakan pertanyaan apakah Fir'aun mau membersihkan diri dari kesesatan. Fir'aun telah bergelimang dalam kesesatan, sehingga sebaiknya mau menerima petunjuk dari Allah yang dibawa Nabi Musa. Fir'aun perlu menempuh jalan kebajikan yaitu menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan jahat.
Kemudian Nabi Musa diperintahkan untuk menjelaskan secara terbuka dengan mengajak Fir'aun untuk mengikuti risalahnya menuju ke jalan Allah dengan bertakwa kepada-Nya.
⇄⧉18 => stdClass#175 (4)
$value->tafsir[18]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 19
$value->tafsir[18]->ayat
⇄public id -> integer 5731
$value->tafsir[18]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[18]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (954) "Tugas Nabi Musa ialah supaya pergi kepada Fir'aun dan menasihatinya karena F...
$value->tafsir[18]->tafsir
Tugas Nabi Musa ialah supaya pergi kepada Fir'aun dan menasihatinya karena Fir'aun sudah melampaui batas, berlaku sombong terhadap Bani Israil dan memperbudak mereka dengan kekejaman yang luar biasa dan di luar peri kemanusiaan. Di antaranya adalah perintah untuk membunuh bayi-bayi laki-laki dan membiarkan bayi perempuan hidup. Kemudian Allah menyuruh Nabi Musa supaya melaksanakan dakwah dengan halus dan lemah lembut.
Nabi Musa diperintahkan untuk berdialog secara baik-baik dengan Fir'aun dan mengemukakan pertanyaan apakah Fir'aun mau membersihkan diri dari kesesatan. Fir'aun telah bergelimang dalam kesesatan, sehingga sebaiknya mau menerima petunjuk dari Allah yang dibawa Nabi Musa. Fir'aun perlu menempuh jalan kebajikan yaitu menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan jahat.
Kemudian Nabi Musa diperintahkan untuk menjelaskan secara terbuka dengan mengajak Fir'aun untuk mengikuti risalahnya menuju ke jalan Allah dengan bertakwa kepada-Nya.
⇄⧉19 => stdClass#176 (4)
$value->tafsir[19]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 20
$value->tafsir[19]->ayat
⇄public id -> integer 5732
$value->tafsir[19]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[19]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (473) "Kemudian Allah menerangkan bahwa Fir'aun tetap membangkang dan tidak mau men...
$value->tafsir[19]->tafsir
Kemudian Allah menerangkan bahwa Fir'aun tetap membangkang dan tidak mau mengikuti ajakan Nabi Musa sehingga Musa terpaksa memperlihatkan mukjizat-mukjizatnya. Lalu Musa memperlihatkan kepada Fir'aun mukjizat yang besar yaitu tongkat menjadi ular dan telapak tangan yang bersinar terang. Meskipun begitu, Fir'aun masih mengingkari kenabian Musa dan tetap bersikap durhaka dan menentang Allah. Kemudian Fir'aun berpaling dan berusaha untuk mengadakan perlawanan kepada Musa.
⇄⧉20 => stdClass#177 (4)
$value->tafsir[20]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 21
$value->tafsir[20]->ayat
⇄public id -> integer 5733
$value->tafsir[20]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[20]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (473) "Kemudian Allah menerangkan bahwa Fir'aun tetap membangkang dan tidak mau men...
$value->tafsir[20]->tafsir
Kemudian Allah menerangkan bahwa Fir'aun tetap membangkang dan tidak mau mengikuti ajakan Nabi Musa sehingga Musa terpaksa memperlihatkan mukjizat-mukjizatnya. Lalu Musa memperlihatkan kepada Fir'aun mukjizat yang besar yaitu tongkat menjadi ular dan telapak tangan yang bersinar terang. Meskipun begitu, Fir'aun masih mengingkari kenabian Musa dan tetap bersikap durhaka dan menentang Allah. Kemudian Fir'aun berpaling dan berusaha untuk mengadakan perlawanan kepada Musa.
⇄⧉21 => stdClass#178 (4)
$value->tafsir[21]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 22
$value->tafsir[21]->ayat
⇄public id -> integer 5734
$value->tafsir[21]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[21]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (473) "Kemudian Allah menerangkan bahwa Fir'aun tetap membangkang dan tidak mau men...
$value->tafsir[21]->tafsir
Kemudian Allah menerangkan bahwa Fir'aun tetap membangkang dan tidak mau mengikuti ajakan Nabi Musa sehingga Musa terpaksa memperlihatkan mukjizat-mukjizatnya. Lalu Musa memperlihatkan kepada Fir'aun mukjizat yang besar yaitu tongkat menjadi ular dan telapak tangan yang bersinar terang. Meskipun begitu, Fir'aun masih mengingkari kenabian Musa dan tetap bersikap durhaka dan menentang Allah. Kemudian Fir'aun berpaling dan berusaha untuk mengadakan perlawanan kepada Musa.
⇄⧉22 => stdClass#179 (4)
$value->tafsir[22]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 23
$value->tafsir[22]->ayat
⇄public id -> integer 5735
$value->tafsir[22]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[22]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (273) "Pada ayat-ayat ini, Allah menerangkan bahwa Fir'aun mengumpulkan pembesar-pe...
$value->tafsir[22]->tafsir
Pada ayat-ayat ini, Allah menerangkan bahwa Fir'aun mengumpulkan pembesar-pembesarnya dan berseru memanggil kaumnya yang sebagiannya terdiri dari para tukang sihir. Dengan penuh kesombongan, Fir'aun berkata, "Akulah tuhan kamu yang paling tinggi. Jangan ikuti ajakan Musa."
⇄⧉23 => stdClass#180 (4)
$value->tafsir[23]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 24
$value->tafsir[23]->ayat
⇄public id -> integer 5736
$value->tafsir[23]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[23]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (273) "Pada ayat-ayat ini, Allah menerangkan bahwa Fir'aun mengumpulkan pembesar-pe...
$value->tafsir[23]->tafsir
Pada ayat-ayat ini, Allah menerangkan bahwa Fir'aun mengumpulkan pembesar-pembesarnya dan berseru memanggil kaumnya yang sebagiannya terdiri dari para tukang sihir. Dengan penuh kesombongan, Fir'aun berkata, "Akulah tuhan kamu yang paling tinggi. Jangan ikuti ajakan Musa."
⇄⧉24 => stdClass#181 (4)
$value->tafsir[24]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 25
$value->tafsir[24]->ayat
⇄public id -> integer 5737
$value->tafsir[24]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[24]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (275) "Maka Allah menurunkan siksa kepadanya, bukan di dunia saja bahkan juga di ak...
$value->tafsir[24]->tafsir
Maka Allah menurunkan siksa kepadanya, bukan di dunia saja bahkan juga di akhirat. Siksaan di dunia ialah dengan ditenggelamkan bersama kaumnya di Laut Merah, dan siksaan di akhirat dengan dijerumuskan ke dalam neraka Jahanam, yang merupakan tempat kembali yang sangat buruk.
⇄⧉25 => stdClass#182 (4)
$value->tafsir[25]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 26
$value->tafsir[25]->ayat
⇄public id -> integer 5738
$value->tafsir[25]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[25]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (233) "Pada ayat ini dijelaskan sesungguhnya pada kejadian yang demikian itu terdap...
$value->tafsir[25]->tafsir
Pada ayat ini dijelaskan sesungguhnya pada kejadian yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal dan dapat memperhitungkan tiap-tiap kejadian dengan akibatnya, terutama bagi orang yang takut kepada Allah.
⇄⧉26 => stdClass#183 (4)
$value->tafsir[26]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 27
$value->tafsir[26]->ayat
⇄public id -> integer 5739
$value->tafsir[26]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[26]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (453) "Ayat ini menghimbau manusia untuk menggunakan akalnya untuk membandingkan pe...
$value->tafsir[26]->tafsir
Ayat ini menghimbau manusia untuk menggunakan akalnya untuk membandingkan penciptaan dirinya yang kecil dan lemah dengan penciptaan alam semesta yang demikian luas dan kokoh. Hal itu menunjukkan kekuasaan Allah. Ibnu Khaldun menggambarkan keadaan manusia yang terlalu mengagungkan kemampuan logika tanpa mengasah kalbunya dengan mengatakan, "Bagaimana manusia dengan otaknya yang hanya sebesar timbangan emas mau digunakan untuk menimbang alam semesta?"
⇄⧉27 => stdClass#184 (4)
$value->tafsir[27]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 28
$value->tafsir[27]->ayat
⇄public id -> integer 5740
$value->tafsir[27]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[27]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1554) "Pada ayat ini dijelaskan bahwa Allah meninggikan langit, meluaskan, dan mele...
$value->tafsir[27]->tafsir
Pada ayat ini dijelaskan bahwa Allah meninggikan langit, meluaskan, dan melengkapinya dengan benda-benda angkasa, seperti planet dan lainnya. Allah lalu menetapkan ketentuan-ketentuan yang mengatur benda-benda angkasa itu, sehingga tetap di tempatnya dan tidak berjatuhan, seakan-akan menjadi perhiasan seluruh jagatnya. Menciptakan dan mengatur alam raya (makrokosmos) ini jauh lebih rumit dan kompleks daripada menciptakan manusia yang hanya disebut mikrokosmos.
Kajian saintifik modern saat ini menyatakan bahwa jagad-raya seisinya ini diawali pembentukannya dari adanya singularity. Singularity adalah sesuatu dimana calon/bakal ruang, energi, materi dan waktu masih terkumpul menjadi satu (manunggal). Dentuman Besar (Big Bang) meledakkan singularity ini dan berkembanglah bak seperti spiral-kerucut yang terus menerus berekspansi melebar dan melebar terus. Sejak Big Bang itulah, waktu mulai memisahkan diri dari ruang, begitu pula energi, materi dan gaya-gaya memisahkan diri, dan selama bermiliar-miliar tahun terbentuklah seluruh jagad-raya yang berisi miliaran galaksi. Ruang dan waktu terus mengalami ekspansi meluas. Inilah yang disebut dengan "meninggikan bangunannya (langitnya)". Bahiruddin S. Mahmud menjelaskan bahwa ekspansi jagad raya bukannya tak terbatas, bukannya terus menerus. Laju ekspansi atau perkembangan ini berangsur-angsur menurun, karena gaya gravitasi antar galaksi (yang mereka sesamanya terus saling menjauh) mulai mengendur, sehingga suatu saat akan berhentilah ekspansi jagad raya itu, maka sempurnalah bangunan itu.
⇄⧉28 => stdClass#185 (4)
$value->tafsir[28]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 29
$value->tafsir[28]->ayat
⇄public id -> integer 5741
$value->tafsir[28]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[28]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (321) "Pada ayat ini dijelaskan bahwa Allah telah menjadikan malam gelap gulita dan...
$value->tafsir[28]->tafsir
Pada ayat ini dijelaskan bahwa Allah telah menjadikan malam gelap gulita dan siang terang benderang, dan pergantian siang dan malam, serta perbedaan musim-musim sebagai akibat dari peredaran planet-planet di sekitar orbitnya. Mengatur dan memelihara peredaran planet-planet ini sungguh pekerjaan yang luar biasa hebatnya.
⇄⧉29 => stdClass#186 (4)
$value->tafsir[29]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 30
$value->tafsir[29]->ayat
⇄public id -> integer 5742
$value->tafsir[29]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[29]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (469) "Juga diterangkan bahwa Allah menjadikan bumi terhampar, sehingga makhluk All...
$value->tafsir[29]->tafsir
Juga diterangkan bahwa Allah menjadikan bumi terhampar, sehingga makhluk Allah mudah melaksanakan kehidupan di sana. Ayat ini menunjukkan bahwa Allah menciptakan bumi lebih dahulu, kemudian menciptakan langit, kemudian kembali lagi ke bumi dan menghamparkannya untuk kediaman manusia. Setelah menyiapkan tempat-tempat tinggal, maka Allah menyediakan segala sesuatu yang diperlukan manusia yaitu tentang makanan dan minuman, sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikutnya.
⇄⧉30 => stdClass#187 (4)
$value->tafsir[30]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 31
$value->tafsir[30]->ayat
⇄public id -> integer 5743
$value->tafsir[30]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[30]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (192) "Pada ayat ini dijelaskan bahwa Allah memancarkan dari perut bumi sumber-sumb...
$value->tafsir[30]->tafsir
Pada ayat ini dijelaskan bahwa Allah memancarkan dari perut bumi sumber-sumber mata air dan sungai-sungai dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhannya, baik untuk dimakan manusia maupun binatang ternak.
⇄⧉31 => stdClass#188 (4)
$value->tafsir[31]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 32
$value->tafsir[31]->ayat
⇄public id -> integer 5744
$value->tafsir[31]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[31]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (210) "Pada ayat ini juga dijelaskan bahwa Allah memancangkan gunung-gunung dengan ...
$value->tafsir[31]->tafsir
Pada ayat ini juga dijelaskan bahwa Allah memancangkan gunung-gunung dengan cara yang teguh sekali laksana tonggak sehingga menjadikan bumi stabil tidak goyah. Allah menerangkan hikmahnya pada ayat berikut ini.
⇄⧉32 => stdClass#189 (4)
$value->tafsir[32]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 33
$value->tafsir[32]->ayat
⇄public id -> integer 5745
$value->tafsir[32]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[32]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1009) "Semuanya itu untuk kesenangan manusia dan hewan-hewan ternaknya. Dengan demi...
$value->tafsir[32]->tafsir
Semuanya itu untuk kesenangan manusia dan hewan-hewan ternaknya. Dengan demikian, manusia dan hewan-hewan itu dapat hidup dengan tenang dan mencari rezeki dengan melakukan berbagai kegiatan.
Hal ini juga dijelaskan dalam firman Allah yang lain:
Dialah yang telah menurunkan air (hujan) dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuhan, padanya kamu menggembalakan ternakmu. (an-Nahl/16: 10)
Setelah mempelajari kandungan ayat-ayat tersebut yang ditujukan untuk meyakinkan tentang adanya hari kebangkitan, maka sepatutnya menjadi bahan renungan bahwa Tuhan yang telah menciptakan manusia dan menciptakan apa-apa yang diperlukan untuk kehidupannya, yang telah mengangkat langit di atas dan menghamparkan bumi di bawah, tidakkah berkuasa untuk membangkitkan manusia kembali pada hari Kiamat? Pantaskah Allah membiarkan manusia melakukan perbuatan yang sia-sia setelah menyiapkan sarana bagi mereka dan menghimpun kebaikan-kebaikan yang melimpah ruah itu untuk mereka?
⇄⧉33 => stdClass#190 (4)
$value->tafsir[33]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 34
$value->tafsir[33]->ayat
⇄public id -> integer 5746
$value->tafsir[33]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[33]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (454) "Dalam ayat ini dijelaskan bahwa apabila malapetaka yang sangat besar yaitu h...
$value->tafsir[33]->tafsir
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa apabila malapetaka yang sangat besar yaitu hari Kiamat telah datang yang menyebabkan rambut pemuda bisa beruban dan neraka dapat dilihat, maka setiap orang akan melupakan malapetaka-malapetaka lain yang pernah dialaminya. Allah akan memisahkan antara orang-orang yang taat serta bertakwa, yang mana akan dimasukkan ke dalam surga, dengan orang-orang yang membangkang dan durhaka, yang mana akan dimasukkan ke dalam neraka.
⇄⧉34 => stdClass#191 (4)
$value->tafsir[34]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 35
$value->tafsir[34]->ayat
⇄public id -> integer 5747
$value->tafsir[34]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[34]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (242) "Pada hari Kiamat, manusia akan teringat kepada apa yang telah dikerjakannya ...
$value->tafsir[34]->tafsir
Pada hari Kiamat, manusia akan teringat kepada apa yang telah dikerjakannya ketika hidup di dunia, karena amal-amalnya tercatat dalam sebuah kitab yang lengkap berisi rekaman-rekaman dari ucapan dan perbuatannya sejak mulai balig sampai mati.
⇄⧉35 => stdClass#192 (4)
$value->tafsir[35]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 36
$value->tafsir[35]->ayat
⇄public id -> integer 5748
$value->tafsir[35]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[35]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (242) "Pada hari Kiamat, manusia akan teringat kepada apa yang telah dikerjakannya ...
$value->tafsir[35]->tafsir
Pada hari Kiamat, manusia akan teringat kepada apa yang telah dikerjakannya ketika hidup di dunia, karena amal-amalnya tercatat dalam sebuah kitab yang lengkap berisi rekaman-rekaman dari ucapan dan perbuatannya sejak mulai balig sampai mati.
⇄⧉36 => stdClass#193 (4)
$value->tafsir[36]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 37
$value->tafsir[36]->ayat
⇄public id -> integer 5749
$value->tafsir[36]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[36]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (175) "Adapun orang-orang yang sombong dan melampaui batas, lebih mengutamakan kele...
$value->tafsir[36]->tafsir
Adapun orang-orang yang sombong dan melampaui batas, lebih mengutamakan kelezatan kehidupan dunia dari pahala di akhirat. Maka sesungguhnya neraka Jahimlah tempat kediamannya.
⇄⧉37 => stdClass#194 (4)
$value->tafsir[37]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 38
$value->tafsir[37]->ayat
⇄public id -> integer 5750
$value->tafsir[37]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[37]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (175) "Adapun orang-orang yang sombong dan melampaui batas, lebih mengutamakan kele...
$value->tafsir[37]->tafsir
Adapun orang-orang yang sombong dan melampaui batas, lebih mengutamakan kelezatan kehidupan dunia dari pahala di akhirat. Maka sesungguhnya neraka Jahimlah tempat kediamannya.
⇄⧉38 => stdClass#195 (4)
$value->tafsir[38]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 39
$value->tafsir[38]->ayat
⇄public id -> integer 5751
$value->tafsir[38]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[38]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (175) "Adapun orang-orang yang sombong dan melampaui batas, lebih mengutamakan kele...
$value->tafsir[38]->tafsir
Adapun orang-orang yang sombong dan melampaui batas, lebih mengutamakan kelezatan kehidupan dunia dari pahala di akhirat. Maka sesungguhnya neraka Jahimlah tempat kediamannya.
⇄⧉39 => stdClass#196 (4)
$value->tafsir[39]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 40
$value->tafsir[39]->ayat
⇄public id -> integer 5752
$value->tafsir[39]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[39]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (287) "Sebaliknya ditegaskan pula bahwa orang-orang yang takut dan mengadakan persi...
$value->tafsir[39]->tafsir
Sebaliknya ditegaskan pula bahwa orang-orang yang takut dan mengadakan persiapan karena memandang kebesaran Tuhannya serta menahan diri dari ajakan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat kediamannya yang kekal dan abadi. Alangkah beruntung mereka memperoleh bagian seperti itu.
⇄⧉40 => stdClass#197 (4)
$value->tafsir[40]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 41
$value->tafsir[40]->ayat
⇄public id -> integer 5753
$value->tafsir[40]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[40]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (287) "Sebaliknya ditegaskan pula bahwa orang-orang yang takut dan mengadakan persi...
$value->tafsir[40]->tafsir
Sebaliknya ditegaskan pula bahwa orang-orang yang takut dan mengadakan persiapan karena memandang kebesaran Tuhannya serta menahan diri dari ajakan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat kediamannya yang kekal dan abadi. Alangkah beruntung mereka memperoleh bagian seperti itu.
⇄⧉41 => stdClass#198 (4)
$value->tafsir[41]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 42
$value->tafsir[41]->ayat
⇄public id -> integer 5754
$value->tafsir[41]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[41]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (326) "Orang-orang musyrik bertanya kepada Nabi tentang kapan waktunya hari Kiamat ...
$value->tafsir[41]->tafsir
Orang-orang musyrik bertanya kepada Nabi tentang kapan waktunya hari Kiamat itu datang. Mereka menanyakan hal itu dengan nada mengejek dan mencemooh. Nabi sendiri ingin sekali menjawab pertanyaan mereka dengan tepat, akan tetapi Allah melarangnya karena hanya Dia sendirilah yang mengetahui kapan hari Kiamat itu akan terjadi.
⇄⧉42 => stdClass#199 (4)
$value->tafsir[42]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 43
$value->tafsir[42]->ayat
⇄public id -> integer 5755
$value->tafsir[42]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[42]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (946) "Dalam ayat ini, Allah menanyakan apakah Nabi Muhammad akan menyebutkan waktu...
$value->tafsir[42]->tafsir
Dalam ayat ini, Allah menanyakan apakah Nabi Muhammad akan menyebutkan waktu Kiamat itu? Padahal tugasnya hanya sekadar memberi peringatan sehingga tidak ada kewenangan untuk menyebutkan tentang kedatangan hari kebangkitan. Waktu datangnya hari Kiamat tetap merupakan rahasia Allah. Nabi sendiri tidak mengetahui tentang waktu kedatangannya, sebagaimana difirmankan Allah dalam Al-Qur'an:
Kewajibanmu tidak lain hanyalah menyampaikan (risalah). (asy-Syura/42: 48)
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh 'Umar bin al-Khaththab, ketika Nabi ditanya tentang kapan datangnya hari Kiamat, beliau menjawab:
Orang yang ditanya tidaklah lebih mengetahui daripada orang yang bertanya. (Riwayat Muslim dari 'Umar bin al-Khaththab)
Allah tetap merahasiakan waktu datangnya hari Kiamat mempunyai hikmah yang besar, yaitu supaya manusia selalu mempersiapkan diri setiap saat dengan banyak-banyak berbuat kebaikan dan selalu menghindari perbuatan jahat.
⇄⧉43 => stdClass#200 (4)
$value->tafsir[43]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 44
$value->tafsir[43]->ayat
⇄public id -> integer 5756
$value->tafsir[43]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[43]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (781) "Dalam ayat ini diterangkan bahwa hanya Allah saja yang mengetahui kapan kete...
$value->tafsir[43]->tafsir
Dalam ayat ini diterangkan bahwa hanya Allah saja yang mengetahui kapan ketentuan waktunya. Tidak ada yang mengetahui kapan ketentuan waktunya, dan kapan akan terjadinya kiamat kecuali Allah sendiri. Firman Allah:
Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang Kiamat, "Kapan terjadi?" Katakanlah, "Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu ada pada Tuhanku; tidak ada (seorang pun) yang dapat menjelaskan waktu terjadinya selain Dia. (Kiamat) itu sangat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi, tidak akan datang kepadamu kecuali secara tiba-tiba." Mereka bertanya kepadamu seakan-akan engkau mengetahuinya. Katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya pengetahuan tentang (hari Kiamat) ada pada Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (al-A'raf/7: 187)
⇄⧉44 => stdClass#201 (4)
$value->tafsir[44]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 45
$value->tafsir[44]->ayat
⇄public id -> integer 5757
$value->tafsir[44]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[44]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (228) "Dalam ayat ini diterangkan bahwa Nabi Muhammad hanya ditugaskan untuk member...
$value->tafsir[44]->tafsir
Dalam ayat ini diterangkan bahwa Nabi Muhammad hanya ditugaskan untuk memberi peringatan kepada orang yang takut kepada hari kebangkitan. Mereka diminta untuk mempersiapkan diri dengan beramal kebaikan dan menghindari kejahatan.
⇄⧉45 => stdClass#202 (4)
$value->tafsir[45]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 46
$value->tafsir[45]->ayat
⇄public id -> integer 5758
$value->tafsir[45]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[45]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (442) "Pada hari menyaksikan hari kebangkitan dan merasakan huru-haranya, mereka me...
$value->tafsir[45]->tafsir
Pada hari menyaksikan hari kebangkitan dan merasakan huru-haranya, mereka merasa seolah-olah tinggal di dunia hanya sementara saja, seperti sepenggal pagi atau sepenggal sore pada masa-masa yang lalu itu. Kehidupan manusia di dunia ini memang hanya sebentar saja, sebagaimana firman Allah:
Pada hari mereka melihat azab yang dijanjikan, mereka merasa seolah-olah mereka tinggal (di dunia) hanya sesaat saja pada siang hari. (al-Ahqaf/46: 35)
⇄⧉public tafsir_one -> stdClass#198 (4)
$value->tafsir_one
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 42
$value->tafsir_one->ayat
⇄public id -> integer 5754
$value->tafsir_one->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir_one->surah
⇄⧉public tafsir -> string (326) "Orang-orang musyrik bertanya kepada Nabi tentang kapan waktunya hari Kiamat ...
$value->tafsir_one->tafsir
Orang-orang musyrik bertanya kepada Nabi tentang kapan waktunya hari Kiamat itu datang. Mereka menanyakan hal itu dengan nada mengejek dan mencemooh. Nabi sendiri ingin sekali menjawab pertanyaan mereka dengan tepat, akan tetapi Allah melarangnya karena hanya Dia sendirilah yang mengetahui kapan hari Kiamat itu akan terjadi.
⇄public tempat_turun -> string (5) "mekah"
$value->tempat_turun
⇄public title -> string (9) "an-naziat"
$value->title
details
⧉⌕$value stdClass#85 (13)
Properties (13)
⇄public arti -> string (22) "Malaikat Yang Mencabut"
⇄⧉public idn -> string (173) "Pada hari ketika mereka melihat hari Kiamat itu (karena suasananya hebat), m...
$value->ayat[45]->idn
Pada hari ketika mereka melihat hari Kiamat itu (karena suasananya hebat), mereka merasa seakan-akan hanya (sebentar saja) tinggal (di dunia) pada waktu sore atau pagi hari.
⇄⧉public deskripsi -> UTF-8 string (355) "Surat An Naazi´aat terdiri atas 46 ayat, termasuk golongan surat-surat Makk...
$value->deskripsi
Surat An Naazi´aat terdiri atas 46 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat An Naba´. Dinamai <i>An Naazi´aat</i> diambil dari perkataan <i>An Naazi´aat</i> yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Dinamai pula <i>as Saahirah</i> yang diambil dari ayat 14, dinamai juga <i>Ath Thaammah</i> diambil dari ayat 34.
⇄⧉public deskripsi -> UTF-8 string (370) "Surat An Naba´ terdiri atas 40 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah...
$value->surat_sebelumnya->deskripsi
Surat An Naba´ terdiri atas 40 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat Al Ma´aarij. <br>Dinamai <i>An Naba´</i> (berita besar) diambil dari perkataan <i>An Naba´</i> yang terdapat pada ayat 2 surat ini. Dinamai juga <i>Amma yatasaa aluun</i> diambil dari perkataan <i>Amma yatasaa aluun</i> yang terdapat pada ayat 1 surat ini.
⇄⧉public deskripsi -> string (741) "Surat 'Abasa terdiri atas 42 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, d...
$value->surat_selanjutnya->deskripsi
Surat 'Abasa terdiri atas 42 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat An Najm. Dinamai <i>'Abasa</i> diambil dari perkataan <i>'Abasa</i> yang terdapat pada ayat pertama surat ini.<br> Menurut riwayat, pada suatu ketika Rasulullah s.a.w. menerima dan berbicara dengan pemuka-pemuka Quraisy yang beliau harapkan agar mereka masuk Islam. Dalam pada itu datanglah Ibnu Ummi Maktum, seorang sahabat yang buta yang mengharap agar Rasulullah s.a.w. membacakan kepadanya ayat- ayat Al Quran yang telah diturunkan Allah. tetapi Rasulullah s.a.w. bermuka masam dan memalingkan muka dari Ibnu Ummi Maktum yang buta itu, lalu Allah menurunkan surat ini sebagai teguran atas sikap Rasulullah terhadap ibnu Ummi Maktum itu.
⇄public id -> integer 80
$value->surat_selanjutnya->id
⇄public jumlah_ayat -> integer 42
$value->surat_selanjutnya->jumlah_ayat
⇄public nama -> UTF-8 string (6) "عبس"
$value->surat_selanjutnya->nama
⇄public nama_latin -> string (6) "'Abasa"
$value->surat_selanjutnya->nama_latin
⇄public nomor -> integer 80
$value->surat_selanjutnya->nomor
⇄public tempat_turun -> string (5) "mekah"
$value->surat_selanjutnya->tempat_turun
⇄public tempat_turun -> string (5) "mekah"
$value->tempat_turun
detailAlquran
⧉⌕$value stdClass#164 (20)
Properties (20)
⇄public arti -> string (22) "Malaikat Yang Mencabut"
⇄⧉public deskripsi -> UTF-8 string (355) "Surat An Naazi´aat terdiri atas 46 ayat, termasuk golongan surat-surat Makk...
$value->deskripsi
Surat An Naazi´aat terdiri atas 46 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat An Naba´. Dinamai <i>An Naazi´aat</i> diambil dari perkataan <i>An Naazi´aat</i> yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Dinamai pula <i>as Saahirah</i> yang diambil dari ayat 14, dinamai juga <i>Ath Thaammah</i> diambil dari ayat 34.
⇄⧉public deskripsi -> UTF-8 string (370) "Surat An Naba´ terdiri atas 40 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah...
$value->surat_sebelumnya->deskripsi
Surat An Naba´ terdiri atas 40 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat Al Ma´aarij. <br>Dinamai <i>An Naba´</i> (berita besar) diambil dari perkataan <i>An Naba´</i> yang terdapat pada ayat 2 surat ini. Dinamai juga <i>Amma yatasaa aluun</i> diambil dari perkataan <i>Amma yatasaa aluun</i> yang terdapat pada ayat 1 surat ini.
⇄⧉public deskripsi -> string (741) "Surat 'Abasa terdiri atas 42 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, d...
$value->surat_selanjutnya->deskripsi
Surat 'Abasa terdiri atas 42 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat An Najm. Dinamai <i>'Abasa</i> diambil dari perkataan <i>'Abasa</i> yang terdapat pada ayat pertama surat ini.<br> Menurut riwayat, pada suatu ketika Rasulullah s.a.w. menerima dan berbicara dengan pemuka-pemuka Quraisy yang beliau harapkan agar mereka masuk Islam. Dalam pada itu datanglah Ibnu Ummi Maktum, seorang sahabat yang buta yang mengharap agar Rasulullah s.a.w. membacakan kepadanya ayat- ayat Al Quran yang telah diturunkan Allah. tetapi Rasulullah s.a.w. bermuka masam dan memalingkan muka dari Ibnu Ummi Maktum yang buta itu, lalu Allah menurunkan surat ini sebagai teguran atas sikap Rasulullah terhadap ibnu Ummi Maktum itu.
⇄public id -> integer 80
$value->surat_selanjutnya->id
⇄public jumlah_ayat -> integer 42
$value->surat_selanjutnya->jumlah_ayat
⇄public nama -> UTF-8 string (6) "عبس"
$value->surat_selanjutnya->nama
⇄public nama_latin -> string (6) "'Abasa"
$value->surat_selanjutnya->nama_latin
⇄public nomor -> integer 80
$value->surat_selanjutnya->nomor
⇄public tempat_turun -> string (5) "mekah"
$value->surat_selanjutnya->tempat_turun
⇄⧉public tafsir -> array (46)
$value->tafsir
⇄⧉0 => stdClass#162 (4)
$value->tafsir[0]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 1
$value->tafsir[0]->ayat
⇄public id -> integer 5713
$value->tafsir[0]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[0]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (2006) "Pada ayat-ayat ini, Allah berfirman dalam bentuk sumpah terhadap beberapa ma...
$value->tafsir[0]->tafsir
Pada ayat-ayat ini, Allah berfirman dalam bentuk sumpah terhadap beberapa malaikat yang mencabut nyawa manusia dengan keras dan juga kepada para malaikat yang mencabut nyawa manusia dengan lemah-lembut. Hal ini dalam rangka menegaskan adanya hari kebangkitan yang diingkari orang-orang musyrik. Ayat-ayat selanjutnya yang juga dalam bentuk kalimat-kalimat sumpah kepada para malaikat yang turun dari langit dengan cepat sambil membawa perintah Allah. Bahkan Allah bersumpah kepada para malaikat yang mendahului malaikat yang lain dengan kencang, serta para malaikat yang mengatur dunia.
Firman-firman dalam bentuk sumpah ini banyak terdapat pada surah-surah Makkiyyah karena banyak orang-orang musyrik menolak dan mengingkari hari kebangkitan, seperti pada Surah as-saffat/37: 1-4:
Demi (rombongan malaikat) yang berbaris bersaf-saf, demi (rombongan) yang mencegah dengan sungguh-sungguh, demi (rombongan) yang membacakan peringatan, sungguh, Tuhanmu benar-benar Esa. (as-saffat/37: 1-4)
Adapun jawab qasam (isi dari sumpah) pada awal Surah an-Nazi'at ini terdapat dalam ayat 6, yaitu sungguh pada saat alam berguncang ketika tiupan sangkakala pertama, semuanya rusak dan hancur.
Tiupan sangkakala yang pertama itu kemudian diikuti oleh tiupan kedua yang membangkitkan manusia dari kuburnya. Inilah hari Kiamat dalam arti yang sebenarnya.
Ayat-ayat permulaan pada Surah an-Nazi'at ini oleh jumhur mufasir dipahami sebagai sumpah-sumpah kepada para malaikat. Akan tetapi, ada mufasir lain, seperti Ahmad Musthafa al-Maragi, yang memahami sumpah ini bukan kepada para malaikat, tetapi kepada bintang-bintang yang beredar menurut aturan tertentu, seperti matahari, bulan, dan planet-planet yang lain. Dalam tafsir al-MarAgi, ayat-ayat ini dipahami sebagai bintang-bintang yang sigap dan cepat jalannya, cahaya-cahaya yang keluar dari bintang ke bintang, dan bintang-bintang yang jalannya cepat dari bintang-bintang yang lain.
Adapun tentang pemahaman jawab qasam-nya sama dengan pendapat jumhur mufasir.
⇄⧉1 => stdClass#148 (4)
$value->tafsir[1]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 2
$value->tafsir[1]->ayat
⇄public id -> integer 5714
$value->tafsir[1]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[1]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (2006) "Pada ayat-ayat ini, Allah berfirman dalam bentuk sumpah terhadap beberapa ma...
$value->tafsir[1]->tafsir
Pada ayat-ayat ini, Allah berfirman dalam bentuk sumpah terhadap beberapa malaikat yang mencabut nyawa manusia dengan keras dan juga kepada para malaikat yang mencabut nyawa manusia dengan lemah-lembut. Hal ini dalam rangka menegaskan adanya hari kebangkitan yang diingkari orang-orang musyrik. Ayat-ayat selanjutnya yang juga dalam bentuk kalimat-kalimat sumpah kepada para malaikat yang turun dari langit dengan cepat sambil membawa perintah Allah. Bahkan Allah bersumpah kepada para malaikat yang mendahului malaikat yang lain dengan kencang, serta para malaikat yang mengatur dunia.
Firman-firman dalam bentuk sumpah ini banyak terdapat pada surah-surah Makkiyyah karena banyak orang-orang musyrik menolak dan mengingkari hari kebangkitan, seperti pada Surah as-saffat/37: 1-4:
Demi (rombongan malaikat) yang berbaris bersaf-saf, demi (rombongan) yang mencegah dengan sungguh-sungguh, demi (rombongan) yang membacakan peringatan, sungguh, Tuhanmu benar-benar Esa. (as-saffat/37: 1-4)
Adapun jawab qasam (isi dari sumpah) pada awal Surah an-Nazi'at ini terdapat dalam ayat 6, yaitu sungguh pada saat alam berguncang ketika tiupan sangkakala pertama, semuanya rusak dan hancur.
Tiupan sangkakala yang pertama itu kemudian diikuti oleh tiupan kedua yang membangkitkan manusia dari kuburnya. Inilah hari Kiamat dalam arti yang sebenarnya.
Ayat-ayat permulaan pada Surah an-Nazi'at ini oleh jumhur mufasir dipahami sebagai sumpah-sumpah kepada para malaikat. Akan tetapi, ada mufasir lain, seperti Ahmad Musthafa al-Maragi, yang memahami sumpah ini bukan kepada para malaikat, tetapi kepada bintang-bintang yang beredar menurut aturan tertentu, seperti matahari, bulan, dan planet-planet yang lain. Dalam tafsir al-MarAgi, ayat-ayat ini dipahami sebagai bintang-bintang yang sigap dan cepat jalannya, cahaya-cahaya yang keluar dari bintang ke bintang, dan bintang-bintang yang jalannya cepat dari bintang-bintang yang lain.
Adapun tentang pemahaman jawab qasam-nya sama dengan pendapat jumhur mufasir.
⇄⧉2 => stdClass#157 (4)
$value->tafsir[2]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 3
$value->tafsir[2]->ayat
⇄public id -> integer 5715
$value->tafsir[2]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[2]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (2006) "Pada ayat-ayat ini, Allah berfirman dalam bentuk sumpah terhadap beberapa ma...
$value->tafsir[2]->tafsir
Pada ayat-ayat ini, Allah berfirman dalam bentuk sumpah terhadap beberapa malaikat yang mencabut nyawa manusia dengan keras dan juga kepada para malaikat yang mencabut nyawa manusia dengan lemah-lembut. Hal ini dalam rangka menegaskan adanya hari kebangkitan yang diingkari orang-orang musyrik. Ayat-ayat selanjutnya yang juga dalam bentuk kalimat-kalimat sumpah kepada para malaikat yang turun dari langit dengan cepat sambil membawa perintah Allah. Bahkan Allah bersumpah kepada para malaikat yang mendahului malaikat yang lain dengan kencang, serta para malaikat yang mengatur dunia.
Firman-firman dalam bentuk sumpah ini banyak terdapat pada surah-surah Makkiyyah karena banyak orang-orang musyrik menolak dan mengingkari hari kebangkitan, seperti pada Surah as-saffat/37: 1-4:
Demi (rombongan malaikat) yang berbaris bersaf-saf, demi (rombongan) yang mencegah dengan sungguh-sungguh, demi (rombongan) yang membacakan peringatan, sungguh, Tuhanmu benar-benar Esa. (as-saffat/37: 1-4)
Adapun jawab qasam (isi dari sumpah) pada awal Surah an-Nazi'at ini terdapat dalam ayat 6, yaitu sungguh pada saat alam berguncang ketika tiupan sangkakala pertama, semuanya rusak dan hancur.
Tiupan sangkakala yang pertama itu kemudian diikuti oleh tiupan kedua yang membangkitkan manusia dari kuburnya. Inilah hari Kiamat dalam arti yang sebenarnya.
Ayat-ayat permulaan pada Surah an-Nazi'at ini oleh jumhur mufasir dipahami sebagai sumpah-sumpah kepada para malaikat. Akan tetapi, ada mufasir lain, seperti Ahmad Musthafa al-Maragi, yang memahami sumpah ini bukan kepada para malaikat, tetapi kepada bintang-bintang yang beredar menurut aturan tertentu, seperti matahari, bulan, dan planet-planet yang lain. Dalam tafsir al-MarAgi, ayat-ayat ini dipahami sebagai bintang-bintang yang sigap dan cepat jalannya, cahaya-cahaya yang keluar dari bintang ke bintang, dan bintang-bintang yang jalannya cepat dari bintang-bintang yang lain.
Adapun tentang pemahaman jawab qasam-nya sama dengan pendapat jumhur mufasir.
⇄⧉3 => stdClass#151 (4)
$value->tafsir[3]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 4
$value->tafsir[3]->ayat
⇄public id -> integer 5716
$value->tafsir[3]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[3]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (2006) "Pada ayat-ayat ini, Allah berfirman dalam bentuk sumpah terhadap beberapa ma...
$value->tafsir[3]->tafsir
Pada ayat-ayat ini, Allah berfirman dalam bentuk sumpah terhadap beberapa malaikat yang mencabut nyawa manusia dengan keras dan juga kepada para malaikat yang mencabut nyawa manusia dengan lemah-lembut. Hal ini dalam rangka menegaskan adanya hari kebangkitan yang diingkari orang-orang musyrik. Ayat-ayat selanjutnya yang juga dalam bentuk kalimat-kalimat sumpah kepada para malaikat yang turun dari langit dengan cepat sambil membawa perintah Allah. Bahkan Allah bersumpah kepada para malaikat yang mendahului malaikat yang lain dengan kencang, serta para malaikat yang mengatur dunia.
Firman-firman dalam bentuk sumpah ini banyak terdapat pada surah-surah Makkiyyah karena banyak orang-orang musyrik menolak dan mengingkari hari kebangkitan, seperti pada Surah as-saffat/37: 1-4:
Demi (rombongan malaikat) yang berbaris bersaf-saf, demi (rombongan) yang mencegah dengan sungguh-sungguh, demi (rombongan) yang membacakan peringatan, sungguh, Tuhanmu benar-benar Esa. (as-saffat/37: 1-4)
Adapun jawab qasam (isi dari sumpah) pada awal Surah an-Nazi'at ini terdapat dalam ayat 6, yaitu sungguh pada saat alam berguncang ketika tiupan sangkakala pertama, semuanya rusak dan hancur.
Tiupan sangkakala yang pertama itu kemudian diikuti oleh tiupan kedua yang membangkitkan manusia dari kuburnya. Inilah hari Kiamat dalam arti yang sebenarnya.
Ayat-ayat permulaan pada Surah an-Nazi'at ini oleh jumhur mufasir dipahami sebagai sumpah-sumpah kepada para malaikat. Akan tetapi, ada mufasir lain, seperti Ahmad Musthafa al-Maragi, yang memahami sumpah ini bukan kepada para malaikat, tetapi kepada bintang-bintang yang beredar menurut aturan tertentu, seperti matahari, bulan, dan planet-planet yang lain. Dalam tafsir al-MarAgi, ayat-ayat ini dipahami sebagai bintang-bintang yang sigap dan cepat jalannya, cahaya-cahaya yang keluar dari bintang ke bintang, dan bintang-bintang yang jalannya cepat dari bintang-bintang yang lain.
Adapun tentang pemahaman jawab qasam-nya sama dengan pendapat jumhur mufasir.
⇄⧉4 => stdClass#150 (4)
$value->tafsir[4]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 5
$value->tafsir[4]->ayat
⇄public id -> integer 5717
$value->tafsir[4]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[4]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (2006) "Pada ayat-ayat ini, Allah berfirman dalam bentuk sumpah terhadap beberapa ma...
$value->tafsir[4]->tafsir
Pada ayat-ayat ini, Allah berfirman dalam bentuk sumpah terhadap beberapa malaikat yang mencabut nyawa manusia dengan keras dan juga kepada para malaikat yang mencabut nyawa manusia dengan lemah-lembut. Hal ini dalam rangka menegaskan adanya hari kebangkitan yang diingkari orang-orang musyrik. Ayat-ayat selanjutnya yang juga dalam bentuk kalimat-kalimat sumpah kepada para malaikat yang turun dari langit dengan cepat sambil membawa perintah Allah. Bahkan Allah bersumpah kepada para malaikat yang mendahului malaikat yang lain dengan kencang, serta para malaikat yang mengatur dunia.
Firman-firman dalam bentuk sumpah ini banyak terdapat pada surah-surah Makkiyyah karena banyak orang-orang musyrik menolak dan mengingkari hari kebangkitan, seperti pada Surah as-saffat/37: 1-4:
Demi (rombongan malaikat) yang berbaris bersaf-saf, demi (rombongan) yang mencegah dengan sungguh-sungguh, demi (rombongan) yang membacakan peringatan, sungguh, Tuhanmu benar-benar Esa. (as-saffat/37: 1-4)
Adapun jawab qasam (isi dari sumpah) pada awal Surah an-Nazi'at ini terdapat dalam ayat 6, yaitu sungguh pada saat alam berguncang ketika tiupan sangkakala pertama, semuanya rusak dan hancur.
Tiupan sangkakala yang pertama itu kemudian diikuti oleh tiupan kedua yang membangkitkan manusia dari kuburnya. Inilah hari Kiamat dalam arti yang sebenarnya.
Ayat-ayat permulaan pada Surah an-Nazi'at ini oleh jumhur mufasir dipahami sebagai sumpah-sumpah kepada para malaikat. Akan tetapi, ada mufasir lain, seperti Ahmad Musthafa al-Maragi, yang memahami sumpah ini bukan kepada para malaikat, tetapi kepada bintang-bintang yang beredar menurut aturan tertentu, seperti matahari, bulan, dan planet-planet yang lain. Dalam tafsir al-MarAgi, ayat-ayat ini dipahami sebagai bintang-bintang yang sigap dan cepat jalannya, cahaya-cahaya yang keluar dari bintang ke bintang, dan bintang-bintang yang jalannya cepat dari bintang-bintang yang lain.
Adapun tentang pemahaman jawab qasam-nya sama dengan pendapat jumhur mufasir.
⇄⧉5 => stdClass#147 (4)
$value->tafsir[5]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 6
$value->tafsir[5]->ayat
⇄public id -> integer 5718
$value->tafsir[5]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[5]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (2006) "Pada ayat-ayat ini, Allah berfirman dalam bentuk sumpah terhadap beberapa ma...
$value->tafsir[5]->tafsir
Pada ayat-ayat ini, Allah berfirman dalam bentuk sumpah terhadap beberapa malaikat yang mencabut nyawa manusia dengan keras dan juga kepada para malaikat yang mencabut nyawa manusia dengan lemah-lembut. Hal ini dalam rangka menegaskan adanya hari kebangkitan yang diingkari orang-orang musyrik. Ayat-ayat selanjutnya yang juga dalam bentuk kalimat-kalimat sumpah kepada para malaikat yang turun dari langit dengan cepat sambil membawa perintah Allah. Bahkan Allah bersumpah kepada para malaikat yang mendahului malaikat yang lain dengan kencang, serta para malaikat yang mengatur dunia.
Firman-firman dalam bentuk sumpah ini banyak terdapat pada surah-surah Makkiyyah karena banyak orang-orang musyrik menolak dan mengingkari hari kebangkitan, seperti pada Surah as-saffat/37: 1-4:
Demi (rombongan malaikat) yang berbaris bersaf-saf, demi (rombongan) yang mencegah dengan sungguh-sungguh, demi (rombongan) yang membacakan peringatan, sungguh, Tuhanmu benar-benar Esa. (as-saffat/37: 1-4)
Adapun jawab qasam (isi dari sumpah) pada awal Surah an-Nazi'at ini terdapat dalam ayat 6, yaitu sungguh pada saat alam berguncang ketika tiupan sangkakala pertama, semuanya rusak dan hancur.
Tiupan sangkakala yang pertama itu kemudian diikuti oleh tiupan kedua yang membangkitkan manusia dari kuburnya. Inilah hari Kiamat dalam arti yang sebenarnya.
Ayat-ayat permulaan pada Surah an-Nazi'at ini oleh jumhur mufasir dipahami sebagai sumpah-sumpah kepada para malaikat. Akan tetapi, ada mufasir lain, seperti Ahmad Musthafa al-Maragi, yang memahami sumpah ini bukan kepada para malaikat, tetapi kepada bintang-bintang yang beredar menurut aturan tertentu, seperti matahari, bulan, dan planet-planet yang lain. Dalam tafsir al-MarAgi, ayat-ayat ini dipahami sebagai bintang-bintang yang sigap dan cepat jalannya, cahaya-cahaya yang keluar dari bintang ke bintang, dan bintang-bintang yang jalannya cepat dari bintang-bintang yang lain.
Adapun tentang pemahaman jawab qasam-nya sama dengan pendapat jumhur mufasir.
⇄⧉6 => stdClass#163 (4)
$value->tafsir[6]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 7
$value->tafsir[6]->ayat
⇄public id -> integer 5719
$value->tafsir[6]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[6]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (2006) "Pada ayat-ayat ini, Allah berfirman dalam bentuk sumpah terhadap beberapa ma...
$value->tafsir[6]->tafsir
Pada ayat-ayat ini, Allah berfirman dalam bentuk sumpah terhadap beberapa malaikat yang mencabut nyawa manusia dengan keras dan juga kepada para malaikat yang mencabut nyawa manusia dengan lemah-lembut. Hal ini dalam rangka menegaskan adanya hari kebangkitan yang diingkari orang-orang musyrik. Ayat-ayat selanjutnya yang juga dalam bentuk kalimat-kalimat sumpah kepada para malaikat yang turun dari langit dengan cepat sambil membawa perintah Allah. Bahkan Allah bersumpah kepada para malaikat yang mendahului malaikat yang lain dengan kencang, serta para malaikat yang mengatur dunia.
Firman-firman dalam bentuk sumpah ini banyak terdapat pada surah-surah Makkiyyah karena banyak orang-orang musyrik menolak dan mengingkari hari kebangkitan, seperti pada Surah as-saffat/37: 1-4:
Demi (rombongan malaikat) yang berbaris bersaf-saf, demi (rombongan) yang mencegah dengan sungguh-sungguh, demi (rombongan) yang membacakan peringatan, sungguh, Tuhanmu benar-benar Esa. (as-saffat/37: 1-4)
Adapun jawab qasam (isi dari sumpah) pada awal Surah an-Nazi'at ini terdapat dalam ayat 6, yaitu sungguh pada saat alam berguncang ketika tiupan sangkakala pertama, semuanya rusak dan hancur.
Tiupan sangkakala yang pertama itu kemudian diikuti oleh tiupan kedua yang membangkitkan manusia dari kuburnya. Inilah hari Kiamat dalam arti yang sebenarnya.
Ayat-ayat permulaan pada Surah an-Nazi'at ini oleh jumhur mufasir dipahami sebagai sumpah-sumpah kepada para malaikat. Akan tetapi, ada mufasir lain, seperti Ahmad Musthafa al-Maragi, yang memahami sumpah ini bukan kepada para malaikat, tetapi kepada bintang-bintang yang beredar menurut aturan tertentu, seperti matahari, bulan, dan planet-planet yang lain. Dalam tafsir al-MarAgi, ayat-ayat ini dipahami sebagai bintang-bintang yang sigap dan cepat jalannya, cahaya-cahaya yang keluar dari bintang ke bintang, dan bintang-bintang yang jalannya cepat dari bintang-bintang yang lain.
Adapun tentang pemahaman jawab qasam-nya sama dengan pendapat jumhur mufasir.
⇄⧉7 => stdClass#155 (4)
$value->tafsir[7]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 8
$value->tafsir[7]->ayat
⇄public id -> integer 5720
$value->tafsir[7]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[7]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (633) "Pada ayat-ayat ini dijelaskan bahwa hati orang-orang kafir pada waktu itu sa...
$value->tafsir[7]->tafsir
Pada ayat-ayat ini dijelaskan bahwa hati orang-orang kafir pada waktu itu sangat takut setelah mereka menyaksikan sendiri apa yang telah diberitahukan kepada mereka dahulu di dunia. Orang-orang kafir Mekah ketika di dunia bahkan telah diberitahu langsung oleh Nabi Muhammad. Pandangan mereka tertunduk lemas, selalu melihat ke bawah karena rasa takut dan gelisah yang sangat tinggi.
Pada ayat lain digambarkan keadaan orang-orang kafir pada hari Kiamat itu sebagai berikut:
Mereka datang tergesa-gesa (memenuhi panggilan) dengan mengangkat kepalanya, sedang mata mereka tidak berkedip-kedip dan hati mereka kosong. (Ibrahim/14: 43)
⇄⧉8 => stdClass#165 (4)
$value->tafsir[8]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 9
$value->tafsir[8]->ayat
⇄public id -> integer 5721
$value->tafsir[8]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[8]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (633) "Pada ayat-ayat ini dijelaskan bahwa hati orang-orang kafir pada waktu itu sa...
$value->tafsir[8]->tafsir
Pada ayat-ayat ini dijelaskan bahwa hati orang-orang kafir pada waktu itu sangat takut setelah mereka menyaksikan sendiri apa yang telah diberitahukan kepada mereka dahulu di dunia. Orang-orang kafir Mekah ketika di dunia bahkan telah diberitahu langsung oleh Nabi Muhammad. Pandangan mereka tertunduk lemas, selalu melihat ke bawah karena rasa takut dan gelisah yang sangat tinggi.
Pada ayat lain digambarkan keadaan orang-orang kafir pada hari Kiamat itu sebagai berikut:
Mereka datang tergesa-gesa (memenuhi panggilan) dengan mengangkat kepalanya, sedang mata mereka tidak berkedip-kedip dan hati mereka kosong. (Ibrahim/14: 43)
⇄⧉9 => stdClass#166 (4)
$value->tafsir[9]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 10
$value->tafsir[9]->ayat
⇄public id -> integer 5722
$value->tafsir[9]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[9]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (906) "Pada ayat ini kemudian dijelaskan bahwa orang-orang kafir yang mengingkari h...
$value->tafsir[9]->tafsir
Pada ayat ini kemudian dijelaskan bahwa orang-orang kafir yang mengingkari hari kebangkitan bertanya dengan nada penyesalan, "Apakah kami betul-betul dikembalikan seperti kehidupan semula?" Hal ini juga pernah mereka tanyakan, sebagaimana terdapat dalam firman Allah:
Mereka berkata, "Apakah betul, apabila kami telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang belulang, kami benar-benar akan dibangkitkan kembali? (al-Mu'minun/23: 82)
Pada hari Kiamat pun mereka masih bertanya, "Apakah kami akan dibangkitkan juga apabila telah menjadi tulang-belulang yang hancur dan bersatu dengan tanah?" padahal ketika di dunia sudah dijelaskan dalam firman Allah:
Dia berkata, "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang yang telah hancur luluh?" Katakanlah (Muhammad), "Yang akan menghidupkannya ialah (Allah) yang menciptakannya pertama kali. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk. (Yasin/36: 78-79)
⇄⧉10 => stdClass#167 (4)
$value->tafsir[10]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 11
$value->tafsir[10]->ayat
⇄public id -> integer 5723
$value->tafsir[10]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[10]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (906) "Pada ayat ini kemudian dijelaskan bahwa orang-orang kafir yang mengingkari h...
$value->tafsir[10]->tafsir
Pada ayat ini kemudian dijelaskan bahwa orang-orang kafir yang mengingkari hari kebangkitan bertanya dengan nada penyesalan, "Apakah kami betul-betul dikembalikan seperti kehidupan semula?" Hal ini juga pernah mereka tanyakan, sebagaimana terdapat dalam firman Allah:
Mereka berkata, "Apakah betul, apabila kami telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang belulang, kami benar-benar akan dibangkitkan kembali? (al-Mu'minun/23: 82)
Pada hari Kiamat pun mereka masih bertanya, "Apakah kami akan dibangkitkan juga apabila telah menjadi tulang-belulang yang hancur dan bersatu dengan tanah?" padahal ketika di dunia sudah dijelaskan dalam firman Allah:
Dia berkata, "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang yang telah hancur luluh?" Katakanlah (Muhammad), "Yang akan menghidupkannya ialah (Allah) yang menciptakannya pertama kali. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk. (Yasin/36: 78-79)
⇄⧉11 => stdClass#168 (4)
$value->tafsir[11]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 12
$value->tafsir[11]->ayat
⇄public id -> integer 5724
$value->tafsir[11]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[11]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (540) "Dalam ayat ini akhirnya mereka berkata juga, "Kalau demikian, sungguh kami a...
$value->tafsir[11]->tafsir
Dalam ayat ini akhirnya mereka berkata juga, "Kalau demikian, sungguh kami akan mengalami pengembalian yang sangat merugikan." Allah menjawab ejekan dan penyesalan mereka itu dengan menjelaskan bahwa pengembalian itu cukup sederhana saja, yaitu dapat terjadi hanya dengan satu kali tiupan saja oleh Malaikat Israfil.
Akhirnya mereka menyadari bahwa manusia tidak dapat memandang peristiwa hari kebangkitan itu sebagai mustahil. Sebab, dengan itu mereka dapat serta merta akan hidup kembali di permukaan bumi sebagai permulaan hari akhirat.
⇄⧉12 => stdClass#169 (4)
$value->tafsir[12]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 13
$value->tafsir[12]->ayat
⇄public id -> integer 5725
$value->tafsir[12]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[12]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (540) "Dalam ayat ini akhirnya mereka berkata juga, "Kalau demikian, sungguh kami a...
$value->tafsir[12]->tafsir
Dalam ayat ini akhirnya mereka berkata juga, "Kalau demikian, sungguh kami akan mengalami pengembalian yang sangat merugikan." Allah menjawab ejekan dan penyesalan mereka itu dengan menjelaskan bahwa pengembalian itu cukup sederhana saja, yaitu dapat terjadi hanya dengan satu kali tiupan saja oleh Malaikat Israfil.
Akhirnya mereka menyadari bahwa manusia tidak dapat memandang peristiwa hari kebangkitan itu sebagai mustahil. Sebab, dengan itu mereka dapat serta merta akan hidup kembali di permukaan bumi sebagai permulaan hari akhirat.
⇄⧉13 => stdClass#170 (4)
$value->tafsir[13]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 14
$value->tafsir[13]->ayat
⇄public id -> integer 5726
$value->tafsir[13]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[13]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (540) "Dalam ayat ini akhirnya mereka berkata juga, "Kalau demikian, sungguh kami a...
$value->tafsir[13]->tafsir
Dalam ayat ini akhirnya mereka berkata juga, "Kalau demikian, sungguh kami akan mengalami pengembalian yang sangat merugikan." Allah menjawab ejekan dan penyesalan mereka itu dengan menjelaskan bahwa pengembalian itu cukup sederhana saja, yaitu dapat terjadi hanya dengan satu kali tiupan saja oleh Malaikat Israfil.
Akhirnya mereka menyadari bahwa manusia tidak dapat memandang peristiwa hari kebangkitan itu sebagai mustahil. Sebab, dengan itu mereka dapat serta merta akan hidup kembali di permukaan bumi sebagai permulaan hari akhirat.
⇄⧉14 => stdClass#171 (4)
$value->tafsir[14]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 15
$value->tafsir[14]->ayat
⇄public id -> integer 5727
$value->tafsir[14]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[14]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (638) "Dalam ayat ini, Allah mengingatkan Nabi Muhammad tentang kisah Musa dalam be...
$value->tafsir[14]->tafsir
Dalam ayat ini, Allah mengingatkan Nabi Muhammad tentang kisah Musa dalam bentuk pertanyaan, yaitu apakah belum diketahui olehnya tentang kisah Musa yang diutus Allah kepada Fir'aun untuk menyampaikan risalahnya dengan cara yang halus dan lemah lembut seperti tercantum dalam firman Allah:
Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir'aun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut. (thaha/20: 44)
Kisah Nabi Musa terutama tatkala Tuhan memanggil Musa di lembah suci yaitu di Lembah thuwa di dekat Gunung Sinai. Pada saat itu, Nabi Musa bermunajat kepada Allah sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikut ini.
⇄⧉15 => stdClass#172 (4)
$value->tafsir[15]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 16
$value->tafsir[15]->ayat
⇄public id -> integer 5728
$value->tafsir[15]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[15]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (638) "Dalam ayat ini, Allah mengingatkan Nabi Muhammad tentang kisah Musa dalam be...
$value->tafsir[15]->tafsir
Dalam ayat ini, Allah mengingatkan Nabi Muhammad tentang kisah Musa dalam bentuk pertanyaan, yaitu apakah belum diketahui olehnya tentang kisah Musa yang diutus Allah kepada Fir'aun untuk menyampaikan risalahnya dengan cara yang halus dan lemah lembut seperti tercantum dalam firman Allah:
Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir'aun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut. (thaha/20: 44)
Kisah Nabi Musa terutama tatkala Tuhan memanggil Musa di lembah suci yaitu di Lembah thuwa di dekat Gunung Sinai. Pada saat itu, Nabi Musa bermunajat kepada Allah sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikut ini.
⇄⧉16 => stdClass#173 (4)
$value->tafsir[16]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 17
$value->tafsir[16]->ayat
⇄public id -> integer 5729
$value->tafsir[16]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[16]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (954) "Tugas Nabi Musa ialah supaya pergi kepada Fir'aun dan menasihatinya karena F...
$value->tafsir[16]->tafsir
Tugas Nabi Musa ialah supaya pergi kepada Fir'aun dan menasihatinya karena Fir'aun sudah melampaui batas, berlaku sombong terhadap Bani Israil dan memperbudak mereka dengan kekejaman yang luar biasa dan di luar peri kemanusiaan. Di antaranya adalah perintah untuk membunuh bayi-bayi laki-laki dan membiarkan bayi perempuan hidup. Kemudian Allah menyuruh Nabi Musa supaya melaksanakan dakwah dengan halus dan lemah lembut.
Nabi Musa diperintahkan untuk berdialog secara baik-baik dengan Fir'aun dan mengemukakan pertanyaan apakah Fir'aun mau membersihkan diri dari kesesatan. Fir'aun telah bergelimang dalam kesesatan, sehingga sebaiknya mau menerima petunjuk dari Allah yang dibawa Nabi Musa. Fir'aun perlu menempuh jalan kebajikan yaitu menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan jahat.
Kemudian Nabi Musa diperintahkan untuk menjelaskan secara terbuka dengan mengajak Fir'aun untuk mengikuti risalahnya menuju ke jalan Allah dengan bertakwa kepada-Nya.
⇄⧉17 => stdClass#174 (4)
$value->tafsir[17]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 18
$value->tafsir[17]->ayat
⇄public id -> integer 5730
$value->tafsir[17]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[17]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (954) "Tugas Nabi Musa ialah supaya pergi kepada Fir'aun dan menasihatinya karena F...
$value->tafsir[17]->tafsir
Tugas Nabi Musa ialah supaya pergi kepada Fir'aun dan menasihatinya karena Fir'aun sudah melampaui batas, berlaku sombong terhadap Bani Israil dan memperbudak mereka dengan kekejaman yang luar biasa dan di luar peri kemanusiaan. Di antaranya adalah perintah untuk membunuh bayi-bayi laki-laki dan membiarkan bayi perempuan hidup. Kemudian Allah menyuruh Nabi Musa supaya melaksanakan dakwah dengan halus dan lemah lembut.
Nabi Musa diperintahkan untuk berdialog secara baik-baik dengan Fir'aun dan mengemukakan pertanyaan apakah Fir'aun mau membersihkan diri dari kesesatan. Fir'aun telah bergelimang dalam kesesatan, sehingga sebaiknya mau menerima petunjuk dari Allah yang dibawa Nabi Musa. Fir'aun perlu menempuh jalan kebajikan yaitu menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan jahat.
Kemudian Nabi Musa diperintahkan untuk menjelaskan secara terbuka dengan mengajak Fir'aun untuk mengikuti risalahnya menuju ke jalan Allah dengan bertakwa kepada-Nya.
⇄⧉18 => stdClass#175 (4)
$value->tafsir[18]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 19
$value->tafsir[18]->ayat
⇄public id -> integer 5731
$value->tafsir[18]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[18]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (954) "Tugas Nabi Musa ialah supaya pergi kepada Fir'aun dan menasihatinya karena F...
$value->tafsir[18]->tafsir
Tugas Nabi Musa ialah supaya pergi kepada Fir'aun dan menasihatinya karena Fir'aun sudah melampaui batas, berlaku sombong terhadap Bani Israil dan memperbudak mereka dengan kekejaman yang luar biasa dan di luar peri kemanusiaan. Di antaranya adalah perintah untuk membunuh bayi-bayi laki-laki dan membiarkan bayi perempuan hidup. Kemudian Allah menyuruh Nabi Musa supaya melaksanakan dakwah dengan halus dan lemah lembut.
Nabi Musa diperintahkan untuk berdialog secara baik-baik dengan Fir'aun dan mengemukakan pertanyaan apakah Fir'aun mau membersihkan diri dari kesesatan. Fir'aun telah bergelimang dalam kesesatan, sehingga sebaiknya mau menerima petunjuk dari Allah yang dibawa Nabi Musa. Fir'aun perlu menempuh jalan kebajikan yaitu menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan jahat.
Kemudian Nabi Musa diperintahkan untuk menjelaskan secara terbuka dengan mengajak Fir'aun untuk mengikuti risalahnya menuju ke jalan Allah dengan bertakwa kepada-Nya.
⇄⧉19 => stdClass#176 (4)
$value->tafsir[19]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 20
$value->tafsir[19]->ayat
⇄public id -> integer 5732
$value->tafsir[19]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[19]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (473) "Kemudian Allah menerangkan bahwa Fir'aun tetap membangkang dan tidak mau men...
$value->tafsir[19]->tafsir
Kemudian Allah menerangkan bahwa Fir'aun tetap membangkang dan tidak mau mengikuti ajakan Nabi Musa sehingga Musa terpaksa memperlihatkan mukjizat-mukjizatnya. Lalu Musa memperlihatkan kepada Fir'aun mukjizat yang besar yaitu tongkat menjadi ular dan telapak tangan yang bersinar terang. Meskipun begitu, Fir'aun masih mengingkari kenabian Musa dan tetap bersikap durhaka dan menentang Allah. Kemudian Fir'aun berpaling dan berusaha untuk mengadakan perlawanan kepada Musa.
⇄⧉20 => stdClass#177 (4)
$value->tafsir[20]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 21
$value->tafsir[20]->ayat
⇄public id -> integer 5733
$value->tafsir[20]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[20]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (473) "Kemudian Allah menerangkan bahwa Fir'aun tetap membangkang dan tidak mau men...
$value->tafsir[20]->tafsir
Kemudian Allah menerangkan bahwa Fir'aun tetap membangkang dan tidak mau mengikuti ajakan Nabi Musa sehingga Musa terpaksa memperlihatkan mukjizat-mukjizatnya. Lalu Musa memperlihatkan kepada Fir'aun mukjizat yang besar yaitu tongkat menjadi ular dan telapak tangan yang bersinar terang. Meskipun begitu, Fir'aun masih mengingkari kenabian Musa dan tetap bersikap durhaka dan menentang Allah. Kemudian Fir'aun berpaling dan berusaha untuk mengadakan perlawanan kepada Musa.
⇄⧉21 => stdClass#178 (4)
$value->tafsir[21]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 22
$value->tafsir[21]->ayat
⇄public id -> integer 5734
$value->tafsir[21]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[21]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (473) "Kemudian Allah menerangkan bahwa Fir'aun tetap membangkang dan tidak mau men...
$value->tafsir[21]->tafsir
Kemudian Allah menerangkan bahwa Fir'aun tetap membangkang dan tidak mau mengikuti ajakan Nabi Musa sehingga Musa terpaksa memperlihatkan mukjizat-mukjizatnya. Lalu Musa memperlihatkan kepada Fir'aun mukjizat yang besar yaitu tongkat menjadi ular dan telapak tangan yang bersinar terang. Meskipun begitu, Fir'aun masih mengingkari kenabian Musa dan tetap bersikap durhaka dan menentang Allah. Kemudian Fir'aun berpaling dan berusaha untuk mengadakan perlawanan kepada Musa.
⇄⧉22 => stdClass#179 (4)
$value->tafsir[22]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 23
$value->tafsir[22]->ayat
⇄public id -> integer 5735
$value->tafsir[22]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[22]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (273) "Pada ayat-ayat ini, Allah menerangkan bahwa Fir'aun mengumpulkan pembesar-pe...
$value->tafsir[22]->tafsir
Pada ayat-ayat ini, Allah menerangkan bahwa Fir'aun mengumpulkan pembesar-pembesarnya dan berseru memanggil kaumnya yang sebagiannya terdiri dari para tukang sihir. Dengan penuh kesombongan, Fir'aun berkata, "Akulah tuhan kamu yang paling tinggi. Jangan ikuti ajakan Musa."
⇄⧉23 => stdClass#180 (4)
$value->tafsir[23]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 24
$value->tafsir[23]->ayat
⇄public id -> integer 5736
$value->tafsir[23]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[23]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (273) "Pada ayat-ayat ini, Allah menerangkan bahwa Fir'aun mengumpulkan pembesar-pe...
$value->tafsir[23]->tafsir
Pada ayat-ayat ini, Allah menerangkan bahwa Fir'aun mengumpulkan pembesar-pembesarnya dan berseru memanggil kaumnya yang sebagiannya terdiri dari para tukang sihir. Dengan penuh kesombongan, Fir'aun berkata, "Akulah tuhan kamu yang paling tinggi. Jangan ikuti ajakan Musa."
⇄⧉24 => stdClass#181 (4)
$value->tafsir[24]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 25
$value->tafsir[24]->ayat
⇄public id -> integer 5737
$value->tafsir[24]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[24]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (275) "Maka Allah menurunkan siksa kepadanya, bukan di dunia saja bahkan juga di ak...
$value->tafsir[24]->tafsir
Maka Allah menurunkan siksa kepadanya, bukan di dunia saja bahkan juga di akhirat. Siksaan di dunia ialah dengan ditenggelamkan bersama kaumnya di Laut Merah, dan siksaan di akhirat dengan dijerumuskan ke dalam neraka Jahanam, yang merupakan tempat kembali yang sangat buruk.
⇄⧉25 => stdClass#182 (4)
$value->tafsir[25]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 26
$value->tafsir[25]->ayat
⇄public id -> integer 5738
$value->tafsir[25]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[25]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (233) "Pada ayat ini dijelaskan sesungguhnya pada kejadian yang demikian itu terdap...
$value->tafsir[25]->tafsir
Pada ayat ini dijelaskan sesungguhnya pada kejadian yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal dan dapat memperhitungkan tiap-tiap kejadian dengan akibatnya, terutama bagi orang yang takut kepada Allah.
⇄⧉26 => stdClass#183 (4)
$value->tafsir[26]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 27
$value->tafsir[26]->ayat
⇄public id -> integer 5739
$value->tafsir[26]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[26]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (453) "Ayat ini menghimbau manusia untuk menggunakan akalnya untuk membandingkan pe...
$value->tafsir[26]->tafsir
Ayat ini menghimbau manusia untuk menggunakan akalnya untuk membandingkan penciptaan dirinya yang kecil dan lemah dengan penciptaan alam semesta yang demikian luas dan kokoh. Hal itu menunjukkan kekuasaan Allah. Ibnu Khaldun menggambarkan keadaan manusia yang terlalu mengagungkan kemampuan logika tanpa mengasah kalbunya dengan mengatakan, "Bagaimana manusia dengan otaknya yang hanya sebesar timbangan emas mau digunakan untuk menimbang alam semesta?"
⇄⧉27 => stdClass#184 (4)
$value->tafsir[27]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 28
$value->tafsir[27]->ayat
⇄public id -> integer 5740
$value->tafsir[27]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[27]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1554) "Pada ayat ini dijelaskan bahwa Allah meninggikan langit, meluaskan, dan mele...
$value->tafsir[27]->tafsir
Pada ayat ini dijelaskan bahwa Allah meninggikan langit, meluaskan, dan melengkapinya dengan benda-benda angkasa, seperti planet dan lainnya. Allah lalu menetapkan ketentuan-ketentuan yang mengatur benda-benda angkasa itu, sehingga tetap di tempatnya dan tidak berjatuhan, seakan-akan menjadi perhiasan seluruh jagatnya. Menciptakan dan mengatur alam raya (makrokosmos) ini jauh lebih rumit dan kompleks daripada menciptakan manusia yang hanya disebut mikrokosmos.
Kajian saintifik modern saat ini menyatakan bahwa jagad-raya seisinya ini diawali pembentukannya dari adanya singularity. Singularity adalah sesuatu dimana calon/bakal ruang, energi, materi dan waktu masih terkumpul menjadi satu (manunggal). Dentuman Besar (Big Bang) meledakkan singularity ini dan berkembanglah bak seperti spiral-kerucut yang terus menerus berekspansi melebar dan melebar terus. Sejak Big Bang itulah, waktu mulai memisahkan diri dari ruang, begitu pula energi, materi dan gaya-gaya memisahkan diri, dan selama bermiliar-miliar tahun terbentuklah seluruh jagad-raya yang berisi miliaran galaksi. Ruang dan waktu terus mengalami ekspansi meluas. Inilah yang disebut dengan "meninggikan bangunannya (langitnya)". Bahiruddin S. Mahmud menjelaskan bahwa ekspansi jagad raya bukannya tak terbatas, bukannya terus menerus. Laju ekspansi atau perkembangan ini berangsur-angsur menurun, karena gaya gravitasi antar galaksi (yang mereka sesamanya terus saling menjauh) mulai mengendur, sehingga suatu saat akan berhentilah ekspansi jagad raya itu, maka sempurnalah bangunan itu.
⇄⧉28 => stdClass#185 (4)
$value->tafsir[28]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 29
$value->tafsir[28]->ayat
⇄public id -> integer 5741
$value->tafsir[28]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[28]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (321) "Pada ayat ini dijelaskan bahwa Allah telah menjadikan malam gelap gulita dan...
$value->tafsir[28]->tafsir
Pada ayat ini dijelaskan bahwa Allah telah menjadikan malam gelap gulita dan siang terang benderang, dan pergantian siang dan malam, serta perbedaan musim-musim sebagai akibat dari peredaran planet-planet di sekitar orbitnya. Mengatur dan memelihara peredaran planet-planet ini sungguh pekerjaan yang luar biasa hebatnya.
⇄⧉29 => stdClass#186 (4)
$value->tafsir[29]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 30
$value->tafsir[29]->ayat
⇄public id -> integer 5742
$value->tafsir[29]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[29]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (469) "Juga diterangkan bahwa Allah menjadikan bumi terhampar, sehingga makhluk All...
$value->tafsir[29]->tafsir
Juga diterangkan bahwa Allah menjadikan bumi terhampar, sehingga makhluk Allah mudah melaksanakan kehidupan di sana. Ayat ini menunjukkan bahwa Allah menciptakan bumi lebih dahulu, kemudian menciptakan langit, kemudian kembali lagi ke bumi dan menghamparkannya untuk kediaman manusia. Setelah menyiapkan tempat-tempat tinggal, maka Allah menyediakan segala sesuatu yang diperlukan manusia yaitu tentang makanan dan minuman, sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikutnya.
⇄⧉30 => stdClass#187 (4)
$value->tafsir[30]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 31
$value->tafsir[30]->ayat
⇄public id -> integer 5743
$value->tafsir[30]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[30]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (192) "Pada ayat ini dijelaskan bahwa Allah memancarkan dari perut bumi sumber-sumb...
$value->tafsir[30]->tafsir
Pada ayat ini dijelaskan bahwa Allah memancarkan dari perut bumi sumber-sumber mata air dan sungai-sungai dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhannya, baik untuk dimakan manusia maupun binatang ternak.
⇄⧉31 => stdClass#188 (4)
$value->tafsir[31]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 32
$value->tafsir[31]->ayat
⇄public id -> integer 5744
$value->tafsir[31]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[31]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (210) "Pada ayat ini juga dijelaskan bahwa Allah memancangkan gunung-gunung dengan ...
$value->tafsir[31]->tafsir
Pada ayat ini juga dijelaskan bahwa Allah memancangkan gunung-gunung dengan cara yang teguh sekali laksana tonggak sehingga menjadikan bumi stabil tidak goyah. Allah menerangkan hikmahnya pada ayat berikut ini.
⇄⧉32 => stdClass#189 (4)
$value->tafsir[32]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 33
$value->tafsir[32]->ayat
⇄public id -> integer 5745
$value->tafsir[32]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[32]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1009) "Semuanya itu untuk kesenangan manusia dan hewan-hewan ternaknya. Dengan demi...
$value->tafsir[32]->tafsir
Semuanya itu untuk kesenangan manusia dan hewan-hewan ternaknya. Dengan demikian, manusia dan hewan-hewan itu dapat hidup dengan tenang dan mencari rezeki dengan melakukan berbagai kegiatan.
Hal ini juga dijelaskan dalam firman Allah yang lain:
Dialah yang telah menurunkan air (hujan) dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuhan, padanya kamu menggembalakan ternakmu. (an-Nahl/16: 10)
Setelah mempelajari kandungan ayat-ayat tersebut yang ditujukan untuk meyakinkan tentang adanya hari kebangkitan, maka sepatutnya menjadi bahan renungan bahwa Tuhan yang telah menciptakan manusia dan menciptakan apa-apa yang diperlukan untuk kehidupannya, yang telah mengangkat langit di atas dan menghamparkan bumi di bawah, tidakkah berkuasa untuk membangkitkan manusia kembali pada hari Kiamat? Pantaskah Allah membiarkan manusia melakukan perbuatan yang sia-sia setelah menyiapkan sarana bagi mereka dan menghimpun kebaikan-kebaikan yang melimpah ruah itu untuk mereka?
⇄⧉33 => stdClass#190 (4)
$value->tafsir[33]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 34
$value->tafsir[33]->ayat
⇄public id -> integer 5746
$value->tafsir[33]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[33]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (454) "Dalam ayat ini dijelaskan bahwa apabila malapetaka yang sangat besar yaitu h...
$value->tafsir[33]->tafsir
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa apabila malapetaka yang sangat besar yaitu hari Kiamat telah datang yang menyebabkan rambut pemuda bisa beruban dan neraka dapat dilihat, maka setiap orang akan melupakan malapetaka-malapetaka lain yang pernah dialaminya. Allah akan memisahkan antara orang-orang yang taat serta bertakwa, yang mana akan dimasukkan ke dalam surga, dengan orang-orang yang membangkang dan durhaka, yang mana akan dimasukkan ke dalam neraka.
⇄⧉34 => stdClass#191 (4)
$value->tafsir[34]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 35
$value->tafsir[34]->ayat
⇄public id -> integer 5747
$value->tafsir[34]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[34]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (242) "Pada hari Kiamat, manusia akan teringat kepada apa yang telah dikerjakannya ...
$value->tafsir[34]->tafsir
Pada hari Kiamat, manusia akan teringat kepada apa yang telah dikerjakannya ketika hidup di dunia, karena amal-amalnya tercatat dalam sebuah kitab yang lengkap berisi rekaman-rekaman dari ucapan dan perbuatannya sejak mulai balig sampai mati.
⇄⧉35 => stdClass#192 (4)
$value->tafsir[35]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 36
$value->tafsir[35]->ayat
⇄public id -> integer 5748
$value->tafsir[35]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[35]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (242) "Pada hari Kiamat, manusia akan teringat kepada apa yang telah dikerjakannya ...
$value->tafsir[35]->tafsir
Pada hari Kiamat, manusia akan teringat kepada apa yang telah dikerjakannya ketika hidup di dunia, karena amal-amalnya tercatat dalam sebuah kitab yang lengkap berisi rekaman-rekaman dari ucapan dan perbuatannya sejak mulai balig sampai mati.
⇄⧉36 => stdClass#193 (4)
$value->tafsir[36]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 37
$value->tafsir[36]->ayat
⇄public id -> integer 5749
$value->tafsir[36]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[36]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (175) "Adapun orang-orang yang sombong dan melampaui batas, lebih mengutamakan kele...
$value->tafsir[36]->tafsir
Adapun orang-orang yang sombong dan melampaui batas, lebih mengutamakan kelezatan kehidupan dunia dari pahala di akhirat. Maka sesungguhnya neraka Jahimlah tempat kediamannya.
⇄⧉37 => stdClass#194 (4)
$value->tafsir[37]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 38
$value->tafsir[37]->ayat
⇄public id -> integer 5750
$value->tafsir[37]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[37]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (175) "Adapun orang-orang yang sombong dan melampaui batas, lebih mengutamakan kele...
$value->tafsir[37]->tafsir
Adapun orang-orang yang sombong dan melampaui batas, lebih mengutamakan kelezatan kehidupan dunia dari pahala di akhirat. Maka sesungguhnya neraka Jahimlah tempat kediamannya.
⇄⧉38 => stdClass#195 (4)
$value->tafsir[38]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 39
$value->tafsir[38]->ayat
⇄public id -> integer 5751
$value->tafsir[38]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[38]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (175) "Adapun orang-orang yang sombong dan melampaui batas, lebih mengutamakan kele...
$value->tafsir[38]->tafsir
Adapun orang-orang yang sombong dan melampaui batas, lebih mengutamakan kelezatan kehidupan dunia dari pahala di akhirat. Maka sesungguhnya neraka Jahimlah tempat kediamannya.
⇄⧉39 => stdClass#196 (4)
$value->tafsir[39]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 40
$value->tafsir[39]->ayat
⇄public id -> integer 5752
$value->tafsir[39]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[39]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (287) "Sebaliknya ditegaskan pula bahwa orang-orang yang takut dan mengadakan persi...
$value->tafsir[39]->tafsir
Sebaliknya ditegaskan pula bahwa orang-orang yang takut dan mengadakan persiapan karena memandang kebesaran Tuhannya serta menahan diri dari ajakan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat kediamannya yang kekal dan abadi. Alangkah beruntung mereka memperoleh bagian seperti itu.
⇄⧉40 => stdClass#197 (4)
$value->tafsir[40]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 41
$value->tafsir[40]->ayat
⇄public id -> integer 5753
$value->tafsir[40]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[40]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (287) "Sebaliknya ditegaskan pula bahwa orang-orang yang takut dan mengadakan persi...
$value->tafsir[40]->tafsir
Sebaliknya ditegaskan pula bahwa orang-orang yang takut dan mengadakan persiapan karena memandang kebesaran Tuhannya serta menahan diri dari ajakan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat kediamannya yang kekal dan abadi. Alangkah beruntung mereka memperoleh bagian seperti itu.
⇄⧉41 => stdClass#198 (4)
$value->tafsir[41]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 42
$value->tafsir[41]->ayat
⇄public id -> integer 5754
$value->tafsir[41]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[41]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (326) "Orang-orang musyrik bertanya kepada Nabi tentang kapan waktunya hari Kiamat ...
$value->tafsir[41]->tafsir
Orang-orang musyrik bertanya kepada Nabi tentang kapan waktunya hari Kiamat itu datang. Mereka menanyakan hal itu dengan nada mengejek dan mencemooh. Nabi sendiri ingin sekali menjawab pertanyaan mereka dengan tepat, akan tetapi Allah melarangnya karena hanya Dia sendirilah yang mengetahui kapan hari Kiamat itu akan terjadi.
⇄⧉42 => stdClass#199 (4)
$value->tafsir[42]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 43
$value->tafsir[42]->ayat
⇄public id -> integer 5755
$value->tafsir[42]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[42]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (946) "Dalam ayat ini, Allah menanyakan apakah Nabi Muhammad akan menyebutkan waktu...
$value->tafsir[42]->tafsir
Dalam ayat ini, Allah menanyakan apakah Nabi Muhammad akan menyebutkan waktu Kiamat itu? Padahal tugasnya hanya sekadar memberi peringatan sehingga tidak ada kewenangan untuk menyebutkan tentang kedatangan hari kebangkitan. Waktu datangnya hari Kiamat tetap merupakan rahasia Allah. Nabi sendiri tidak mengetahui tentang waktu kedatangannya, sebagaimana difirmankan Allah dalam Al-Qur'an:
Kewajibanmu tidak lain hanyalah menyampaikan (risalah). (asy-Syura/42: 48)
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh 'Umar bin al-Khaththab, ketika Nabi ditanya tentang kapan datangnya hari Kiamat, beliau menjawab:
Orang yang ditanya tidaklah lebih mengetahui daripada orang yang bertanya. (Riwayat Muslim dari 'Umar bin al-Khaththab)
Allah tetap merahasiakan waktu datangnya hari Kiamat mempunyai hikmah yang besar, yaitu supaya manusia selalu mempersiapkan diri setiap saat dengan banyak-banyak berbuat kebaikan dan selalu menghindari perbuatan jahat.
⇄⧉43 => stdClass#200 (4)
$value->tafsir[43]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 44
$value->tafsir[43]->ayat
⇄public id -> integer 5756
$value->tafsir[43]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[43]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (781) "Dalam ayat ini diterangkan bahwa hanya Allah saja yang mengetahui kapan kete...
$value->tafsir[43]->tafsir
Dalam ayat ini diterangkan bahwa hanya Allah saja yang mengetahui kapan ketentuan waktunya. Tidak ada yang mengetahui kapan ketentuan waktunya, dan kapan akan terjadinya kiamat kecuali Allah sendiri. Firman Allah:
Mereka menanyakan kepadamu (Muhammad) tentang Kiamat, "Kapan terjadi?" Katakanlah, "Sesungguhnya pengetahuan tentang Kiamat itu ada pada Tuhanku; tidak ada (seorang pun) yang dapat menjelaskan waktu terjadinya selain Dia. (Kiamat) itu sangat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi, tidak akan datang kepadamu kecuali secara tiba-tiba." Mereka bertanya kepadamu seakan-akan engkau mengetahuinya. Katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya pengetahuan tentang (hari Kiamat) ada pada Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (al-A'raf/7: 187)
⇄⧉44 => stdClass#201 (4)
$value->tafsir[44]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 45
$value->tafsir[44]->ayat
⇄public id -> integer 5757
$value->tafsir[44]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[44]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (228) "Dalam ayat ini diterangkan bahwa Nabi Muhammad hanya ditugaskan untuk member...
$value->tafsir[44]->tafsir
Dalam ayat ini diterangkan bahwa Nabi Muhammad hanya ditugaskan untuk memberi peringatan kepada orang yang takut kepada hari kebangkitan. Mereka diminta untuk mempersiapkan diri dengan beramal kebaikan dan menghindari kejahatan.
⇄⧉45 => stdClass#202 (4)
$value->tafsir[45]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 46
$value->tafsir[45]->ayat
⇄public id -> integer 5758
$value->tafsir[45]->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir[45]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (442) "Pada hari menyaksikan hari kebangkitan dan merasakan huru-haranya, mereka me...
$value->tafsir[45]->tafsir
Pada hari menyaksikan hari kebangkitan dan merasakan huru-haranya, mereka merasa seolah-olah tinggal di dunia hanya sementara saja, seperti sepenggal pagi atau sepenggal sore pada masa-masa yang lalu itu. Kehidupan manusia di dunia ini memang hanya sebentar saja, sebagaimana firman Allah:
Pada hari mereka melihat azab yang dijanjikan, mereka merasa seolah-olah mereka tinggal (di dunia) hanya sesaat saja pada siang hari. (al-Ahqaf/46: 35)
⇄⧉public tafsir_one -> stdClass#198 (4)
$value->tafsir_one
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 42
$value->tafsir_one->ayat
⇄public id -> integer 5754
$value->tafsir_one->id
⇄public surah -> integer 79
$value->tafsir_one->surah
⇄⧉public tafsir -> string (326) "Orang-orang musyrik bertanya kepada Nabi tentang kapan waktunya hari Kiamat ...
$value->tafsir_one->tafsir
Orang-orang musyrik bertanya kepada Nabi tentang kapan waktunya hari Kiamat itu datang. Mereka menanyakan hal itu dengan nada mengejek dan mencemooh. Nabi sendiri ingin sekali menjawab pertanyaan mereka dengan tepat, akan tetapi Allah melarangnya karena hanya Dia sendirilah yang mengetahui kapan hari Kiamat itu akan terjadi.
⇄public tempat_turun -> string (5) "mekah"
$value->tempat_turun
⇄public title -> string (9) "an-naziat"
$value->title
meta_title
Surat An-Nazi'at Latin dan Artinya
meta_description
An-Nazi'at - Al-Qur'an Online 30 Juz Terjemahan dan Tafsir Lengkap
meta_keyword
An-Nazi'at - Al-Qur'an Online 30 Juz Terjemahan dan Tafsir Lengkap