Surat Al Waaqi'ah terdiri atas 96 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah, diturunkan sesudah surat Thaa Haa. 	Dinamai dengan <i>Al Waaqi'ah</i> (Hari Kiamat), diambil dari perkataan <i>Al Waaqi'ah</i> yang terdapat pada ayat pertama surat ini.

• Properties (9)

• ⇄public arti -> string (13) "Maha Pengasih"

  $value->surat_sebelumnya->arti

  ⇄public audio -> string (74) "https://equran.nos.wjv-1.neo.id/audio-full/Misyari-Rasyid-Al-Afasi/055.mp3"

  $value->surat_sebelumnya->audio

  ⇄⧉public deskripsi -> string (486) "Surat Ar Rahmaan terdiri atas 78 ayat, termasuk golongan surat- surat Makkiy...

  $value->surat_sebelumnya->deskripsi

  Surat Ar Rahmaan terdiri atas 78 ayat, termasuk golongan surat- surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Ar Ra'du. Dinamai <i>Ar Rahmaan</i> (Yang Maha Pemurah), diambil dari perkataan <i>Ar Rahmaan</i> yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Ar Rahmaan adalah salah satu dari nama-nama Allah. Sebagian besar dari surat ini menerangkan kepemurahan Allah s.w.t. kepada hamba-hamba-Nya, yaitu dengan memberikan nikmat-nikmat yang tidak terhingga baik di dunia maupun di akhirat nanti.
  

  ⇄public id -> integer 55

  $value->surat_sebelumnya->id

  ⇄public jumlah_ayat -> integer 78

  $value->surat_sebelumnya->jumlah_ayat

  ⇄⧉public nama -> UTF-8 string (12) "الرحمن"

  $value->surat_sebelumnya->nama

  الرحمن
  

  ⇄public nama_latin -> string (9) "Ar-Rahman"

  $value->surat_sebelumnya->nama_latin

  ⇄public nomor -> integer 55

  $value->surat_sebelumnya->nomor

  ⇄public tempat_turun -> string (7) "madinah"

  $value->surat_sebelumnya->tempat_turun

• Properties (9)

• ⇄public arti -> string (4) "Besi"

  $value->surat_selanjutnya->arti

  ⇄public audio -> string (74) "https://equran.nos.wjv-1.neo.id/audio-full/Misyari-Rasyid-Al-Afasi/057.mp3"

  $value->surat_selanjutnya->audio

  ⇄⧉public deskripsi -> string (228) "Surat Al Hadiid terdiri atas 29 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyy...

  $value->surat_selanjutnya->deskripsi

  Surat Al Hadiid terdiri atas 29 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah, diturunkan sesudah surat Az Zalzalah. Dinamai <i>Al Hadiid</i> (Besi), diambil dari perkataan <i>Al Hadiid</i> yang terdapat pada ayat 25 surat ini.
  

  ⇄public id -> integer 57

  $value->surat_selanjutnya->id

  ⇄public jumlah_ayat -> integer 29

  $value->surat_selanjutnya->jumlah_ayat

  ⇄public nama -> UTF-8 string (12) "الحديد"

  $value->surat_selanjutnya->nama

  ⇄public nama_latin -> string (8) "Al-Hadid"

  $value->surat_selanjutnya->nama_latin

  ⇄public nomor -> integer 57

  $value->surat_selanjutnya->nomor

  ⇄public tempat_turun -> string (7) "madinah"

  $value->surat_selanjutnya->tempat_turun

⇄⧉0 => stdClass#197 (4)

$value->tafsir[0]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 1

  $value->tafsir[0]->ayat

  ⇄public id -> integer 4980

  $value->tafsir[0]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[0]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (400) "Ayat ini menerangkan bahwa apabila terjadi hari Kiamat, maka kejadian itu ti...

  $value->tafsir[0]->tafsir

  Ayat ini menerangkan bahwa apabila terjadi hari Kiamat, maka kejadian itu tidak dapat didustakan dan juga tidak dapat diragukan, tidak seorang pun dapat mendustakannya atau mengingkarinya dan nyata dilihat oleh setiap orang. Tatkala di dunia, banyak benar manusia yang mendustakannya dan mengingkarinya karena belum merasakan azab sengsara yang telah diderita oleh orang-orang yang telah disiksa itu.
  

⇄⧉1 => stdClass#196 (4)

$value->tafsir[1]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 2

  $value->tafsir[1]->ayat

  ⇄public id -> integer 4981

  $value->tafsir[1]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[1]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (400) "Ayat ini menerangkan bahwa apabila terjadi hari Kiamat, maka kejadian itu ti...

  $value->tafsir[1]->tafsir

  Ayat ini menerangkan bahwa apabila terjadi hari Kiamat, maka kejadian itu tidak dapat didustakan dan juga tidak dapat diragukan, tidak seorang pun dapat mendustakannya atau mengingkarinya dan nyata dilihat oleh setiap orang. Tatkala di dunia, banyak benar manusia yang mendustakannya dan mengingkarinya karena belum merasakan azab sengsara yang telah diderita oleh orang-orang yang telah disiksa itu.
  

⇄⧉2 => stdClass#200 (4)

$value->tafsir[2]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 3

  $value->tafsir[2]->ayat

  ⇄public id -> integer 4982

  $value->tafsir[2]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[2]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (656) "Ayat ini menjelaskan bahwa kejadian hari Kiamat akan merendahkan satu golong...

  $value->tafsir[2]->tafsir

  Ayat ini menjelaskan bahwa kejadian hari Kiamat akan merendahkan satu golongan dan meninggikan golongan yang lain, demikian kata Ibnu 'Abbas. Karena kejadian yang besar pengaruhnya membawa perubahan yang besar pula. Kemudian diterangkan bahwa hari Kiamat itu menurunkan derajat golongan yang satu dan meninggikan golongan yang lain. Tatkala itu, ada gempa yang menghancurkan semua yang ada di atas, gunung-gunung dan bangunanbangunan hancur-lebur seperti debu yang beterbangan di udara. Manusia ketika itu terbagi atas tiga golongan yaitu golongan kanan (Ashabul-yamin), golongan kiri (Ashabusy-syimal), dan golongan orang terdahulu beriman (As-sabiqun). (
  

⇄⧉3 => stdClass#198 (4)

$value->tafsir[3]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 4

  $value->tafsir[3]->ayat

  ⇄public id -> integer 4983

  $value->tafsir[3]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[3]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (563) "Ayat ini menjelaskan bahwa pada hari Kiamat akan timbul gempa bumi yang sang...

  $value->tafsir[3]->tafsir

  Ayat ini menjelaskan bahwa pada hari Kiamat akan timbul gempa bumi yang sangat dahsyat dengan guncangan-guncangan yang hebat di segenap pelosok bumi, menghancurkan benteng-benteng dan gunung-gunung, merobohkan rumah-rumah dan bangunanbangunan, serta apa saja yang terdapat di permukaan bumi. Dalam ayat lain, Allah berfirman: 
  
  Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat. (azZalzalah/99: 1) 
  
  Dan firman-Nya: 
  
  Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu; sungguh, guncangan (hari) Kiamat itu adalah suatu (kejadian) yang sangat besar. (al-hajj/22: 1).
  

⇄⧉4 => stdClass#204 (4)

$value->tafsir[4]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 5

  $value->tafsir[4]->ayat

  ⇄public id -> integer 4984

  $value->tafsir[4]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[4]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (453) "Ayat ini mengungkapkan bahwa pada hari Kiamat gununggunung dihancur-luluhkan...

  $value->tafsir[4]->tafsir

  Ayat ini mengungkapkan bahwa pada hari Kiamat gununggunung dihancur-luluhkan sehancur-hancurnya menjadi tumpukan tanah yang bercerai-berai, menjadi debu yang beterbangan seperti daun kering yang diterbangkan angin. Ringkasnya, gunung-gunung akan hilang dari tempatnya sesuai pula dengan ayat 9 al-Ma'arij/70. Dan gunung-gunung bagaikan bulu (yang beterbangan). (alMa'arij/70: 9) 
  
  Dan gunung-gunung dihancurluluhkan sehancur-hancurnya. (alWaqi'ah/56: 5)
  

⇄⧉5 => stdClass#205 (4)

$value->tafsir[5]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 6

  $value->tafsir[5]->ayat

  ⇄public id -> integer 4985

  $value->tafsir[5]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[5]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (453) "Ayat ini mengungkapkan bahwa pada hari Kiamat gununggunung dihancur-luluhkan...

  $value->tafsir[5]->tafsir

  Ayat ini mengungkapkan bahwa pada hari Kiamat gununggunung dihancur-luluhkan sehancur-hancurnya menjadi tumpukan tanah yang bercerai-berai, menjadi debu yang beterbangan seperti daun kering yang diterbangkan angin. Ringkasnya, gunung-gunung akan hilang dari tempatnya sesuai pula dengan ayat 9 al-Ma'arij/70. Dan gunung-gunung bagaikan bulu (yang beterbangan). (alMa'arij/70: 9) 
  
  Dan gunung-gunung dihancurluluhkan sehancur-hancurnya. (alWaqi'ah/56: 5)
  

⇄⧉6 => stdClass#208 (4)

$value->tafsir[6]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 7

  $value->tafsir[6]->ayat

  ⇄public id -> integer 4986

  $value->tafsir[6]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[6]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (218) "Ayat ini menjelaskan bahwa manusia pada waktu itu terdiri atas tiga golongan...

  $value->tafsir[6]->tafsir

  Ayat ini menjelaskan bahwa manusia pada waktu itu terdiri atas tiga golongan, yaitu-golongan kanan, golongan kiri, dan golongan orang-orang yang paling dahulu beriman, sebagaimana akan diterangkan pada ayat berikutnya.
  

⇄⧉7 => stdClass#211 (4)

$value->tafsir[7]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 8

  $value->tafsir[7]->ayat

  ⇄public id -> integer 4987

  $value->tafsir[7]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[7]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (848) "Ayat ini menjelaskan bahwa "golongan kanan" adalah orang-orang yang menerima...

  $value->tafsir[7]->tafsir

  Ayat ini menjelaskan bahwa "golongan kanan" adalah orang-orang yang menerima buku-buku catatan amal mereka dengan tangan kanan yang menunjukkan bahwa mereka adalah penghuni surga. Tentulah keadaan mereka sangat baik dan sangat menyenangkan. "golongan kiri" ialah orang-orang yang menerima buku catatan amal mereka dengan tangan kiri yang menunjukkan bahwa mereka adalah penghuni neraka dan akan mendapat siksaan serta hukuman yang sangat menyedihkan. Berkenaan dengan ayat ini Mu'adh bin Jabal meriwayatkan: Nabi Muhammad saw tatkala membaca ayat di atas, beliau menggenggam tangannya seraya berkata, "Ini (yang digenggam dengan tangan kanan beliau) adalah ahli surga dan tidak perlu aku memperhatikan, dan (yang digenggam dengan tangan kiri beliau) ini adalah ahli neraka dan tidak perlu aku mempedulikannya." (Riwayat Ahmad dari Mu'adh bin Jabal)
  

⇄⧉8 => stdClass#212 (4)

$value->tafsir[8]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 9

  $value->tafsir[8]->ayat

  ⇄public id -> integer 4988

  $value->tafsir[8]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[8]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (848) "Ayat ini menjelaskan bahwa "golongan kanan" adalah orang-orang yang menerima...

  $value->tafsir[8]->tafsir

  Ayat ini menjelaskan bahwa "golongan kanan" adalah orang-orang yang menerima buku-buku catatan amal mereka dengan tangan kanan yang menunjukkan bahwa mereka adalah penghuni surga. Tentulah keadaan mereka sangat baik dan sangat menyenangkan. "golongan kiri" ialah orang-orang yang menerima buku catatan amal mereka dengan tangan kiri yang menunjukkan bahwa mereka adalah penghuni neraka dan akan mendapat siksaan serta hukuman yang sangat menyedihkan. Berkenaan dengan ayat ini Mu'adh bin Jabal meriwayatkan: Nabi Muhammad saw tatkala membaca ayat di atas, beliau menggenggam tangannya seraya berkata, "Ini (yang digenggam dengan tangan kanan beliau) adalah ahli surga dan tidak perlu aku memperhatikan, dan (yang digenggam dengan tangan kiri beliau) ini adalah ahli neraka dan tidak perlu aku mempedulikannya." (Riwayat Ahmad dari Mu'adh bin Jabal)
  

⇄⧉9 => stdClass#213 (4)

$value->tafsir[9]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 10

  $value->tafsir[9]->ayat

  ⇄public id -> integer 4989

  $value->tafsir[9]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[9]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (1084) "Ayat ini menjelaskan bahwa orang-orang yang paling dahulu beriman kepada All...

  $value->tafsir[9]->tafsir

  Ayat ini menjelaskan bahwa orang-orang yang paling dahulu beriman kepada Allah tidak asing lagi bagi kita pribadi hal ini tampak karena kebesarannya serta perbuatan-perbuatan mereka yang mengagumkan. Dapat pula diartikan bahwa orang-orang yang paling dahulu mematuhi perintah Allah, mereka pulalah yang paling dahulu menerima rahmat Allah. Barang siapa yang lebih awal membuat kebaikan di dunia ini, maka ia adalah orang yang lebih awal pula mendapat ganjaran di akhirat nanti. Ayat ini menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan "as-sabiqun", ialah mereka yang disebut dalam hadis 'Aisyah sebagai Nabi Muhammad saw telah bersabda, "Apakah kamu sekalian tahu siapa yang paling dahulu mendapat perlindungan dari Allah pada hari Kiamat nanti?" Mereka (para sahabat) berkata, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui." Rasulullah bersabda, "Mereka itu adalah orang yang apabila diberi haknya menerimanya, apabila diminta, memberikannya dan apabila menjatuhkan hukuman terhadap orang lain sama seperti mereka menjatuhkan hukuman terhadap diri mereka sendiri." (Riwayat Ahmad dari 'Aisyah) (
  

⇄⧉10 => stdClass#214 (4)

$value->tafsir[10]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 11

  $value->tafsir[10]->ayat

  ⇄public id -> integer 4990

  $value->tafsir[10]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[10]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (508) "Ayat ini menerangkan bahwa mereka yang paling dahulu beriman itulah yang men...

  $value->tafsir[10]->tafsir

  Ayat ini menerangkan bahwa mereka yang paling dahulu beriman itulah yang menerima ganjaran yang lebih dahulu dari Allah. Mereka adalah ahli surga yang dilimpahi nikmat-nikmat yang tidak pernah dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga serta terpikirkan oleh siapa pun juga sebagaimana disebutkan dalam hadis Nabi saw. Di dalam surga terdapat nikmat dan kesenangan yang tidak pernah dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga serta tidak pernah terlintas di hati manusia. (Riwayat al-Bazzar dari Abu Sa'id)
  

⇄⧉11 => stdClass#215 (4)

$value->tafsir[11]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 12

  $value->tafsir[11]->ayat

  ⇄public id -> integer 4991

  $value->tafsir[11]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[11]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (508) "Ayat ini menerangkan bahwa mereka yang paling dahulu beriman itulah yang men...

  $value->tafsir[11]->tafsir

  Ayat ini menerangkan bahwa mereka yang paling dahulu beriman itulah yang menerima ganjaran yang lebih dahulu dari Allah. Mereka adalah ahli surga yang dilimpahi nikmat-nikmat yang tidak pernah dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga serta terpikirkan oleh siapa pun juga sebagaimana disebutkan dalam hadis Nabi saw. Di dalam surga terdapat nikmat dan kesenangan yang tidak pernah dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga serta tidak pernah terlintas di hati manusia. (Riwayat al-Bazzar dari Abu Sa'id)
  

⇄⧉12 => stdClass#216 (4)

$value->tafsir[12]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 13

  $value->tafsir[12]->ayat

  ⇄public id -> integer 4992

  $value->tafsir[12]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[12]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (385) "Ayat-ayat ini menerangkan bahwa prosentase umat dahulu yang termasuk "as-Sab...

  $value->tafsir[12]->tafsir

  Ayat-ayat ini menerangkan bahwa prosentase umat dahulu yang termasuk "as-Sabiqun al-Muqarrabun" lebih besar dibanding dengan prosentase umat Nabi Muhammad. Namun karena jumlah umat Nabi Muhammad itu jauh lebih besar dari jumlah umat nabi-nabi sebelumnya, maka jumlah umat Nabi Muhammad yang termasuk "as-Sabiqun al-Muqarrabun" jauh lebih besar dibanding dengan jumlah umat-umat dahulu.
  

⇄⧉13 => stdClass#217 (4)

$value->tafsir[13]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 14

  $value->tafsir[13]->ayat

  ⇄public id -> integer 4993

  $value->tafsir[13]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[13]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (385) "Ayat-ayat ini menerangkan bahwa prosentase umat dahulu yang termasuk "as-Sab...

  $value->tafsir[13]->tafsir

  Ayat-ayat ini menerangkan bahwa prosentase umat dahulu yang termasuk "as-Sabiqun al-Muqarrabun" lebih besar dibanding dengan prosentase umat Nabi Muhammad. Namun karena jumlah umat Nabi Muhammad itu jauh lebih besar dari jumlah umat nabi-nabi sebelumnya, maka jumlah umat Nabi Muhammad yang termasuk "as-Sabiqun al-Muqarrabun" jauh lebih besar dibanding dengan jumlah umat-umat dahulu.
  

⇄⧉14 => stdClass#218 (4)

$value->tafsir[14]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 15

  $value->tafsir[14]->ayat

  ⇄public id -> integer 4994

  $value->tafsir[14]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[14]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (310) "Ayat-ayat ini menjelaskan bahwa mereka duduk santai berhadap-hadapan di atas...

  $value->tafsir[14]->tafsir

  Ayat-ayat ini menjelaskan bahwa mereka duduk santai berhadap-hadapan di atas dipan yang bertahtakan emas dan permata. Mereka dalam keadaan rukun, damai, hidup berbahagia dan bergaul dengan baik; tidak terdapat pada hati mereka perasaan permusuhan atau kebencian yang akan memisahkan seseorang dengan yang lain.
  

⇄⧉15 => stdClass#219 (4)

$value->tafsir[15]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 16

  $value->tafsir[15]->ayat

  ⇄public id -> integer 4995

  $value->tafsir[15]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[15]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (310) "Ayat-ayat ini menjelaskan bahwa mereka duduk santai berhadap-hadapan di atas...

  $value->tafsir[15]->tafsir

  Ayat-ayat ini menjelaskan bahwa mereka duduk santai berhadap-hadapan di atas dipan yang bertahtakan emas dan permata. Mereka dalam keadaan rukun, damai, hidup berbahagia dan bergaul dengan baik; tidak terdapat pada hati mereka perasaan permusuhan atau kebencian yang akan memisahkan seseorang dengan yang lain.
  

⇄⧉16 => stdClass#220 (4)

$value->tafsir[16]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 17

  $value->tafsir[16]->ayat

  ⇄public id -> integer 4996

  $value->tafsir[16]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[16]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (231) "Ayat ini mengungkapkan bahwa mereka dikelilingi oleh anakanak muda yang teta...

  $value->tafsir[16]->tafsir

  Ayat ini mengungkapkan bahwa mereka dikelilingi oleh anakanak muda yang tetap muda serta menyenangkan bila dipandang. Mereka ini bertindak selaku pelayan yang melayani penghunipenghuni surga di waktu makan, minum, dan lain-lainnya.
  

⇄⧉17 => stdClass#221 (4)

$value->tafsir[17]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 18

  $value->tafsir[17]->ayat

  ⇄public id -> integer 4997

  $value->tafsir[17]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[17]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (336) "Ayat ini menjelaskan bahwa anak-anak muda tersebut melayani penghuni surga d...

  $value->tafsir[17]->tafsir

  Ayat ini menjelaskan bahwa anak-anak muda tersebut melayani penghuni surga dengan membawa gelas, piala, cerek, dan minuman khamar yang diambil dari air yang mengalir dari mata airnya, tidak diperas, bening dan bersih yang tidak habis-habisnya. Mereka dapat mengambil dan minum semaunya dan hal itu tidak membuat mereka pening dan mabuk.
  

⇄⧉18 => stdClass#222 (4)

$value->tafsir[18]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 19

  $value->tafsir[18]->ayat

  ⇄public id -> integer 4998

  $value->tafsir[18]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[18]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (336) "Ayat ini menjelaskan bahwa anak-anak muda tersebut melayani penghuni surga d...

  $value->tafsir[18]->tafsir

  Ayat ini menjelaskan bahwa anak-anak muda tersebut melayani penghuni surga dengan membawa gelas, piala, cerek, dan minuman khamar yang diambil dari air yang mengalir dari mata airnya, tidak diperas, bening dan bersih yang tidak habis-habisnya. Mereka dapat mengambil dan minum semaunya dan hal itu tidak membuat mereka pening dan mabuk.
  

⇄⧉19 => stdClass#223 (4)

$value->tafsir[19]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 20

  $value->tafsir[19]->ayat

  ⇄public id -> integer 4999

  $value->tafsir[19]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[19]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (786) "Ayat ini mengungkapkan jenis minuman dan makanan di dalam surga yaitu berupa...

  $value->tafsir[19]->tafsir

  Ayat ini mengungkapkan jenis minuman dan makanan di dalam surga yaitu berupa buah-buahan yang mereka kehendaki dan daging burung yang mereka sukai, yang membangkitkan selera karena lezat rasanya, sebagaimana firman Allah: 
  
  Perumpamaan taman surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa; di sana ada sungai-sungai yang airnya tidak payau, dan sungai-sungai air susu yang tidak berubah rasanya, dan sungaisungai khamar (anggur yang tidak memabukkan) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai madu yang murni. Di dalamnya mereka memperoleh segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan mereka. (Muhammad/47: 15) 
  
  Firman dalam ayat lain: 
  
  Dan Kami berikan kepada mereka tambahan berupa buah-buahan dan daging dari segala jenis yang mereka ingini. (ath-thur/52: 22)
  

⇄⧉20 => stdClass#224 (4)

$value->tafsir[20]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 21

  $value->tafsir[20]->ayat

  ⇄public id -> integer 5000

  $value->tafsir[20]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[20]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (786) "Ayat ini mengungkapkan jenis minuman dan makanan di dalam surga yaitu berupa...

  $value->tafsir[20]->tafsir

  Ayat ini mengungkapkan jenis minuman dan makanan di dalam surga yaitu berupa buah-buahan yang mereka kehendaki dan daging burung yang mereka sukai, yang membangkitkan selera karena lezat rasanya, sebagaimana firman Allah: 
  
  Perumpamaan taman surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa; di sana ada sungai-sungai yang airnya tidak payau, dan sungai-sungai air susu yang tidak berubah rasanya, dan sungaisungai khamar (anggur yang tidak memabukkan) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai madu yang murni. Di dalamnya mereka memperoleh segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan mereka. (Muhammad/47: 15) 
  
  Firman dalam ayat lain: 
  
  Dan Kami berikan kepada mereka tambahan berupa buah-buahan dan daging dari segala jenis yang mereka ingini. (ath-thur/52: 22)
  

⇄⧉21 => stdClass#225 (4)

$value->tafsir[21]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 22

  $value->tafsir[21]->ayat

  ⇄public id -> integer 5001

  $value->tafsir[21]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[21]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (769) "Ayat ini mengungkapkan di dalam surga itu ada bidadaribidadari yang bermata ...

  $value->tafsir[21]->tafsir

  Ayat ini mengungkapkan di dalam surga itu ada bidadaribidadari yang bermata jeli laksana mutiara yang tersimpan baik. Bidadari bagaikan mutiara yang belum tersentuh tangan dan bersih dari debu sangat cantik dan memesona. Pada umumnya para mufasir menafsirkan ayat ini bahwa yang dimaksud dengan hawariyyun adalah perempuan yang putih, matanya sangat jelas warna putih dan hitamnya. Firman Allah: 
  
  Bidadari-bidadari yang dipelihara di dalam kemah-kemah. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Mereka tidak pernah disentuh oleh manusia maupun oleh jin sebelumnya. (arRahman/55: 72-74) 
  
  Firman Allah dalam ayat lain: 
  
  Mereka bersandar di atas dipan-dipan yang tersusun dan Kami berikan kepada mereka pasangan bidadari yang bermata indah. (ath-thur/52: 20)
  

⇄⧉22 => stdClass#226 (4)

$value->tafsir[22]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 23

  $value->tafsir[22]->ayat

  ⇄public id -> integer 5002

  $value->tafsir[22]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[22]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (769) "Ayat ini mengungkapkan di dalam surga itu ada bidadaribidadari yang bermata ...

  $value->tafsir[22]->tafsir

  Ayat ini mengungkapkan di dalam surga itu ada bidadaribidadari yang bermata jeli laksana mutiara yang tersimpan baik. Bidadari bagaikan mutiara yang belum tersentuh tangan dan bersih dari debu sangat cantik dan memesona. Pada umumnya para mufasir menafsirkan ayat ini bahwa yang dimaksud dengan hawariyyun adalah perempuan yang putih, matanya sangat jelas warna putih dan hitamnya. Firman Allah: 
  
  Bidadari-bidadari yang dipelihara di dalam kemah-kemah. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Mereka tidak pernah disentuh oleh manusia maupun oleh jin sebelumnya. (arRahman/55: 72-74) 
  
  Firman Allah dalam ayat lain: 
  
  Mereka bersandar di atas dipan-dipan yang tersusun dan Kami berikan kepada mereka pasangan bidadari yang bermata indah. (ath-thur/52: 20)
  

⇄⧉23 => stdClass#227 (4)

$value->tafsir[23]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 24

  $value->tafsir[23]->ayat

  ⇄public id -> integer 5003

  $value->tafsir[23]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[23]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (687) "Ayat ini mengungkapkan sebab mereka mendapat nikmat yang luar biasa itu, yan...

  $value->tafsir[23]->tafsir

  Ayat ini mengungkapkan sebab mereka mendapat nikmat yang luar biasa itu, yang merupakan balasan bagi apa-apa yang telah mereka kerjakan di dunia, menunaikan kewajiban, mematuhi perintah Allah swt, dan menjauhkan diri dari larangan-larangan-Nya dengan sebaik-baiknya. Mereka bangun tengah malam, salat, memuji, berzikir, merenungkan kebesaran Allah dan memohon ampunan-Nya serta berpuasa siang harinya. Sebagaimana yang diutarakan dalam firman Allah: 
  
  Mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam; dan pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah). Dan pada harta benda mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak meminta. (adh-dzariyat/51: 17-19)
  

⇄⧉24 => stdClass#228 (4)

$value->tafsir[24]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 25

  $value->tafsir[24]->ayat

  ⇄public id -> integer 5004

  $value->tafsir[24]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[24]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (670) "Ayat-ayat ini mengungkapkan bahwa di dalam surga itu tidak akan terdengar ka...

  $value->tafsir[24]->tafsir

  Ayat-ayat ini mengungkapkan bahwa di dalam surga itu tidak akan terdengar kata-kata sia-sia, yang memuakkan, yang tidak layak diucapkan oleh orang baik-baik yang mempunyai akhlak tinggi dan mempunyai perasaan yang halus, terlebih kata-kata yang menimbulkan dosa. Di sana akan terdengar ucapan-ucapan salam dan kata-kata yang baik, yang enak didengar telinga. Demikian di ayat lain Allah berfirman: 
  
  Doa mereka di dalamnya ialah, "Subhanakallahumma" (Mahasuci Engkau, ya Tuhan kami), dan salam penghormatan mereka ialah, "Salam" (salam sejahtera). Dan penutup doa mereka ialah, "Alhamdu lillahi Rabbil 'alamin" (segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam). (Yunus/10: 10)
  

⇄⧉25 => stdClass#229 (4)

$value->tafsir[25]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 26

  $value->tafsir[25]->ayat

  ⇄public id -> integer 5005

  $value->tafsir[25]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[25]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (670) "Ayat-ayat ini mengungkapkan bahwa di dalam surga itu tidak akan terdengar ka...

  $value->tafsir[25]->tafsir

  Ayat-ayat ini mengungkapkan bahwa di dalam surga itu tidak akan terdengar kata-kata sia-sia, yang memuakkan, yang tidak layak diucapkan oleh orang baik-baik yang mempunyai akhlak tinggi dan mempunyai perasaan yang halus, terlebih kata-kata yang menimbulkan dosa. Di sana akan terdengar ucapan-ucapan salam dan kata-kata yang baik, yang enak didengar telinga. Demikian di ayat lain Allah berfirman: 
  
  Doa mereka di dalamnya ialah, "Subhanakallahumma" (Mahasuci Engkau, ya Tuhan kami), dan salam penghormatan mereka ialah, "Salam" (salam sejahtera). Dan penutup doa mereka ialah, "Alhamdu lillahi Rabbil 'alamin" (segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam). (Yunus/10: 10)
  

⇄⧉26 => stdClass#230 (4)

$value->tafsir[26]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 27

  $value->tafsir[26]->ayat

  ⇄public id -> integer 5006

  $value->tafsir[26]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[26]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (587) "Dalam ayat ini diterangkan mengenai kedudukan golongan kanan, ialah suatu go...

  $value->tafsir[26]->tafsir

  Dalam ayat ini diterangkan mengenai kedudukan golongan kanan, ialah suatu golongan yang mempunyai pangkat yang tinggi dan kedudukan yang mulia. Sudah menjadi kebiasaan dalam bahasa Arab dan juga dalam bahasa Indonesia, dalam menjelaskan sesuatu yang penting, biasa diulangi sebutannya dengan tanda tanya. Maka karena demikian pentingnya kedudukan golongan kanan, dalam ayat ini Allah menegaskan, "Dan golongan kanan, alangkah bahagianya golongan kanan tersebut." Sesudah itu baru diiringi penjelasan yang lebih terperinci mengenai kenikmatan dan kebahagiaan dari golongan kanan tersebut.
  

⇄⧉27 => stdClass#231 (4)

$value->tafsir[27]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 28

  $value->tafsir[27]->ayat

  ⇄public id -> integer 5007

  $value->tafsir[27]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[27]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (738) "Dalam ayat ini, secara terperinci diterangkan bahwa mereka golongan kanan, y...

  $value->tafsir[27]->tafsir

  Dalam ayat ini, secara terperinci diterangkan bahwa mereka golongan kanan, yang menerima catatan amalnya dengan tangan kanannya adalah penghuni surga yang akan bersenangsenang dan bergembira dalam taman surga yang di antara pohonpohonnya terdapat pohon bidara yang tidak berduri dan pohon pisang yang bersusun-susun buahnya. Mereka bersuka-ria di bawah naungan berbagai macam pohon yang rindang, di mana tercurah air yang mengalir dan pohon-pohon yang lain dengan buahnya yang lezat serta berbuah sepanjang masa tanpa mengenal musim, dengan kelezatan cita rasanya dan pohon-pohon bunga yang wangi lagi semerbak harum baunya yang dapat menikmatinya kapan dan di mana pun mereka berada, tanpa ada yang melarang akan apa yang dikehendakinya.
  

⇄⧉28 => stdClass#232 (4)

$value->tafsir[28]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 29

  $value->tafsir[28]->ayat

  ⇄public id -> integer 5008

  $value->tafsir[28]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[28]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (738) "Dalam ayat ini, secara terperinci diterangkan bahwa mereka golongan kanan, y...

  $value->tafsir[28]->tafsir

  Dalam ayat ini, secara terperinci diterangkan bahwa mereka golongan kanan, yang menerima catatan amalnya dengan tangan kanannya adalah penghuni surga yang akan bersenangsenang dan bergembira dalam taman surga yang di antara pohonpohonnya terdapat pohon bidara yang tidak berduri dan pohon pisang yang bersusun-susun buahnya. Mereka bersuka-ria di bawah naungan berbagai macam pohon yang rindang, di mana tercurah air yang mengalir dan pohon-pohon yang lain dengan buahnya yang lezat serta berbuah sepanjang masa tanpa mengenal musim, dengan kelezatan cita rasanya dan pohon-pohon bunga yang wangi lagi semerbak harum baunya yang dapat menikmatinya kapan dan di mana pun mereka berada, tanpa ada yang melarang akan apa yang dikehendakinya.
  

⇄⧉29 => stdClass#233 (4)

$value->tafsir[29]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 30

  $value->tafsir[29]->ayat

  ⇄public id -> integer 5009

  $value->tafsir[29]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[29]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (738) "Dalam ayat ini, secara terperinci diterangkan bahwa mereka golongan kanan, y...

  $value->tafsir[29]->tafsir

  Dalam ayat ini, secara terperinci diterangkan bahwa mereka golongan kanan, yang menerima catatan amalnya dengan tangan kanannya adalah penghuni surga yang akan bersenangsenang dan bergembira dalam taman surga yang di antara pohonpohonnya terdapat pohon bidara yang tidak berduri dan pohon pisang yang bersusun-susun buahnya. Mereka bersuka-ria di bawah naungan berbagai macam pohon yang rindang, di mana tercurah air yang mengalir dan pohon-pohon yang lain dengan buahnya yang lezat serta berbuah sepanjang masa tanpa mengenal musim, dengan kelezatan cita rasanya dan pohon-pohon bunga yang wangi lagi semerbak harum baunya yang dapat menikmatinya kapan dan di mana pun mereka berada, tanpa ada yang melarang akan apa yang dikehendakinya.
  

⇄⧉30 => stdClass#234 (4)

$value->tafsir[30]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 31

  $value->tafsir[30]->ayat

  ⇄public id -> integer 5010

  $value->tafsir[30]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[30]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (738) "Dalam ayat ini, secara terperinci diterangkan bahwa mereka golongan kanan, y...

  $value->tafsir[30]->tafsir

  Dalam ayat ini, secara terperinci diterangkan bahwa mereka golongan kanan, yang menerima catatan amalnya dengan tangan kanannya adalah penghuni surga yang akan bersenangsenang dan bergembira dalam taman surga yang di antara pohonpohonnya terdapat pohon bidara yang tidak berduri dan pohon pisang yang bersusun-susun buahnya. Mereka bersuka-ria di bawah naungan berbagai macam pohon yang rindang, di mana tercurah air yang mengalir dan pohon-pohon yang lain dengan buahnya yang lezat serta berbuah sepanjang masa tanpa mengenal musim, dengan kelezatan cita rasanya dan pohon-pohon bunga yang wangi lagi semerbak harum baunya yang dapat menikmatinya kapan dan di mana pun mereka berada, tanpa ada yang melarang akan apa yang dikehendakinya.
  

⇄⧉31 => stdClass#235 (4)

$value->tafsir[31]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 32

  $value->tafsir[31]->ayat

  ⇄public id -> integer 5011

  $value->tafsir[31]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[31]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (738) "Dalam ayat ini, secara terperinci diterangkan bahwa mereka golongan kanan, y...

  $value->tafsir[31]->tafsir

  Dalam ayat ini, secara terperinci diterangkan bahwa mereka golongan kanan, yang menerima catatan amalnya dengan tangan kanannya adalah penghuni surga yang akan bersenangsenang dan bergembira dalam taman surga yang di antara pohonpohonnya terdapat pohon bidara yang tidak berduri dan pohon pisang yang bersusun-susun buahnya. Mereka bersuka-ria di bawah naungan berbagai macam pohon yang rindang, di mana tercurah air yang mengalir dan pohon-pohon yang lain dengan buahnya yang lezat serta berbuah sepanjang masa tanpa mengenal musim, dengan kelezatan cita rasanya dan pohon-pohon bunga yang wangi lagi semerbak harum baunya yang dapat menikmatinya kapan dan di mana pun mereka berada, tanpa ada yang melarang akan apa yang dikehendakinya.
  

⇄⧉32 => stdClass#236 (4)

$value->tafsir[32]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 33

  $value->tafsir[32]->ayat

  ⇄public id -> integer 5012

  $value->tafsir[32]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[32]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (738) "Dalam ayat ini, secara terperinci diterangkan bahwa mereka golongan kanan, y...

  $value->tafsir[32]->tafsir

  Dalam ayat ini, secara terperinci diterangkan bahwa mereka golongan kanan, yang menerima catatan amalnya dengan tangan kanannya adalah penghuni surga yang akan bersenangsenang dan bergembira dalam taman surga yang di antara pohonpohonnya terdapat pohon bidara yang tidak berduri dan pohon pisang yang bersusun-susun buahnya. Mereka bersuka-ria di bawah naungan berbagai macam pohon yang rindang, di mana tercurah air yang mengalir dan pohon-pohon yang lain dengan buahnya yang lezat serta berbuah sepanjang masa tanpa mengenal musim, dengan kelezatan cita rasanya dan pohon-pohon bunga yang wangi lagi semerbak harum baunya yang dapat menikmatinya kapan dan di mana pun mereka berada, tanpa ada yang melarang akan apa yang dikehendakinya.
  

⇄⧉33 => stdClass#237 (4)

$value->tafsir[33]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 34

  $value->tafsir[33]->ayat

  ⇄public id -> integer 5013

  $value->tafsir[33]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[33]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (729) "Dalam ayat-ayat ini, lebih diperinci kesenangan dan kegembiraan yang dinikma...

  $value->tafsir[33]->tafsir

  Dalam ayat-ayat ini, lebih diperinci kesenangan dan kegembiraan yang dinikmati oleh para penghuni surga tersebut ialah bahwa mereka akan duduk di atas kasur tebal berlapis-lapis, empuk dan halus yang isinya terbuat dari sutra, di atas ranjang kencana yang bertahtakan emas dan permata, dengan diciptakan pasangannya ialah bidadari-bidadari yang cantik jelita dan suci tak pernah haid dan hamil selama-lamanya, yang selalu dalam keadaan perawan sepanjang masa; bidadari-bidadari yang cantik jelita dan lemah gemulai itu berpakaian serba sutra yang halus dan sangat menarik, dengan hiasan gelang, kalung, dan anting-anting yang menambah kecantikannya yang asli, ditambah lagi dengan semerbak harum wanginya yang sangat menggiurkan.
  

⇄⧉34 => stdClass#238 (4)

$value->tafsir[34]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 35

  $value->tafsir[34]->ayat

  ⇄public id -> integer 5014

  $value->tafsir[34]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[34]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (729) "Dalam ayat-ayat ini, lebih diperinci kesenangan dan kegembiraan yang dinikma...

  $value->tafsir[34]->tafsir

  Dalam ayat-ayat ini, lebih diperinci kesenangan dan kegembiraan yang dinikmati oleh para penghuni surga tersebut ialah bahwa mereka akan duduk di atas kasur tebal berlapis-lapis, empuk dan halus yang isinya terbuat dari sutra, di atas ranjang kencana yang bertahtakan emas dan permata, dengan diciptakan pasangannya ialah bidadari-bidadari yang cantik jelita dan suci tak pernah haid dan hamil selama-lamanya, yang selalu dalam keadaan perawan sepanjang masa; bidadari-bidadari yang cantik jelita dan lemah gemulai itu berpakaian serba sutra yang halus dan sangat menarik, dengan hiasan gelang, kalung, dan anting-anting yang menambah kecantikannya yang asli, ditambah lagi dengan semerbak harum wanginya yang sangat menggiurkan.
  

⇄⧉35 => stdClass#239 (4)

$value->tafsir[35]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 36

  $value->tafsir[35]->ayat

  ⇄public id -> integer 5015

  $value->tafsir[35]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[35]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (729) "Dalam ayat-ayat ini, lebih diperinci kesenangan dan kegembiraan yang dinikma...

  $value->tafsir[35]->tafsir

  Dalam ayat-ayat ini, lebih diperinci kesenangan dan kegembiraan yang dinikmati oleh para penghuni surga tersebut ialah bahwa mereka akan duduk di atas kasur tebal berlapis-lapis, empuk dan halus yang isinya terbuat dari sutra, di atas ranjang kencana yang bertahtakan emas dan permata, dengan diciptakan pasangannya ialah bidadari-bidadari yang cantik jelita dan suci tak pernah haid dan hamil selama-lamanya, yang selalu dalam keadaan perawan sepanjang masa; bidadari-bidadari yang cantik jelita dan lemah gemulai itu berpakaian serba sutra yang halus dan sangat menarik, dengan hiasan gelang, kalung, dan anting-anting yang menambah kecantikannya yang asli, ditambah lagi dengan semerbak harum wanginya yang sangat menggiurkan.
  

⇄⧉36 => stdClass#240 (4)

$value->tafsir[36]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 37

  $value->tafsir[36]->ayat

  ⇄public id -> integer 5016

  $value->tafsir[36]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[36]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (729) "Dalam ayat-ayat ini, lebih diperinci kesenangan dan kegembiraan yang dinikma...

  $value->tafsir[36]->tafsir

  Dalam ayat-ayat ini, lebih diperinci kesenangan dan kegembiraan yang dinikmati oleh para penghuni surga tersebut ialah bahwa mereka akan duduk di atas kasur tebal berlapis-lapis, empuk dan halus yang isinya terbuat dari sutra, di atas ranjang kencana yang bertahtakan emas dan permata, dengan diciptakan pasangannya ialah bidadari-bidadari yang cantik jelita dan suci tak pernah haid dan hamil selama-lamanya, yang selalu dalam keadaan perawan sepanjang masa; bidadari-bidadari yang cantik jelita dan lemah gemulai itu berpakaian serba sutra yang halus dan sangat menarik, dengan hiasan gelang, kalung, dan anting-anting yang menambah kecantikannya yang asli, ditambah lagi dengan semerbak harum wanginya yang sangat menggiurkan.
  

⇄⧉37 => stdClass#241 (4)

$value->tafsir[37]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 38

  $value->tafsir[37]->ayat

  ⇄public id -> integer 5017

  $value->tafsir[37]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[37]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (511) "Setelah dijelaskan pelbagai nikmat dan kesenangan yang disediakan bagi pengh...

  $value->tafsir[37]->tafsir

  Setelah dijelaskan pelbagai nikmat dan kesenangan yang disediakan bagi penghuni surga, kenikmatan dan kesenangan yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga siapa pun dan bahkan belum pernah diduga, dan dilamunkan oleh khayalan dan hati siapa pun. Dijelaskan bahwa nikmat dan kesenangan tersebut disediakan untuk golongan kanan yang sebahagian besar terdiri dari umat-umat pengikut nabi dan rasul terdahulu, dan sebahagian besar lagi terdiri dari pengikut-pengikut Nabi Muhammad saw.
  

⇄⧉38 => stdClass#242 (4)

$value->tafsir[38]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 39

  $value->tafsir[38]->ayat

  ⇄public id -> integer 5018

  $value->tafsir[38]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[38]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (511) "Setelah dijelaskan pelbagai nikmat dan kesenangan yang disediakan bagi pengh...

  $value->tafsir[38]->tafsir

  Setelah dijelaskan pelbagai nikmat dan kesenangan yang disediakan bagi penghuni surga, kenikmatan dan kesenangan yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga siapa pun dan bahkan belum pernah diduga, dan dilamunkan oleh khayalan dan hati siapa pun. Dijelaskan bahwa nikmat dan kesenangan tersebut disediakan untuk golongan kanan yang sebahagian besar terdiri dari umat-umat pengikut nabi dan rasul terdahulu, dan sebahagian besar lagi terdiri dari pengikut-pengikut Nabi Muhammad saw.
  

⇄⧉39 => stdClass#243 (4)

$value->tafsir[39]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 40

  $value->tafsir[39]->ayat

  ⇄public id -> integer 5019

  $value->tafsir[39]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[39]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (511) "Setelah dijelaskan pelbagai nikmat dan kesenangan yang disediakan bagi pengh...

  $value->tafsir[39]->tafsir

  Setelah dijelaskan pelbagai nikmat dan kesenangan yang disediakan bagi penghuni surga, kenikmatan dan kesenangan yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga siapa pun dan bahkan belum pernah diduga, dan dilamunkan oleh khayalan dan hati siapa pun. Dijelaskan bahwa nikmat dan kesenangan tersebut disediakan untuk golongan kanan yang sebahagian besar terdiri dari umat-umat pengikut nabi dan rasul terdahulu, dan sebahagian besar lagi terdiri dari pengikut-pengikut Nabi Muhammad saw.
  

⇄⧉40 => stdClass#244 (4)

$value->tafsir[40]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 41

  $value->tafsir[40]->ayat

  ⇄public id -> integer 5020

  $value->tafsir[40]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[40]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (1529) "Pada ayat-ayat ini Allah menyebut ashabusy-syimal, kemudian diulang kata-kat...

  $value->tafsir[40]->tafsir

  Pada ayat-ayat ini Allah menyebut ashabusy-syimal, kemudian diulang kata-kata itu dalam bentuk pertanyaan dengan maksud mencela. Kemudian diterangkan azab yang akan menimpa mereka yaitu: 1. Angin panas yang bertiup dengan membawa udara yang sangat panas dan menyengat seluruh tubuh. Mereka lari mencari naungan dari asap jahanam. 2. Air yang disediakan untuk minuman mereka bukan air yang sejuk, tetapi air mendidih yang panasnya tidak terhingga. 3. Awan yang ada di atas mereka berupa gumpalan awan, dari asap api neraka yang sangat hitam yang tidak menyejukkan dan tidak menyenangkan. Hal itu sesuai dengan firman Allah: 
  
  (Akan dikatakan), "Pergilah kamu mendapatkan apa (azab) yang dahulu kamu dustakan. Pergilah kamu mendapatkan naungan (asap api neraka) yang mempunyai tiga cabang yang tidak melindungi dan tidak pula menolak nyala api neraka." Sungguh, (neraka) itu menyemburkan bunga api (sebesar dan setinggi) istana, seakan-akan iring-iringan unta yang kuning. Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan (kebenaran). (alMursalat/77: 29-34) 
  
  Angin samum yang panas luar biasa dan awan hitam yang juga menambah suasana panas yang sangat luar biasa itulah yang menyebabkan mereka merasa haus dan dahaga yang tidak ada bandingannya dan yang sudah tidak tertahankan lagi, yang memaksa mereka untuk minum sebanyak-banyaknya walaupun air yang diminum itu adalah air yang panas dan mendidih bagaikan lumeran timah dan tembaga. Dengan demikian, semakin bertubi-tubilah penderitaan siksa dan azab yang mereka rasakan.
  

⇄⧉41 => stdClass#245 (4)

$value->tafsir[41]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 42

  $value->tafsir[41]->ayat

  ⇄public id -> integer 5021

  $value->tafsir[41]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[41]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (1529) "Pada ayat-ayat ini Allah menyebut ashabusy-syimal, kemudian diulang kata-kat...

  $value->tafsir[41]->tafsir

  Pada ayat-ayat ini Allah menyebut ashabusy-syimal, kemudian diulang kata-kata itu dalam bentuk pertanyaan dengan maksud mencela. Kemudian diterangkan azab yang akan menimpa mereka yaitu: 1. Angin panas yang bertiup dengan membawa udara yang sangat panas dan menyengat seluruh tubuh. Mereka lari mencari naungan dari asap jahanam. 2. Air yang disediakan untuk minuman mereka bukan air yang sejuk, tetapi air mendidih yang panasnya tidak terhingga. 3. Awan yang ada di atas mereka berupa gumpalan awan, dari asap api neraka yang sangat hitam yang tidak menyejukkan dan tidak menyenangkan. Hal itu sesuai dengan firman Allah: 
  
  (Akan dikatakan), "Pergilah kamu mendapatkan apa (azab) yang dahulu kamu dustakan. Pergilah kamu mendapatkan naungan (asap api neraka) yang mempunyai tiga cabang yang tidak melindungi dan tidak pula menolak nyala api neraka." Sungguh, (neraka) itu menyemburkan bunga api (sebesar dan setinggi) istana, seakan-akan iring-iringan unta yang kuning. Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan (kebenaran). (alMursalat/77: 29-34) 
  
  Angin samum yang panas luar biasa dan awan hitam yang juga menambah suasana panas yang sangat luar biasa itulah yang menyebabkan mereka merasa haus dan dahaga yang tidak ada bandingannya dan yang sudah tidak tertahankan lagi, yang memaksa mereka untuk minum sebanyak-banyaknya walaupun air yang diminum itu adalah air yang panas dan mendidih bagaikan lumeran timah dan tembaga. Dengan demikian, semakin bertubi-tubilah penderitaan siksa dan azab yang mereka rasakan.
  

⇄⧉42 => stdClass#246 (4)

$value->tafsir[42]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 43

  $value->tafsir[42]->ayat

  ⇄public id -> integer 5022

  $value->tafsir[42]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[42]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (1529) "Pada ayat-ayat ini Allah menyebut ashabusy-syimal, kemudian diulang kata-kat...

  $value->tafsir[42]->tafsir

  Pada ayat-ayat ini Allah menyebut ashabusy-syimal, kemudian diulang kata-kata itu dalam bentuk pertanyaan dengan maksud mencela. Kemudian diterangkan azab yang akan menimpa mereka yaitu: 1. Angin panas yang bertiup dengan membawa udara yang sangat panas dan menyengat seluruh tubuh. Mereka lari mencari naungan dari asap jahanam. 2. Air yang disediakan untuk minuman mereka bukan air yang sejuk, tetapi air mendidih yang panasnya tidak terhingga. 3. Awan yang ada di atas mereka berupa gumpalan awan, dari asap api neraka yang sangat hitam yang tidak menyejukkan dan tidak menyenangkan. Hal itu sesuai dengan firman Allah: 
  
  (Akan dikatakan), "Pergilah kamu mendapatkan apa (azab) yang dahulu kamu dustakan. Pergilah kamu mendapatkan naungan (asap api neraka) yang mempunyai tiga cabang yang tidak melindungi dan tidak pula menolak nyala api neraka." Sungguh, (neraka) itu menyemburkan bunga api (sebesar dan setinggi) istana, seakan-akan iring-iringan unta yang kuning. Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan (kebenaran). (alMursalat/77: 29-34) 
  
  Angin samum yang panas luar biasa dan awan hitam yang juga menambah suasana panas yang sangat luar biasa itulah yang menyebabkan mereka merasa haus dan dahaga yang tidak ada bandingannya dan yang sudah tidak tertahankan lagi, yang memaksa mereka untuk minum sebanyak-banyaknya walaupun air yang diminum itu adalah air yang panas dan mendidih bagaikan lumeran timah dan tembaga. Dengan demikian, semakin bertubi-tubilah penderitaan siksa dan azab yang mereka rasakan.
  

⇄⧉43 => stdClass#247 (4)

$value->tafsir[43]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 44

  $value->tafsir[43]->ayat

  ⇄public id -> integer 5023

  $value->tafsir[43]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[43]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (1529) "Pada ayat-ayat ini Allah menyebut ashabusy-syimal, kemudian diulang kata-kat...

  $value->tafsir[43]->tafsir

  Pada ayat-ayat ini Allah menyebut ashabusy-syimal, kemudian diulang kata-kata itu dalam bentuk pertanyaan dengan maksud mencela. Kemudian diterangkan azab yang akan menimpa mereka yaitu: 1. Angin panas yang bertiup dengan membawa udara yang sangat panas dan menyengat seluruh tubuh. Mereka lari mencari naungan dari asap jahanam. 2. Air yang disediakan untuk minuman mereka bukan air yang sejuk, tetapi air mendidih yang panasnya tidak terhingga. 3. Awan yang ada di atas mereka berupa gumpalan awan, dari asap api neraka yang sangat hitam yang tidak menyejukkan dan tidak menyenangkan. Hal itu sesuai dengan firman Allah: 
  
  (Akan dikatakan), "Pergilah kamu mendapatkan apa (azab) yang dahulu kamu dustakan. Pergilah kamu mendapatkan naungan (asap api neraka) yang mempunyai tiga cabang yang tidak melindungi dan tidak pula menolak nyala api neraka." Sungguh, (neraka) itu menyemburkan bunga api (sebesar dan setinggi) istana, seakan-akan iring-iringan unta yang kuning. Celakalah pada hari itu, bagi mereka yang mendustakan (kebenaran). (alMursalat/77: 29-34) 
  
  Angin samum yang panas luar biasa dan awan hitam yang juga menambah suasana panas yang sangat luar biasa itulah yang menyebabkan mereka merasa haus dan dahaga yang tidak ada bandingannya dan yang sudah tidak tertahankan lagi, yang memaksa mereka untuk minum sebanyak-banyaknya walaupun air yang diminum itu adalah air yang panas dan mendidih bagaikan lumeran timah dan tembaga. Dengan demikian, semakin bertubi-tubilah penderitaan siksa dan azab yang mereka rasakan.
  

⇄⧉44 => stdClass#248 (4)

$value->tafsir[44]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 45

  $value->tafsir[44]->ayat

  ⇄public id -> integer 5024

  $value->tafsir[44]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[44]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (471) "Dalam ayat-ayat ini Allah swt menjelaskan apa sebabnya mereka golongan kiri ...

  $value->tafsir[44]->tafsir

  Dalam ayat-ayat ini Allah swt menjelaskan apa sebabnya mereka golongan kiri itu menerima siksa yang sedemikian pedihnya. Dahulu, sewaktu mereka hidup di dunia semestinya mereka wajib beriman kepada Allah dengan menjalankan pelbagai amal saleh serta menjauhkan larangan Tuhannya, tetapi yang mereka jalankan adalah sebaliknya, yaitu: 
  
  a. Mereka hidup bermewah-mewah. b. Mereka tidak berhenti-hentinya mengerjakan dosa besar. c. Mereka mengingkari adanya hari kebangkitan.
  

⇄⧉45 => stdClass#249 (4)

$value->tafsir[45]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 46

  $value->tafsir[45]->ayat

  ⇄public id -> integer 5025

  $value->tafsir[45]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[45]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (471) "Dalam ayat-ayat ini Allah swt menjelaskan apa sebabnya mereka golongan kiri ...

  $value->tafsir[45]->tafsir

  Dalam ayat-ayat ini Allah swt menjelaskan apa sebabnya mereka golongan kiri itu menerima siksa yang sedemikian pedihnya. Dahulu, sewaktu mereka hidup di dunia semestinya mereka wajib beriman kepada Allah dengan menjalankan pelbagai amal saleh serta menjauhkan larangan Tuhannya, tetapi yang mereka jalankan adalah sebaliknya, yaitu: 
  
  a. Mereka hidup bermewah-mewah. b. Mereka tidak berhenti-hentinya mengerjakan dosa besar. c. Mereka mengingkari adanya hari kebangkitan.
  

⇄⧉46 => stdClass#250 (4)

$value->tafsir[46]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 47

  $value->tafsir[46]->ayat

  ⇄public id -> integer 5026

  $value->tafsir[46]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[46]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (471) "Dalam ayat-ayat ini Allah swt menjelaskan apa sebabnya mereka golongan kiri ...

  $value->tafsir[46]->tafsir

  Dalam ayat-ayat ini Allah swt menjelaskan apa sebabnya mereka golongan kiri itu menerima siksa yang sedemikian pedihnya. Dahulu, sewaktu mereka hidup di dunia semestinya mereka wajib beriman kepada Allah dengan menjalankan pelbagai amal saleh serta menjauhkan larangan Tuhannya, tetapi yang mereka jalankan adalah sebaliknya, yaitu: 
  
  a. Mereka hidup bermewah-mewah. b. Mereka tidak berhenti-hentinya mengerjakan dosa besar. c. Mereka mengingkari adanya hari kebangkitan.
  

⇄⧉47 => stdClass#251 (4)

$value->tafsir[47]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 48

  $value->tafsir[47]->ayat

  ⇄public id -> integer 5027

  $value->tafsir[47]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[47]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (471) "Dalam ayat-ayat ini Allah swt menjelaskan apa sebabnya mereka golongan kiri ...

  $value->tafsir[47]->tafsir

  Dalam ayat-ayat ini Allah swt menjelaskan apa sebabnya mereka golongan kiri itu menerima siksa yang sedemikian pedihnya. Dahulu, sewaktu mereka hidup di dunia semestinya mereka wajib beriman kepada Allah dengan menjalankan pelbagai amal saleh serta menjauhkan larangan Tuhannya, tetapi yang mereka jalankan adalah sebaliknya, yaitu: 
  
  a. Mereka hidup bermewah-mewah. b. Mereka tidak berhenti-hentinya mengerjakan dosa besar. c. Mereka mengingkari adanya hari kebangkitan.
  

⇄⧉48 => stdClass#252 (4)

$value->tafsir[48]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 49

  $value->tafsir[48]->ayat

  ⇄public id -> integer 5028

  $value->tafsir[48]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[48]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (705) "Berhubungan dengan ejekan dan cemoohan mereka itu, Allah memerintahkan kepad...

  $value->tafsir[48]->tafsir

  Berhubungan dengan ejekan dan cemoohan mereka itu, Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya supaya memberikan jawaban yang tegas dan tandas, bahwa sesungguhnya nenek-moyang mereka yang mereka anggap mustahil dapat dibangkitkan dan anak cucu mereka kemudian yang mereka anggap tidak akan dibangkitkan, pasti benar semuanya akan dikumpulkan di Padang Mahsyar pada hari yang sudah ditentukan. Tidak ragu lagi bahwa berkumpulnya umat yang tidak terkira banyaknya itu lebih menakjubkan lagi daripada kebangkitan itu sendiri. Dalam ayat yang sama maksudnya Allah berfirman: 
  
  Maka pengembalian itu hanyalah dengan sekali tiupan saja. Maka seketika itu mereka hidup kembali di bumi (yang baru). (anNazi'at/79: 13-14)
  

⇄⧉49 => stdClass#253 (4)

$value->tafsir[49]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 50

  $value->tafsir[49]->ayat

  ⇄public id -> integer 5029

  $value->tafsir[49]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[49]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (705) "Berhubungan dengan ejekan dan cemoohan mereka itu, Allah memerintahkan kepad...

  $value->tafsir[49]->tafsir

  Berhubungan dengan ejekan dan cemoohan mereka itu, Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya supaya memberikan jawaban yang tegas dan tandas, bahwa sesungguhnya nenek-moyang mereka yang mereka anggap mustahil dapat dibangkitkan dan anak cucu mereka kemudian yang mereka anggap tidak akan dibangkitkan, pasti benar semuanya akan dikumpulkan di Padang Mahsyar pada hari yang sudah ditentukan. Tidak ragu lagi bahwa berkumpulnya umat yang tidak terkira banyaknya itu lebih menakjubkan lagi daripada kebangkitan itu sendiri. Dalam ayat yang sama maksudnya Allah berfirman: 
  
  Maka pengembalian itu hanyalah dengan sekali tiupan saja. Maka seketika itu mereka hidup kembali di bumi (yang baru). (anNazi'at/79: 13-14)
  

⇄⧉50 => stdClass#254 (4)

$value->tafsir[50]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 51

  $value->tafsir[50]->ayat

  ⇄public id -> integer 5030

  $value->tafsir[50]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[50]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (617) "Kemudian Allah menjelaskan kepada mereka yang sesat, yang senantiasa mengerj...

  $value->tafsir[50]->tafsir

  Kemudian Allah menjelaskan kepada mereka yang sesat, yang senantiasa mengerjakan dosa besar dengan mendustakan para rasul dan mengingkari hari kebangkitan dan hari pembalasan, bahwa mereka benar-benar akan memakan buah pohon zaqqum, dan karena perasaan lapar yang tak terhingga, bukan satu dua buah zaqqum yang dimakannya, melainkan mereka memakan sepenuh perutnya; dan karena perasaan haus dan dahaga yang tidak tertahankan lagi, maka mereka kembali minum air yang sangat panas bagaikan cairan timah dan tembaga yang mendidih, namun mereka tetap minum terus bagaikan minumnya unta yang sangat haus dan sangat dahaga.
  

⇄⧉51 => stdClass#255 (4)

$value->tafsir[51]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 52

  $value->tafsir[51]->ayat

  ⇄public id -> integer 5031

  $value->tafsir[51]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[51]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (617) "Kemudian Allah menjelaskan kepada mereka yang sesat, yang senantiasa mengerj...

  $value->tafsir[51]->tafsir

  Kemudian Allah menjelaskan kepada mereka yang sesat, yang senantiasa mengerjakan dosa besar dengan mendustakan para rasul dan mengingkari hari kebangkitan dan hari pembalasan, bahwa mereka benar-benar akan memakan buah pohon zaqqum, dan karena perasaan lapar yang tak terhingga, bukan satu dua buah zaqqum yang dimakannya, melainkan mereka memakan sepenuh perutnya; dan karena perasaan haus dan dahaga yang tidak tertahankan lagi, maka mereka kembali minum air yang sangat panas bagaikan cairan timah dan tembaga yang mendidih, namun mereka tetap minum terus bagaikan minumnya unta yang sangat haus dan sangat dahaga.
  

⇄⧉52 => stdClass#256 (4)

$value->tafsir[52]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 53

  $value->tafsir[52]->ayat

  ⇄public id -> integer 5032

  $value->tafsir[52]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[52]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (617) "Kemudian Allah menjelaskan kepada mereka yang sesat, yang senantiasa mengerj...

  $value->tafsir[52]->tafsir

  Kemudian Allah menjelaskan kepada mereka yang sesat, yang senantiasa mengerjakan dosa besar dengan mendustakan para rasul dan mengingkari hari kebangkitan dan hari pembalasan, bahwa mereka benar-benar akan memakan buah pohon zaqqum, dan karena perasaan lapar yang tak terhingga, bukan satu dua buah zaqqum yang dimakannya, melainkan mereka memakan sepenuh perutnya; dan karena perasaan haus dan dahaga yang tidak tertahankan lagi, maka mereka kembali minum air yang sangat panas bagaikan cairan timah dan tembaga yang mendidih, namun mereka tetap minum terus bagaikan minumnya unta yang sangat haus dan sangat dahaga.
  

⇄⧉53 => stdClass#257 (4)

$value->tafsir[53]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 54

  $value->tafsir[53]->ayat

  ⇄public id -> integer 5033

  $value->tafsir[53]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[53]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (617) "Kemudian Allah menjelaskan kepada mereka yang sesat, yang senantiasa mengerj...

  $value->tafsir[53]->tafsir

  Kemudian Allah menjelaskan kepada mereka yang sesat, yang senantiasa mengerjakan dosa besar dengan mendustakan para rasul dan mengingkari hari kebangkitan dan hari pembalasan, bahwa mereka benar-benar akan memakan buah pohon zaqqum, dan karena perasaan lapar yang tak terhingga, bukan satu dua buah zaqqum yang dimakannya, melainkan mereka memakan sepenuh perutnya; dan karena perasaan haus dan dahaga yang tidak tertahankan lagi, maka mereka kembali minum air yang sangat panas bagaikan cairan timah dan tembaga yang mendidih, namun mereka tetap minum terus bagaikan minumnya unta yang sangat haus dan sangat dahaga.
  

⇄⧉54 => stdClass#258 (4)

$value->tafsir[54]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 55

  $value->tafsir[54]->ayat

  ⇄public id -> integer 5034

  $value->tafsir[54]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[54]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (617) "Kemudian Allah menjelaskan kepada mereka yang sesat, yang senantiasa mengerj...

  $value->tafsir[54]->tafsir

  Kemudian Allah menjelaskan kepada mereka yang sesat, yang senantiasa mengerjakan dosa besar dengan mendustakan para rasul dan mengingkari hari kebangkitan dan hari pembalasan, bahwa mereka benar-benar akan memakan buah pohon zaqqum, dan karena perasaan lapar yang tak terhingga, bukan satu dua buah zaqqum yang dimakannya, melainkan mereka memakan sepenuh perutnya; dan karena perasaan haus dan dahaga yang tidak tertahankan lagi, maka mereka kembali minum air yang sangat panas bagaikan cairan timah dan tembaga yang mendidih, namun mereka tetap minum terus bagaikan minumnya unta yang sangat haus dan sangat dahaga.
  

⇄⧉55 => stdClass#259 (4)

$value->tafsir[55]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 56

  $value->tafsir[55]->ayat

  ⇄public id -> integer 5035

  $value->tafsir[55]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[55]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (341) "Dalam ayat ini Allah menegaskan bahwa buah pohon zaqqum dan minuman air yang...

  $value->tafsir[55]->tafsir

  Dalam ayat ini Allah menegaskan bahwa buah pohon zaqqum dan minuman air yang sangat panas itu adalah hidangan pertama yang disediakan untuk golongan kiri tersebut. Hal ini disebabkan juga dalam Surah ad-Dukhan ayat 43 berkenaan dengan makanan yang disediakan untuk orang yang berdosa. Golongan kiri adalah orang kafir atau yang berbuat dosa.
  

⇄⧉56 => stdClass#260 (4)

$value->tafsir[56]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 57

  $value->tafsir[56]->ayat

  ⇄public id -> integer 5036

  $value->tafsir[56]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[56]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (799) "Dalam ayat ini Allah menciptakan manusia dari tidak ada sama sekali. Bukanka...

  $value->tafsir[56]->tafsir

  Dalam ayat ini Allah menciptakan manusia dari tidak ada sama sekali. Bukankah hal tersebut suatu dalil yang tidak dapat dibantah lagi tentang kekuasaan Allah? Dan hal tersebut bukankah suatu dalil yang kuat bahwa Allah Mahakuasa untuk menghidupkan kembali manusia dari kuburnya setelah ia mati, dan hancur tulangbelulangnya? Hal tersebut adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dibantah lagi tentang adanya hari Kiamat, hari kebangkitan manusia dari dalam kuburnya; dan hal tersebut adalah merupakan penolakan atas anggapan orang-orang kafir dan orang-orang yang tidak mempercayai adanya hari Kiamat, yang ucapan mereka digambarkan pada ayat lain: Dan mereka berkata, "Apabila kami sudah mati, menjadi tanah dan tulang-belulang, apakah kami benar-benar akan dibangkitkan kembali? (al-Waqi'ah/56: 47)
  

⇄⧉57 => stdClass#261 (4)

$value->tafsir[57]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 58

  $value->tafsir[57]->ayat

  ⇄public id -> integer 5037

  $value->tafsir[57]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[57]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (863) "Allah menekankan lagi berupa pertanyaan bagaimana orang kafir dapat memprose...

  $value->tafsir[57]->tafsir

  Allah menekankan lagi berupa pertanyaan bagaimana orang kafir dapat memproses kejadian air mani (sperma) yang dipancarkan ke dalam rahim? Merekakah yang memproses air mani itu menjadi manusia yaitu tubuh yang lengkap dengan badan, kepala, kaki dan tangan, yang dilengkapi pula dengan mata, hidung, mulut dan telinga ataukah Allah yang menciptakannya? Pastilah orang kafir tidak dapat menjawab kecuali mengakui bahwa sebenarnya Allah yang menyebabkan air mani tersebut menjadi manusia, dan Allah pula yang menentukan apakah air mani tersebut menjadi manusia pria atau wanita; demikian pula, hanya Allah sajalah yang menetapkan berapa umur manusia tersebut. Bukankah Allah yang berkuasa menciptakan manusia pertama kalinya, juga Mahakuasa menghidupkannya kembali sesudah matinya, dengan membangkitkannya pada hari Kiamat untuk menerima balasan yang paling sempurna.
  

⇄⧉58 => stdClass#262 (4)

$value->tafsir[58]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 59

  $value->tafsir[58]->ayat

  ⇄public id -> integer 5038

  $value->tafsir[58]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[58]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (863) "Allah menekankan lagi berupa pertanyaan bagaimana orang kafir dapat memprose...

  $value->tafsir[58]->tafsir

  Allah menekankan lagi berupa pertanyaan bagaimana orang kafir dapat memproses kejadian air mani (sperma) yang dipancarkan ke dalam rahim? Merekakah yang memproses air mani itu menjadi manusia yaitu tubuh yang lengkap dengan badan, kepala, kaki dan tangan, yang dilengkapi pula dengan mata, hidung, mulut dan telinga ataukah Allah yang menciptakannya? Pastilah orang kafir tidak dapat menjawab kecuali mengakui bahwa sebenarnya Allah yang menyebabkan air mani tersebut menjadi manusia, dan Allah pula yang menentukan apakah air mani tersebut menjadi manusia pria atau wanita; demikian pula, hanya Allah sajalah yang menetapkan berapa umur manusia tersebut. Bukankah Allah yang berkuasa menciptakan manusia pertama kalinya, juga Mahakuasa menghidupkannya kembali sesudah matinya, dengan membangkitkannya pada hari Kiamat untuk menerima balasan yang paling sempurna.
  

⇄⧉59 => stdClass#263 (4)

$value->tafsir[59]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 60

  $value->tafsir[59]->ayat

  ⇄public id -> integer 5039

  $value->tafsir[59]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[59]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (715) "Ayat ini menjelaskan, bahwa sesungguhnya Allah menentukan kematian manusia, ...

  $value->tafsir[59]->tafsir

  Ayat ini menjelaskan, bahwa sesungguhnya Allah menentukan kematian manusia, dan bahkan Ia telah menetapkan waktu tertentu bagi kematian setiap manusia, yang semuanya itu ditentukan dan ditetapkan menurut kehendak-Nya, suatu hal yang mengandung hikmah dan kebijaksanaan yang tidak dapat diketahui oleh manusia. Ketentuan dan ketetapan Allah dalam menciptakan atau mematikan seseorang tidaklah dapat dipengaruhi atau dihalang-halangi oleh siapa pun. Demikian juga Allah Mahakuasa untuk menggantikan suatu umat dengan umat lain yang serupa dan Mahakuasa melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan oleh manusia, antara lain membangkitkan manusia kembali dari kuburnya, manusia tidak dapat mengetahui kapan terjadinya
  

⇄⧉60 => stdClass#264 (4)

$value->tafsir[60]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 61

  $value->tafsir[60]->ayat

  ⇄public id -> integer 5040

  $value->tafsir[60]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[60]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (715) "Ayat ini menjelaskan, bahwa sesungguhnya Allah menentukan kematian manusia, ...

  $value->tafsir[60]->tafsir

  Ayat ini menjelaskan, bahwa sesungguhnya Allah menentukan kematian manusia, dan bahkan Ia telah menetapkan waktu tertentu bagi kematian setiap manusia, yang semuanya itu ditentukan dan ditetapkan menurut kehendak-Nya, suatu hal yang mengandung hikmah dan kebijaksanaan yang tidak dapat diketahui oleh manusia. Ketentuan dan ketetapan Allah dalam menciptakan atau mematikan seseorang tidaklah dapat dipengaruhi atau dihalang-halangi oleh siapa pun. Demikian juga Allah Mahakuasa untuk menggantikan suatu umat dengan umat lain yang serupa dan Mahakuasa melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan oleh manusia, antara lain membangkitkan manusia kembali dari kuburnya, manusia tidak dapat mengetahui kapan terjadinya
  

⇄⧉61 => stdClass#265 (4)

$value->tafsir[61]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 62

  $value->tafsir[61]->ayat

  ⇄public id -> integer 5041

  $value->tafsir[61]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[61]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (1230) "Ayat ini menjelaskan bahwa sesungguhnya manusia itu mengetahui bahwa Allah-l...

  $value->tafsir[61]->tafsir

  Ayat ini menjelaskan bahwa sesungguhnya manusia itu mengetahui bahwa Allah-lah yang menciptakan mereka dari semula dari sejak tidak ada, dan tidak pernah menjadi sebutan sebelumnya. Cobalah mereka pikirkan dan renungkan bahwa Allah yang Mahakuasa menciptakan mereka pada penciptaan yang pertama, tentunya Ia Mahakuasa menciptakan mereka lagi pada penciptaan yang kedua, yakni bahwa Allah Mahakuasa menghidupkan mereka dari tulang-belulang, yang sekian lamanya berada di alam kubur, Allah Mahakuasa untuk menghidupkan kembali seperti keadaan sebelum mati. Bahkan dinyatakan dalam ayat lain bahwa menghidupkan orang yang telah mati dari kuburnya itu lebih mudah daripada menciptakannya pada pertama kali, sebagaimana firman-Nya: 
  
  Dan Dialah yang memulai penciptaan, kemudian mengulanginya kembali, dan itu lebih mudah bagi-Nya. (ar-Rum/30: 27). 
  
  Dan apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana Allah memulai penciptaan (makhluk), kemudian Dia mengulanginya (kembali). Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah. Katakanlah, "Berjalanlah di bumi, maka perhatikanlah bagaimana (Allah) memulai penciptaan (makhluk), kemudian Allah menjadikan kejadian yang akhir. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. (al-'Ankabut/29: 19-20)
  

⇄⧉62 => stdClass#266 (4)

$value->tafsir[62]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 63

  $value->tafsir[62]->ayat

  ⇄public id -> integer 5042

  $value->tafsir[62]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[62]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (1619) "Dengan cara mengemukakan pertanyaan, Allah mengungkapkan kepada manusia bahw...

  $value->tafsir[62]->tafsir

  Dengan cara mengemukakan pertanyaan, Allah mengungkapkan kepada manusia bahwa sebagian besar dari mereka lupa akan keagungan nikmat yang diungkapkan tersebut, walaupun mereka merasakan kelezatan nikmat-nikmat tersebut sepanjang masa. Allah menyampaikan pertanyaan kepada manusia, untuk dipikirkan dan direnungkan mengenai berbagai tanaman yang ditanam oleh manusia, baik tanaman yang di sawah, ladang, maupun bibit pohon-pohonan yang ditanam di perkebunan. Diungkapkan bahwa bagi semua tanaman tersebut di atas, kedudukan manusia hanya sekadar sebagai penanamnya, memupuk dan memeliharanya dari berbagai gangguan yang membawa kerugian. Tetapi kebanyakan manusia lupa terhadap siapakah yang menumbuhkan tanaman tersebut. Siapakah yang menambah panjang akarnya menembus ke dalam tanah, sehingga pohon tersebut dapat berdiri tegak? Siapakah yang menumbuhkan daun dan dahannya? Siapa pula yang menumbuhkan bunga dan buahnya? Pertanyaan-pertanyaan yang dikumpulkan dalam ayat ini adalah soal-soal yang penting yang sering diabaikan oleh manusia. Bukankah manusia sekedar mencangkul dan menggemburkan tanahnya? Bukankah manusia sekedar menanamkan bibit yang telah dipilihnya sebagai bibit yang terbaik? Dan bukankah manusia sekedar menyiram, mengairinya, dan membersihkannya dari berbagai rumput dan hama yang mengganggu pertumbuhannya dan bukankah manusia sekedar memupuknya? Tetapi yang terang dan jelas serta tidak ragu-ragu lagi adalah bahwa Allah menumbuhkan tanaman tersebut, menumbuhkan tunas membesarkan pohon-pohonnya, menambah dahan dan ranting serta memekarkan bunga sampai menjadi buah yang bisa dinikmati manusia
  

⇄⧉63 => stdClass#267 (4)

$value->tafsir[63]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 64

  $value->tafsir[63]->ayat

  ⇄public id -> integer 5043

  $value->tafsir[63]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[63]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (1619) "Dengan cara mengemukakan pertanyaan, Allah mengungkapkan kepada manusia bahw...

  $value->tafsir[63]->tafsir

  Dengan cara mengemukakan pertanyaan, Allah mengungkapkan kepada manusia bahwa sebagian besar dari mereka lupa akan keagungan nikmat yang diungkapkan tersebut, walaupun mereka merasakan kelezatan nikmat-nikmat tersebut sepanjang masa. Allah menyampaikan pertanyaan kepada manusia, untuk dipikirkan dan direnungkan mengenai berbagai tanaman yang ditanam oleh manusia, baik tanaman yang di sawah, ladang, maupun bibit pohon-pohonan yang ditanam di perkebunan. Diungkapkan bahwa bagi semua tanaman tersebut di atas, kedudukan manusia hanya sekadar sebagai penanamnya, memupuk dan memeliharanya dari berbagai gangguan yang membawa kerugian. Tetapi kebanyakan manusia lupa terhadap siapakah yang menumbuhkan tanaman tersebut. Siapakah yang menambah panjang akarnya menembus ke dalam tanah, sehingga pohon tersebut dapat berdiri tegak? Siapakah yang menumbuhkan daun dan dahannya? Siapa pula yang menumbuhkan bunga dan buahnya? Pertanyaan-pertanyaan yang dikumpulkan dalam ayat ini adalah soal-soal yang penting yang sering diabaikan oleh manusia. Bukankah manusia sekedar mencangkul dan menggemburkan tanahnya? Bukankah manusia sekedar menanamkan bibit yang telah dipilihnya sebagai bibit yang terbaik? Dan bukankah manusia sekedar menyiram, mengairinya, dan membersihkannya dari berbagai rumput dan hama yang mengganggu pertumbuhannya dan bukankah manusia sekedar memupuknya? Tetapi yang terang dan jelas serta tidak ragu-ragu lagi adalah bahwa Allah menumbuhkan tanaman tersebut, menumbuhkan tunas membesarkan pohon-pohonnya, menambah dahan dan ranting serta memekarkan bunga sampai menjadi buah yang bisa dinikmati manusia
  

⇄⧉64 => stdClass#268 (4)

$value->tafsir[64]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 65

  $value->tafsir[64]->ayat

  ⇄public id -> integer 5044

  $value->tafsir[64]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[64]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (710) "Kemudian dijelaskan oleh Allah bahwa walaupun tanaman tersebut sangat baik p...

  $value->tafsir[64]->tafsir

  Kemudian dijelaskan oleh Allah bahwa walaupun tanaman tersebut sangat baik pertumbuhan dan buahnya yang menimbulkan harapan untuk mendatangkan keuntungan berlimpah-limpah, namun apabila Allah menghendaki lain daripada itu, maka tanaman yang diharapkan itu dapat berubah menjadi tanaman yang tidak berbuah, hampa atau terserang berbagai macam penyakit dan hama, seperti hama wereng, hama tikus, dan sebagainya, sehingga pemiliknya tertegun dan merasa sedih, karena keuntungannya dalam sekejap mata menjadi kerugian yang luar biasa. Sedang untuk membayar berbagai macam pengeluaran seperti ongkos-ongkos mencangkul, menanam, menyiram, memupuk, dan membersihkan rumput merupakan beban berat dan merugikan baginya.
  

⇄⧉65 => stdClass#269 (4)

$value->tafsir[65]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 66

  $value->tafsir[65]->ayat

  ⇄public id -> integer 5045

  $value->tafsir[65]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[65]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (710) "Kemudian dijelaskan oleh Allah bahwa walaupun tanaman tersebut sangat baik p...

  $value->tafsir[65]->tafsir

  Kemudian dijelaskan oleh Allah bahwa walaupun tanaman tersebut sangat baik pertumbuhan dan buahnya yang menimbulkan harapan untuk mendatangkan keuntungan berlimpah-limpah, namun apabila Allah menghendaki lain daripada itu, maka tanaman yang diharapkan itu dapat berubah menjadi tanaman yang tidak berbuah, hampa atau terserang berbagai macam penyakit dan hama, seperti hama wereng, hama tikus, dan sebagainya, sehingga pemiliknya tertegun dan merasa sedih, karena keuntungannya dalam sekejap mata menjadi kerugian yang luar biasa. Sedang untuk membayar berbagai macam pengeluaran seperti ongkos-ongkos mencangkul, menanam, menyiram, memupuk, dan membersihkan rumput merupakan beban berat dan merugikan baginya.
  

⇄⧉66 => stdClass#270 (4)

$value->tafsir[66]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 67

  $value->tafsir[66]->ayat

  ⇄public id -> integer 5046

  $value->tafsir[66]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[66]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (710) "Kemudian dijelaskan oleh Allah bahwa walaupun tanaman tersebut sangat baik p...

  $value->tafsir[66]->tafsir

  Kemudian dijelaskan oleh Allah bahwa walaupun tanaman tersebut sangat baik pertumbuhan dan buahnya yang menimbulkan harapan untuk mendatangkan keuntungan berlimpah-limpah, namun apabila Allah menghendaki lain daripada itu, maka tanaman yang diharapkan itu dapat berubah menjadi tanaman yang tidak berbuah, hampa atau terserang berbagai macam penyakit dan hama, seperti hama wereng, hama tikus, dan sebagainya, sehingga pemiliknya tertegun dan merasa sedih, karena keuntungannya dalam sekejap mata menjadi kerugian yang luar biasa. Sedang untuk membayar berbagai macam pengeluaran seperti ongkos-ongkos mencangkul, menanam, menyiram, memupuk, dan membersihkan rumput merupakan beban berat dan merugikan baginya.
  

⇄⧉67 => stdClass#271 (4)

$value->tafsir[67]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 68

  $value->tafsir[67]->ayat

  ⇄public id -> integer 5047

  $value->tafsir[67]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[67]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (3848) "Dalam ayat-ayat ini Allah mengungkapkan salah satu dari nikmat-Nya yang agun...

  $value->tafsir[67]->tafsir

  Dalam ayat-ayat ini Allah mengungkapkan salah satu dari nikmat-Nya yang agung, untuk direnungkan dan dipikirkan oleh manusia apakah mereka mengetahui tentang fungsi air yang mereka minum. Apakah mereka yang menurunkan air itu dari langit yaitu air hujan ataukah Allah yang menurunkannya. Air hujan itu manakala direnungkan oleh manusia, bahwa ia berasal dari uap air yang terkena panas matahari. Setelah menjadi awan dan kemudian menjadi mendung yang sangat hitam bergumpal-gumpal, maka turunlah uap air itu sebagai air hujan yang sejuk dan tawar, tidak asin seperti air laut. Air tawar tersebut menyegarkan badan serta menghilangkan haus. Bila tidak ada hujan, pasti tidak ada sungai yang mengalir, tidak akan ada mata air walau berapa meter pun dalamnya orang menggali sumur, niscaya tidak akan keluar airnya. Bila tidak ada air, rumput pun tidak akan tumbuh, apalagi tanaman yang ditanam orang. Apabila tidak ada hujan, pasti tidak ada air yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Kalau tanaman dan tumbuh-tumbuhan tidak tumbuh, maka binatang ternak pun tidak ada. Tidak akan ada ayam, tidak akan ada kerbau dan sapi, tidak akan ada kambing dan domba. Sebab hidup memerlukan makan dan minum. Kalau tidak ada yang dimakan, dan tidak ada yang diminum, bagaimana bisa hidup? Dan kalau tidak ada tanaman dan tumbuh-tumbuhan, dan tidak ada air tawar untuk diminum, bagaimana manusia bisa hidup? Apakah mesti makan tanah? Dan apakah yang akan diminum? Jika air dijadikan Tuhan asin rasanya, pasti tidak bisa menghilangkan haus dan tidak dapat dipergunakan untuk menyiram atau mengairi tanaman. Dan siapakah yang menurunkan hujan tersebut? Bukankah hanya Allah saja yang dapat menurunkan hujan sehingga mengalir dan sumur dapat mengeluarkan air? Mengapakah manusia tidak bersyukur kepada Allah? Padahal Dialah yang menurunkan hujan yang demikian banyak manfaatnya sebagaimana firman-Nya: 
  
  Dialah yang telah menurunkan air (hujan) dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuhan, padanya kamu menggembalakan ternakmu. Dengan (air hujan) itu Dia menumbuhkan untuk kamu tanam-tanaman, zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berpikir. (an-Nahl/16: 10-11) 
  
  Dalam hubungan ini terdapat hadis yang berbunyi: Sesungguhnya Nabi saw apabila selesai minum, beliau mengucapkan, "Segala puji bagi Allah yang telah memberikan minuman kepada kita air tawar yang menyegarkan dengan rahmatNya dan tidak menjadikannya asin karena dosa kita." (Riwayat Ibnu Abi hatim dari Abu Ja'far) 
  
  Menurut kajian ilmiah, air yang dapat diminum dan tidak membahayakan bagi kesehatan manusia adalah air yang mempunyai kandungan garam dan unsur-unsur terlarut cukup dan seimbang, serta tidak mengandung zat yang beracun. Air yang mengandung jumlah garam dan unsur-unsur terlarut yang melebihi keperluan, misalnya air laut, bila diminum berbahaya bagi kesehatan dan dapat merusak organ-organ tubuh. Pemerintah setiap negara biasanya memiliki peraturan yang memberikan batasan tentang air yang bisa diminum berdasarkan hasil analisis kandungan unsur-unsur yang terlarut. Air yang bisa diminum biasa dicirikan dengan warna yang jernih, aroma yang segar dan rasanya yang enak (lihat pula: alFurqan/25: 48). Air yang bisa diminum adalah air yang berada di daratan yang berasal dari air hujan. Air laut tidak layak untuk diminum kecuali yang telah diolah melalui destilasi atau ultrafiltrasi. Ayat inipun menegaskan kembali bahwa Allah-lah yang menurunkan hujan. Meskipun sekarang telah berkembang teknologi untuk melakukan hujan buatan, tetapi teknologi ini hanya dapat diterapkan pada kondisi atmosfir tertentu yang terjadi di luar kendali manusia, syarat terpenting di antaranya adalah tersedianya uap air dalam jumlah yang memadai di udara.
  

⇄⧉68 => stdClass#272 (4)

$value->tafsir[68]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 69

  $value->tafsir[68]->ayat

  ⇄public id -> integer 5048

  $value->tafsir[68]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[68]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (3848) "Dalam ayat-ayat ini Allah mengungkapkan salah satu dari nikmat-Nya yang agun...

  $value->tafsir[68]->tafsir

  Dalam ayat-ayat ini Allah mengungkapkan salah satu dari nikmat-Nya yang agung, untuk direnungkan dan dipikirkan oleh manusia apakah mereka mengetahui tentang fungsi air yang mereka minum. Apakah mereka yang menurunkan air itu dari langit yaitu air hujan ataukah Allah yang menurunkannya. Air hujan itu manakala direnungkan oleh manusia, bahwa ia berasal dari uap air yang terkena panas matahari. Setelah menjadi awan dan kemudian menjadi mendung yang sangat hitam bergumpal-gumpal, maka turunlah uap air itu sebagai air hujan yang sejuk dan tawar, tidak asin seperti air laut. Air tawar tersebut menyegarkan badan serta menghilangkan haus. Bila tidak ada hujan, pasti tidak ada sungai yang mengalir, tidak akan ada mata air walau berapa meter pun dalamnya orang menggali sumur, niscaya tidak akan keluar airnya. Bila tidak ada air, rumput pun tidak akan tumbuh, apalagi tanaman yang ditanam orang. Apabila tidak ada hujan, pasti tidak ada air yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Kalau tanaman dan tumbuh-tumbuhan tidak tumbuh, maka binatang ternak pun tidak ada. Tidak akan ada ayam, tidak akan ada kerbau dan sapi, tidak akan ada kambing dan domba. Sebab hidup memerlukan makan dan minum. Kalau tidak ada yang dimakan, dan tidak ada yang diminum, bagaimana bisa hidup? Dan kalau tidak ada tanaman dan tumbuh-tumbuhan, dan tidak ada air tawar untuk diminum, bagaimana manusia bisa hidup? Apakah mesti makan tanah? Dan apakah yang akan diminum? Jika air dijadikan Tuhan asin rasanya, pasti tidak bisa menghilangkan haus dan tidak dapat dipergunakan untuk menyiram atau mengairi tanaman. Dan siapakah yang menurunkan hujan tersebut? Bukankah hanya Allah saja yang dapat menurunkan hujan sehingga mengalir dan sumur dapat mengeluarkan air? Mengapakah manusia tidak bersyukur kepada Allah? Padahal Dialah yang menurunkan hujan yang demikian banyak manfaatnya sebagaimana firman-Nya: 
  
  Dialah yang telah menurunkan air (hujan) dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuhan, padanya kamu menggembalakan ternakmu. Dengan (air hujan) itu Dia menumbuhkan untuk kamu tanam-tanaman, zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berpikir. (an-Nahl/16: 10-11) 
  
  Dalam hubungan ini terdapat hadis yang berbunyi: Sesungguhnya Nabi saw apabila selesai minum, beliau mengucapkan, "Segala puji bagi Allah yang telah memberikan minuman kepada kita air tawar yang menyegarkan dengan rahmatNya dan tidak menjadikannya asin karena dosa kita." (Riwayat Ibnu Abi hatim dari Abu Ja'far) 
  
  Menurut kajian ilmiah, air yang dapat diminum dan tidak membahayakan bagi kesehatan manusia adalah air yang mempunyai kandungan garam dan unsur-unsur terlarut cukup dan seimbang, serta tidak mengandung zat yang beracun. Air yang mengandung jumlah garam dan unsur-unsur terlarut yang melebihi keperluan, misalnya air laut, bila diminum berbahaya bagi kesehatan dan dapat merusak organ-organ tubuh. Pemerintah setiap negara biasanya memiliki peraturan yang memberikan batasan tentang air yang bisa diminum berdasarkan hasil analisis kandungan unsur-unsur yang terlarut. Air yang bisa diminum biasa dicirikan dengan warna yang jernih, aroma yang segar dan rasanya yang enak (lihat pula: alFurqan/25: 48). Air yang bisa diminum adalah air yang berada di daratan yang berasal dari air hujan. Air laut tidak layak untuk diminum kecuali yang telah diolah melalui destilasi atau ultrafiltrasi. Ayat inipun menegaskan kembali bahwa Allah-lah yang menurunkan hujan. Meskipun sekarang telah berkembang teknologi untuk melakukan hujan buatan, tetapi teknologi ini hanya dapat diterapkan pada kondisi atmosfir tertentu yang terjadi di luar kendali manusia, syarat terpenting di antaranya adalah tersedianya uap air dalam jumlah yang memadai di udara.
  

⇄⧉69 => stdClass#273 (4)

$value->tafsir[69]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 70

  $value->tafsir[69]->ayat

  ⇄public id -> integer 5049

  $value->tafsir[69]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[69]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (3848) "Dalam ayat-ayat ini Allah mengungkapkan salah satu dari nikmat-Nya yang agun...

  $value->tafsir[69]->tafsir

  Dalam ayat-ayat ini Allah mengungkapkan salah satu dari nikmat-Nya yang agung, untuk direnungkan dan dipikirkan oleh manusia apakah mereka mengetahui tentang fungsi air yang mereka minum. Apakah mereka yang menurunkan air itu dari langit yaitu air hujan ataukah Allah yang menurunkannya. Air hujan itu manakala direnungkan oleh manusia, bahwa ia berasal dari uap air yang terkena panas matahari. Setelah menjadi awan dan kemudian menjadi mendung yang sangat hitam bergumpal-gumpal, maka turunlah uap air itu sebagai air hujan yang sejuk dan tawar, tidak asin seperti air laut. Air tawar tersebut menyegarkan badan serta menghilangkan haus. Bila tidak ada hujan, pasti tidak ada sungai yang mengalir, tidak akan ada mata air walau berapa meter pun dalamnya orang menggali sumur, niscaya tidak akan keluar airnya. Bila tidak ada air, rumput pun tidak akan tumbuh, apalagi tanaman yang ditanam orang. Apabila tidak ada hujan, pasti tidak ada air yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Kalau tanaman dan tumbuh-tumbuhan tidak tumbuh, maka binatang ternak pun tidak ada. Tidak akan ada ayam, tidak akan ada kerbau dan sapi, tidak akan ada kambing dan domba. Sebab hidup memerlukan makan dan minum. Kalau tidak ada yang dimakan, dan tidak ada yang diminum, bagaimana bisa hidup? Dan kalau tidak ada tanaman dan tumbuh-tumbuhan, dan tidak ada air tawar untuk diminum, bagaimana manusia bisa hidup? Apakah mesti makan tanah? Dan apakah yang akan diminum? Jika air dijadikan Tuhan asin rasanya, pasti tidak bisa menghilangkan haus dan tidak dapat dipergunakan untuk menyiram atau mengairi tanaman. Dan siapakah yang menurunkan hujan tersebut? Bukankah hanya Allah saja yang dapat menurunkan hujan sehingga mengalir dan sumur dapat mengeluarkan air? Mengapakah manusia tidak bersyukur kepada Allah? Padahal Dialah yang menurunkan hujan yang demikian banyak manfaatnya sebagaimana firman-Nya: 
  
  Dialah yang telah menurunkan air (hujan) dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuhan, padanya kamu menggembalakan ternakmu. Dengan (air hujan) itu Dia menumbuhkan untuk kamu tanam-tanaman, zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berpikir. (an-Nahl/16: 10-11) 
  
  Dalam hubungan ini terdapat hadis yang berbunyi: Sesungguhnya Nabi saw apabila selesai minum, beliau mengucapkan, "Segala puji bagi Allah yang telah memberikan minuman kepada kita air tawar yang menyegarkan dengan rahmatNya dan tidak menjadikannya asin karena dosa kita." (Riwayat Ibnu Abi hatim dari Abu Ja'far) 
  
  Menurut kajian ilmiah, air yang dapat diminum dan tidak membahayakan bagi kesehatan manusia adalah air yang mempunyai kandungan garam dan unsur-unsur terlarut cukup dan seimbang, serta tidak mengandung zat yang beracun. Air yang mengandung jumlah garam dan unsur-unsur terlarut yang melebihi keperluan, misalnya air laut, bila diminum berbahaya bagi kesehatan dan dapat merusak organ-organ tubuh. Pemerintah setiap negara biasanya memiliki peraturan yang memberikan batasan tentang air yang bisa diminum berdasarkan hasil analisis kandungan unsur-unsur yang terlarut. Air yang bisa diminum biasa dicirikan dengan warna yang jernih, aroma yang segar dan rasanya yang enak (lihat pula: alFurqan/25: 48). Air yang bisa diminum adalah air yang berada di daratan yang berasal dari air hujan. Air laut tidak layak untuk diminum kecuali yang telah diolah melalui destilasi atau ultrafiltrasi. Ayat inipun menegaskan kembali bahwa Allah-lah yang menurunkan hujan. Meskipun sekarang telah berkembang teknologi untuk melakukan hujan buatan, tetapi teknologi ini hanya dapat diterapkan pada kondisi atmosfir tertentu yang terjadi di luar kendali manusia, syarat terpenting di antaranya adalah tersedianya uap air dalam jumlah yang memadai di udara.
  

⇄⧉70 => stdClass#274 (4)

$value->tafsir[70]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 71

  $value->tafsir[70]->ayat

  ⇄public id -> integer 5050

  $value->tafsir[70]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[70]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (2290) "Dalam ayat ini Allah mengungkapkan tentang nikmat yang hampir dilupakan manu...

  $value->tafsir[70]->tafsir

  Dalam ayat ini Allah mengungkapkan tentang nikmat yang hampir dilupakan manusia. Ungkapan tersebut berbentuk pertanyaan untuk dipikirkan dan direnungkan oleh manusia, apakah manusia mengetahui pentingnya fungsi api? Cara membuat api yang dilakukan pada zaman purba adalah dengan cara menggosokgosokkan dua batang kayu, hingga menyala, atau dengan cara menggoreskan baja di atas batu, sehingga memercikkan api dan ditampung percikan tersebut pada kawul (semacam kapuk berwarna kehitam-hitaman yang melekat pada pelepah aren) tersebut, yang kemudian dapat dipergunakan untuk menyalakan api di dapur guna memasak berbagai masakan yang akan dihidangkan untuk dinikmati oleh manusia, atau api yang dinyalakan menurut cara sekarang dengan menggoreskan batang geretan pada korek api, maka nyalalah ia. Atau dengan korek yang mempergunakan roda baja kecil sebagai alat pemutar untuk diputarkan pada batu api kemudian percikannya ditampung pada sumbu yang dibasahi dengan bensin, sehingga sumbu nyala. Atau seperti cara yang sekarang ini melalui kompor minyak tanah atau dengan gas. Membuat api dengan cara zaman dahulu maupun menurut cara zaman sekarang, yang menjadi pertanyaan ialah siapakah yang menyediakan kayunya atau batu apinya, bajanya, dan kawulnya atau minyak tanah dan gas? Juga siapakah yang menyediakan bahan bensin dan sebagainya? Bukankah bahan-bahan yang menjadi sebab api menyala baik berupa kayu bakar maupun minyak tanah, hanyalah Allah saja yang menjadikan-Nya? Meskipun tersedia beras, sayur-mayur dan lauk-pauknya, bila tidak ada api, tidak dapat kita memakannya karena masih mentah. Alangkah tidak enaknya, kalau makanan tersebut mentah seperti, daging mentah, dan nasinya masih berupa beras. Bagaimanakah selera bisa timbul, kalau segala-galanya serba mentah? Dengan gambaran tersebut, jelaslah bagaimana pentingnya api bagi keperluan manusia. Karena api itu didapat dengan mudah setiap hari, maka hampir-hampir tidak terpikirkan oleh manusia betapa api itu memberi kenikmatan. Hampir-hampir jarang orang bersyukur dan berterima kasih atas adanya api. Karena pentingnya api itu, Allah menegaskan bahwa api dijadikan untuk peringatan bagi manusia dan bahan yang berguna bagi musafir di padang pasir, maka wajarlah manusia bertasbih dengan menyebut nama Tuhan Yang Mahabesar.
  

⇄⧉71 => stdClass#275 (4)

$value->tafsir[71]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 72

  $value->tafsir[71]->ayat

  ⇄public id -> integer 5051

  $value->tafsir[71]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[71]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (2290) "Dalam ayat ini Allah mengungkapkan tentang nikmat yang hampir dilupakan manu...

  $value->tafsir[71]->tafsir

  Dalam ayat ini Allah mengungkapkan tentang nikmat yang hampir dilupakan manusia. Ungkapan tersebut berbentuk pertanyaan untuk dipikirkan dan direnungkan oleh manusia, apakah manusia mengetahui pentingnya fungsi api? Cara membuat api yang dilakukan pada zaman purba adalah dengan cara menggosokgosokkan dua batang kayu, hingga menyala, atau dengan cara menggoreskan baja di atas batu, sehingga memercikkan api dan ditampung percikan tersebut pada kawul (semacam kapuk berwarna kehitam-hitaman yang melekat pada pelepah aren) tersebut, yang kemudian dapat dipergunakan untuk menyalakan api di dapur guna memasak berbagai masakan yang akan dihidangkan untuk dinikmati oleh manusia, atau api yang dinyalakan menurut cara sekarang dengan menggoreskan batang geretan pada korek api, maka nyalalah ia. Atau dengan korek yang mempergunakan roda baja kecil sebagai alat pemutar untuk diputarkan pada batu api kemudian percikannya ditampung pada sumbu yang dibasahi dengan bensin, sehingga sumbu nyala. Atau seperti cara yang sekarang ini melalui kompor minyak tanah atau dengan gas. Membuat api dengan cara zaman dahulu maupun menurut cara zaman sekarang, yang menjadi pertanyaan ialah siapakah yang menyediakan kayunya atau batu apinya, bajanya, dan kawulnya atau minyak tanah dan gas? Juga siapakah yang menyediakan bahan bensin dan sebagainya? Bukankah bahan-bahan yang menjadi sebab api menyala baik berupa kayu bakar maupun minyak tanah, hanyalah Allah saja yang menjadikan-Nya? Meskipun tersedia beras, sayur-mayur dan lauk-pauknya, bila tidak ada api, tidak dapat kita memakannya karena masih mentah. Alangkah tidak enaknya, kalau makanan tersebut mentah seperti, daging mentah, dan nasinya masih berupa beras. Bagaimanakah selera bisa timbul, kalau segala-galanya serba mentah? Dengan gambaran tersebut, jelaslah bagaimana pentingnya api bagi keperluan manusia. Karena api itu didapat dengan mudah setiap hari, maka hampir-hampir tidak terpikirkan oleh manusia betapa api itu memberi kenikmatan. Hampir-hampir jarang orang bersyukur dan berterima kasih atas adanya api. Karena pentingnya api itu, Allah menegaskan bahwa api dijadikan untuk peringatan bagi manusia dan bahan yang berguna bagi musafir di padang pasir, maka wajarlah manusia bertasbih dengan menyebut nama Tuhan Yang Mahabesar.
  

⇄⧉72 => stdClass#276 (4)

$value->tafsir[72]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 73

  $value->tafsir[72]->ayat

  ⇄public id -> integer 5052

  $value->tafsir[72]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[72]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (2290) "Dalam ayat ini Allah mengungkapkan tentang nikmat yang hampir dilupakan manu...

  $value->tafsir[72]->tafsir

  Dalam ayat ini Allah mengungkapkan tentang nikmat yang hampir dilupakan manusia. Ungkapan tersebut berbentuk pertanyaan untuk dipikirkan dan direnungkan oleh manusia, apakah manusia mengetahui pentingnya fungsi api? Cara membuat api yang dilakukan pada zaman purba adalah dengan cara menggosokgosokkan dua batang kayu, hingga menyala, atau dengan cara menggoreskan baja di atas batu, sehingga memercikkan api dan ditampung percikan tersebut pada kawul (semacam kapuk berwarna kehitam-hitaman yang melekat pada pelepah aren) tersebut, yang kemudian dapat dipergunakan untuk menyalakan api di dapur guna memasak berbagai masakan yang akan dihidangkan untuk dinikmati oleh manusia, atau api yang dinyalakan menurut cara sekarang dengan menggoreskan batang geretan pada korek api, maka nyalalah ia. Atau dengan korek yang mempergunakan roda baja kecil sebagai alat pemutar untuk diputarkan pada batu api kemudian percikannya ditampung pada sumbu yang dibasahi dengan bensin, sehingga sumbu nyala. Atau seperti cara yang sekarang ini melalui kompor minyak tanah atau dengan gas. Membuat api dengan cara zaman dahulu maupun menurut cara zaman sekarang, yang menjadi pertanyaan ialah siapakah yang menyediakan kayunya atau batu apinya, bajanya, dan kawulnya atau minyak tanah dan gas? Juga siapakah yang menyediakan bahan bensin dan sebagainya? Bukankah bahan-bahan yang menjadi sebab api menyala baik berupa kayu bakar maupun minyak tanah, hanyalah Allah saja yang menjadikan-Nya? Meskipun tersedia beras, sayur-mayur dan lauk-pauknya, bila tidak ada api, tidak dapat kita memakannya karena masih mentah. Alangkah tidak enaknya, kalau makanan tersebut mentah seperti, daging mentah, dan nasinya masih berupa beras. Bagaimanakah selera bisa timbul, kalau segala-galanya serba mentah? Dengan gambaran tersebut, jelaslah bagaimana pentingnya api bagi keperluan manusia. Karena api itu didapat dengan mudah setiap hari, maka hampir-hampir tidak terpikirkan oleh manusia betapa api itu memberi kenikmatan. Hampir-hampir jarang orang bersyukur dan berterima kasih atas adanya api. Karena pentingnya api itu, Allah menegaskan bahwa api dijadikan untuk peringatan bagi manusia dan bahan yang berguna bagi musafir di padang pasir, maka wajarlah manusia bertasbih dengan menyebut nama Tuhan Yang Mahabesar.
  

⇄⧉73 => stdClass#277 (4)

$value->tafsir[73]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 74

  $value->tafsir[73]->ayat

  ⇄public id -> integer 5053

  $value->tafsir[73]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[73]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (2290) "Dalam ayat ini Allah mengungkapkan tentang nikmat yang hampir dilupakan manu...

  $value->tafsir[73]->tafsir

  Dalam ayat ini Allah mengungkapkan tentang nikmat yang hampir dilupakan manusia. Ungkapan tersebut berbentuk pertanyaan untuk dipikirkan dan direnungkan oleh manusia, apakah manusia mengetahui pentingnya fungsi api? Cara membuat api yang dilakukan pada zaman purba adalah dengan cara menggosokgosokkan dua batang kayu, hingga menyala, atau dengan cara menggoreskan baja di atas batu, sehingga memercikkan api dan ditampung percikan tersebut pada kawul (semacam kapuk berwarna kehitam-hitaman yang melekat pada pelepah aren) tersebut, yang kemudian dapat dipergunakan untuk menyalakan api di dapur guna memasak berbagai masakan yang akan dihidangkan untuk dinikmati oleh manusia, atau api yang dinyalakan menurut cara sekarang dengan menggoreskan batang geretan pada korek api, maka nyalalah ia. Atau dengan korek yang mempergunakan roda baja kecil sebagai alat pemutar untuk diputarkan pada batu api kemudian percikannya ditampung pada sumbu yang dibasahi dengan bensin, sehingga sumbu nyala. Atau seperti cara yang sekarang ini melalui kompor minyak tanah atau dengan gas. Membuat api dengan cara zaman dahulu maupun menurut cara zaman sekarang, yang menjadi pertanyaan ialah siapakah yang menyediakan kayunya atau batu apinya, bajanya, dan kawulnya atau minyak tanah dan gas? Juga siapakah yang menyediakan bahan bensin dan sebagainya? Bukankah bahan-bahan yang menjadi sebab api menyala baik berupa kayu bakar maupun minyak tanah, hanyalah Allah saja yang menjadikan-Nya? Meskipun tersedia beras, sayur-mayur dan lauk-pauknya, bila tidak ada api, tidak dapat kita memakannya karena masih mentah. Alangkah tidak enaknya, kalau makanan tersebut mentah seperti, daging mentah, dan nasinya masih berupa beras. Bagaimanakah selera bisa timbul, kalau segala-galanya serba mentah? Dengan gambaran tersebut, jelaslah bagaimana pentingnya api bagi keperluan manusia. Karena api itu didapat dengan mudah setiap hari, maka hampir-hampir tidak terpikirkan oleh manusia betapa api itu memberi kenikmatan. Hampir-hampir jarang orang bersyukur dan berterima kasih atas adanya api. Karena pentingnya api itu, Allah menegaskan bahwa api dijadikan untuk peringatan bagi manusia dan bahan yang berguna bagi musafir di padang pasir, maka wajarlah manusia bertasbih dengan menyebut nama Tuhan Yang Mahabesar.
  

⇄⧉74 => stdClass#278 (4)

$value->tafsir[74]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 75

  $value->tafsir[74]->ayat

  ⇄public id -> integer 5054

  $value->tafsir[74]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[74]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (3309) "Sebagian ahli tafsir menjelaskan ayat ini, bahwa Allah bersumpah dengan masa...

  $value->tafsir[74]->tafsir

  Sebagian ahli tafsir menjelaskan ayat ini, bahwa Allah bersumpah dengan masa turunnya bagian-bagian Al-Qur'an guna menunjukkan betapa pentingnya hal tersebut. Al-Qur'an diturunkan sekaligus dari Lauh Mahfudz ke langit paling dekat pada malam Lailatul Qadar (malam yang sangat mulia). Kemudian, diturunkan lagi secara berangsur-angsur menurut keperluannya dari langit dunia kepada Nabi Muhammad saw hingga selesai seluruhnya dalam masa 22 tahun 2 bulan 22 hari. Masa turunnya bagian-bagian Al-Qur'an tersebut mengandung arti penting, kebijaksanaan turunnya sebagian-sebagian yaitu tiap surah atau tiap ayat antara lain ialah agar tiap surah atau ayat itu dapat dimengerti secara lebih luas dan lebih mendalam. Allah menegaskan bahwa sumpah dalam bagian-bagian Al-Qur'an tersebut sangat besar artinya karena hal itu mengandung isyarat terhadap agungnya kekuasaan Allah dan kesempurnaan kebijaksanaan-Nya dan keluasan rahmat-Nya dan tidak menyianyiakan hamba-Nya. Dalam ayat 75, Allah bersumpah untuk meyakinkan terhadap hamba-hamba-Nya dengan sesuatu yang menggambarkan kemahakuasaan-Nya terhadap alam jagat raya ini, yakni suatu "tempat beredarnya bintang-bintang." Andaikan ketika manusia mampu melihat bagaimana teraturnya bintang-bintang yang selalu bergerak pada orbitnya masing-masing dengan aman dan serasi, tentulah mereka akan berpendapat lain. Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi barulah diketahui betapa banyaknya kumpulan bintang-bintang di angkasa raya yang tidak terhitung jumlahnya. Para pakar astrofisika dan astronomi menjelaskan bahwa mata telanjang tidak akan mungkin mampu melihat isi jagat yang luas tidak berbatas. Sistem Tata Surya yang terdiri dari jutaan bintang bahkan mungkin lebih (termasuk di dalamnya bumi kita ini) hanyalah menjadi bagian kecil dari Galaksi Bimasakti yang memuat lebih dari 100 milyar bintang. Bimasakti pun itu hanyalah satu dari 500 milyar lebih galaksi dalam jagat raya yang diketahui, subhanallah! Semua bintang-bintang itu beredar pada orbitnya, termasuk matahari kita. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah: 
  
  Dan matahari beredar di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Mahaperkasa dan Maha Mengetahui. (Yasin/36: 38) 
  
  Berdasarkan pengamatan para pakar, matahari bergerak dalam kecepatan yang tinggi kira-kira 720, 000 km per jam mengarah ke bintang Vega dalam satu orbit tertentu dalam sistem Solar Apex. Bersama-sama dengan matahari, dan semua planet dan satelit yang berada dalam lingkungan sistem Tata Surya (sistem solar) juga turut bergerak pada jarak yang sama. Semua benda-benda langit ini bergerak menempati orbit-orbit yang telah dihisab (diperhitungkan). Untuk berapa juta tahun, semuanya 'berenang' melintasi orbit masing-masing dalam keseimbangan dan susunan yang sempurna bersama-sama dengan yang lain. Orbit-orbit dalam alam semesta juga dimiliki oleh galaksi-galaksi yang bergerak pada kecepatan yang besar dalam orbit-orbit yang telah ditetapkan. Ketika bergerak, tidak ada satupun benda-benda langit ini yang memotong orbit atau bertabrakan dengan benda langit lainnya. Bagaimanapun, hal ini secara jelas diterangkan kepada manusia dalam Al-Qur'an yang diwahyukan ketika itu, karena Al-Qur'an sebenarnya adalah kalam dari Sang Penguasa, Yang Maha Menjaga dan Memelihara Kestabilan Alam Semesta ini.
  

⇄⧉75 => stdClass#279 (4)

$value->tafsir[75]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 76

  $value->tafsir[75]->ayat

  ⇄public id -> integer 5055

  $value->tafsir[75]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[75]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (3309) "Sebagian ahli tafsir menjelaskan ayat ini, bahwa Allah bersumpah dengan masa...

  $value->tafsir[75]->tafsir

  Sebagian ahli tafsir menjelaskan ayat ini, bahwa Allah bersumpah dengan masa turunnya bagian-bagian Al-Qur'an guna menunjukkan betapa pentingnya hal tersebut. Al-Qur'an diturunkan sekaligus dari Lauh Mahfudz ke langit paling dekat pada malam Lailatul Qadar (malam yang sangat mulia). Kemudian, diturunkan lagi secara berangsur-angsur menurut keperluannya dari langit dunia kepada Nabi Muhammad saw hingga selesai seluruhnya dalam masa 22 tahun 2 bulan 22 hari. Masa turunnya bagian-bagian Al-Qur'an tersebut mengandung arti penting, kebijaksanaan turunnya sebagian-sebagian yaitu tiap surah atau tiap ayat antara lain ialah agar tiap surah atau ayat itu dapat dimengerti secara lebih luas dan lebih mendalam. Allah menegaskan bahwa sumpah dalam bagian-bagian Al-Qur'an tersebut sangat besar artinya karena hal itu mengandung isyarat terhadap agungnya kekuasaan Allah dan kesempurnaan kebijaksanaan-Nya dan keluasan rahmat-Nya dan tidak menyianyiakan hamba-Nya. Dalam ayat 75, Allah bersumpah untuk meyakinkan terhadap hamba-hamba-Nya dengan sesuatu yang menggambarkan kemahakuasaan-Nya terhadap alam jagat raya ini, yakni suatu "tempat beredarnya bintang-bintang." Andaikan ketika manusia mampu melihat bagaimana teraturnya bintang-bintang yang selalu bergerak pada orbitnya masing-masing dengan aman dan serasi, tentulah mereka akan berpendapat lain. Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi barulah diketahui betapa banyaknya kumpulan bintang-bintang di angkasa raya yang tidak terhitung jumlahnya. Para pakar astrofisika dan astronomi menjelaskan bahwa mata telanjang tidak akan mungkin mampu melihat isi jagat yang luas tidak berbatas. Sistem Tata Surya yang terdiri dari jutaan bintang bahkan mungkin lebih (termasuk di dalamnya bumi kita ini) hanyalah menjadi bagian kecil dari Galaksi Bimasakti yang memuat lebih dari 100 milyar bintang. Bimasakti pun itu hanyalah satu dari 500 milyar lebih galaksi dalam jagat raya yang diketahui, subhanallah! Semua bintang-bintang itu beredar pada orbitnya, termasuk matahari kita. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah: 
  
  Dan matahari beredar di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang Mahaperkasa dan Maha Mengetahui. (Yasin/36: 38) 
  
  Berdasarkan pengamatan para pakar, matahari bergerak dalam kecepatan yang tinggi kira-kira 720, 000 km per jam mengarah ke bintang Vega dalam satu orbit tertentu dalam sistem Solar Apex. Bersama-sama dengan matahari, dan semua planet dan satelit yang berada dalam lingkungan sistem Tata Surya (sistem solar) juga turut bergerak pada jarak yang sama. Semua benda-benda langit ini bergerak menempati orbit-orbit yang telah dihisab (diperhitungkan). Untuk berapa juta tahun, semuanya 'berenang' melintasi orbit masing-masing dalam keseimbangan dan susunan yang sempurna bersama-sama dengan yang lain. Orbit-orbit dalam alam semesta juga dimiliki oleh galaksi-galaksi yang bergerak pada kecepatan yang besar dalam orbit-orbit yang telah ditetapkan. Ketika bergerak, tidak ada satupun benda-benda langit ini yang memotong orbit atau bertabrakan dengan benda langit lainnya. Bagaimanapun, hal ini secara jelas diterangkan kepada manusia dalam Al-Qur'an yang diwahyukan ketika itu, karena Al-Qur'an sebenarnya adalah kalam dari Sang Penguasa, Yang Maha Menjaga dan Memelihara Kestabilan Alam Semesta ini.
  

⇄⧉76 => stdClass#280 (4)

$value->tafsir[76]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 77

  $value->tafsir[76]->ayat

  ⇄public id -> integer 5056

  $value->tafsir[76]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[76]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> UTF-8 string (1859) "Allah menjelaskan bahwa Al-Qur'an ini adalah wahyu ilahi yang mengandung fae...

  $value->tafsir[76]->tafsir

  Allah menjelaskan bahwa Al-Qur'an ini adalah wahyu ilahi yang mengandung faedah dan kemanfaatan yang tiada terhingga dan berisi ilmu serta petunjuk pasti yang membawa kebahagiaan kepada manusia untuk kehidupan dunia dan akhirat, dan membacanya termasuk ibadah. Al-Qur'an merupakan sumber ilmu tauhid, ilmu fiqih, ilmu tasawuf, dan lain-lain. Al-Qur'an terjamin kesuciannya, hanya Malaikat al-Muqarrabin yang pernah menyentuhnya dari Lauh Mahfudz, yaitu Malaikat Jibril yang ditugaskan menyampaikannya kepada Nabi Muhammad saw. Mengenai ayat 79, sebagian ahli tafsir berbeda pendapat. 
  
  Tidak ada yang menyentuhnya selain hamba-hamba yang disucikan. (al- Waqi'ah/56: 79) 
  
  Jumhur ulama mengistimbatkan bahwa ayat 79 ini melarang orang-orang yang berhadas, baik hadas kecil maupun hadas besar, menyentuh atau memegang mushaf Al-Qur'an, berdasarkan hadis Mu'adh bin Jabal, Rasul bersabda, "Tidak boleh menyentuh mushaf kecuali orang suci." Pendapat inilah yang dianut oleh sebagian besar umat Islam Indonesia. Ada dua pendapat tentang hukum menyentuh mushaf yaitu: 1. Imam empat mazhab berpendapat tidak boleh menyentuh mushaf tanpa wudu. Menurut Imam Nawawi, firman Allah: la yamassuhu illal-muthahharun bermakna tidak menyentuh mushaf ini kecuali orang suci dari hadas. 2. Mazhab az-¨ahiri berpendapat boleh menyentuh mushaf tanpa wudu dengan alasan bahwa Rasulullah saw pernah mengirim surat yang ada ayat Al-Qur'annya kepada Heraklius padahal dia non muslim dan tidak berwudu. Anak kecil membawa tempat menulis Al-Qur'an dan buku yang ada tulisan Al-Qur'an diperbolehkan oleh para ulama. Selanjutnya Allah menjelaskan bahwa Al-Qur'an ini sesungguhnya diturunkan dari Tuhan yang menguasai alam semesta. Sebagai pedoman hidup untuk dibaca, dihafal, dipahami dan diamalkan. Maka sungguh sesatlah orang-orang yang menuduh bahwa Al-Qur'an ini sihir atau syair.
  

⇄⧉77 => stdClass#281 (4)

$value->tafsir[77]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 78

  $value->tafsir[77]->ayat

  ⇄public id -> integer 5057

  $value->tafsir[77]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[77]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> UTF-8 string (1859) "Allah menjelaskan bahwa Al-Qur'an ini adalah wahyu ilahi yang mengandung fae...

  $value->tafsir[77]->tafsir

  Allah menjelaskan bahwa Al-Qur'an ini adalah wahyu ilahi yang mengandung faedah dan kemanfaatan yang tiada terhingga dan berisi ilmu serta petunjuk pasti yang membawa kebahagiaan kepada manusia untuk kehidupan dunia dan akhirat, dan membacanya termasuk ibadah. Al-Qur'an merupakan sumber ilmu tauhid, ilmu fiqih, ilmu tasawuf, dan lain-lain. Al-Qur'an terjamin kesuciannya, hanya Malaikat al-Muqarrabin yang pernah menyentuhnya dari Lauh Mahfudz, yaitu Malaikat Jibril yang ditugaskan menyampaikannya kepada Nabi Muhammad saw. Mengenai ayat 79, sebagian ahli tafsir berbeda pendapat. 
  
  Tidak ada yang menyentuhnya selain hamba-hamba yang disucikan. (al- Waqi'ah/56: 79) 
  
  Jumhur ulama mengistimbatkan bahwa ayat 79 ini melarang orang-orang yang berhadas, baik hadas kecil maupun hadas besar, menyentuh atau memegang mushaf Al-Qur'an, berdasarkan hadis Mu'adh bin Jabal, Rasul bersabda, "Tidak boleh menyentuh mushaf kecuali orang suci." Pendapat inilah yang dianut oleh sebagian besar umat Islam Indonesia. Ada dua pendapat tentang hukum menyentuh mushaf yaitu: 1. Imam empat mazhab berpendapat tidak boleh menyentuh mushaf tanpa wudu. Menurut Imam Nawawi, firman Allah: la yamassuhu illal-muthahharun bermakna tidak menyentuh mushaf ini kecuali orang suci dari hadas. 2. Mazhab az-¨ahiri berpendapat boleh menyentuh mushaf tanpa wudu dengan alasan bahwa Rasulullah saw pernah mengirim surat yang ada ayat Al-Qur'annya kepada Heraklius padahal dia non muslim dan tidak berwudu. Anak kecil membawa tempat menulis Al-Qur'an dan buku yang ada tulisan Al-Qur'an diperbolehkan oleh para ulama. Selanjutnya Allah menjelaskan bahwa Al-Qur'an ini sesungguhnya diturunkan dari Tuhan yang menguasai alam semesta. Sebagai pedoman hidup untuk dibaca, dihafal, dipahami dan diamalkan. Maka sungguh sesatlah orang-orang yang menuduh bahwa Al-Qur'an ini sihir atau syair.
  

⇄⧉78 => stdClass#282 (4)

$value->tafsir[78]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 79

  $value->tafsir[78]->ayat

  ⇄public id -> integer 5058

  $value->tafsir[78]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[78]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> UTF-8 string (1859) "Allah menjelaskan bahwa Al-Qur'an ini adalah wahyu ilahi yang mengandung fae...

  $value->tafsir[78]->tafsir

  Allah menjelaskan bahwa Al-Qur'an ini adalah wahyu ilahi yang mengandung faedah dan kemanfaatan yang tiada terhingga dan berisi ilmu serta petunjuk pasti yang membawa kebahagiaan kepada manusia untuk kehidupan dunia dan akhirat, dan membacanya termasuk ibadah. Al-Qur'an merupakan sumber ilmu tauhid, ilmu fiqih, ilmu tasawuf, dan lain-lain. Al-Qur'an terjamin kesuciannya, hanya Malaikat al-Muqarrabin yang pernah menyentuhnya dari Lauh Mahfudz, yaitu Malaikat Jibril yang ditugaskan menyampaikannya kepada Nabi Muhammad saw. Mengenai ayat 79, sebagian ahli tafsir berbeda pendapat. 
  
  Tidak ada yang menyentuhnya selain hamba-hamba yang disucikan. (al- Waqi'ah/56: 79) 
  
  Jumhur ulama mengistimbatkan bahwa ayat 79 ini melarang orang-orang yang berhadas, baik hadas kecil maupun hadas besar, menyentuh atau memegang mushaf Al-Qur'an, berdasarkan hadis Mu'adh bin Jabal, Rasul bersabda, "Tidak boleh menyentuh mushaf kecuali orang suci." Pendapat inilah yang dianut oleh sebagian besar umat Islam Indonesia. Ada dua pendapat tentang hukum menyentuh mushaf yaitu: 1. Imam empat mazhab berpendapat tidak boleh menyentuh mushaf tanpa wudu. Menurut Imam Nawawi, firman Allah: la yamassuhu illal-muthahharun bermakna tidak menyentuh mushaf ini kecuali orang suci dari hadas. 2. Mazhab az-¨ahiri berpendapat boleh menyentuh mushaf tanpa wudu dengan alasan bahwa Rasulullah saw pernah mengirim surat yang ada ayat Al-Qur'annya kepada Heraklius padahal dia non muslim dan tidak berwudu. Anak kecil membawa tempat menulis Al-Qur'an dan buku yang ada tulisan Al-Qur'an diperbolehkan oleh para ulama. Selanjutnya Allah menjelaskan bahwa Al-Qur'an ini sesungguhnya diturunkan dari Tuhan yang menguasai alam semesta. Sebagai pedoman hidup untuk dibaca, dihafal, dipahami dan diamalkan. Maka sungguh sesatlah orang-orang yang menuduh bahwa Al-Qur'an ini sihir atau syair.
  

⇄⧉79 => stdClass#283 (4)

$value->tafsir[79]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 80

  $value->tafsir[79]->ayat

  ⇄public id -> integer 5059

  $value->tafsir[79]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[79]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> UTF-8 string (1859) "Allah menjelaskan bahwa Al-Qur'an ini adalah wahyu ilahi yang mengandung fae...

  $value->tafsir[79]->tafsir

  Allah menjelaskan bahwa Al-Qur'an ini adalah wahyu ilahi yang mengandung faedah dan kemanfaatan yang tiada terhingga dan berisi ilmu serta petunjuk pasti yang membawa kebahagiaan kepada manusia untuk kehidupan dunia dan akhirat, dan membacanya termasuk ibadah. Al-Qur'an merupakan sumber ilmu tauhid, ilmu fiqih, ilmu tasawuf, dan lain-lain. Al-Qur'an terjamin kesuciannya, hanya Malaikat al-Muqarrabin yang pernah menyentuhnya dari Lauh Mahfudz, yaitu Malaikat Jibril yang ditugaskan menyampaikannya kepada Nabi Muhammad saw. Mengenai ayat 79, sebagian ahli tafsir berbeda pendapat. 
  
  Tidak ada yang menyentuhnya selain hamba-hamba yang disucikan. (al- Waqi'ah/56: 79) 
  
  Jumhur ulama mengistimbatkan bahwa ayat 79 ini melarang orang-orang yang berhadas, baik hadas kecil maupun hadas besar, menyentuh atau memegang mushaf Al-Qur'an, berdasarkan hadis Mu'adh bin Jabal, Rasul bersabda, "Tidak boleh menyentuh mushaf kecuali orang suci." Pendapat inilah yang dianut oleh sebagian besar umat Islam Indonesia. Ada dua pendapat tentang hukum menyentuh mushaf yaitu: 1. Imam empat mazhab berpendapat tidak boleh menyentuh mushaf tanpa wudu. Menurut Imam Nawawi, firman Allah: la yamassuhu illal-muthahharun bermakna tidak menyentuh mushaf ini kecuali orang suci dari hadas. 2. Mazhab az-¨ahiri berpendapat boleh menyentuh mushaf tanpa wudu dengan alasan bahwa Rasulullah saw pernah mengirim surat yang ada ayat Al-Qur'annya kepada Heraklius padahal dia non muslim dan tidak berwudu. Anak kecil membawa tempat menulis Al-Qur'an dan buku yang ada tulisan Al-Qur'an diperbolehkan oleh para ulama. Selanjutnya Allah menjelaskan bahwa Al-Qur'an ini sesungguhnya diturunkan dari Tuhan yang menguasai alam semesta. Sebagai pedoman hidup untuk dibaca, dihafal, dipahami dan diamalkan. Maka sungguh sesatlah orang-orang yang menuduh bahwa Al-Qur'an ini sihir atau syair.
  

⇄⧉80 => stdClass#284 (4)

$value->tafsir[80]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 81

  $value->tafsir[80]->ayat

  ⇄public id -> integer 5060

  $value->tafsir[80]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[80]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (573) "Allah mencela orang-orang yang meremehkan Al-Qur'an, yang memandangnya sebag...

  $value->tafsir[80]->tafsir

  Allah mencela orang-orang yang meremehkan Al-Qur'an, yang memandangnya sebagai ucapan manusia biasa, mereka juga mencemoohkan orang-orang yang berpegang kepada Al-Qur'an dan tidak membelanya bila ada orang-orang yang menghinanya. Selanjutnya Allah swt mencela orang yang tidak mensyukuri nikmat-nikmat Tuhan yang dikaruniakan kepada mereka, malahan nikmat-nikmat tersebut mereka sambut dengan mendustakannya. Dalam ayat yang lain yang sama maksudnya Allah berfirman: 
  
  Dan salat mereka di sekitar Baitullah itu, tidak lain hanyalah siulan dan tepuk tangan. (al-Anfal/8: 35)
  

⇄⧉81 => stdClass#285 (4)

$value->tafsir[81]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 82

  $value->tafsir[81]->ayat

  ⇄public id -> integer 5061

  $value->tafsir[81]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[81]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (573) "Allah mencela orang-orang yang meremehkan Al-Qur'an, yang memandangnya sebag...

  $value->tafsir[81]->tafsir

  Allah mencela orang-orang yang meremehkan Al-Qur'an, yang memandangnya sebagai ucapan manusia biasa, mereka juga mencemoohkan orang-orang yang berpegang kepada Al-Qur'an dan tidak membelanya bila ada orang-orang yang menghinanya. Selanjutnya Allah swt mencela orang yang tidak mensyukuri nikmat-nikmat Tuhan yang dikaruniakan kepada mereka, malahan nikmat-nikmat tersebut mereka sambut dengan mendustakannya. Dalam ayat yang lain yang sama maksudnya Allah berfirman: 
  
  Dan salat mereka di sekitar Baitullah itu, tidak lain hanyalah siulan dan tepuk tangan. (al-Anfal/8: 35)
  

⇄⧉82 => stdClass#286 (4)

$value->tafsir[82]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 83

  $value->tafsir[82]->ayat

  ⇄public id -> integer 5062

  $value->tafsir[82]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[82]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (2861) "Ayat-ayat ini menjelaskan betapa ngerinya kalau nyawa manusia sudah sampai d...

  $value->tafsir[82]->tafsir

  Ayat-ayat ini menjelaskan betapa ngerinya kalau nyawa manusia sudah sampai di tenggorokannya. Keluarga-keluarga yang hadir datang hanya untuk melihat dan menyaksikan peristiwa tersebut sebagai pertemuan terakhir. Dalam peristiwa tersebut, keluarganya tidak dapat menyaksikan malaikat yang mencabut nyawa saudaranya, padahal ia berada di sebelahnya. Keadaan ini menggambarkan bahwa setiap insan tidak dapat mempertahankan rohnya dari malaikat maut. Ini suatu bukti bahwa baik roh maupun jasad bukan milik manusia. (86-87) Ayat-ayat ini menerangkan tentang manusia yang sedang menghadapi sakratulmaut, mereka dalam keadaan sama sekali tidak berdaya, dan manakala mereka mempunyai kesanggupan dan kemampuan, tentulah mereka dapat menahan nyawa mereka ketika sampai di tenggorokan, untuk mengembalikannya kepada keadaan semula seperti ketika keadaan sehat. Anggapan mereka bahwa hari kebangkitan dan pembalasan semuanya itu tidak ada. Kenyataannya mereka tidak berdaya menahan rohnya ketika sampai di tenggorokannya, namun mereka membangkang. (88-94) Dalam ayat ini dijelaskan keadaan manusia setelah meninggal dunia. Mereka itu terbagi atas 3 golongan yaitu: 1. Golongan orang-orang yang selalu mendekatkan diri kepada Allah (al-muqarrabin) dengan mengerjakan berbagai macam ibadah dan meninggalkan segala larangan-Nya. Mereka ini akan mendapat kemenangan dan kegembiraan serta memperoleh rezeki yang luas dan macam-macam nikmat, tempat kediaman mereka di surga, di mana mereka akan menikmati di dalamnya segala sesuatu yang belum pernah dipandang oleh mata, didengar oleh telinga, dan terlintas di hati. 2. Golongan kanan yakni (al-Abrar atau Ashabul-yamin) yang akan menerima catatan amalnya dengan tangan kanannya. Mereka itu akan disambut dengan gembira oleh para malaikat sambil menyampaikan salam dari teman-teman mereka dari kalangan Ashabul-yamin. Dalam ayat lain, Allah berfirman: 
  
  Sesungguhnya orang-orang yang berkata, "Tuhan kami adalah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu." Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya (surga) kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh apa yang kamu minta. Sebagai penghormatan (bagimu) dari (Allah) Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Fussilat/41: 30-32). 3. Golongan orang-orang kafir (Ashabusy-syimal) ialah yang mendustakan Allah dan Rasul-Nya, sehingga mereka tersesat dari jalan yang lurus dan akan menerima catatan amalnya dengan tangan kirinya. Mereka akan ditempatkan dalam api neraka yang berkobar-kobar nyalanya, diberi minum air yang sangat panas, dan makan buah zaqqum sehingga menghancurkan isi perut dan seluruh kulit badan mereka.
  

⇄⧉83 => stdClass#287 (4)

$value->tafsir[83]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 84

  $value->tafsir[83]->ayat

  ⇄public id -> integer 5063

  $value->tafsir[83]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[83]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (2861) "Ayat-ayat ini menjelaskan betapa ngerinya kalau nyawa manusia sudah sampai d...

  $value->tafsir[83]->tafsir

  Ayat-ayat ini menjelaskan betapa ngerinya kalau nyawa manusia sudah sampai di tenggorokannya. Keluarga-keluarga yang hadir datang hanya untuk melihat dan menyaksikan peristiwa tersebut sebagai pertemuan terakhir. Dalam peristiwa tersebut, keluarganya tidak dapat menyaksikan malaikat yang mencabut nyawa saudaranya, padahal ia berada di sebelahnya. Keadaan ini menggambarkan bahwa setiap insan tidak dapat mempertahankan rohnya dari malaikat maut. Ini suatu bukti bahwa baik roh maupun jasad bukan milik manusia. (86-87) Ayat-ayat ini menerangkan tentang manusia yang sedang menghadapi sakratulmaut, mereka dalam keadaan sama sekali tidak berdaya, dan manakala mereka mempunyai kesanggupan dan kemampuan, tentulah mereka dapat menahan nyawa mereka ketika sampai di tenggorokan, untuk mengembalikannya kepada keadaan semula seperti ketika keadaan sehat. Anggapan mereka bahwa hari kebangkitan dan pembalasan semuanya itu tidak ada. Kenyataannya mereka tidak berdaya menahan rohnya ketika sampai di tenggorokannya, namun mereka membangkang. (88-94) Dalam ayat ini dijelaskan keadaan manusia setelah meninggal dunia. Mereka itu terbagi atas 3 golongan yaitu: 1. Golongan orang-orang yang selalu mendekatkan diri kepada Allah (al-muqarrabin) dengan mengerjakan berbagai macam ibadah dan meninggalkan segala larangan-Nya. Mereka ini akan mendapat kemenangan dan kegembiraan serta memperoleh rezeki yang luas dan macam-macam nikmat, tempat kediaman mereka di surga, di mana mereka akan menikmati di dalamnya segala sesuatu yang belum pernah dipandang oleh mata, didengar oleh telinga, dan terlintas di hati. 2. Golongan kanan yakni (al-Abrar atau Ashabul-yamin) yang akan menerima catatan amalnya dengan tangan kanannya. Mereka itu akan disambut dengan gembira oleh para malaikat sambil menyampaikan salam dari teman-teman mereka dari kalangan Ashabul-yamin. Dalam ayat lain, Allah berfirman: 
  
  Sesungguhnya orang-orang yang berkata, "Tuhan kami adalah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu." Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya (surga) kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh apa yang kamu minta. Sebagai penghormatan (bagimu) dari (Allah) Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Fussilat/41: 30-32). 3. Golongan orang-orang kafir (Ashabusy-syimal) ialah yang mendustakan Allah dan Rasul-Nya, sehingga mereka tersesat dari jalan yang lurus dan akan menerima catatan amalnya dengan tangan kirinya. Mereka akan ditempatkan dalam api neraka yang berkobar-kobar nyalanya, diberi minum air yang sangat panas, dan makan buah zaqqum sehingga menghancurkan isi perut dan seluruh kulit badan mereka.
  

⇄⧉84 => stdClass#288 (4)

$value->tafsir[84]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 85

  $value->tafsir[84]->ayat

  ⇄public id -> integer 5064

  $value->tafsir[84]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[84]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (2859) "Ayat-ayat ini menjelaskan betapa ngerinya kalau nyawa manusia sudah sampai d...

  $value->tafsir[84]->tafsir

  Ayat-ayat ini menjelaskan betapa ngerinya kalau nyawa manusia sudah sampai di tenggorokannya. Keluarga-keluarga yang hadir datang hanya untuk melihat dan menyaksikan peristiwa tersebut sebagai pertemuan terakhir. Dalam peristiwa tersebut, keluarganya tidak dapat menyaksikan malaikat yang mencabut nyawa saudaranya, padahal ia berada di sebelahnya. Keadaan ini menggambarkan bahwa setiap insan tidak dapat mempertahankan rohnya dari malaikat maut. Ini suatu bukti bahwa baik roh maupun jasad bukan milik manusia. (86-87) Ayat-ayat ini menerangkan tentang manusia yang sedang menghadapi sakratulmaut, mereka dalam keadaan sama sekali tidak berdaya, dan manakala mereka mempunyai kesanggupan dan kemampuan, tentulah mereka dapat menahan nyawa mereka ketika sampai di tenggorokan, untuk mengembalikannya kepada keadaan semula seperti ketika keadaan sehat. Anggapan mereka bahwa hari kebangkitan dan pembalasan semuanya itu tidak ada. Kenyataannya mereka tidak berdaya menahan rohnya ketika sampai di tenggorokannya, namun mereka membangkang. (88-94) Dalam ayat ini dijelaskan keadaan manusia setelah meninggal dunia. Mereka itu terbagi atas 3 golongan yaitu: 1. Golongan orang-orang yang selalu mendekatkan diri kepada Allah (al-muqarrabin) dengan mengerjakan berbagai macam ibadah dan meninggalkan segala larangan-Nya. Mereka ini akan mendapat kemenangan dan kegembiraan serta memperoleh rezeki yang luas dan macam-macam nikmat, tempat kediaman mereka di surga, di mana mereka akan menikmati di dalamnya segala sesuatu yang belum pernah dipandang oleh mata, didengar oleh telinga, dan terlintas di hati. 2. Golongan kanan yakni (al-Abrar atau Ashabul-yamin) yang akan menerima catatan amalnya dengan tangan kanannya. Mereka itu akan disambut dengan gembira oleh para malaikat sambil menyampaikan salam dari teman-teman mereka dari kalangan Ashabul-yamin. Dalam ayat lain, Allah berfirman: Sesungguhnya orang-orang yang berkata, "Tuhan kami adalah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu." Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya (surga) kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh apa yang kamu minta. Sebagai penghormatan (bagimu) dari (Allah) Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Fussilat/41: 30-32). 3. Golongan orang-orang kafir (Ashabusy-syimal) ialah yang mendustakan Allah dan Rasul-Nya, sehingga mereka tersesat dari jalan yang lurus dan akan menerima catatan amalnya dengan tangan kirinya. Mereka akan ditempatkan dalam api neraka yang berkobar-kobar nyalanya, diberi minum air yang sangat panas, dan makan buah zaqqum sehingga menghancurkan isi perut dan seluruh kulit badan mereka.
  

⇄⧉85 => stdClass#289 (4)

$value->tafsir[85]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 86

  $value->tafsir[85]->ayat

  ⇄public id -> integer 5065

  $value->tafsir[85]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[85]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> UTF-8 string (535) "(86-87) Ayat-ayat ini menerangkan tentang manusia yang sedang mengha¬dapi sa...

  $value->tafsir[85]->tafsir

  (86-87) Ayat-ayat ini menerangkan tentang manusia yang sedang mengha¬dapi sakratulmaut, mereka dalam keadaan sama sekali tidak berdaya, dan manakala mereka mempunyai kesanggupan dan kemampuan, tentulah mereka dapat menahan nyawa mereka ketika sampai di tenggorokan, untuk me¬¬ngem¬balikannya kepada keadaan semula seperti ketika keadaan sehat.
  
  Anggapan mereka bahwa hari kebangkitan dan pembalasan semuanya itu tidak ada. Kenyataannya, mereka tidak berdaya menahan rohnya ketika sampai di tenggorokannya, namun mereka membangkang.
  

⇄⧉86 => stdClass#290 (4)

$value->tafsir[86]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 87

  $value->tafsir[86]->ayat

  ⇄public id -> integer 5066

  $value->tafsir[86]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[86]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> UTF-8 string (535) "(86-87) Ayat-ayat ini menerangkan tentang manusia yang sedang mengha¬dapi sa...

  $value->tafsir[86]->tafsir

  (86-87) Ayat-ayat ini menerangkan tentang manusia yang sedang mengha¬dapi sakratulmaut, mereka dalam keadaan sama sekali tidak berdaya, dan manakala mereka mempunyai kesanggupan dan kemampuan, tentulah mereka dapat menahan nyawa mereka ketika sampai di tenggorokan, untuk me¬¬ngem¬balikannya kepada keadaan semula seperti ketika keadaan sehat.
  
  Anggapan mereka bahwa hari kebangkitan dan pembalasan semuanya itu tidak ada. Kenyataannya, mereka tidak berdaya menahan rohnya ketika sampai di tenggorokannya, namun mereka membangkang.
  

⇄⧉87 => stdClass#291 (4)

$value->tafsir[87]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 88

  $value->tafsir[87]->ayat

  ⇄public id -> integer 5067

  $value->tafsir[87]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[87]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> UTF-8 string (1855) "(88-94) Dalam ayat ini dijelaskan keadaan manusia setelah meninggal dunia. M...

  $value->tafsir[87]->tafsir

  (88-94) Dalam ayat ini dijelaskan keadaan manusia setelah meninggal dunia. Mereka itu terbagi atas 3 golongan yaitu:
  
  1. Golongan orang-orang yang selalu mendekatkan diri kepada Allah (al-muqarrabin) dengan mengerjakan berbagai macam ibadah dan meninggalkan segala larangan-Nya. Mereka ini akan mendapat kemenangan dan kegembiraan serta memperoleh rezeki yang luas dan macam-macam nik¬mat, tempat kediaman mereka di surga, di mana mereka akan menikmati di dalamnya segala sesuatu yang belum pernah dipandang oleh mata, didengar oleh telinga, dan terlintas di hati.
  
  2. Golongan kanan yakni (al-Abrar atau Ashabul-yamin) yang akan menerima catatan amalnya dengan tangan kanannya. Mereka itu akan disam¬but dengan gembira oleh para malaikat sambil menyampaikan salam dari teman-teman mereka dari kalangan Ashabul-yamin.
  
  Dalam ayat lain, Allah berfirman:
  
  Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah” kemu¬dian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergem¬biralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepa¬da¬mu.” Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya (surga) kamu memperoleh apa yang kamu ingin¬kan dan memperoleh apa yang kamu minta. Sebagai penghor¬ma¬tan (bag¬i¬mu) dari (Allah) Yang Maha Pengampun, Maha Penya¬yang. (Fussilat/41: 30-32).
  
  Golongan orang-orang kafir (Ashabusy-syimal) ialah yang mendustakan Allah dan Rasul-Nya, sehingga mereka tersesat dari jalan yang lurus dan akan menerima catatan amalnya dengan tangan kirinya. Mereka akan ditempatkan dalam api neraka yang berkobar-kobar nyalanya, diberi minum air yang sangat panas, dan makan buah zaqqum sehingga menghan-curkan isi perut dan seluruh kulit badan mereka.
  

⇄⧉88 => stdClass#292 (4)

$value->tafsir[88]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 89

  $value->tafsir[88]->ayat

  ⇄public id -> integer 5068

  $value->tafsir[88]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[88]->surah

  ⇄public tafsir -> string (13) "lihat ayat 88"

  $value->tafsir[88]->tafsir

⇄⧉89 => stdClass#293 (4)

$value->tafsir[89]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 90

  $value->tafsir[89]->ayat

  ⇄public id -> integer 5069

  $value->tafsir[89]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[89]->surah

  ⇄public tafsir -> string (13) "lihat ayat 88"

  $value->tafsir[89]->tafsir

⇄⧉90 => stdClass#294 (4)

$value->tafsir[90]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 91

  $value->tafsir[90]->ayat

  ⇄public id -> integer 5070

  $value->tafsir[90]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[90]->surah

  ⇄public tafsir -> string (13) "lihat ayat 88"

  $value->tafsir[90]->tafsir

⇄⧉91 => stdClass#295 (4)

$value->tafsir[91]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 92

  $value->tafsir[91]->ayat

  ⇄public id -> integer 5071

  $value->tafsir[91]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[91]->surah

  ⇄public tafsir -> string (13) "lihat ayat 88"

  $value->tafsir[91]->tafsir

⇄⧉92 => stdClass#296 (4)

$value->tafsir[92]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 93

  $value->tafsir[92]->ayat

  ⇄public id -> integer 5072

  $value->tafsir[92]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[92]->surah

  ⇄public tafsir -> string (13) "lihat ayat 88"

  $value->tafsir[92]->tafsir

⇄⧉93 => stdClass#297 (4)

$value->tafsir[93]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 94

  $value->tafsir[93]->ayat

  ⇄public id -> integer 5073

  $value->tafsir[93]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[93]->surah

  ⇄public tafsir -> string (13) "lihat ayat 88"

  $value->tafsir[93]->tafsir

⇄⧉94 => stdClass#298 (4)

$value->tafsir[94]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 95

  $value->tafsir[94]->ayat

  ⇄public id -> integer 5074

  $value->tafsir[94]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[94]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (1228) "Ayat-ayat ini menerangkan bahwa segala sesuatu yang telah diungkapkan dalam ...

  $value->tafsir[94]->tafsir

  Ayat-ayat ini menerangkan bahwa segala sesuatu yang telah diungkapkan dalam surah ini, baik yang mengenai hal-hal yang berhubungan dengan hari kebangkitan yang mereka dustakan maupun yang bertalian dengan bukti-bukti yang menunjukkan kebenaran adanya hal-hal yang akan terjadi setelah hari kebangkitan, yaitu yang berkaitan dengan nikmat-nikmat Tuhan yang akan diterima oleh golongan (muqarrabin) Ashabul-yamin dan siksaan Tuhan yang akan menimpa golongan Ashabusy-syimal, semua itu adalah berita yang meyakinkan yang tidak mengandung sedikit pun hal-hal yang diragukan. Berhubungan dengan itu, manusia diperintahkan oleh Allah supaya memperbanyak ibadah dan amal saleh, antara lain dengan membaca tasbih, untuk mengagungkan Allah, Tuhan Yang Mahaagung. Dalam hubungan ayat ini terdapat hadis Nabi yang berbunyi: Tatkala turun ayat Fasabbih Bismirabbikal-'Adzim, kepada Rasulullah, beliau bersabda, "Jadikanlah bacaan Tasbih pada saat kamu ruku' (yaitu dengan membaca Subhanarabbial-'Adzim)", dan tatkala turun ayat Sabbihismarabbikal A'la. Rasulullah bersabda, "Jadikanlah bacaan Tasbih ini ketika kamu sujud (yaitu dengan membaca Subhanarabbial-A'la)" (Riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah dari 'Uqbah bin 'Amir al-Juhani)
  

⇄⧉95 => stdClass#299 (4)

$value->tafsir[95]

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 96

  $value->tafsir[95]->ayat

  ⇄public id -> integer 5075

  $value->tafsir[95]->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir[95]->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (1228) "Ayat-ayat ini menerangkan bahwa segala sesuatu yang telah diungkapkan dalam ...

  $value->tafsir[95]->tafsir

  Ayat-ayat ini menerangkan bahwa segala sesuatu yang telah diungkapkan dalam surah ini, baik yang mengenai hal-hal yang berhubungan dengan hari kebangkitan yang mereka dustakan maupun yang bertalian dengan bukti-bukti yang menunjukkan kebenaran adanya hal-hal yang akan terjadi setelah hari kebangkitan, yaitu yang berkaitan dengan nikmat-nikmat Tuhan yang akan diterima oleh golongan (muqarrabin) Ashabul-yamin dan siksaan Tuhan yang akan menimpa golongan Ashabusy-syimal, semua itu adalah berita yang meyakinkan yang tidak mengandung sedikit pun hal-hal yang diragukan. Berhubungan dengan itu, manusia diperintahkan oleh Allah supaya memperbanyak ibadah dan amal saleh, antara lain dengan membaca tasbih, untuk mengagungkan Allah, Tuhan Yang Mahaagung. Dalam hubungan ayat ini terdapat hadis Nabi yang berbunyi: Tatkala turun ayat Fasabbih Bismirabbikal-'Adzim, kepada Rasulullah, beliau bersabda, "Jadikanlah bacaan Tasbih pada saat kamu ruku' (yaitu dengan membaca Subhanarabbial-'Adzim)", dan tatkala turun ayat Sabbihismarabbikal A'la. Rasulullah bersabda, "Jadikanlah bacaan Tasbih ini ketika kamu sujud (yaitu dengan membaca Subhanarabbial-A'la)" (Riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah dari 'Uqbah bin 'Amir al-Juhani)
  

• Properties (4)

• ⇄public ayat -> integer 11

  $value->tafsir_one->ayat

  ⇄public id -> integer 4990

  $value->tafsir_one->id

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->tafsir_one->surah

  ⇄⧉public tafsir -> string (508) "Ayat ini menerangkan bahwa mereka yang paling dahulu beriman itulah yang men...

  $value->tafsir_one->tafsir

  Ayat ini menerangkan bahwa mereka yang paling dahulu beriman itulah yang menerima ganjaran yang lebih dahulu dari Allah. Mereka adalah ahli surga yang dilimpahi nikmat-nikmat yang tidak pernah dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga serta terpikirkan oleh siapa pun juga sebagaimana disebutkan dalam hadis Nabi saw. Di dalam surga terdapat nikmat dan kesenangan yang tidak pernah dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga serta tidak pernah terlintas di hati manusia. (Riwayat al-Bazzar dari Abu Sa'id)
  

⇄⧉0 => stdClass#84 (6)

$value->ayat[0]

• Properties (6)

• ⇄public ar -> UTF-8 string (55) "اِذَا وَقَعَتِ الْوَاقِعَةُۙ "

  $value->ayat[0]->ar

  ⇄public id -> integer 4980

  $value->ayat[0]->id

  ⇄public idn -> string (28) "Apabila terjadi hari Kiamat,"

  $value->ayat[0]->idn

  ⇄public nomor -> integer 1

  $value->ayat[0]->nomor

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->ayat[0]->surah

  ⇄public tr -> UTF-8 string (33) "iżā waqa‘atil-wāqi‘ah(tu)."

  $value->ayat[0]->tr

⇄⧉1 => stdClass#85 (6)

$value->ayat[1]

• Properties (6)

• ⇄⧉public ar -> UTF-8 string (63) "لَيْسَ لِوَقْعَتِهَا كَاذِبَةٌ ۘ "

  $value->ayat[1]->ar

  لَيْسَ لِوَقْعَتِهَا كَاذِبَةٌ  ۘ 
  

  ⇄public id -> integer 4981

  $value->ayat[1]->id

  ⇄public idn -> string (46) "terjadinya tidak dapat didustakan (disangkal)."

  $value->ayat[1]->idn

  ⇄public nomor -> integer 2

  $value->ayat[1]->nomor

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->ayat[1]->surah

  ⇄public tr -> UTF-8 string (36) "laisa liwaq‘atihā kāżibah(tun)."

  $value->ayat[1]->tr

⇄⧉2 => stdClass#86 (6)

$value->ayat[2]

• Properties (6)

• ⇄public ar -> UTF-8 string (40) "خَافِضَةٌ رَّافِعَةٌ "

  $value->ayat[2]->ar

  ⇄public id -> integer 4982

  $value->ayat[2]->id

  ⇄⧉public idn -> string (80) "(Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang la...

  $value->ayat[2]->idn

  (Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) dan meninggikan (golongan yang lain).
  

  ⇄public nomor -> integer 3

  $value->ayat[2]->nomor

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->ayat[2]->surah

  ⇄public tr -> UTF-8 string (30) "khāfiḍatur rāfi‘ah(tun)."

  $value->ayat[2]->tr

⇄⧉3 => stdClass#87 (6)

$value->ayat[3]

• Properties (6)

• ⇄public ar -> UTF-8 string (60) "اِذَا رُجَّتِ الْاَرْضُ رَجًّاۙ "

  $value->ayat[3]->ar

  ⇄public id -> integer 4983

  $value->ayat[3]->id

  ⇄public idn -> string (47) "Apabila bumi diguncangkan sedahsyat-dahsyatnya,"

  $value->ayat[3]->idn

  ⇄public nomor -> integer 4

  $value->ayat[3]->nomor

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->ayat[3]->surah

  ⇄public tr -> UTF-8 string (32) "iżā rujjatil-arḍu rajjā(n)."

  $value->ayat[3]->tr

⇄⧉4 => stdClass#88 (6)

$value->ayat[4]

• Properties (6)

• ⇄⧉public ar -> UTF-8 string (58) "وَّبُسَّتِ الْجِبَالُ بَسًّاۙ "

  $value->ayat[4]->ar

  وَّبُسَّتِ الْجِبَالُ بَسًّاۙ  
  

  ⇄public id -> integer 4984

  $value->ayat[4]->id

  ⇄public idn -> string (54) "dan gunung-gunung dihancurluluhkan sehancur-hancurnya,"

  $value->ayat[4]->idn

  ⇄public nomor -> integer 5

  $value->ayat[4]->nomor

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->ayat[4]->surah

  ⇄public tr -> UTF-8 string (30) "wa bussatil-jibālu bassā(n)."

  $value->ayat[4]->tr

⇄⧉5 => stdClass#89 (6)

$value->ayat[5]

• Properties (6)

• ⇄⧉public ar -> UTF-8 string (63) "فَكَانَتْ هَبَاۤءً مُّنْۢبَثًّاۙ "

  $value->ayat[5]->ar

  فَكَانَتْ هَبَاۤءً مُّنْۢبَثًّاۙ 
  

  ⇄public id -> integer 4985

  $value->ayat[5]->id

  ⇄public idn -> string (38) "maka jadilah ia debu yang beterbangan,"

  $value->ayat[5]->idn

  ⇄public nomor -> integer 6

  $value->ayat[5]->nomor

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->ayat[5]->surah

  ⇄public tr -> UTF-8 string (36) "fa kānat habā'am mumbaṡṡā(n)."

  $value->ayat[5]->tr

⇄⧉6 => stdClass#90 (6)

$value->ayat[6]

• Properties (6)

• ⇄⧉public ar -> UTF-8 string (63) "وَّكُنْتُمْ اَزْوَاجًا ثَلٰثَةً ۗ"

  $value->ayat[6]->ar

  وَّكُنْتُمْ اَزْوَاجًا ثَلٰثَةً ۗ
  

  ⇄public id -> integer 4986

  $value->ayat[6]->id

  ⇄public idn -> string (31) "dan kamu menjadi tiga golongan,"

  $value->ayat[6]->idn

  ⇄public nomor -> integer 7

  $value->ayat[6]->nomor

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->ayat[6]->surah

  ⇄public tr -> UTF-8 string (37) "wa kuntum azwājan ṡalāṡah(tan)."

  $value->ayat[6]->tr

⇄⧉7 => stdClass#91 (6)

$value->ayat[7]

• Properties (6)

• ⇄⧉public ar -> UTF-8 string (108) "فَاَصْحٰبُ الْمَيْمَنَةِ ەۙ مَآ اَصْحٰبُ الْمَيْمَنَةِ ۗ"

  $value->ayat[7]->ar

  فَاَصْحٰبُ الْمَيْمَنَةِ ەۙ مَآ اَصْحٰبُ الْمَيْمَنَةِ ۗ
  

  ⇄public id -> integer 4987

  $value->ayat[7]->id

  ⇄public idn -> string (59) "yaitu golongan kanan, alangkah mulianya golongan kanan itu,"

  $value->ayat[7]->idn

  ⇄public nomor -> integer 8

  $value->ayat[7]->nomor

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->ayat[7]->surah

  ⇄public tr -> UTF-8 string (60) "fa aṣḥābul-maimanah(ti), mā aṣḥābul-maimanah(ti)."

  $value->ayat[7]->tr

⇄⧉8 => stdClass#92 (6)

$value->ayat[8]

• Properties (6)

• ⇄⧉public ar -> UTF-8 string (112) "وَاَصْحٰبُ الْمَشْـَٔمَةِ ەۙ مَآ اَصْحٰبُ الْمَشْـَٔمَةِ ۗ"

  $value->ayat[8]->ar

  وَاَصْحٰبُ الْمَشْـَٔمَةِ ەۙ مَآ اَصْحٰبُ الْمَشْـَٔمَةِ ۗ
  

  ⇄public id -> integer 4988

  $value->ayat[8]->id

  ⇄public idn -> string (58) "dan golongan kiri, alangkah sengsaranya golongan kiri itu,"

  $value->ayat[8]->idn

  ⇄public nomor -> integer 9

  $value->ayat[8]->nomor

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->ayat[8]->surah

  ⇄public tr -> UTF-8 string (62) "wa aṣḥābul-masy'amah(ti), mā aṣḥābul-masy'amah(ti)."

  $value->ayat[8]->tr

⇄⧉9 => stdClass#93 (6)

$value->ayat[9]

• Properties (6)

• ⇄⧉public ar -> UTF-8 string (61) "وَالسّٰبِقُوْنَ السّٰبِقُوْنَۙ "

  $value->ayat[9]->ar

  وَالسّٰبِقُوْنَ السّٰبِقُوْنَۙ  
  

  ⇄public id -> integer 4989

  $value->ayat[9]->id

  ⇄⧉public idn -> string (89) "dan orang-orang yang paling dahulu (beriman), merekalah yang paling dahulu (...

  $value->ayat[9]->idn

  dan orang-orang yang paling dahulu (beriman), merekalah yang paling dahulu (masuk surga).
  

  ⇄public nomor -> integer 10

  $value->ayat[9]->nomor

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->ayat[9]->surah

  ⇄public tr -> UTF-8 string (29) "was-sābiqūnas-sābiqūn(a)."

  $value->ayat[9]->tr

⇄⧉10 => stdClass#94 (6)

$value->ayat[10]

• Properties (6)

• ⇄⧉public ar -> UTF-8 string (58) "اُولٰۤىِٕكَ الْمُقَرَّبُوْنَۚ "

  $value->ayat[10]->ar

  اُولٰۤىِٕكَ الْمُقَرَّبُوْنَۚ 
  

  ⇄public id -> integer 4990

  $value->ayat[10]->id

  ⇄public idn -> string (46) "Mereka itulah orang yang dekat (kepada Allah),"

  $value->ayat[10]->idn

  ⇄public nomor -> integer 11

  $value->ayat[10]->nomor

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->ayat[10]->surah

  ⇄public tr -> UTF-8 string (25) "ulā'ikal-muqarrabūn(a)."

  $value->ayat[10]->tr

⇄⧉11 => stdClass#95 (6)

$value->ayat[11]

• Properties (6)

• ⇄⧉public ar -> UTF-8 string (47) "فِيْ جَنّٰتِ النَّعِيْمِ "

  $value->ayat[11]->ar

  فِيْ جَنّٰتِ النَّعِيْمِ 
  

  ⇄public id -> integer 4991

  $value->ayat[11]->id

  ⇄public idn -> string (30) "Berada dalam surga kenikmatan,"

  $value->ayat[11]->idn

  ⇄public nomor -> integer 12

  $value->ayat[11]->nomor

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->ayat[11]->surah

  ⇄public tr -> UTF-8 string (26) "fī jannātin-na‘īm(i)."

  $value->ayat[11]->tr

⇄⧉12 => stdClass#96 (6)

$value->ayat[12]

• Properties (6)

• ⇄⧉public ar -> UTF-8 string (58) "ثُلَّةٌ مِّنَ الْاَوَّلِيْنَۙ "

  $value->ayat[12]->ar

  ثُلَّةٌ مِّنَ الْاَوَّلِيْنَۙ  
  

  ⇄public id -> integer 4992

  $value->ayat[12]->id

  ⇄public idn -> string (49) "segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu,"

  $value->ayat[12]->idn

  ⇄public nomor -> integer 13

  $value->ayat[12]->nomor

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->ayat[12]->surah

  ⇄public tr -> UTF-8 string (29) "Ṡullatum minal-awwalīn(a)."

  $value->ayat[12]->tr

⇄⧉13 => stdClass#97 (6)

$value->ayat[13]

• Properties (6)

• ⇄⧉public ar -> UTF-8 string (62) "وَقَلِيْلٌ مِّنَ الْاٰخِرِيْنَۗ "

  $value->ayat[13]->ar

  وَقَلِيْلٌ مِّنَ الْاٰخِرِيْنَۗ  
  

  ⇄public id -> integer 4993

  $value->ayat[13]->id

  ⇄public idn -> string (52) "dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian."

  $value->ayat[13]->idn

  ⇄public nomor -> integer 14

  $value->ayat[13]->nomor

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->ayat[13]->surah

  ⇄public tr -> UTF-8 string (31) "wa qalīlum minal-ākhirīn(a)."

  $value->ayat[13]->tr

⇄⧉14 => stdClass#98 (6)

$value->ayat[14]

• Properties (6)

• ⇄⧉public ar -> UTF-8 string (54) "عَلٰى سُرُرٍ مَّوْضُوْنَةٍۙ "

  $value->ayat[14]->ar

  عَلٰى سُرُرٍ مَّوْضُوْنَةٍۙ  
  

  ⇄public id -> integer 4994

  $value->ayat[14]->id

  ⇄public idn -> string (68) "Mereka berada di atas dipan-dipan yang bertahtakan emas dan permata,"

  $value->ayat[14]->idn

  ⇄public nomor -> integer 15

  $value->ayat[14]->nomor

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->ayat[14]->surah

  ⇄public tr -> UTF-8 string (33) "‘alā sururim mauḍūnah(tin)."

  $value->ayat[14]->tr

⇄⧉15 => stdClass#99 (6)

$value->ayat[15]

• Properties (6)

• ⇄⧉public ar -> UTF-8 string (78) "مُّتَّكِـِٕيْنَ عَلَيْهَا مُتَقٰبِلِيْنَ"

  $value->ayat[15]->ar

  مُّتَّكِـِٕيْنَ عَلَيْهَا مُتَقٰبِلِيْنَ
  

  ⇄public id -> integer 4995

  $value->ayat[15]->id

  ⇄public idn -> string (45) "mereka bersandar di atasnya berhadap-hadapan."

  $value->ayat[15]->idn

  ⇄public nomor -> integer 16

  $value->ayat[15]->nomor

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->ayat[15]->surah

  ⇄public tr -> UTF-8 string (41) "muttaki'īna ‘alaihā mutaqābilīn(a)."

  $value->ayat[15]->tr

⇄⧉16 => stdClass#100 (6)

$value->ayat[16]

• Properties (6)

• ⇄⧉public ar -> UTF-8 string (89) "يَطُوْفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُّخَلَّدُوْنَۙ "

  $value->ayat[16]->ar

  يَطُوْفُ عَلَيْهِمْ وِلْدَانٌ مُّخَلَّدُوْنَۙ  
  

  ⇄public id -> integer 4996

  $value->ayat[16]->id

  ⇄public idn -> string (55) "Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda,"

  $value->ayat[16]->idn

  ⇄public nomor -> integer 17

  $value->ayat[16]->nomor

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->ayat[16]->surah

  ⇄public tr -> UTF-8 string (47) "yaṭūfu ‘alaihim wildānum mukhalladūn(a)."

  $value->ayat[16]->tr

⇄⧉17 => stdClass#101 (6)

$value->ayat[17]

• Properties (6)

• ⇄⧉public ar -> UTF-8 string (104) "بِاَكْوَابٍ وَّاَبَارِيْقَۙ وَكَأْسٍ مِّنْ مَّعِيْنٍۙ "

  $value->ayat[17]->ar

  بِاَكْوَابٍ وَّاَبَارِيْقَۙ وَكَأْسٍ مِّنْ مَّعِيْنٍۙ  
  

  ⇄public id -> integer 4997

  $value->ayat[17]->id

  ⇄⧉public idn -> string (97) "dengan membawa gelas, cerek dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil da...

  $value->ayat[17]->idn

  dengan membawa gelas, cerek dan sloki (piala) berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir,
  

  ⇄public nomor -> integer 18

  $value->ayat[17]->nomor

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->ayat[17]->surah

  ⇄public tr -> UTF-8 string (55) "bi'akwābiw wa abārīq(a), wa ka'sim mim ma‘īn(in)."

  $value->ayat[17]->tr

⇄⧉18 => stdClass#102 (6)

$value->ayat[18]

• Properties (6)

• ⇄⧉public ar -> UTF-8 string (90) "لَّا يُصَدَّعُوْنَ عَنْهَا وَلَا يُنْزِفُوْنَۙ "

  $value->ayat[18]->ar

  لَّا يُصَدَّعُوْنَ عَنْهَا وَلَا يُنْزِفُوْنَۙ  
  

  ⇄public id -> integer 4998

  $value->ayat[18]->id

  ⇄public idn -> string (51) "mereka tidak pening karenanya dan tidak pula mabuk,"

  $value->ayat[18]->idn

  ⇄public nomor -> integer 19

  $value->ayat[18]->nomor

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->ayat[18]->surah

  ⇄public tr -> UTF-8 string (50) "lā yuṣadda‘ūna ‘anhā wa lā yunzifūn(a)."

  $value->ayat[18]->tr

⇄⧉19 => stdClass#103 (6)

$value->ayat[19]

• Properties (6)

• ⇄⧉public ar -> UTF-8 string (72) "وَفَاكِهَةٍ مِّمَّا يَتَخَيَّرُوْنَۙ "

  $value->ayat[19]->ar

  وَفَاكِهَةٍ مِّمَّا يَتَخَيَّرُوْنَۙ  
  

  ⇄public id -> integer 4999

  $value->ayat[19]->id

  ⇄public idn -> string (42) "dan buah-buahan apa pun yang mereka pilih,"

  $value->ayat[19]->idn

  ⇄public nomor -> integer 20

  $value->ayat[19]->nomor

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->ayat[19]->surah

  ⇄public tr -> UTF-8 string (39) "wa fākihatim mimmā yatakhayyarūn(a)."

  $value->ayat[19]->tr

⇄⧉20 => stdClass#104 (6)

$value->ayat[20]

• Properties (6)

• ⇄⧉public ar -> UTF-8 string (73) "وَلَحْمِ طَيْرٍ مِّمَّا يَشْتَهُوْنَۗ "

  $value->ayat[20]->ar

  وَلَحْمِ طَيْرٍ مِّمَّا يَشْتَهُوْنَۗ  
  

  ⇄public id -> integer 5000

  $value->ayat[20]->id

  ⇄public idn -> string (47) "dan daging burung apa pun yang mereka inginkan."

  $value->ayat[20]->idn

  ⇄public nomor -> integer 21

  $value->ayat[20]->nomor

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->ayat[20]->surah

  ⇄public tr -> UTF-8 string (41) "wa laḥmi ṭairim mimmā yasytahūn(a)."

  $value->ayat[20]->tr

⇄⧉21 => stdClass#105 (6)

$value->ayat[21]

• Properties (6)

• ⇄⧉public ar -> UTF-8 string (33) "وَحُوْرٌ عِيْنٌۙ "

  $value->ayat[21]->ar

  وَحُوْرٌ عِيْنٌۙ  
  

  ⇄public id -> integer 5001

  $value->ayat[21]->id

  ⇄public idn -> string (45) "Dan ada bidadari-bidadari yang bermata indah,"

  $value->ayat[21]->idn

  ⇄public nomor -> integer 22

  $value->ayat[21]->nomor

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->ayat[21]->surah

  ⇄public tr -> UTF-8 string (23) "wa ḥūrun ‘īn(un)."

  $value->ayat[21]->tr

⇄⧉22 => stdClass#106 (6)

$value->ayat[22]

• Properties (6)

• ⇄⧉public ar -> UTF-8 string (76) "كَاَمْثَالِ اللُّؤْلُؤِ الْمَكْنُوْنِۚ "

  $value->ayat[22]->ar

  كَاَمْثَالِ اللُّؤْلُؤِ الْمَكْنُوْنِۚ  
  

  ⇄public id -> integer 5002

  $value->ayat[22]->id

  ⇄public idn -> string (36) "laksana mutiara yang tersimpan baik."

  $value->ayat[22]->idn

  ⇄public nomor -> integer 23

  $value->ayat[22]->nomor

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->ayat[22]->surah

  ⇄public tr -> UTF-8 string (34) "ka'amṡālil-lu'lu'il-maknūn(i)."

  $value->ayat[22]->tr

⇄⧉23 => stdClass#107 (6)

$value->ayat[23]

• Properties (6)

• ⇄⧉public ar -> UTF-8 string (71) "جَزَاۤءًۢ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ"

  $value->ayat[23]->ar

  جَزَاۤءًۢ بِمَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
  

  ⇄public id -> integer 5003

  $value->ayat[23]->id

  ⇄public idn -> string (46) "Sebagai balasan atas apa yang mereka kerjakan."

  $value->ayat[23]->idn

  ⇄public nomor -> integer 24

  $value->ayat[23]->nomor

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->ayat[23]->surah

  ⇄public tr -> UTF-8 string (37) "jazā'am bimā kānū ya‘malūn(a)."

  $value->ayat[23]->tr

⇄⧉24 => stdClass#108 (6)

$value->ayat[24]

• Properties (6)

• ⇄⧉public ar -> UTF-8 string (101) "لَا يَسْمَعُوْنَ فِيْهَا لَغْوًا وَّلَا تَأْثِيْمًاۙ "

  $value->ayat[24]->ar

  لَا يَسْمَعُوْنَ فِيْهَا لَغْوًا وَّلَا تَأْثِيْمًاۙ  
  

  ⇄public id -> integer 5004

  $value->ayat[24]->id

  ⇄⧉public idn -> string (84) "Di sana mereka tidak mendengar percakapan yang sia-sia maupun yang menimbulk...

  $value->ayat[24]->idn

  Di sana mereka tidak mendengar percakapan yang sia-sia maupun yang menimbulkan dosa,
  

  ⇄public nomor -> integer 25

  $value->ayat[24]->nomor

  ⇄public surah -> integer 56

  $value->ayat[24]->surah

  ⇄public tr -> UTF-8 string (53) "lā yasma‘ūna fīhā lagwaw wa lā ta'ṡīmā(n)."

  $value->ayat[24]->tr