wa aṣbaḥa fu'ādu ummi mūsā fārigā(n), in kādat latubdī bihī lau lā ar rabaṭnā ‘alā qalbihā litakūna minal-mu'minīn(a).
Dan hati ibu Musa menjadi kosong. Sungguh, hampir saja dia menyatakannya (rahasia tentang Musa), seandainya tidak Kami teguhkan hatinya, agar dia termasuk orang-orang yang beriman (kepada janji Allah).
Tafsir
Pada ayat ini, Allah menerangkan bagaimana keadaan ibu Musa setelah ia melemparkan anaknya ke sungai Nil untuk melaksanakan ilham yang diterimanya dari Allah. Walaupun tindakan yang dilakukannya berdasarkan ilham dari Allah dengan janji bahwa anaknya akan dikembalikan kepadanya, namun ia tetap gelisah dan tidak pernah merasa tenteram memikirkan nasib anaknya yang telah dihanyutkan ke sungai Nil.
Berbagai macam pertanyaan terlintas dalam pikiran ibu Musa. Kadang-kadang dia menyesali dirinya telah melakukan perbuatan itu. Bagaimanakah cara menemukan anaknya kembali? Apakah dia akan berteriak-teriak dan mengakui bahwa dia telah melemparkan anaknya ke sungai, kemudian minta tolong kepada khalayak ramai untuk mencarinya? Benar-benar hati dan pikirannya telah kosong. Dia telah kehilangan akal dan kesadaran sehingga tak dapat berpikir lagi. Akan tetapi, Allah menguatkan hatinya dan menenteramkan pikirannya sehingga sadar dan percaya bahwa Allah telah menjanjikan akan mengembalikan anaknya ke pangkuannya dan kelak akan mengangkatnya menjadi rasul.
⇄⧉public deskripsi -> string (1330) "Surat Al Qashash terdiri atas 88 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyya...
$value->deskripsi
Surat Al Qashash terdiri atas 88 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamai dengan <i>Al Qashash</i>, karena pada ayat 25 surat ini terdapat kata <i>Al Qashash</i> yang berarti <i>cerita</i>. Ayat ini menerangkan bahwa setelah Nabi Musa a.s. bertemu dengan Nabi Syua'ib a.s. ia menceritakan cerita yang berhubungan dengan dirinya sendiri, yakni pengalamannya dengan Fir'aun, sampai waktu ia diburu oleh Fir'aun karena membunuh seseorang dari bangsa Qibthi tanpa disengaja, Syua'ib a.s. menjawab bahwa Musa a.s. telah selamat dari pengejaran orang-orang zalim. Turunnya ayat 25 surat ini amat besar artinya bagi Nabi Muhammad s.a.w. dan bagi sahabat-sahabat yang melakukan hijrah ke Madinah, yang menambah keyakinan mereka, bahwa akhirnya orang-orang Islamlah yang menang, sebab ayat ini menunjukkan bahwa barangsiapa yang berhijrah dari tempat musuh untuk mempertahankan keimanan, pasti akan berhasil dalam perjuangannya menghadapi musuh-musuh agama. Kepastian kemenangan bagi kaum muslimin itu, ditegaskan pada bagian akhir surat ini yang mengandung bahwa setelah hijrah ke Madinah kaum muslimin akan kembali ke Mekah sebagai pemenang dan penegak agama Allah. Surat Al Qashash ini adalah surat yang paling lengkap memuat cerita Nabi Musa a.s. sehingga menurut suatu riwayat, surat ini dinamai juga dengan surat Musa.
⇄⧉public deskripsi -> string (2143) "Surat An Naml terdiri atas 98 ayat, termasuk golongan surat- surat Makkiyyah...
$value->surat_sebelumnya->deskripsi
Surat An Naml terdiri atas 98 ayat, termasuk golongan surat- surat Makkiyyah dan diturunkan sesudah surat Asy Syu'araa'. Dinamai dengan <i>An Naml</i>, karena pada ayat 18 dan 19 terdapat perkataan <i>An Naml</i> (semut), di mana raja semut mengatakan kepada anak buahnya agar masuk sarangnya masing-masing, supaya jangan terpijak oleh Nabi Sulaiman a.s. dan tentaranya yang akan lalu di tempat itu. Mendengar perintah raja semut kepada anak buahnya itu, Nabi Sulaiman tersenyum dan ta'jub atas keteraturan kerajaan semut itu dan beliau mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maba Kuasa yang telah melimpahkan nikmat kepadanya, berupa kerajaan, kekayaan, memahami ucapan-ucapan binatang, mempunyai tentara yang terdiri atas jin, manusia, burung dan sebagainya. Nabi Sulaiman a.s. yang telah diberi Allah nikmat yang besar itu tidak merasa takabur dan sombong dan sebagai seorang hamba Allah mohon agar Allah memasukkannya ke dalam golongan orang-orang yang saleh. Allah s.w.t. menyebut binatang semut dalam surat ini agar manusia mengambil pelajaran dari kehidupan semut itu. Semut adalah binatang yang hidup berkelompok di dalam tanah, membuat liang dan ruang yang bertingkat-tingkat sebagai rumah dan gudang tempat menyimpan makanan musim dingin. Kerapian dan kedisiplinan yang terdapat dalam kerajaan semut ini, dinyatakan Allah dalam ayat ini dengan bagaimana rakyat semut mencari perlindungan segera agar jangan terpijak oleh Nabi Sulaiman a.s dan tentaranya, setelah menerima peringatan dari rajanya. Secara tidak langsung Allah mengingatkan juga kepada manusia agar dalam berusaha untuk mencukupkan kebutuhan sehari-hari, mementingkan pula kemaslahatan bersama dan sebagainya, rakyat semut mempunyai organisasi dan kerja sama yang baik pula. Dengan mengisahkan kisah Nabi Sulaiman a.s. dalam surat ini Allah mengisyaratkan hari depan dan kebesaran Nabi Muhammad s.a.w. Nabi Sulaiman a.s. sebagai seorang nabi, rasul dan raja yang dianugerahi kekayaan yang melimpah ruah, begitu pula Nabi Muhammad s.a.w. sebagai seorang nabi, rasul dan seoramg kepala negara yang ummi' dan miskin akan berhasil membawa dan memimpin umatnya ke jalan Allah.
⇄⧉public deskripsi -> string (1013) "Surat Al 'Ankabuut terdiri atas 69 ayat, termasuk golongan surat-surrat Makk...
$value->surat_selanjutnya->deskripsi
Surat Al 'Ankabuut terdiri atas 69 ayat, termasuk golongan surat-surrat Makkiyah. Dinamai <i>Al 'Ankabuut</i> berhubung terdapatnya perkataan <i>Al 'Ankabuut</i> yang berarti <i>laba-laba</i> pada ayat 41 surat ini, dimana Allah mengumpamakan penyembah-penyembah berhala-berhala itu, dengan laba-laba yang percaya kepada kekuatan rumahnya sebagai tempat ia berlindung dan tempat ia menjerat mangsanya, padahal kalau dihembus angin atau ditimpa oleh suatu barang yang kecil saja, rumah itu akan hancur. Begitu pula halnya dengan kaum musyrikin yang percaya kepada kekuatan sembahan-sembahan mereka sebagai tempat berlindung dan tempat meminta sesuatu yang mereka ingini, padahal sembahan-sembahan mereka itu tidak mampu sedikit juga menolong mereka dari azab Allah waktu di dunia, seperti yang terjadi pada kaum Nuh, kaum Ibrahim, kaum Luth, kaum Syu'aib, kaum Saleh, dan lain-lain. Apalagi menghadapi azab Allah di akhirat nanti, sembahan-sembahan mereka itu lebih tidak mampu menghindarkan dan melindungi mereka.
⇄public id -> integer 29
$value->surat_selanjutnya->id
⇄public jumlah_ayat -> integer 69
$value->surat_selanjutnya->jumlah_ayat
⇄public nama -> UTF-8 string (16) "العنكبوت"
$value->surat_selanjutnya->nama
⇄public nama_latin -> string (11) "Al-'Ankabut"
$value->surat_selanjutnya->nama_latin
⇄public nomor -> integer 29
$value->surat_selanjutnya->nomor
⇄public tempat_turun -> string (5) "mekah"
$value->surat_selanjutnya->tempat_turun
⇄⧉public tafsir -> array (88)
$value->tafsir
⇄⧉0 => stdClass#203 (4)
$value->tafsir[0]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 1
$value->tafsir[0]->ayat
⇄public id -> integer 3253
$value->tafsir[0]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[0]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (83) "tha Sin Mim, lihat tafsir mengenai huruf-huruf hijaiyah pada awal Surah al-B...
$value->tafsir[0]->tafsir
tha Sin Mim, lihat tafsir mengenai huruf-huruf hijaiyah pada awal Surah al-Baqarah.
⇄⧉1 => stdClass#189 (4)
$value->tafsir[1]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 2
$value->tafsir[1]->ayat
⇄public id -> integer 3254
$value->tafsir[1]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[1]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1004) "Pada ayat ini, Allah menegaskan bahwa ayat-ayat yang diturunkan kepada Nabi ...
$value->tafsir[1]->tafsir
Pada ayat ini, Allah menegaskan bahwa ayat-ayat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah ayat-ayat dari Al-Qur'an yang jelas dan mudah dipahami. Ayat-ayat itu memberikan keterangan tentang hal-hal yang berkaitan dengan urusan agama dan mengungkap kisah umat-umat terdahulu yang kebenaran beritanya tidak diketahui oleh manusia di masa itu. Ini menunjukkan bahwa Al-Qur'an bukan buatan Muhammad saw sebagaimana dituduhkan oleh orang-orang musyrik, karena Muhammad adalah seorang ummi yang tidak tahu menulis dan membaca. Beliau juga tidak pernah belajar kepada orang-orang pandai apalagi kepada pendeta-pendeta Ahli Kitab. Dari mana Nabi Muhammad dapat mengetahui kisah umat-umat yang hidup berabad-abad yang lalu kalau tidak dari wahyu yang telah diturunkan Allah kepadanya. Oleh karena itu, tidak dapat diragukan lagi bahwa ayat-ayat Al-Qur'an yang mengandung hukum-hukum dan hal-hal yang berhubungan dengan agama serta kisah-kisah mengenai umat-umat dahulu kala, adalah benar-benar wahyu dari Allah.
⇄⧉2 => stdClass#198 (4)
$value->tafsir[2]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 3
$value->tafsir[2]->ayat
⇄public id -> integer 3255
$value->tafsir[2]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[2]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1567) "Pada ayat ini dijelaskan bahwa Allah membacakan kepada Nabi Muhammad dengan ...
$value->tafsir[2]->tafsir
Pada ayat ini dijelaskan bahwa Allah membacakan kepada Nabi Muhammad dengan perantaraan Jibril ayat-ayat yang berhubungan dengan kisah Nabi Musa dan Fir'aun untuk menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman. Dengan memperhatikan kisah itu, di mana mereka mengetahui bahwa nasib orang-orang yang durhaka mendapat azab dan orang-orang mukmin terbebas dari penindasan orang-orang zalim, mereka bertambah yakin bahwa Al-Qur'an memang wahyu yang diturunkan Allah kepada Muhammad saw.
Dalam ayat ini disebutkan bahwa kisah Nabi Musa diceritakan khusus bagi kaum mukminin saja, padahal Al-Qur'an diturunkan untuk semua umat manusia baik yang beriman maupun yang kafir. Tujuannya adalah untuk menjelaskan bahwa hanya orang-orang beriman yang dapat mengambil manfaat dari pemaparan kisah-kisah umat terdahulu karena mereka mempunyai pikiran yang jernih dan hati yang suci, serta tidak dipengaruhi oleh hal-hal yang mengotori jiwa dan akal.
Adapun orang-orang kafir dan tetap dalam kekafiran tidak akan mungkin mendapat manfaat daripadanya, karena mereka telah jauh terperosok ke dalam kemusyrikan. Hati mereka telah dikuasai oleh perasaan dengki, sombong, dan takabur, serta suka memperturutkan hawa nafsu, sehingga sulit bagi mereka menerima kebenaran yang bertentangan dengan keinginan dan kemauan mereka. Bagaimana pun jelasnya ayat-ayat dan bukti-bukti yang dikemukakan, mereka akan tetap mengingkari dan menolaknya dengan berbagai alasan yang dicari-cari seperti me-ngatakan bahwa Muhammad saw sudah gila atau mukjizat yang diturunkan kepadanya hanya sihir belaka.
⇄⧉3 => stdClass#192 (4)
$value->tafsir[3]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 4
$value->tafsir[3]->ayat
⇄public id -> integer 3256
$value->tafsir[3]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[3]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (3906) "Pada ayat ini, Allah menerangkan kisah Fir'aun yang berkuasa mutlak di neger...
$value->tafsir[3]->tafsir
Pada ayat ini, Allah menerangkan kisah Fir'aun yang berkuasa mutlak di negeri Mesir. Tidak ada satu kekuasaan pun yang lebih tinggi dari kekuasaannya. Apa saja yang disukai dan dikehendakinya harus terlaksana. Semua rakyat tunduk dan patuh di bawah perintahnya sampai dia mengangkat dirinya menjadi tuhan.
Dengan kekuasaan mutlak itu, ia dapat melakukan kezaliman dan penganiayaan dengan sewenang-wenang. Pemerintahannya bukan berdasar keadilan dan akhlak yang mulia, tetapi berdasarkan kemauan dan keinginan semata. Politik yang dijalankannya adalah memecah belah kaumnya menjadi beberapa golongan. Kemudian ia menanamkan benih pertentangan dan permusuhan pada golongan-golongan itu agar dia tetap berkuasa terhadap mereka. Gerakan apa pun yang dirasakan menentang kekuasaannya harus dibasmi dan dikikis habis. Kalau ada berita atau isu yang mengatakan bahwa seseorang atau satu golongan berusaha untuk menumbangkan kekuasaannya atau mungkin menjadi sebab bagi kejatuhannya, pasti orang atau golongan itu dimusnahkannya.
Golongan yang dianggap setia dan selalu menunjang dan mengokohkan singgasananya akan dimuliakan. Mereka juga diberi berbagai macam fasilitas dan keistimewaan agar menjadi kuat dan jaya. Fir'aun telah menindas Bani Israil karena dianggap golongan yang berbahaya, bila dibiarkan pasti akan menggerogoti pemerintahannya. Dia memperlakukan golongan ini dengan sewenang-wenang, direndahkan dan dihinakan, serta dianggap sebagai golongan budak yang tidak mempunyai hak apa-apa. Golongan ini bahkan dipaksa membangun piramida dan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan kasar dan berat lainnya. Apalagi setelah ia mendengar dari tukang-tukang tenungnya bahwa yang akan merobohkan kekuasaannya ialah Bani Israil. Semenjak itu Fir'aun bertekad bulat untuk membasmi golongan ini.
Selain memperlemah dan memperbudak Bani Isra'il, Fir'aun juga memutuskan setiap anak laki-laki yang lahir di kalangan Bani Israil harus dibunuh, tanpa belas kasihan. Ia tidak mempedulikan ratap tangis ibu yang kehilangan anak yang dikandungnya dengan susah payah selama sembilan bulan dan menjadi tumpuan harapannya.
Dengan tindakan ini, Fir'aun menyangka bahwa Bani Israil akan punah dengan sendirinya karena tidak ada lagi keturunan anak laki-laki yang akan lahir dan berkembang. Adapun anak-anak perempuan dibiarkan hidup karena selain dianggap lemah dan tak mampu melawan, mereka juga digunakan sebagai pemuas nafsu. Oleh karena itu, Allah mencap Firaun sebagai orang yang berbuat kebinasaan di muka bumi.
Sebenarnya banyak cara lain yang tidak bertentangan dengan peri kemanusiaan yang dapat dilakukan Fir'aun untuk menghalangi terjadinya apa yang ditakutkannya itu. Akan tetapi, karena hatinya sudah keras membatu dan pikirannya sudah gelap, tidak ada lagi jalan yang tampak olehnya kecuali membasmi semua anak laki-laki Bani Israil. Fir'aun lalu menyebarkan mata-mata ke seluruh pelosok negeri Mesir untuk menyelidiki semua perempuan. Bila ada di antara mereka yang hamil, langsung dicatat dan ditunggu masa melahirkannya. Bila yang dilahirkan anak perempuan akan dibiarkan saja, tetapi kalau yang dilahirkan anak laki-laki langsung diambil untuk dibunuh.
Apakah dengan tindakan itu Fir'aun dapat mempertahankan kekuasaannya? Pasti tidak! Karena di balik kekuasaannya itu, ada kekuasaan yang jauh lebih perkasa yaitu kekuasaan Allah yang tak dapat dikalahkan oleh siapa pun. Dialah Maha Pencipta, Mahakuasa, dan Mahaperkasa.
Diriwayatkan oleh as-Suddi bahwa Fir'aun bermimpi melihat api datang ke negerinya dari Baitul Makdis. Api itu membakar rumah-rumah kaum Fir'aun dan membiarkan rumah-rumah Bani Israil. Fir'aun bertanya kepada orang-orang cerdik-pandai dan tukang-tukang tenung. Mereka menjawab bahwa takwil mimpi itu ialah akan lahir seorang anak laki-laki (dari Bani Israil) yang akan meruntuhkan kekuasaannya di Mesir. Takwil inilah yang mendorong Fir'aun melakukan tindakan kejam dan ganas itu.
⇄⧉4 => stdClass#191 (4)
$value->tafsir[4]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 5
$value->tafsir[4]->ayat
⇄public id -> integer 3257
$value->tafsir[4]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[4]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (3783) "Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa Dia akan melimpahkan rahmat dan karun...
$value->tafsir[4]->tafsir
Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa Dia akan melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada Bani Israil yang tertindas dan lemah itu dengan memberikan kepada mereka kekuatan dan kekuasaan duniawi dan agama. Maka berkat perjuangan Bani Israil, berdirilah satu kerajaan yang besar dan kuat di negeri Syam dan akhirnya mereka mempunyai kekuasaan yang besar di Mesir yang dahulunya pernah menindas dan memperbudak mereka. Hal ini ditegaskan Allah dalam firman-Nya:
Dan Kami wariskan kepada kaum yang tertindas itu, bumi bagian timur dan bagian baratnya yang telah Kami berkahi. Dan telah sempurnalah firman Tuhanmu yang baik itu (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka. Dan Kami hancurkan apa yang telah dibuat Fir'aun dan kaumnya dan apa yang telah mereka bangun. (al-A'raf/7: 137)
Demikianlah, bila Allah menghendaki sesuatu, pasti terlaksana. Bagaimana pun kuatnya Fir'aun dengan tentara dan kekayaannya serta bagaimana pun lemahnya Bani Israil sampai tidak mempunyai kekuasaan sedikit pun bahkan selalu ditindas, dianiaya, dan dimusuhi, tetapi karena Allah hendak memuliakan mereka, ada saja jalan dan kesempatan bagi mereka untuk bangkit dan bergerak. Berkat keuletan dan kesabaran, mereka berhasil menguasai negeri Mesir yang pernah memperbudak mereka.
Allah memperlihatkan kepada Fir'aun apa yang selalu ditakutinya, juga oleh Haman (menterinya) dan tentaranya, yaitu keruntuhan kerajaan mereka dengan lahirnya seorang bayi, yaitu Musa. Bayi ini luput dari pengawasan Fir'aun, bahkan diasuh dan dididik di istananya, serta dimanjakan dan dibesarkan dengan penuh kasih sayang. Padahal, bayi itulah nanti, di waktu besarnya, yang akan menumbangkan kekuasaannya, menghancurkan tentaranya dan menaklukkan negaranya. Bagaimana pedihnya luka di hati Fir'aun ketika melihat anak yang disayangi dan dimanjakan, menantang dan melawan kekuasaannya.
Kesombongan, takabur, dan keangkuhan Fir'aun memang tak ada gunanya ketika berhadapan dengan kekuasaan dan keperkasaan Allah. Semua tindakannya dibalas dengan tindakan yang setimpal. Di antara tindakan yang dilakukan oleh Fir'aun yang melampaui batas adalah:
1. Menganggap dirinya berkuasa mutlak sehingga ia bersikap takabur dan sombong bahkan mendakwakan dirinya sebagai tuhan.
2. Untuk menjamin kelanggengan kekuasaannya, dia memecah belah bangsanya, memusnahkan golongan yang menentangnya, membunuh semua bayi laki-laki Bani Israil, dan membiarkan anak-anak perempuan mereka hidup untuk dipekerjakan dan dijadikan sebagai gundik dan dayang-dayang kerajaan.
3. Berlaku sewenang-wenang dan berbuat kerusakan di muka bumi.
Tindakan Fir'aun itu dibalas oleh Allah dengan beberapa tindakan pula, yaitu:
1. Allah membebaskan Bani Israil dari cengkeraman Fir'aun dan kaumnya dan menjadikan mereka pemuka dan pemimpin di dunia.
2. Allah mewariskan kepada mereka negeri Syam dengan menjadikan mereka berkuasa di sana dan memberikan tempat di muka bumi.
3. Allah memperlihatkan kepada Fir'aun, Haman, dan tentaranya bagaimana keruntuhan kekuasaan mereka.
Demikianlah Allah memperlihatkan kekuasaan-Nya. Suatu hal yang rasanya tidak mungkin, bisa terjadi yaitu tumbangnya suatu kekuasaan besar oleh orang-orang yang lemah, tertindas dan teraniaya. Sungguh Allah telah memberikan kekuasaan kepada siapa yang dikehendaki-Nya, membuat dan mencabut kekuasaan dari siapa yang dikehendaki-Nya sebagaimana tersebut dalam firman-Nya:
Katakanlah (Muhammad), "Wahai Tuhan pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala suatu. (ali 'Imran/3: 26)
⇄⧉5 => stdClass#188 (4)
$value->tafsir[5]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 6
$value->tafsir[5]->ayat
⇄public id -> integer 3258
$value->tafsir[5]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[5]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (3783) "Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa Dia akan melimpahkan rahmat dan karun...
$value->tafsir[5]->tafsir
Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa Dia akan melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada Bani Israil yang tertindas dan lemah itu dengan memberikan kepada mereka kekuatan dan kekuasaan duniawi dan agama. Maka berkat perjuangan Bani Israil, berdirilah satu kerajaan yang besar dan kuat di negeri Syam dan akhirnya mereka mempunyai kekuasaan yang besar di Mesir yang dahulunya pernah menindas dan memperbudak mereka. Hal ini ditegaskan Allah dalam firman-Nya:
Dan Kami wariskan kepada kaum yang tertindas itu, bumi bagian timur dan bagian baratnya yang telah Kami berkahi. Dan telah sempurnalah firman Tuhanmu yang baik itu (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka. Dan Kami hancurkan apa yang telah dibuat Fir'aun dan kaumnya dan apa yang telah mereka bangun. (al-A'raf/7: 137)
Demikianlah, bila Allah menghendaki sesuatu, pasti terlaksana. Bagaimana pun kuatnya Fir'aun dengan tentara dan kekayaannya serta bagaimana pun lemahnya Bani Israil sampai tidak mempunyai kekuasaan sedikit pun bahkan selalu ditindas, dianiaya, dan dimusuhi, tetapi karena Allah hendak memuliakan mereka, ada saja jalan dan kesempatan bagi mereka untuk bangkit dan bergerak. Berkat keuletan dan kesabaran, mereka berhasil menguasai negeri Mesir yang pernah memperbudak mereka.
Allah memperlihatkan kepada Fir'aun apa yang selalu ditakutinya, juga oleh Haman (menterinya) dan tentaranya, yaitu keruntuhan kerajaan mereka dengan lahirnya seorang bayi, yaitu Musa. Bayi ini luput dari pengawasan Fir'aun, bahkan diasuh dan dididik di istananya, serta dimanjakan dan dibesarkan dengan penuh kasih sayang. Padahal, bayi itulah nanti, di waktu besarnya, yang akan menumbangkan kekuasaannya, menghancurkan tentaranya dan menaklukkan negaranya. Bagaimana pedihnya luka di hati Fir'aun ketika melihat anak yang disayangi dan dimanjakan, menantang dan melawan kekuasaannya.
Kesombongan, takabur, dan keangkuhan Fir'aun memang tak ada gunanya ketika berhadapan dengan kekuasaan dan keperkasaan Allah. Semua tindakannya dibalas dengan tindakan yang setimpal. Di antara tindakan yang dilakukan oleh Fir'aun yang melampaui batas adalah:
1. Menganggap dirinya berkuasa mutlak sehingga ia bersikap takabur dan sombong bahkan mendakwakan dirinya sebagai tuhan.
2. Untuk menjamin kelanggengan kekuasaannya, dia memecah belah bangsanya, memusnahkan golongan yang menentangnya, membunuh semua bayi laki-laki Bani Israil, dan membiarkan anak-anak perempuan mereka hidup untuk dipekerjakan dan dijadikan sebagai gundik dan dayang-dayang kerajaan.
3. Berlaku sewenang-wenang dan berbuat kerusakan di muka bumi.
Tindakan Fir'aun itu dibalas oleh Allah dengan beberapa tindakan pula, yaitu:
1. Allah membebaskan Bani Israil dari cengkeraman Fir'aun dan kaumnya dan menjadikan mereka pemuka dan pemimpin di dunia.
2. Allah mewariskan kepada mereka negeri Syam dengan menjadikan mereka berkuasa di sana dan memberikan tempat di muka bumi.
3. Allah memperlihatkan kepada Fir'aun, Haman, dan tentaranya bagaimana keruntuhan kekuasaan mereka.
Demikianlah Allah memperlihatkan kekuasaan-Nya. Suatu hal yang rasanya tidak mungkin, bisa terjadi yaitu tumbangnya suatu kekuasaan besar oleh orang-orang yang lemah, tertindas dan teraniaya. Sungguh Allah telah memberikan kekuasaan kepada siapa yang dikehendaki-Nya, membuat dan mencabut kekuasaan dari siapa yang dikehendaki-Nya sebagaimana tersebut dalam firman-Nya:
Katakanlah (Muhammad), "Wahai Tuhan pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala suatu. (ali 'Imran/3: 26)
⇄⧉6 => stdClass#204 (4)
$value->tafsir[6]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 7
$value->tafsir[6]->ayat
⇄public id -> integer 3259
$value->tafsir[6]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[6]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1300) "Ayat ini menggambarkan situasi yang sangat mencemaskan ibu Musa yang akan me...
$value->tafsir[6]->tafsir
Ayat ini menggambarkan situasi yang sangat mencemaskan ibu Musa yang akan melahirkan anaknya. Ia tahu bahwa anak itu akan direnggut dari pangkuannya dan akan dibunuh tanpa rasa iba dan belas kasihan. Walaupun kelahiran Musa dapat disembunyikan, tetapi lama-kelamaan pasti akan diketahui oleh mata-mata Fir'aun yang banyak bertebaran di pelosok negeri, sehingga nasib bayinya akan sama dengan nasib bayi-bayi Bani Israil lainnya. Setelah melahirkan Musa, ibunya selalu merasa gelisah dan khawatir memikirkan nasib anaknya yang telah dikandungnya dengan susah payah selama sembilan bulan yang menjadi tumpuan harapan setelah bayi itu besar. Oleh karena itu, ia selalu memohon kepada Allah agar anaknya diselamatkan dari bahaya maut yang selalu mengancamnya.
Dalam keadaan gelisah dan cemas itu, Allah mengilhamkan kepada ibu Musa bahwa dia tidak perlu khawatir dan cemas. Hendaklah dia tetap menyusui dan menjaganya dengan sebaik-baiknya. Bila dia merasa takut karena ada tanda-tanda bahwa anaknya itu akan diketahui oleh Fir'aun, maka hendaklah ia melemparkan anak itu ke sungai Nil. Ibu Musa diperintahkan Allah untuk tidak merasa ragu dan khawatir, karena Dia akan menjaga dan mengembalikan Musa ke pangkuannya. Kelak anak itu akan menjadi rasul Allah yang akan menyampaikan dakwah kepada Fir'aun.
⇄⧉7 => stdClass#196 (4)
$value->tafsir[7]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 8
$value->tafsir[7]->ayat
⇄public id -> integer 3260
$value->tafsir[7]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[7]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1656) "Pada ayat ini dijelaskan bagaimana ibu Musa melaksanakan ilham yang diterima...
$value->tafsir[7]->tafsir
Pada ayat ini dijelaskan bagaimana ibu Musa melaksanakan ilham yang diterimanya karena ia yakin apa yang dijanjikan Allah kepadanya pasti terjadi. Setelah bayi Musa dibungkus badannya dan dimasukkan ke dalam peti, Musa dihanyutkan ke sungai Nil dan arus sungai membawanya ke arah istana Fir'aun yang dibangun di tepi sungai itu.
Salah seorang keluarga Fir'aun melihat peti itu terapung-apung dibawa arus sungai dan segera mengambil dan membawanya kepada istri Fir'aun. Setelah dibuka, ia sangat terkejut ketika melihat bahwa isi peti itu adalah seorang bayi. Saat itu juga timbul kasih sayang istri Fir'aun kepada bayi itu. Dengan cepat dibawanya bayi itu kepada Fir'aun. Tanpa ragu-ragu Fir'aun memerintahkan supaya bayi itu dibunuh karena takut kalau ia keturunan Bani Israil. Akan tetapi, istri Fir'aun membujuknya agar tidak membunuh bayi itu, dan mengangkatnya sebagai anak dengan harapan kelak anak itu akan berjasa kepada Fir'aun dan kerajaannya. Akhirnya Fir'aun mengizinkan anak itu diasuh dan dipelihara oleh istrinya, tanpa menyadari bahwa Allah menghendaki kejadian ini.
Allah menghendaki apabila anak itu dewasa nanti, ia akan menjadi musuh Fir'aun yang paling besar dan akan menumbangkan kekuasaannya, bukan menjadi anak yang akan berjasa dan berbakti kepadanya. Demikianlah Allah menakdirkan keruntuhan kekuasaan Fir'aun, sebagai balasan atas kesombongan, kezaliman, dan kekejamannya terhadap Bani Israil. Sesungguhnya Fir'aun, Haman, dan tentaranya telah berbuat kesalahan besar dengan melakukan kekejaman itu. Sudah sewajarnya Allah menghancurkan kekuasaan Fir'aun itu dengan perantaraan seorang keturunan Bani Israil yang dihinakannya.
⇄⧉8 => stdClass#206 (4)
$value->tafsir[8]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 9
$value->tafsir[8]->ayat
⇄public id -> integer 3261
$value->tafsir[8]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[8]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1159) "Pada ayat ini, Allah menjelaskan jawaban istri Fir'aun untuk mempertahankan ...
$value->tafsir[8]->tafsir
Pada ayat ini, Allah menjelaskan jawaban istri Fir'aun untuk mempertahankan bayi itu agar tidak dibunuh, karena Fir'aun khawatir kalau bayi itu anak seorang Bani Israil yang dikhawatirkan akan menghancurkan kekuasaannya. Istri Fir'aun yang telah telanjur menyayangi anak itu karena tertarik melihat parasnya yang rupawan mengatakan, "Janganlah engkau bunuh anak ini karena saya amat sayang dan tertarik kepadanya. Biarkanlah saya mengasuh dan mendidiknya. Dia akan menjadi penghibur hatiku dan hatimu di kala susah. Siapa tahu di kemudian hari dia akan berjasa kepada kita. Atau alangkah baiknya kalau dia kita ambil menjadi anak angkat kita, karena sampai sekarang kita belum dikaruniai seorang anak pun." Karena kegigihan istri Fir'aun dan alasan-alasan logis yang dikemukakannya, akhirnya Fir'aun membiarkan anak itu hidup dan diasuh sendiri oleh istrinya.
Demikianlah takdir Allah. Dia telah menjadikan istri Fir'aun menyayangi anak itu dan menjadikan hati Fir'aun lunak karena rayuan istrinya sehingga anak itu tidak jadi dibunuh. Padahal, anak itulah kelak yang akan menentang Fir'aun dan akan menjadi musuhnya yang utama tanpa dia sadari sedikit pun.
⇄⧉9 => stdClass#207 (4)
$value->tafsir[9]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 10
$value->tafsir[9]->ayat
⇄public id -> integer 3262
$value->tafsir[9]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[9]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1057) "Pada ayat ini, Allah menerangkan bagaimana keadaan ibu Musa setelah ia melem...
$value->tafsir[9]->tafsir
Pada ayat ini, Allah menerangkan bagaimana keadaan ibu Musa setelah ia melemparkan anaknya ke sungai Nil untuk melaksanakan ilham yang diterimanya dari Allah. Walaupun tindakan yang dilakukannya berdasarkan ilham dari Allah dengan janji bahwa anaknya akan dikembalikan kepadanya, namun ia tetap gelisah dan tidak pernah merasa tenteram memikirkan nasib anaknya yang telah dihanyutkan ke sungai Nil.
Berbagai macam pertanyaan terlintas dalam pikiran ibu Musa. Kadang-kadang dia menyesali dirinya telah melakukan perbuatan itu. Bagaimanakah cara menemukan anaknya kembali? Apakah dia akan berteriak-teriak dan mengakui bahwa dia telah melemparkan anaknya ke sungai, kemudian minta tolong kepada khalayak ramai untuk mencarinya? Benar-benar hati dan pikirannya telah kosong. Dia telah kehilangan akal dan kesadaran sehingga tak dapat berpikir lagi. Akan tetapi, Allah menguatkan hatinya dan menenteramkan pikirannya sehingga sadar dan percaya bahwa Allah telah menjanjikan akan mengembalikan anaknya ke pangkuannya dan kelak akan mengangkatnya menjadi rasul.
⇄⧉10 => stdClass#208 (4)
$value->tafsir[10]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 11
$value->tafsir[10]->ayat
⇄public id -> integer 3263
$value->tafsir[10]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[10]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (2678) "Walaupun ibu Musa telah melaksanakan apa yang diilhamkan Allah kepadanya, na...
$value->tafsir[10]->tafsir
Walaupun ibu Musa telah melaksanakan apa yang diilhamkan Allah kepadanya, namun hatinya belum tenteram. Oleh sebab itu, ia menyuruh anak perempuannya (kakak Musa) mencari-cari berita tentang Musa. Lalu kakak Musa pergi mengikuti peti yang berisi Musa. Akhirnya dia melihat dari kejauhan peti itu telah memasuki kawasan Fir'aun dan disela-matkan keluarganya. Meskipun peristiwa ini disaksikan orang banyak, tetapi mereka tidak menyadari kehadiran Musa di antara mereka.
Di istana orang-orang sibuk mencari siapa yang cocok menyusukan anak itu, karena ia menolak setiap wanita yang hendak menyusukannya. Setelah saudara Musa mengetahui hal ini, dia pun memberanikan diri tampil ke muka dan mengatakan bahwa ia mengetahui seorang wanita yang sehat dan banyak air susunya. Mungkin anak itu mau disusukan oleh wanita tersebut. Wanita itu dari keluarga baik-baik dan anak itu pasti akan dijaga dengan penuh perhatian dan penuh rasa kasih sayang.
Diriwayatkan dari Ibnu 'Abbas bahwa setelah saudara Musa mengucapkan kata-kata itu, lalu ibu Musa dibawa ke istana, mereka memandang kepadanya dengan rasa curiga dan mengemukakan pertanyaan, "Dari mana engkau tahu bahwa wanita itu akan menjaganya dengan baik dan akan menumpahkan kasih sayang terhadapnya?" Saudara Musa menjawab, "Tentu saja ia akan berbuat demikian karena mengharapkan kesenangan hati raja Fir'aun dan mengharapkan pemberian yang banyak darinya." Dengan jawaban ini hilanglah kecurigaan mereka.
Musa kemudian dibawa kembali ke rumah ibunya. Sesampainya di rumah, ibunya meletakkan Musa di pangkuannya untuk disusukan. Dengan segera mulut Musa menangkap puting susu ibunya. Mereka yang hadir sangat gembira melihat hal itu dan dikirimlah utusan permaisuri raja untuk memberitakan hal itu. Permaisuri memanggil ibu Musa dan memberinya hadiah dan pemberian yang banyak serta meminta kepadanya supaya ia bersedia tinggal di istana untuk merawat dan mengasuh Musa. Ibu Musa menolak tawaran itu dengan halus dan mengatakan kepada permaisuri bahwa dia mempunyai suami dan anak-anak dan tidak sampai hati meninggalkan mereka. Dia memohon agar permaisuri mengizinkannya membawa Musa ke rumahnya. Permaisuri tidak merasa keberatan atas usul itu dan mengizinkan Musa dibawa ke rumah ibunya. Permaisuri memberinya perongkosan yang cukup. Di samping itu, permaisuri juga memberinya hadiah berupa uang, pakaian, dan lain sebagainya. Akhirnya kembalilah ibu Musa ke rumah membawa anak kandungnya dengan hati yang senang dan gembira.
Allah telah menghilangkan semua kegelisahan dan kekhawatiran ibu Musa dan menggantinya dengan ketenteraman, kemuliaan, dan rezeki yang melimpah dan mengembalikan Musa untuk tinggal bersama ibunya.
⇄⧉11 => stdClass#209 (4)
$value->tafsir[11]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 12
$value->tafsir[11]->ayat
⇄public id -> integer 3264
$value->tafsir[11]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[11]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (2678) "Walaupun ibu Musa telah melaksanakan apa yang diilhamkan Allah kepadanya, na...
$value->tafsir[11]->tafsir
Walaupun ibu Musa telah melaksanakan apa yang diilhamkan Allah kepadanya, namun hatinya belum tenteram. Oleh sebab itu, ia menyuruh anak perempuannya (kakak Musa) mencari-cari berita tentang Musa. Lalu kakak Musa pergi mengikuti peti yang berisi Musa. Akhirnya dia melihat dari kejauhan peti itu telah memasuki kawasan Fir'aun dan disela-matkan keluarganya. Meskipun peristiwa ini disaksikan orang banyak, tetapi mereka tidak menyadari kehadiran Musa di antara mereka.
Di istana orang-orang sibuk mencari siapa yang cocok menyusukan anak itu, karena ia menolak setiap wanita yang hendak menyusukannya. Setelah saudara Musa mengetahui hal ini, dia pun memberanikan diri tampil ke muka dan mengatakan bahwa ia mengetahui seorang wanita yang sehat dan banyak air susunya. Mungkin anak itu mau disusukan oleh wanita tersebut. Wanita itu dari keluarga baik-baik dan anak itu pasti akan dijaga dengan penuh perhatian dan penuh rasa kasih sayang.
Diriwayatkan dari Ibnu 'Abbas bahwa setelah saudara Musa mengucapkan kata-kata itu, lalu ibu Musa dibawa ke istana, mereka memandang kepadanya dengan rasa curiga dan mengemukakan pertanyaan, "Dari mana engkau tahu bahwa wanita itu akan menjaganya dengan baik dan akan menumpahkan kasih sayang terhadapnya?" Saudara Musa menjawab, "Tentu saja ia akan berbuat demikian karena mengharapkan kesenangan hati raja Fir'aun dan mengharapkan pemberian yang banyak darinya." Dengan jawaban ini hilanglah kecurigaan mereka.
Musa kemudian dibawa kembali ke rumah ibunya. Sesampainya di rumah, ibunya meletakkan Musa di pangkuannya untuk disusukan. Dengan segera mulut Musa menangkap puting susu ibunya. Mereka yang hadir sangat gembira melihat hal itu dan dikirimlah utusan permaisuri raja untuk memberitakan hal itu. Permaisuri memanggil ibu Musa dan memberinya hadiah dan pemberian yang banyak serta meminta kepadanya supaya ia bersedia tinggal di istana untuk merawat dan mengasuh Musa. Ibu Musa menolak tawaran itu dengan halus dan mengatakan kepada permaisuri bahwa dia mempunyai suami dan anak-anak dan tidak sampai hati meninggalkan mereka. Dia memohon agar permaisuri mengizinkannya membawa Musa ke rumahnya. Permaisuri tidak merasa keberatan atas usul itu dan mengizinkan Musa dibawa ke rumah ibunya. Permaisuri memberinya perongkosan yang cukup. Di samping itu, permaisuri juga memberinya hadiah berupa uang, pakaian, dan lain sebagainya. Akhirnya kembalilah ibu Musa ke rumah membawa anak kandungnya dengan hati yang senang dan gembira.
Allah telah menghilangkan semua kegelisahan dan kekhawatiran ibu Musa dan menggantinya dengan ketenteraman, kemuliaan, dan rezeki yang melimpah dan mengembalikan Musa untuk tinggal bersama ibunya.
⇄⧉12 => stdClass#210 (4)
$value->tafsir[12]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 13
$value->tafsir[12]->ayat
⇄public id -> integer 3265
$value->tafsir[12]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[12]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (641) "Ayat ini menerangkan bahwa janji Allah kepada ibu Musa telah terlaksana yait...
$value->tafsir[12]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa janji Allah kepada ibu Musa telah terlaksana yaitu mengembalikan Musa kepadanya supaya hatinya menjadi tenteram dan tidak lagi merasa sedih. Demikian pula Allah telah menepati janji-Nya untuk mengangkat Musa menjadi rasul, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya. Siapa yang mengira bahwa seorang anak yang telah diincar maut karena dia anak dari Bani Israil kemudian disayangi dan diasuh dalam istana dengan penuh rasa cinta dan kasih dengan harapan dia akan berjasa bila dia dewasa. Akan tetapi, ternyata anak itu akan menjadi rasul dan menentang kekuasaan Fir'aun, bahkan meruntuhkan kerajaan itu sendiri.
⇄⧉13 => stdClass#211 (4)
$value->tafsir[13]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 14
$value->tafsir[13]->ayat
⇄public id -> integer 3266
$value->tafsir[13]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[13]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1392) "Pada ayat-ayat ini diterangkan bahwa setelah dewasa, Allah mengaruniakan kep...
$value->tafsir[13]->tafsir
Pada ayat-ayat ini diterangkan bahwa setelah dewasa, Allah mengaruniakan kepada Musa ilmu dan hikmah karena ketaatan dan kepatuhannya kepada Tuhan serta kesabarannya menghadapi berbagai cobaan. Sudah sewajarnyalah bila Musa mengetahui dari ibunya bagaimana ia sampai dapat tinggal di istana keluarga raja Fir'aun, padahal ia hanya anak orang biasa dari Bani Israil yang selalu dihina dan diperhamba oleh Fir'aun dan kaumnya. Hal ini akan menimbulkan simpati Musa kepada Bani Israil walaupun Fir'aun telah berjasa mendidik dan mengasuhnya semenjak kecil sampai menjadi seorang laki-laki dewasa yang sehat wal afiat, baik fisik maupun mentalnya.
Rasa simpati kepada kerabat dan kaumnya adalah naluri yang tidak dapat dipisahkan dari jiwa seseorang, apalagi dari diri Musa yang setiap hari melihat Bani Israil ditindas dan dianiaya oleh orang-orang Qibthi penduduk negeri Mesir. Akan tetapi, berkat kesabaran yang dimilikinya, sebagai karunia Allah, ia dapat menahan hatinya sampai Allah memberikan jalan baginya untuk mengangkat kaumnya dari lembah kehinaan dan penderitaan. Karena kesabaran, kebaikan budi dan tingkah laku, serta kepatuhannya menjalankan ajaran agama, Musa dikaruniai Allah ilmu dan hikmah sebagai persiapan untuk diangkat menjadi rasul. Ia diutus untuk menyampaikan risalah Allah kepada kaumnya dan Fir'aun yang sangat sombong, takabur, dan mengangkat dirinya sebagai tuhan.
⇄⧉14 => stdClass#212 (4)
$value->tafsir[14]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 15
$value->tafsir[14]->ayat
⇄public id -> integer 3267
$value->tafsir[14]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[14]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1235) "Pada suatu hari, Musa menyelinap masuk ke kota tanpa diketahui orang banyak,...
$value->tafsir[14]->tafsir
Pada suatu hari, Musa menyelinap masuk ke kota tanpa diketahui orang banyak, ketika orang-orang sedang tidur siang hari sesudah waktu Zuhur. Di sana ia melihat dua orang sedang berkelahi, yang seorang dari kaum Bani Israil dan seorang lagi dari penduduk asli negeri Mesir yang dianggapnya sebagai musuh karena selalu menghina dan menganggap rendah golongan Bani Israil. Orang yang berasal dari Bani Israil berteriak meminta tolong untuk melepaskan diri dari kekejaman lawannya.
Didorong rasa fanatik kepada kaumnya, dengan cepat Musa memburu orang Mesir itu. Karena amarah dan tanpa memikirkan akibat perbuatannya, Musa memukul orang Mesir itu dengan sekuat tenaga. Akibat pukulan itu, orang Mesir itu roboh seketika dan mati. Sebenarnya Musa tidak berniat sama sekali hendak membunuhnya, tetapi ternyata orang itu mati hanya dengan sekali pukulan saja. Musa amat menyesal atas ketelanjurannya dan menganggap tindakannya itu salah, tindakan yang tergopoh-gopoh. Dia berkata kepada dirinya sendiri bahwa perbuatannya adalah perbuatan setan yang selalu memperdayakan manusia agar melakukan kezaliman dan maksiat. Sesungguhnya ia telah terperosok masuk perangkap setan yang menjadi musuh manusia dan selalu berusaha untuk menyesatkannya.
⇄⧉15 => stdClass#213 (4)
$value->tafsir[15]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 16
$value->tafsir[15]->ayat
⇄public id -> integer 3268
$value->tafsir[15]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[15]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1088) "Pada ayat ini dijelaskan bahwa di saat menyadari kesalahannya, Musa memohon ...
$value->tafsir[15]->tafsir
Pada ayat ini dijelaskan bahwa di saat menyadari kesalahannya, Musa memohon ampun kepada Tuhan, seraya berkata, "Sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri dengan melakukan pembunuhan terhadap orang yang tidak boleh dibunuh. Maka ampunilah dosaku dan janganlah Engkau siksa aku karena perbuatan yang tidak kusengaja itu." Allah Yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang terhadap hamba-Nya, mengampuni kesalahan Musa. Dengan pengampunan itu, hati Musa menjadi tenteram dan bebas dari kebimbangan dan kesusahan memikirkan nasibnya karena melakukan perbuatan dosa. Sesungguhnya pengampunan itu adalah rahmat dan karunia Allah. Di antara karunia Allah kepada Musa disebutkan dalam firman-Nya:
Dan engkau pernah membunuh seseorang, lalu Kami selamatkan engkau dari kesulitan (yang besar) dan Kami telah mencobamu dengan beberapa cobaan (yang berat). (thaha/20: 40)
Musa berjanji tidak akan melakukan kesalahan itu lagi dan tidak akan menjadi penolong bagi orang yang melakukan kesalahan. Apalagi pertolongan itu akan menyebabkan penganiayaan atau pembunuhan dan mencelakakan diri sendiri.
⇄⧉16 => stdClass#214 (4)
$value->tafsir[16]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 17
$value->tafsir[16]->ayat
⇄public id -> integer 3269
$value->tafsir[16]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[16]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1088) "Pada ayat ini dijelaskan bahwa di saat menyadari kesalahannya, Musa memohon ...
$value->tafsir[16]->tafsir
Pada ayat ini dijelaskan bahwa di saat menyadari kesalahannya, Musa memohon ampun kepada Tuhan, seraya berkata, "Sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri dengan melakukan pembunuhan terhadap orang yang tidak boleh dibunuh. Maka ampunilah dosaku dan janganlah Engkau siksa aku karena perbuatan yang tidak kusengaja itu." Allah Yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang terhadap hamba-Nya, mengampuni kesalahan Musa. Dengan pengampunan itu, hati Musa menjadi tenteram dan bebas dari kebimbangan dan kesusahan memikirkan nasibnya karena melakukan perbuatan dosa. Sesungguhnya pengampunan itu adalah rahmat dan karunia Allah. Di antara karunia Allah kepada Musa disebutkan dalam firman-Nya:
Dan engkau pernah membunuh seseorang, lalu Kami selamatkan engkau dari kesulitan (yang besar) dan Kami telah mencobamu dengan beberapa cobaan (yang berat). (thaha/20: 40)
Musa berjanji tidak akan melakukan kesalahan itu lagi dan tidak akan menjadi penolong bagi orang yang melakukan kesalahan. Apalagi pertolongan itu akan menyebabkan penganiayaan atau pembunuhan dan mencelakakan diri sendiri.
⇄⧉17 => stdClass#215 (4)
$value->tafsir[17]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 18
$value->tafsir[17]->ayat
⇄public id -> integer 3270
$value->tafsir[17]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[17]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (2306) "Pengampunan Allah telah menjadikan hatinya lega dan lapang, tetapi bagaimana...
$value->tafsir[17]->tafsir
Pengampunan Allah telah menjadikan hatinya lega dan lapang, tetapi bagaimana dengan penduduk asli Mesir di mana ia hidup di kalangan mereka? Apakah mereka akan membiarkan saja bila pembunuhan itu mereka ketahui? Inilah yang sangat mengganggu ketenteraman hati Musa dan selalu menjadi beban pikirannya. Oleh sebab itu, dengan sembunyi-sembunyi Musa mencari informasi apakah perbuatannya itu telah diketahui orang, dan bila mereka telah mengetahuinya, bagaimana sikap mereka? Tindakan apakah yang akan mereka ambil terhadapnya?
Ketika ia menyusuri kota itu, kelihatan olehnya orang yang ditolong dahulu dan berteriak lagi minta tolong agar ia membantunya sekali lagi melawan orang Mesir yang lain. Rupanya orang yang ditolongnya dahulu itu kembali terlibat dalam perkelahian dengan orang Mesir lainnya. Mungkin orang itu meminta kepadanya supaya ia membunuh orang Mesir itu sebagaimana ia telah membunuh dahulu. Tergambarlah dalam otaknya bagaimana ia telah dosa dengan pembunuhan itu, tetapi Tuhan dengan rahmat dan kasih sayang-Nya, telah mengampuni kesalahannya. Apakah ia akan berbuat kesalahan lagi, apalagi ia telah berjanji dengan Tuhannya bahwa dia tidak akan mengulangi lagi perbuatan itu.
Oleh sebab itu, Musa berkata kepada orang Israil itu bahwa ia adalah orang yang sesat. Akan tetapi, tergambar pula dalam pikirannya bagaimana nasib kaumnya yang terhina dan selalu dianiaya oleh orang-orang Mesir, maka bangkit pulalah rasa amarahnya dan hampir saja ia menyerang orang Mesir itu. Namun sebelum ia menyerang, orang Mesir itu membentaknya dengan mengatakan apakah ia hendak membunuhnya seperti ia membunuh kawannya kemarin? Rupanya orang itu sudah mengenali wajah Musa karena orang-orang di kota ramai membicarakan pembunuhan itu dan pelakunya.
Kemudian orang Mesir itu membentaknya dan mengatakan, "Sesungguhnya engkau telah bertindak sewenang-wenang di muka bumi. Engkau bukanlah termasuk orang-orang yang berbuat baik." Dengan bentakan itu, Musa sadar dan ingat akan janjinya bahwa dia tidak akan mengulangi kesalahannya lagi sehingga dia tidak jadi memukul orang itu.
Menurut pendapat sebagian mufasir yang mengucapkan kata-kata tersebut kepada Musa bukanlah orang Mesir tetapi orang Israil yang telah ditolongnya, karena Musa menuduhnya sebagai orang yang sesat dan hendak memukulnya.
⇄⧉18 => stdClass#216 (4)
$value->tafsir[18]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 19
$value->tafsir[18]->ayat
⇄public id -> integer 3271
$value->tafsir[18]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[18]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (2306) "Pengampunan Allah telah menjadikan hatinya lega dan lapang, tetapi bagaimana...
$value->tafsir[18]->tafsir
Pengampunan Allah telah menjadikan hatinya lega dan lapang, tetapi bagaimana dengan penduduk asli Mesir di mana ia hidup di kalangan mereka? Apakah mereka akan membiarkan saja bila pembunuhan itu mereka ketahui? Inilah yang sangat mengganggu ketenteraman hati Musa dan selalu menjadi beban pikirannya. Oleh sebab itu, dengan sembunyi-sembunyi Musa mencari informasi apakah perbuatannya itu telah diketahui orang, dan bila mereka telah mengetahuinya, bagaimana sikap mereka? Tindakan apakah yang akan mereka ambil terhadapnya?
Ketika ia menyusuri kota itu, kelihatan olehnya orang yang ditolong dahulu dan berteriak lagi minta tolong agar ia membantunya sekali lagi melawan orang Mesir yang lain. Rupanya orang yang ditolongnya dahulu itu kembali terlibat dalam perkelahian dengan orang Mesir lainnya. Mungkin orang itu meminta kepadanya supaya ia membunuh orang Mesir itu sebagaimana ia telah membunuh dahulu. Tergambarlah dalam otaknya bagaimana ia telah dosa dengan pembunuhan itu, tetapi Tuhan dengan rahmat dan kasih sayang-Nya, telah mengampuni kesalahannya. Apakah ia akan berbuat kesalahan lagi, apalagi ia telah berjanji dengan Tuhannya bahwa dia tidak akan mengulangi lagi perbuatan itu.
Oleh sebab itu, Musa berkata kepada orang Israil itu bahwa ia adalah orang yang sesat. Akan tetapi, tergambar pula dalam pikirannya bagaimana nasib kaumnya yang terhina dan selalu dianiaya oleh orang-orang Mesir, maka bangkit pulalah rasa amarahnya dan hampir saja ia menyerang orang Mesir itu. Namun sebelum ia menyerang, orang Mesir itu membentaknya dengan mengatakan apakah ia hendak membunuhnya seperti ia membunuh kawannya kemarin? Rupanya orang itu sudah mengenali wajah Musa karena orang-orang di kota ramai membicarakan pembunuhan itu dan pelakunya.
Kemudian orang Mesir itu membentaknya dan mengatakan, "Sesungguhnya engkau telah bertindak sewenang-wenang di muka bumi. Engkau bukanlah termasuk orang-orang yang berbuat baik." Dengan bentakan itu, Musa sadar dan ingat akan janjinya bahwa dia tidak akan mengulangi kesalahannya lagi sehingga dia tidak jadi memukul orang itu.
Menurut pendapat sebagian mufasir yang mengucapkan kata-kata tersebut kepada Musa bukanlah orang Mesir tetapi orang Israil yang telah ditolongnya, karena Musa menuduhnya sebagai orang yang sesat dan hendak memukulnya.
⇄⧉19 => stdClass#217 (4)
$value->tafsir[19]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 20
$value->tafsir[19]->ayat
⇄public id -> integer 3272
$value->tafsir[19]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[19]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (791) "Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa seorang laki-laki dari kaum Fir'aun, ...
$value->tafsir[19]->tafsir
Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa seorang laki-laki dari kaum Fir'aun, yang bersimpati kepada Musa, ikut menghadiri musyawarah yang diadakan Fir'aun bersama pembesar-pembesarnya. Dalam musyawarah diputuskan bahwa Musa harus dibunuh. Orang laki-laki yang ikut musyawarah tersebut datang menjumpai Musa untuk memberitahukan kepadanya rencana jahat itu, karena ia sangat bersimpati dan hormat kepadanya. Ia minta supaya Musa segera meninggalkan Mesir. Kalau tidak, mungkin ia akan tertangkap dan dibunuh karena mereka sedang menyiapkan tentara rahasia untuk mengepung dan menangkapnya. Ia menyatakan kepada Musa semua yang dibicarakannya itu adalah benar dan ia menasihati Musa agar lari dengan segera. Nasihat itu benar-benar timbul dari hatinya yang ikhlas demi keselamatan Musa sendiri.
⇄⧉20 => stdClass#218 (4)
$value->tafsir[20]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 21
$value->tafsir[20]->ayat
⇄public id -> integer 3273
$value->tafsir[20]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[20]->surah
⇄⧉public tafsir -> UTF-8 string (818) "Mendengar nasihat yang dikemukakan oleh orang itu dan melihat sikapnya yang ...
$value->tafsir[20]->tafsir
Mendengar nasihat yang dikemukakan oleh orang itu dan melihat sikapnya yang menampakkan kejujuran dan keikhlasan, dengan segera Musa berangkat dalam keadaan selalu waspada, karena di belakangnya beberapa orang tentara Fir‘aun telah siap-siap untuk mengepung dan menangkapnya. Alangkah beratnya tekanan yang diderita Musa. Walaupun demikian, ia tetap berusaha menyelamatkan dirinya dan berdoa kepada Allah, “Hai Tuhanku Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, bebaskanlah aku dari cengkeraman kaum Fir‘aun yang aniaya. Allah mengabulkan doanya dan menunjukkannya jalan menuju Madyan.
Menurut riwayat, Fir‘aun memerintahkan kepada tentaranya supaya mengejar Musa sampai ke jalan-jalan kecil dan melarang mereka melalui jalan raya karena ia yakin bahwa Musa tidak mungkin akan menempuh jalan itu.
⇄⧉21 => stdClass#219 (4)
$value->tafsir[21]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 22
$value->tafsir[21]->ayat
⇄public id -> integer 3274
$value->tafsir[21]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[21]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1120) "Setelah Musa mengetahui bahwa jalan yang ditempuhnya itu adalah jalan yang b...
$value->tafsir[21]->tafsir
Setelah Musa mengetahui bahwa jalan yang ditempuhnya itu adalah jalan yang biasa dilalui orang menuju ke Madyan, ia yakin bahwa ia tidak akan tersesat menempuh padang pasir yang luas itu. Apalagi ia telah berdoa kepada Tuhannya agar selalu ditunjuki ke jalan yang lurus. Akan tetapi, walaupun jalan yang ditempuhnya itu adalah jalan raya yang biasa dilalui orang, namun jarak yang harus ditempuhnya sangat jauh sekali, sedangkan dia tidak membawa bekal karena ia tergesa-gesa meninggalkan kota Mesir.
Diriwayatkan bahwa Musa berjalan selama delapan hari delapan malam, tanpa makanan dan dengan kaki telanjang. Tak ada yang bisa dimakan kecuali daun-daun kayu. Namun demikian, hatinya tetap tabah dan semangatnya tetap membaja karena ia luput dari kejaran Fir'aun. Dia telah selamat dari jebakan Fir'aun di waktu kecilnya, padahal banyak bayi laki-laki dari Bani Israil mati dibunuh, dan sekarang ia telah bebas dari kejaran Fir'aun di waktu ia sudah dewasa. Semua itu adalah karena rahmat dan lindungan Allah. Oleh karena itu, ia yakin dalam perjalanan yang jauh dan sulit itu, ia akan tetap berada dalam lindungan-Nya.
⇄⧉22 => stdClass#220 (4)
$value->tafsir[22]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 23
$value->tafsir[22]->ayat
⇄public id -> integer 3275
$value->tafsir[22]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[22]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1017) "Pada ayat ini dijelaskan bahwa pada akhirnya sampailah Musa ke sebuah sumber...
$value->tafsir[22]->tafsir
Pada ayat ini dijelaskan bahwa pada akhirnya sampailah Musa ke sebuah sumber mata air di kota Madyan. Dilihatnya di sana orang-orang sedang ramai berdesak-desakan mengambil air dan memberi minum binatang ternak mereka. Di tempat yang agak rendah, tampak olehnya dua orang gadis memegang dan menahan tali kambingnya yang selalu hendak maju ke arah orang-orang yang mengambil air karena sudah sangat haus. Melihat hal itu, timbullah rasa kasihan dalam hati Musa, lalu ia dekati kedua gadis itu hendak menanyakan mengapa tidak ikut bersama orang banyak mengambil air dan memberi minum kambing mereka. Keduanya menjawab, "Kami tidak dapat mengambil air kecuali orang-orang itu semuanya telah selesai mengambilnya, karena kami tidak kuat berebut dan berdesak-desakan dengan orang banyak. Bapak kami sudah sangat tua, sehingga tidak sanggup datang ke mari untuk mengambil air. Itulah sebabnya kami terpaksa menunggu orang-orang itu pergi dan kami hanya dapat mengambil air, jika ada sisa-sisa air yang ditinggalkan mereka."
⇄⧉23 => stdClass#221 (4)
$value->tafsir[23]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 24
$value->tafsir[23]->ayat
⇄public id -> integer 3276
$value->tafsir[23]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[23]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (366) "Dengan cepat Musa mengambil air untuk kedua gadis itu agar memberi minum kam...
$value->tafsir[23]->tafsir
Dengan cepat Musa mengambil air untuk kedua gadis itu agar memberi minum kambing mereka. Karena kelelahan, ia berlindung di bawah sebatang pohon sambil merasakan lapar dan haus karena sudah beberapa hari tidak makan kecuali daun-daunan. Musa berdoa kepada Allah karena ia sangat membutuhkan rahmat dan kasih sayang-Nya, untuk melenyapkan penderitaan yang dialaminya.
⇄⧉24 => stdClass#222 (4)
$value->tafsir[24]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 25
$value->tafsir[24]->ayat
⇄public id -> integer 3277
$value->tafsir[24]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[24]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1904) "Pada ayat ini dijelaskan bagaimana akhir penderitaan yang dialami Musa denga...
$value->tafsir[24]->tafsir
Pada ayat ini dijelaskan bagaimana akhir penderitaan yang dialami Musa dengan dikabulkan doanya oleh Allah. Tak disangka-sangka, datanglah salah seorang dari kedua gadis itu dengan agak malu-malu dan berkata kepada Musa bahwa ayahnya mengundang Musa datang ke rumahnya untuk sekadar membalas budi baik Musa yang telah menolong mereka mengambil air minum dan memberi minum binatang ternak mereka. Musa dapat memahami bahwa kedua gadis itu berasal dari keluarga orang baik-baik, karena melihat sikapnya yang sopan dan di waktu datang kepadanya dan mendengar bahwa yang mengundang datang ke rumahnya itu bukan dia sendiri melainkan ayahnya. Kalau gadis itu sendiri yang mengundang, mungkin timbul kesan yang tidak baik terhadapnya.
Para mufasir berbeda pendapat tentang ayah gadis itu apakah dia Nabi Syuaib atau bukan. Sebagian ulama berpendapat bahwa ayah kedua gadis itu adalah seorang pemuka agama yang saleh dan telah berusia lanjut. Adapun pendapat yang mengatakan bahwa ayah wanita itu adalah Nabi Syuaib tidak bisa diterima karena Nabi Syuaib hidup jauh sebelum Nabi Musa.
Akhirnya berangkatlah Musa bersama gadis itu ke rumah orang tua mereka. Setelah sampai, Musa menceritakan kepada orang tua gadis itu riwayat hidupnya bersama Fir'aun, bagaimana kesombongan dan penghinaannya terhadap Bani Israil, sampai kepada keputusan dan perintah untuk membunuhnya, sehingga ia lari dari Mesir karena takut dibunuh. Orang tua itu mendengarkan cerita Musa dengan penuh perhatian. Setelah Musa selesai bercerita, orang tua itu berkata kepadanya, "Engkau tidak perlu merasa takut dan khawatir karena engkau telah lepas dari kekuasaan orang-orang zalim itu. Mereka tidak akan dapat menangkapmu, karena engkau telah berada di luar batas kerajaan mereka." Dengan demikian, hati Musa merasa tenteram karena ia sudah mendapat perlindungan di rumah seorang pemuka agama yang besar pengaruhnya di kawasan tersebut.
⇄⧉25 => stdClass#223 (4)
$value->tafsir[25]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 26
$value->tafsir[25]->ayat
⇄public id -> integer 3278
$value->tafsir[25]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[25]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (796) "Rupanya orang tua itu tidak mempunyai anak laki-laki dan tidak pula mempunya...
$value->tafsir[25]->tafsir
Rupanya orang tua itu tidak mempunyai anak laki-laki dan tidak pula mempunyai pembantu. Oleh sebab itu, yang mengurus semua urusan keluarga itu hanyalah kedua putrinya saja, sampai keduanya terpaksa menggembala kambing mereka, di samping mengurus rumah tangga. Terpikir oleh salah seorang putri itu untuk meminta tolong kepada Musa yang tampaknya amat baik sikap dan budi pekertinya dan kuat tenaganya menjadi pembantu di rumah ini.
Putri itu mengusulkan kepada bapaknya agar mengangkat Musa sebagai pembantu mereka untuk menggembala kambing, mengambil air, dan sebagainya karena dia seorang yang jujur, dapat dipercaya, dan kuat tenaganya. Usul itu berkenan di hati bapaknya, bahkan bukan hanya ingin mengangkatnya sebagai pembantu, malah ia hendak mengawinkan salah satu putrinya dengan Musa.
⇄⧉26 => stdClass#224 (4)
$value->tafsir[26]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 27
$value->tafsir[26]->ayat
⇄public id -> integer 3279
$value->tafsir[26]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[26]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1493) "Dengan segera orang tua itu mengajak Musa berbincang. Dengan terus terang di...
$value->tafsir[26]->tafsir
Dengan segera orang tua itu mengajak Musa berbincang. Dengan terus terang dia mengatakan keinginannya untuk mengawinkan Musa dengan salah seorang putrinya. Sebagai mahar perkawinan ini, Musa harus bekerja menggembalakan kambing selama delapan tahun, kalau Musa menyanggupi bekerja sepuluh tahun maka itu lebih baik. Ini adalah tawaran yang amat simpatik dan amat melegakan hati Musa, sebagai seorang pelarian yang ingin menghindarkan diri dari maut, seorang yang belum yakin akan masa depannya, apakah ia akan terlunta-lunta di negeri orang, karena tidak tentu arah yang akan ditujunya. Apalagi yang lebih berharga dan lebih membahagiakan dari tawaran itu? Tanpa ragu-ragu Musa telah menetapkan dalam hatinya untuk menerima tawaran tersebut.
Para ulama mengambil dalil dengan ayat ini bahwa seorang bapak boleh meminta seorang laki-laki untuk menjadi suami putrinya. Hal ini banyak terjadi di masa Rasulullah saw, bahkan ada di antara wanita yang menawarkan dirinya supaya dikawini oleh Rasulullah saw atau supaya beliau mengawinkan mereka dengan siapa yang diinginkannya.
Umar pernah menawarkan anaknya Hafsah (yang sudah janda) kepada Abu Bakar tetapi Abu Bakar hanya diam. Kemudian ditawarkan kepada 'Utsman, tetapi 'Utsman meminta maaf karena keberatan. Hal ini diberitahukan Abu Bakar kepada Nabi. Beliau pun menenteramkan hatinya dengan mengatakan, "Semoga Allah akan memberikan kepada Hafsah orang yang lebih baik dari Abu Bakar dan 'Utsman." Kemudian Hafsah dikawini oleh Rasulullah.
⇄⧉27 => stdClass#225 (4)
$value->tafsir[27]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 28
$value->tafsir[27]->ayat
⇄public id -> integer 3280
$value->tafsir[27]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[27]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (391) "Musa menerima tawaran itu dan berjanji kepada orang tua kedua gadis itu bahw...
$value->tafsir[27]->tafsir
Musa menerima tawaran itu dan berjanji kepada orang tua kedua gadis itu bahwa dia akan memenuhi syarat-syarat yang disepakati dan akan memenuhi salah satu dari dua masa yang ditawarkan, yaitu delapan atau sepuluh tahun. Sesudah itu tidak ada kewajiban lagi yang harus dibebankan kepadanya. Musa juga menyatakan bahwa Allah yang menjadi saksi atas kebenaran apa yang telah diikrarkan bersama.
⇄⧉28 => stdClass#226 (4)
$value->tafsir[28]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 29
$value->tafsir[28]->ayat
⇄public id -> integer 3281
$value->tafsir[28]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[28]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1504) "Ayat ini menerangkan bahwa setelah Musa menunaikan tugasnya selama sepuluh t...
$value->tafsir[28]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa setelah Musa menunaikan tugasnya selama sepuluh tahun dengan sebaik-baiknya, dia pun pamit kepada mertuanya untuk kembali ke Mesir, yang merupakan kampung halamannya, bersama istrinya. Tentu saja tidak ada alasan bagi mertuanya untuk menahannya karena semua ketentuan yang telah ditetapkan untuk mengawini anaknya sudah dipenuhi Musa. Hanya saja sebagai orang tua, ia tidak akan sampai hati melepaskan anak menantunya begitu saja, tanpa memberikan sekadar bekal di jalan. Mertuanya membekali secukupnya dan memberikan kepadanya beberapa ekor kambing.
Musa lalu berangkat bersama istrinya menempuh jalan yang pernah ditempuhnya dahulu sewaktu dia lari dari Mesir. Di tengah jalan, dia berhenti di suatu tempat untuk melepaskan lelah. Karena malam telah tiba dan keadaan gelap gulita, maka ia mencoba menyalakan api dengan batu. Akan tetapi, rabuknya tidak mau menyala sehingga ia hampir putus asa karena ia tidak dapat mengerjakan sesuatu dalam gelap gulita itu. Udara pun sangat dingin sehingga dia dan keluarganya tidak akan dapat bertahan lama, tanpa ada api untuk berdiang.
Dalam keadaan demikian, dari jauh dia melihat nyala api di sebelah kanan Gunung Tur. Dia lalu berkata kepada istrinya untuk menunggu di tempatnya karena ia akan pergi ke tempat api itu. Semoga orang-orang di sana dapat memberikan petunjuk kepadanya tentang perjalanan ini atau ia dapat membawa sepotong kayu penyuluh supaya mereka dapat menghangatkan badan dari udara dingin yang tak tertahankan.
⇄⧉29 => stdClass#227 (4)
$value->tafsir[29]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 30
$value->tafsir[29]->ayat
⇄public id -> integer 3282
$value->tafsir[29]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[29]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (775) "Musa berjalan ke arah api yang dilihatnya itu. Tatkala dia sudah berada di d...
$value->tafsir[29]->tafsir
Musa berjalan ke arah api yang dilihatnya itu. Tatkala dia sudah berada di dekat api itu, ia diseru oleh suatu suara di lembah sebelah kanannya. Ia mendengar seruan yang menyatakan kepadanya bahwasanya itu adalah seruan Allah, Tuhan sekalian alam. Musa mendengar seruan Tuhannya di malam yang sunyi senyap, di lembah dalam keadaan sendiri, dan tak seorang pun yang menemaninya. Bagaimana Musa dapat mendengar Kalam Ilahi langsung dari Tuhannya? Karena hal itu adalah suatu hal yang gaib, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah. Dia telah mengilhamkan kepada Musa keyakinan bahwa yang berbicara dengannya adalah Tuhan sekalian alam. Lembah di mana Musa berdiri dijadikan tempat yang penuh berkah karena di sanalah Musa mendengar firman Tuhannya dan diangkat menjadi rasul.
⇄⧉30 => stdClass#228 (4)
$value->tafsir[30]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 31
$value->tafsir[30]->ayat
⇄public id -> integer 3283
$value->tafsir[30]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[30]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (853) "Kemudian Allah memerintahkan kepada Musa supaya melemparkan tongkatnya. Musa...
$value->tafsir[30]->tafsir
Kemudian Allah memerintahkan kepada Musa supaya melemparkan tongkatnya. Musa dengan patuh melemparkan tongkatnya, tetapi tongkat itu berubah menjadi ular besar yang bergerak dengan cepat dan gesit. Musa sangat terkejut dan merasa ngeri serta takut melihat ular itu. Dengan serta merta, ia lari tanpa menoleh ke belakang. Tidak ada yang dipikirkannya kecuali menyelamatkan diri dari gigitan ular yang dahsyat itu.
Di waktu itu Tuhan berseru lagi agar Musa kembali ke tempat semula dan jangan takut kepada ular itu. Ular itu hanyalah tongkatnya yang berubah menjadi ular dan tidak akan mengganggunya. Tidak ada sesuatu pun yang dapat mengganggu ketenteramannya. Ini adalah mukjizat yang Allah berikan kepada Musa untuk menghadapi Fir'aun yang sombong dan takabur. Hati Musa merasa aman dan tenteram setelah mendengar bahwa keamanannya dijamin oleh Allah.
⇄⧉31 => stdClass#229 (4)
$value->tafsir[31]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 32
$value->tafsir[31]->ayat
⇄public id -> integer 3284
$value->tafsir[31]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[31]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1973) "Kemudian Allah memerintahkan Musa supaya memasukkan tangannya ke baju. Perin...
$value->tafsir[31]->tafsir
Kemudian Allah memerintahkan Musa supaya memasukkan tangannya ke baju. Perintah ini pun dilaksanakan Musa dengan taat dan patuh. Ketika ia mengeluarkan tangannya dari leher bajunya, ia melihat tangannya berubah menjadi putih bercahaya dan bersinar bukan karena sakit sopak atau yang lainnya. Musa kaget, terkejut, dan merasa takut. Akan tetapi, segera sesudah itu turun pula perintah Tuhan untuk menghilangkan rasa terkejut dan takut yang telah menguasai dirinya supaya dia mendekapkan kedua tangannya ke dada.
Kemudian Allah menegaskan kepada Musa bahwa dua mukjizat yang diberikan kepadanya adalah untuk menunjukkan kekuasaan-Nya. Musa diperintahkan untuk memperlihatkan kedua mukjizat itu kepada Fir'aun yang sombong dan fasik ketika Musa menyerunya agar dia beriman kepada Allah dan meninggalkan kesesatan yang dianutnya. Ketika itu, Musa mengerti bahwa di atas pundaknya telah dibebankan risalah yang harus disampaikan kepada Fir'aun dan kaumnya, serta kepada Bani Israil sendiri. Ini berarti bahwa dia telah menjadi rasul. Dengan demikian, apa yang dijanjikan Allah kepada ibu Musa bahwa putranya akan dikembalikan ke haribaannya telah terlaksana di waktu Musa masih kecil. Sekarang terlaksana pula janji Allah yang kedua bahwa Dia mengangkat Musa menjadi rasul.
Sebelum ini, yang mendorong Musa meninggalkan Madyan menuju Mesir adalah perasaan rindu kepada kampung halaman dan sanak keluarganya. Ia berani melakukan hal itu karena dia berharap orang Mesir telah lupa akan peristiwa pembunuhan yang dilakukannya di masa lampau sehingga ia dapat memasuki Mesir secara diam-diam. Akan tetapi, ia sekarang harus kembali ke sana secara terang-terangan dan menentang kekuasaan Fir'aun yang perkasa. Dengan begitu, Fir'aun dan kaumnya pasti akan membunuhnya. Dia mulai merasa khawatir terhadap dirinya kalau dia pergi sendirian. Hal yang lebih dikhawatirkannya adalah kalau ia terbunuh oleh Fir'aun, tentu risalah Tuhannya tidak akan sampai kepada kaumnya (Bani Israil).
⇄⧉32 => stdClass#230 (4)
$value->tafsir[32]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 33
$value->tafsir[32]->ayat
⇄public id -> integer 3285
$value->tafsir[32]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[32]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (673) "Musa mengadukan kepada Tuhannya bahwa dulu dia pernah membunuh seorang anak ...
$value->tafsir[32]->tafsir
Musa mengadukan kepada Tuhannya bahwa dulu dia pernah membunuh seorang anak muda. Hal itu telah tersiar luas di kalangan orang Mesir, dan Fir'aun telah menetapkan untuk membunuhnya. Hal itu sangat mengkhawatirkan Musa, siapa tahu setibanya di sana, Fir'aun dan kaumnya telah bersiap-siap untuk membunuhnya. Dengan demikian risalah yang telah dibebankan kepadanya menjadi terlantar.
Musa juga mengadukan bahwa ia mempunyai seorang saudara bernama Harun yang lebih fasih perkataannya daripadanya, lebih pandai berdebat dan memberikan keterangan. Dengan kefasihannya, Harun akan dapat membelanya, bila Fir'aun dan kaumnya membuat tuduhan-tuduhan yang mungkin memberatkannya.
⇄⧉33 => stdClass#231 (4)
$value->tafsir[33]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 34
$value->tafsir[33]->ayat
⇄public id -> integer 3286
$value->tafsir[33]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[33]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (673) "Musa mengadukan kepada Tuhannya bahwa dulu dia pernah membunuh seorang anak ...
$value->tafsir[33]->tafsir
Musa mengadukan kepada Tuhannya bahwa dulu dia pernah membunuh seorang anak muda. Hal itu telah tersiar luas di kalangan orang Mesir, dan Fir'aun telah menetapkan untuk membunuhnya. Hal itu sangat mengkhawatirkan Musa, siapa tahu setibanya di sana, Fir'aun dan kaumnya telah bersiap-siap untuk membunuhnya. Dengan demikian risalah yang telah dibebankan kepadanya menjadi terlantar.
Musa juga mengadukan bahwa ia mempunyai seorang saudara bernama Harun yang lebih fasih perkataannya daripadanya, lebih pandai berdebat dan memberikan keterangan. Dengan kefasihannya, Harun akan dapat membelanya, bila Fir'aun dan kaumnya membuat tuduhan-tuduhan yang mungkin memberatkannya.
⇄⧉34 => stdClass#232 (4)
$value->tafsir[34]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 35
$value->tafsir[34]->ayat
⇄public id -> integer 3287
$value->tafsir[34]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[34]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (894) "Allah mengabulkan permintaan Musa dan berjanji mengangkat Harun menjadi rasu...
$value->tafsir[34]->tafsir
Allah mengabulkan permintaan Musa dan berjanji mengangkat Harun menjadi rasul dan pendampingnya (wazir). Allah juga menenteramkan hatinya yang selalu diliputi kekhawatiran karena beratnya beban yang dipikulkan kepadanya. Allah menjanjikan bahwa Dia akan memberikan kepada Musa dan saudaranya kekuatan yang tak dapat dikalahkan oleh kekuatan apa pun di dunia apalagi kekuatan Fir'aun yang sangat terbatas.
Dengan hati yang aman dan tenteram, Musa kembali ke tempat istrinya yang ditinggalkannya. Dia menceritakan kepadanya semua kejadian yang dialaminya, yaitu dia telah diangkat Allah menjadi rasul. Mendengar cerita Musa, hati istrinya menjadi tenteram. Musa lalu berangkat bersama keluarganya menuju Mesir didorong oleh cita-cita yang suci yaitu menyampaikan risalah Allah kepada Fir'aun dan Bani Israil. Di Mesir, Harun telah bersiap-siap untuk memikul risalah itu dan membantu saudaranya.
⇄⧉35 => stdClass#233 (4)
$value->tafsir[35]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 36
$value->tafsir[35]->ayat
⇄public id -> integer 3288
$value->tafsir[35]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[35]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (850) "Musa lalu datang kepada Fir'aun dan kaumnya untuk menyeru mereka kepada agam...
$value->tafsir[35]->tafsir
Musa lalu datang kepada Fir'aun dan kaumnya untuk menyeru mereka kepada agama tauhid dengan memberikan bukti-bukti yang nyata dan keterangan yang kuat dan jelas. Dengan demikian, tidak ada alasan bagi mereka menolak kebenaran yang dikemukakannya. Akan tetapi, serta merta mereka menolak apa yang diucapkan oleh Musa. Ketika mereka telah terpojok dan tidak dapat lagi membantah kebenaran yang dibawanya, mereka lalu menuduh semua itu hanya sihir belaka dan mereka tidak pernah mendengar apa yang diucapkan Musa dari nenek moyang mereka.
Demikianlah sikap orang-orang kafir terhadap rasul-rasul yang menyeru kepada agama yang benar seperti tersebut dalam firman-Nya:
Demikianlah setiap kali seorang rasul yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka, mereka (kaumnya) pasti mengatakan, "Dia itu pesihir atau orang gila." (adz-dzariyat/51: 52).
⇄⧉36 => stdClass#234 (4)
$value->tafsir[36]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 37
$value->tafsir[36]->ayat
⇄public id -> integer 3289
$value->tafsir[36]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[36]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1249) "Tuduhan Fir'aun dan kaumnya bahwa bukti-bukti yang dikemukakan Musa hanya si...
$value->tafsir[36]->tafsir
Tuduhan Fir'aun dan kaumnya bahwa bukti-bukti yang dikemukakan Musa hanya sihir belaka dijawabnya dengan tenang dan tidak keluar dari adab dan sopan santun berdebat, tanpa menuduh lawannya bahwa mereka telah sesat. Musa mengatakan kepada mereka bahwa Tuhannya yang lebih mengetahui siapa sebenarnya yang membawa petunjuk dari Allah dan siapa sebenarnya yang beruntung yang akan mendapat kebahagiaan di akhirat. Di balik itu, dalam hatinya ia yakin sepenuhnya dialah yang benar, dialah orang yang beruntung dan siapa yang menentang kebenaran yang dibawanya pasti akan merugi dan menyesal. Jawaban ini sama dengan jawaban yang diberikan oleh Nabi Muhammad kepada kaum musyrikin yang menentangnya, seperti tersebut dalam firman Allah:
Katakanlah (Muhammad), "Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan dari bumi?" Katakanlah, "Allah," dan sesungguhnya kami atau kamu (orang-orang musyrik), pasti berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang nyata. (Saba'/34: 24)
Walaupun demikian, Musa tetap menegaskan bahwa orang zalim tidak akan memperoleh kemenangan. Ini adalah sebagai isyarat kepada Fir'aun dan kaumnya bahwa mereka tidak akan menang. Mereka pasti akan kalah dan hancur karena mereka adalah orang-orang yang sombong dan aniaya.
⇄⧉37 => stdClass#235 (4)
$value->tafsir[37]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 38
$value->tafsir[37]->ayat
⇄public id -> integer 3290
$value->tafsir[37]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[37]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (2266) "Ayat ini menerangkan bahwa setelah kehabisan alasan dan dalil untuk membanta...
$value->tafsir[37]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa setelah kehabisan alasan dan dalil untuk membantah keterangan Musa dan bukti-bukti yang dikemukakannya, Fir'aun memerintahkan kepada kaumnya supaya jangan percaya kepada berita dusta yang dikemukakan Musa. Selama ini tidak ada seorang pun yang berani mendakwahkan bahwa ada Tuhan selain dia. Semenjak dahulu selama Mesir diperintah oleh Fir'aun, yang silih berganti, tak seorang pun yang mengingkari bahwa Fir'aun adalah tuhan-tuhan yang berkuasa di muka bumi. Mata hati rakyat dikelabui dengan dongeng dan khurafat yang menyatakan bahwa manusia harus tunduk kepada kekuasaan Fir'aun. Dia selalu melakukan tindakan yang kejam dan bengis terhadap orang yang berani mengingkari kekuasaannya sebagai tuhan dengan menyiksa dan memenjarakan bahkan membunuhnya. Hal ini disebutkan dalam firman Allah:
Kemudian dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru (memanggil kaumnya). (Seraya) berkata, "Akulah tuhanmu yang paling tinggi." (an-Nazi'at/79: 23-24)
Firman Allah:
Dia (Fir'aun) berkata, "Sungguh, jika engkau menyembah Tuhan selain aku, pasti aku masukkan engkau ke dalam penjara." (asy-Syu'ara'/26: 29)
Imam Fakhruddin ar-Razi berpendapat bahwa Fir'aun mendakwakan dirinya sebagai tuhan maksudnya bukan dia yang menciptakan langit, bumi, lautan, gunung-gunung, dan manusia seluruhnya karena hal itu tidak akan dapat diterima oleh akal. Maksudnya adalah supaya orang memperhambakan diri kepadanya. Dia hanya menolak adanya tuhan yang harus dipatuhi dan di sembah selain dia.
Lalu Fir'aun memerintahkan kepada wazirnya, Haman, supaya menyalakan api yang besar untuk membuat batu bata yang banyak dan mendirikan bangunan yang tinggi supaya dia dapat naik ke langit melihat Tuhan yang didakwahkan Musa. Fir'aun lalu menegaskan bahwa Musa adalah pembohong besar. Senada dengan ini, Allah berfirman:
Dan Fir'aun berkata, "Wahai Haman! Buatkanlah untukku sebuah bangunan yang tinggi agar aku sampai ke pintu-pintu, (yaitu) pintu-pintu langit, agar aku dapat melihat Tuhannya Musa, tetapi aku tetap memandangnya seorang pendusta." Dan demikianlah dijadikan terasa indah bagi Fir'aun perbuatan buruknya itu, dan dia tertutup dari jalan (yang benar); dan tipu daya Fir'aun itu tidak lain hanyalah membawa kerugian. (al-Mu'min/40: 36-37)
⇄⧉38 => stdClass#236 (4)
$value->tafsir[38]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 39
$value->tafsir[38]->ayat
⇄public id -> integer 3291
$value->tafsir[38]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[38]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1848) "Pada ayat ini, Allah menegaskan bahwa Fir'aun dan tentaranya sangat sombong ...
$value->tafsir[38]->tafsir
Pada ayat ini, Allah menegaskan bahwa Fir'aun dan tentaranya sangat sombong dan takabur. Fir'aun menganggap dan mengaku hanya dialah penguasa yang mutlak di muka bumi. Siapa saja yang menantangnya dianggap salah dan durhaka. Kalau dikatakan kepadanya ada Tuhan yang lebih besar daripada kekuasaannya, Fir'aun menjadi kalap, dan tak dapat lagi menguasai dirinya, seperti memerintahkan dengan segera membuat suatu hal yang mustahil, seperti membuat bangunan setinggi langit agar dia dapat berhadapan dengan Tuhan Yang Mahakuasa lagi Mahaperkasa.
Fir'aun dan kaumnya mengira bahwa mereka tidak akan dibangkitkan, tidak akan diperhitungkan apa yang telah dikerjakan selama hidup di dunia, dan tidak ada yang akan menyiksa bila mereka melakukan kezaliman dan kekejaman. Memang demikianlah kepercayaan mereka karena pengaruh kesombongan dan ketakaburan itu. Mereka membuat piramida yang besar untuk kuburan mereka yang diisi dengan perabot yang lengkap dan serba mewah serta pakaian dan perhiasan yang indah-indah, untuk dinikmati sesudah mati.
Karena kesombongan dan ketakaburan itu, Allah mengazab mereka di dunia dan akhirat. Di dunia Fir'aun ditenggelamkan bersama tentaranya ke dalam lautan, dan di akhirat mereka akan disiksa dalam neraka.
Demikianlah nasib yang telah ditetapkan Allah bagi orang yang takabur dan sombong, berbuat zalim dan aniaya terhadap Allah dan sesamanya. Sebenarnya kelanjutan kisah Fir'aun bisa ditemukan pada surah-surah lain dalam Al-Qur'an seperti Surah al-A'raf, Yunus, thaha, dan sebagainya. Akan tetapi, Allah hendak menegaskan di sini bagaimana nasib orang-orang yang durhaka yang tidak lagi mempergunakan akal dan pikirannya sehingga tertutuplah hatinya untuk menerima kebenaran dari mana pun datangnya, sehingga dia menjadi sombong dan takabur. Hal itu layak menjadi perhatian dan pelajaran bagi seluruh manusia.
⇄⧉39 => stdClass#237 (4)
$value->tafsir[39]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 40
$value->tafsir[39]->ayat
⇄public id -> integer 3292
$value->tafsir[39]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[39]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1848) "Pada ayat ini, Allah menegaskan bahwa Fir'aun dan tentaranya sangat sombong ...
$value->tafsir[39]->tafsir
Pada ayat ini, Allah menegaskan bahwa Fir'aun dan tentaranya sangat sombong dan takabur. Fir'aun menganggap dan mengaku hanya dialah penguasa yang mutlak di muka bumi. Siapa saja yang menantangnya dianggap salah dan durhaka. Kalau dikatakan kepadanya ada Tuhan yang lebih besar daripada kekuasaannya, Fir'aun menjadi kalap, dan tak dapat lagi menguasai dirinya, seperti memerintahkan dengan segera membuat suatu hal yang mustahil, seperti membuat bangunan setinggi langit agar dia dapat berhadapan dengan Tuhan Yang Mahakuasa lagi Mahaperkasa.
Fir'aun dan kaumnya mengira bahwa mereka tidak akan dibangkitkan, tidak akan diperhitungkan apa yang telah dikerjakan selama hidup di dunia, dan tidak ada yang akan menyiksa bila mereka melakukan kezaliman dan kekejaman. Memang demikianlah kepercayaan mereka karena pengaruh kesombongan dan ketakaburan itu. Mereka membuat piramida yang besar untuk kuburan mereka yang diisi dengan perabot yang lengkap dan serba mewah serta pakaian dan perhiasan yang indah-indah, untuk dinikmati sesudah mati.
Karena kesombongan dan ketakaburan itu, Allah mengazab mereka di dunia dan akhirat. Di dunia Fir'aun ditenggelamkan bersama tentaranya ke dalam lautan, dan di akhirat mereka akan disiksa dalam neraka.
Demikianlah nasib yang telah ditetapkan Allah bagi orang yang takabur dan sombong, berbuat zalim dan aniaya terhadap Allah dan sesamanya. Sebenarnya kelanjutan kisah Fir'aun bisa ditemukan pada surah-surah lain dalam Al-Qur'an seperti Surah al-A'raf, Yunus, thaha, dan sebagainya. Akan tetapi, Allah hendak menegaskan di sini bagaimana nasib orang-orang yang durhaka yang tidak lagi mempergunakan akal dan pikirannya sehingga tertutuplah hatinya untuk menerima kebenaran dari mana pun datangnya, sehingga dia menjadi sombong dan takabur. Hal itu layak menjadi perhatian dan pelajaran bagi seluruh manusia.
⇄⧉40 => stdClass#238 (4)
$value->tafsir[40]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 41
$value->tafsir[40]->ayat
⇄public id -> integer 3293
$value->tafsir[40]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[40]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (730) "Ayat ini memberi julukan kepada Fir'aun dan kaumnya yang durhaka bahwa merek...
$value->tafsir[40]->tafsir
Ayat ini memberi julukan kepada Fir'aun dan kaumnya yang durhaka bahwa mereka adalah pemimpin-pemimpin yang membawa manusia ke neraka karena mereka telah menyesatkan manusia dan memaksa setiap orang untuk kafir terhadap Tuhannya. Mereka merasa bebas melakukan kezaliman sekehendak hatinya, tanpa ada rasa keadilan dan rasa kasih sayang.
Sebenarnya mereka ini telah melakukan dua kesalahan, kesalahan bagi diri mereka sendiri dan kesalahan menyesatkan orang lain. Maka pantaslah bila mereka menerima siksaan yang berlipat ganda, siksaan terhadap kesesatan sendiri dan siksaan karena menyesatkan orang lain. Oleh karena itu, tidak akan ada penolong bagi mereka di akhirat nanti dan tidak ada yang akan membebaskan dari siksa Allah.
⇄⧉41 => stdClass#239 (4)
$value->tafsir[41]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 42
$value->tafsir[41]->ayat
⇄public id -> integer 3294
$value->tafsir[41]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[41]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (730) "Ayat ini memberi julukan kepada Fir'aun dan kaumnya yang durhaka bahwa merek...
$value->tafsir[41]->tafsir
Ayat ini memberi julukan kepada Fir'aun dan kaumnya yang durhaka bahwa mereka adalah pemimpin-pemimpin yang membawa manusia ke neraka karena mereka telah menyesatkan manusia dan memaksa setiap orang untuk kafir terhadap Tuhannya. Mereka merasa bebas melakukan kezaliman sekehendak hatinya, tanpa ada rasa keadilan dan rasa kasih sayang.
Sebenarnya mereka ini telah melakukan dua kesalahan, kesalahan bagi diri mereka sendiri dan kesalahan menyesatkan orang lain. Maka pantaslah bila mereka menerima siksaan yang berlipat ganda, siksaan terhadap kesesatan sendiri dan siksaan karena menyesatkan orang lain. Oleh karena itu, tidak akan ada penolong bagi mereka di akhirat nanti dan tidak ada yang akan membebaskan dari siksa Allah.
⇄⧉42 => stdClass#240 (4)
$value->tafsir[42]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 43
$value->tafsir[42]->ayat
⇄public id -> integer 3295
$value->tafsir[42]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[42]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1425) "Ayat ini menerangkan bahwa Allah telah menurunkan kepada Musa kitab Taurat s...
$value->tafsir[42]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa Allah telah menurunkan kepada Musa kitab Taurat sebagai rahmat baginya dan bagi kaumnya, yang telah lama tertindas dan teraniaya di bawah kekuasaan Fir'aun. Di dalamnya terdapat hikmah dan hukum yang membimbing manusia menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Di sini tampak perbedaan yang besar dan nyata dalam perlakuan Allah terhadap pemimpin-pemimpin dan kaum yang durhaka, sombong dan takabur dengan perlakuannya terhadap pemimpin yang saleh dan ikhlas serta taat kepada-Nya.
Kepada golongan pertama, seperti Fir'aun dan kaumnya, diturunkan malapetaka dan siksaan sehingga dia ditenggelamkan bersama tentaranya ke dalam laut. Kepada golongan kedua, seperti Musa, Harun, dan kaumnya, diturunkan Kitab yang akan menjadi petunjuk bagi mereka dalam menempuh kehidupan, baik di dunia maupun di akhirat. Demikianlah sunatullah yang berlaku semenjak dahulu kala. Berapa banyaknya umat-umat yang terdahulu yang telah dibinasakan-Nya dengan berbagai macam cara seperti yang terjadi pada kaum Nabi Nuh, Nabi Saleh, Nabi Hud, dan lain-lain.
Dari Abu Sa'id al-Khudri bersumber dari Nabi saw, beliau bersabda, "Setelah diturunkannya kitab Taurat di atas bumi Allah tidak lagi membinasakan suatu kaum dengan azab dari langit atau bumi kecuali penduduk negeri yang diubah menjadi kera, mereka adalah orang Bani Israil sepeninggal Nabi Musa, lalu Nabi saw membaca ayat ini (al-Qasas/28: 43). (Riwayat al-hakim)
⇄⧉43 => stdClass#241 (4)
$value->tafsir[43]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 44
$value->tafsir[43]->ayat
⇄public id -> integer 3296
$value->tafsir[43]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[43]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1162) "Ayat ini menerangkan bahwa Muhammad saw tidak pernah berada di sisi sebelah ...
$value->tafsir[43]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa Muhammad saw tidak pernah berada di sisi sebelah barat Lembah Suci thuwa, tempat Allah mewahyukan lembaran-lembaran Taurat kepada Musa. Ketika itu, Allah membebankan urusan-urusan kenabian kepadanya. Karena tidak termasuk salah seorang dari rombongan 70 orang yang telah terpilih untuk mendengarkan secara terperinci hal-hal yang diwahyukan Allah kepada Musa, maka Muhammad saw tidak mungkin menerangkan semua itu, kecuali dengan jalan wahyu dari Allah. Muhammad saw dapat menyampaikan hal-hal gaib yang telah lama terjadi serta tidak disaksikan dan dilihatnya sama sekali, padahal ia adalah seorang 'ummi tidak dapat membaca dan menulis, berada di tengah-tengah kaum yang 'ummi pula, dan tidak mengetahui sedikit pun tentang hal-hal tersebut. Hal itu merupakan bukti nyata bahwa Muhammad benar-benar nabi dan rasul Allah. Semua itu disampaikan dan dikisahkannya melalui perantaraan wahyu dari Allah. Firman Allah:
Dan mereka berkata, "Mengapa dia tidak membawa tanda (bukti) kepada kami dari Tuhannya?" Bukankah telah datang kepada mereka bukti (yang nyata) sebagaimana yang tersebut di dalam kitab-kitab yang dahulu? (thaha/20: 133)
⇄⧉44 => stdClass#242 (4)
$value->tafsir[44]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 45
$value->tafsir[44]->ayat
⇄public id -> integer 3297
$value->tafsir[44]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[44]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (859) "Ayat ini menerangkan bahwa Allah telah menciptakan generasi demi generasi se...
$value->tafsir[44]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa Allah telah menciptakan generasi demi generasi sejak Nabi Musa sampai kepada Nabi Muhammad dalam waktu yang panjang dan merupakan masa kekosongan, sehingga pengetahuan mereka berkurang, akhlak mereka menurun dan telah menjurus kepada kehancuran dan dekadensi moral. Pada waktu itu terasa benar perlunya diutus seorang rasul untuk membimbing dan memberi petunjuk kepada mereka ke jalan yang benar. Maka diutuslah Nabi Muhammad saw dan dia diberitahu oleh Allah keadaan dan ihwal nabi-nabi terdahulu, begitu juga keadaan dan hal ikhwal Nabi Musa. Allah juga menerangkan pada ayat ini bahwa Muhammad tidak tinggal bersama-sama penduduk Madyan untuk menanyakan dan mempelajari kisah Nabi Musa dari orang-orang yang menyaksikan kisah itu sendiri. Semua itu diketahui oleh Nabi Muhammad dengan perantaraan wahyu yang diturunkan kepadanya.
⇄⧉45 => stdClass#243 (4)
$value->tafsir[45]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 46
$value->tafsir[45]->ayat
⇄public id -> integer 3298
$value->tafsir[45]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[45]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (816) "Ayat ini menerangkan bahwa Nabi Muhammad tidak berada di dekat Gunung Tur pa...
$value->tafsir[45]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa Nabi Muhammad tidak berada di dekat Gunung Tur pada waktu Allah menyeru Nabi Musa dan ketika terjadi munajat antara keduanya. Peristiwa itu diketahui oleh Muhammad dengan perantaraan kitab suci Al-Qur'an yang diwahyukan kepadanya sebagai rahmat Allah yang di dalamnya dibentangkan kisah tersebut. Juga terdapat hal-hal yang mendatangkan maslahat dan kebahagiaan bagi mereka di dunia dan di akhirat, agar Muhammad memberi peringatan kepada kaum Quraisy yang belum pernah memperoleh peringatan sebelumnya. Selain ayat ini sebagai dalil yang jelas atas kerasulan Muhammad saw, juga sebagai dalil atas kemukjizatan Al-Qur'an, karena ia menceritakan peristiwa yang telah terjadi beratus-ratus tahun. Padahal Rasulullah tidak menyaksikan peristiwa tersebut apalagi hadir di tengah-tengah mereka.
⇄⧉46 => stdClass#244 (4)
$value->tafsir[46]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 47
$value->tafsir[46]->ayat
⇄public id -> integer 3299
$value->tafsir[46]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[46]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (2375) "Ayat ini menerangkan bahwa salah satu hikmah pengutusan Muhammad kepada mere...
$value->tafsir[46]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa salah satu hikmah pengutusan Muhammad kepada mereka adalah untuk menolak alasan-alasan mereka, ketika kelak mendapat azab yang pedih atas kekafiran mereka terhadap Allah dan dosa-dosa yang telah diperbuatnya. Seandainya Muhammad belum diutus sedangkan azab menimpa mereka, tentu mereka akan mengemukakan alasan dan hujah. Mereka akan berkata, "Wahai Tuhan kami! Kenapa tidak diutus seorang rasul kepada kami sebelum kemurkaan-Mu menimpa kami, dan azab-Mu diturunkan kepada kami, agar kami dapat mengikuti petunjuk-petunjuk-Mu, mengamalkan ayat-ayat yang ada di dalam kitab-Mu yang diturunkan kepada rasul itu, sehingga kami percaya atas ketuhanan-Mu dan membenarkan rasul yang Engkau utus itu?"
Oleh sebab itu, jauh sebelum mereka dimurkai dan diazab oleh Allah, Muhammad telah diutus kepada mereka untuk memberi peringatan dan ancaman dengan kemurkaan dan azab yang akan ditimpakan kalau mereka tetap dalam agama nenek moyang mereka, menyembah berhala, mempersekutukan Allah. Dengan demikian, tidak ada jalan bagi mereka untuk mengemukakan alasan-alasan dan hujah. Itulah sunatullah yang berlaku pada tiap-tiap umat. Hal ini ditegaskan dalam ayat lain dalam Al-Qur'an seperti firman Allah:
Rasul-rasul itu adalah sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, agar tidak ada alasan bagi manusia untuk membantah Allah setelah rasul-rasul itu diutus. Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana. (an-Nisa'/4: 165)
Dan firman-Nya:
Barang siapa berbuat sesuai dengan petunjuk (Allah), maka sesungguhnya itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barang siapa tersesat maka sesungguhnya (kerugian) itu bagi dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, tetapi Kami tidak akan menyiksa sebelum Kami mengutus seorang rasul. (al-Isra'/17: 15)
Salah satu hikmat pengutusan para rasul adalah untuk membendung dan menolak alasan yang akan dikemukakan mereka. Hikmah diturunkannya kitab suci Al-Qur'an juga untuk menolak alasan mereka yang akan mengatakan bahwa mereka tidak beriman karena kitab samawi hanya diturunkan kepada dua golongan saja yaitu Yahudi dan Nasrani, sebagaimana firman Allah swt:
(Kami turunkan Al-Qur'an itu) agar kamu (tidak) mengatakan, "Kitab itu hanya diturunkan kepada dua golongan sebelum kami (Yahudi dan Nasrani) dan sungguh, kami tidak memperhatikan apa yang mereka baca." (al-An'am/6: 156)
⇄⧉47 => stdClass#245 (4)
$value->tafsir[47]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 48
$value->tafsir[47]->ayat
⇄public id -> integer 3300
$value->tafsir[47]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[47]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1794) "Ayat ini menerangkan bahwa ketika Muhammad diutus kepada kaum Quraisy yang b...
$value->tafsir[47]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa ketika Muhammad diutus kepada kaum Quraisy yang belum pernah didatangi oleh seorang rasul yang dibekali kitab suci Al-Qur'an, mereka menyombongkan diri, menentang, dan memperlihatkan kesesatan. Mereka berkata, "Mengapa ia tidak memiliki mukjizat sebagaimana halnya Nabi Musa yang diberi mukjizat, seperti tongkat menjadi ular, lautan terbelah dengan pukulan tongkatnya, tangannya menjadi putih, dinaungi oleh awan, dan lain-lain. Firman Allah:
Maka boleh jadi engkau (Muhammad) hendak meninggalkan sebagian dari apa yang diwahyukan kepadamu dan dadamu sempit karenanya, karena mereka akan mengatakan, "Mengapa tidak diturunkan kepadanya harta (kekayaan) atau datang bersamanya malaikat?" Sungguh, engkau hanyalah seorang pemberi peringatan dan Allah pemelihara segala sesuatu. (Hud/11: 12)
Ucapan kaum Quraisy itu dijawab bahwa orang-orang yang durhaka dan sombong pada masa Nabi Musa telah ingkar kepada mukjizat yang diberikan kepada Musa dahulu. Bahkan mereka menuduh Musa dan Harun adalah dua ahli sihir yang saling membantu. Apakah orang-orang kafir Mekah akan mengikuti apa yang telah diperbuat kaum Nabi Musa? Apakah mereka akan mengingkari apa yang didatangkan Muhammad, dan mengatakan bahwa Musa dan Muhammad adalah ahli sihir? Apakah mereka juga tidak akan mempercayai risalah dan mukjizat keduanya?
Mengenai tuduhan bahwa keduanya adalah ahli sihir pada ayat ini, Said bin Jubair, Mujahid, dan Ibnu Zaid berpendapat bahwa yang dimaksud dengan "keduanya adalah ahli sihir" ialah Musa dan Harun. Ini adalah ucapan orang-orang Yahudi pada permulaan kerasulan. Sedangkan Ibnu 'Abbas dan al-hasan al-Basri berpendapat bahwa yang dimaksud dengan keduanya adalah ahli sihir yaitu Musa dan Muhammad saw, dan ini adalah ucapan orang-orang musyrikin bangsa Arab.
⇄⧉48 => stdClass#246 (4)
$value->tafsir[48]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 49
$value->tafsir[48]->ayat
⇄public id -> integer 3301
$value->tafsir[48]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[48]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (477) "Allah menyuruh Muhammad menantang orang-orang kafir Mekah yang mengatakan ba...
$value->tafsir[48]->tafsir
Allah menyuruh Muhammad menantang orang-orang kafir Mekah yang mengatakan bahwa Musa dan Muhammad adalah ahli sihir, dan Taurat dan Al-Qur'an adalah sihir belaka, untuk mendatangkan sebuah kitab dari sisi Allah yang lebih memberi petunjuk dan lebih mendatangkan kemaslahatan daripada kedua kitab itu. Nabi menegaskan kepada mereka bahwa dia bersedia meninggalkan Al-Qur'an apabila mereka itu benar dalam pengakuan mereka, dan benar-benar dapat mendatangkan kitab yang dimaksud.
⇄⧉49 => stdClass#247 (4)
$value->tafsir[49]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 50
$value->tafsir[49]->ayat
⇄public id -> integer 3302
$value->tafsir[49]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[49]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1926) "Ayat ini menerangkan bahwa kalau orang-orang musyrik itu tidak dapat memenuh...
$value->tafsir[49]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa kalau orang-orang musyrik itu tidak dapat memenuhi tantangan Nabi mendatangkan kitab dari sisi Allah yang lebih menjamin kebahagiaan daripada Taurat dan Al-Qur'an, maka itu berarti bahwa pembangkangan mereka sesungguhnya hanyalah dorongan hawa nafsu belaka, dan mengikuti ajakan setan yang tidak beralasan sama sekali. Orang-orang yang hanya mengikuti hawa nafsunya dan menuruti bujukan setan tanpa ada petunjuk dari Allah, adalah orang-orang yang sangat sesat bahkan paling sesat. Oleh sebab itu, Allah melarang mengikuti hawa nafsu karena akan menyesatkan dari jalan yang benar. Orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, firman Allah:
(Allah berfirman), "Wahai Daud! Sesungguhnya engkau Kami jadikan khalifah (penguasa) di bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu, karena akan menyesatkan engkau dari jalan Allah. Sungguh, orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan." (shad/38: 26)
Pada akhir ayat 50 ini ditegaskan bahwa Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang yang zalim dan selalu meninggalkan perintah Allah, melanggar larangan-Nya, mendustakan rasul-Nya, mengikuti kemauan hawa nafsu, dan lebih mengutamakan ketaatan kepada setan daripada ketaatan kepada Allah. Orang-orang zalim itu akan mendapat azab yang amat pedih di akhirat. Firman Allah:
Maka sungguh, mereka (yang disembah itu) telah mengingkari apa yang kamu katakan, maka kamu tidak akan dapat menolak (azab) dan tidak dapat (pula) menolong (dirimu), dan barang siapa di antara kamu berbuat zalim, niscaya Kami rasakan kepadanya azab yang besar. (al-Furqan/25: 19)
Dan firman-Nya:
Tetapi golongan-golongan (yang ada) saling berselisih di antara mereka; maka celakalah orang-orang yang zalim karena azab pada hari yang pedih (Kiamat). (az-Zukhruf43: 65)
⇄⧉50 => stdClass#248 (4)
$value->tafsir[50]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 51
$value->tafsir[50]->ayat
⇄public id -> integer 3303
$value->tafsir[50]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[50]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (608) "Ayat ini menerangkan bahwa Allah menurunkan Al-Qur'an secara bertahap, sebag...
$value->tafsir[50]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa Allah menurunkan Al-Qur'an secara bertahap, sebagian demi sebagian sesuai dengan kebijaksanaan yang telah digariskan-Nya, agar mudah dibaca, diingat, dipahami, dan bisa memantapkan hati dan menguatkan iman. Ini merupakan jawaban atas permintaan orang-orang kafir yang menghendaki Al-Qur'an itu diturunkan sekaligus. Firman Allah:
Dan orang-orang kafir berkata, "Mengapa Al-Qur'an itu tidak diturunkan kepadanya sekaligus?" Demikianlah agar Kami memperteguh hatimu (Muhammad) dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (berangsur-angsur, perlahan dan benar). (al-Furqan/25: 32)
⇄⧉51 => stdClass#249 (4)
$value->tafsir[51]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 52
$value->tafsir[51]->ayat
⇄public id -> integer 3304
$value->tafsir[51]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[51]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (751) "Ayat ini menerangkan bahwa Ahli Kitab yang percaya kepada Taurat dan Injil, ...
$value->tafsir[51]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa Ahli Kitab yang percaya kepada Taurat dan Injil, dan bertemu dengan masa kenabian Muhammad saw, juga percaya kepada Al-Qur'an. Mereka menemukan dalam kitab suci mereka berita yang menggembirakan tentang Al-Qur'an dan kecocokan sifat-sifat Al-Qur'an dengan sifat-sifat yang dijelaskan di dalam kitab mereka. Hal ini dijelaskan pula di dalam ayat yang lain:
Dan sesungguhnya di antara Ahli Kitab ada yang beriman kepada Allah, dan kepada apa yang diturunkan kepada kamu, dan yang diturunkan kepada mereka, karena mereka berendah hati kepada Allah. (ali 'Imran/3: 199)
Dan firman-Nya:
Orang-orang yang telah Kami beri Kitab, mereka membacanya sebagaimana mestinya, mereka itulah yang beriman kepadanya. (al-Baqarah/2: 121)
⇄⧉52 => stdClass#250 (4)
$value->tafsir[52]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 53
$value->tafsir[52]->ayat
⇄public id -> integer 3305
$value->tafsir[52]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[52]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (538) "Ayat ini menerangkan bahwa apabila Al-Qur'an dibacakan kepada mereka, mereka...
$value->tafsir[52]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa apabila Al-Qur'an dibacakan kepada mereka, mereka mengakui bahwa Al-Qur'an itu benar-benar dari Allah. Bahkan, mereka telah membenarkannya sebelum diturunkan karena mereka telah menemukan sifat-sifat Muhammad dan sifat-sifat Al-Qur'an dalam kitab suci mereka. Kepercayaan Ahli Kitab kepada Al-Qur'an sudah sejak dulu karena nenek moyang mereka membaca uraian tentang sifat-sifat Al-Qur'an dalam kitab suci mereka. Kebiasaan ini berlaku turun-temurun sampai ke anak cucunya jauh sebelum Al-Qur'an itu diturunkan.
⇄⧉53 => stdClass#251 (4)
$value->tafsir[53]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 54
$value->tafsir[53]->ayat
⇄public id -> integer 3306
$value->tafsir[53]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[53]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (2019) "Ayat ini menerangkan bahwa orang-orang yang percaya kepada Al-Qur'an sesudah...
$value->tafsir[53]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa orang-orang yang percaya kepada Al-Qur'an sesudah mereka percaya kepada kitab-kitab suci sebelumnya, akan diberikan pahala dua kali lipat. Pahala atas kepercayaan mereka kepada kitab-kitab suci mereka, dan pahala atas kepercayaan mereka kepada Al-Qur'an. Diperlukan kesabaran dan ketabahan untuk mempertahankan kepercayaan mereka. Fitnah dan cobaan yang harus dihadapi tentu sangat berat, bahkan mereka mendapat perlakuan yang tidak wajar karena mereka mengikuti Muhammad dan menganut agamanya.
Ada tiga macam orang yang mendapat pahala dua kali lipat sebagaimana dijelaskan di dalam sabda Nabi Muhammad:
Tiga golongan orang yang diberi pahala, masing-masing dua kali lipat. Seorang Ahli Kitab yang percaya kepada nabinya, kemudian ia mendapati masa (Muhammad saw) maka ia beriman pula kepadanya dan mengikutinya serta membenarkannya maka baginya dua pahala. Hamba sahaya yang menunaikan hak Allah 'Azza wa Jalla dan hak tuannya, maka baginya dua pahala. Dan seorang yang mempunyai hamba sahaya perempuan lalu ia memberi makan, dan memberinya pendidikan yang baik, kemudian ia memerdekakannya lalu menikahinya, maka baginya dua pahala." (Riwayat al-Bukhari dari Abu Musa al-Asy'ari).
Selain kesabaran dan ketabahan, mereka juga mempunyai beberapa sifat yang menjadikan mereka dekat kepada Allah, antara lain:
1.Mereka menolak kejahatan dengan kebaikan. Apa yang mereka dengar yang menyakitkan hati, berupa cacian dan sebagainya, tidak dibalas tetapi disambut dengan tenang bahkan dimaafkan.
2.Mereka menginfakkan rezeki yang diberikan Allah ke jalan yang benar. Mereka memperoleh rezeki juga dengan halal dan baik. Mereka mengeluarkan zakat, belanja rumah tangga, bederma untuk pembangunan masjid, madrasah, pengajian, pembinaan dan pemeliharaan anak yatim, dan lain sebagainya. Dalam firman-Nya:
Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah. (al-Baqarah/2: 195)
Dan firman-Nya:
Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik. (al-Baqarah/2: 267)
⇄⧉54 => stdClass#252 (4)
$value->tafsir[54]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 55
$value->tafsir[54]->ayat
⇄public id -> integer 3307
$value->tafsir[54]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[54]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (2459) "Ayat ini menerangkan tentang sifat yang ketiga dari orang-orang yang mendeka...
$value->tafsir[54]->tafsir
Ayat ini menerangkan tentang sifat yang ketiga dari orang-orang yang mendekatkan diri kepada Allah yaitu apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, baik mengenai urusan dunia maupun akhirat, seperti cacian, cemoohan, dan sebagainya, mereka berpaling dan tidak melayaninya. Apabila mereka diperlakukan kasar atau disakiti dengan kata-kata atau perbuatan, mereka tidak membalasnya dengan tindakan serupa. Akan tetapi, mereka menghadapinya dengan tenang dan berkata, "Bagi kami amal-amal kami, kamu tidak akan diberi pahala dan tidak pula diganjar karenanya. Bagimu amal-amalmu, kami tidak akan menuntut sedikit pun dari perbuatan itu, dan tidak akan berusaha membalasnya. Kedamaian atasmu, kami tidak ingin berbuat sebagaimana kamu berbuat." Firman Allah:
Dan orang-orang yang tidak memberikan kesaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka berlalu dengan menjaga kehormatan dirinya. (al-Furqan/25: 72)
Diriwayatkan oleh Muhammad bin Ishak bahwa telah berkunjung kepada Rasulullah di Mekah dua puluh orang lebih dari kaum Nasara Habasyah setelah mendengar berita tentang beliau. Mereka menemui Nabi di dalam masjid, kemudian mereka duduk bersama-sama. Di sekeliling Ka'bah pada waktu itu tokoh-tokoh kaum Quraisy sedang duduk berkumpul. Rasulullah kemudian menyeru kaum Nasara Habasyah untuk beriman kepada Allah dan membacakan kepada mereka Al-Qur'an. Setelah mereka mendengar ayat-ayat Al-Qur'an, mereka menangis tersedu-sedu dan dengan spontan beriman kepada Allah serta percaya kepada beliau dan membenarkannya. Mereka mengetahui bahwa sifat-sifat yang mereka saksikan pada diri Rasulullah sama dengan sifat-sifat yang telah diterangkan di dalam kitab suci mereka.
Ketika meninggalkan Nabi Muhammad, mereka dicegat oleh Abu Jahal bin Hisyam dan beberapa orang Quraisy dan mereka mengatakan, "Semoga Allah menggagalkan niatmu, kalian diutus oleh teman-teman kalian hanya untuk mengetahui sifat-sifat pribadi Muhammad lalu memberitahukan kepada mereka. Akan tetapi, kenyataannya kalian sudah terpengaruh lalu meninggalkan agama kalian dan membenarkan apa yang dikatakan Muhammad. Kami tidak melihat ada rombongan yang lebih bodoh dari kalian." Mendengar kata-kata pedas dan tajam dari Abu Jahal bin Hisyam, mereka menjawab, "Selamat tinggal buat kamu, kami tidak akan membalas dan berbuat jahat kepadamu. Bagi kami amal-amal kami, dan bagimu amal-amalmu."
⇄⧉55 => stdClass#253 (4)
$value->tafsir[55]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 56
$value->tafsir[55]->ayat
⇄public id -> integer 3308
$value->tafsir[55]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[55]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1053) "Ayat ini menerangkan bahwa Muhammad tidak dapat menjadikan kaumnya untuk taa...
$value->tafsir[55]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa Muhammad tidak dapat menjadikan kaumnya untuk taat dan menganut agama yang dibawanya, sekalipun ia berusaha sekuat tenaga. Ia hanya berkewajiban menyampaikan dan hanya Allah yang akan memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya. Dia yang mempunyai kebijaksanaan yang mendalam dan alasan yang cukup. Hal tersebut ditegaskan pula pada ayat lain di dalam Al-Qur'an.
Bukanlah kewajibanmu (Muhammad) menjadikan mereka mendapat petunjuk, tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. (al-Baqarah/2: 272)
Dan firman-Nya:
Dan kebanyakan manusia tidak akan beriman walaupun engkau sangat menginginkannya. (Yusuf/12:103)
Pada akhir ayat ini, Allah menegaskan bahwa Dia lebih mengetahui siapa orang-orang yang bersedia dan pantas menerima hidayah itu. Di antara mereka ialah orang-orang Ahli Kitab yang pernah dikisahkan peristiwanya pada ayat-ayat yang lalu. Sebaliknya orang-orang yang tidak bersedia menerima hidayah seperti beberapa kerabat Nabi, maka hidayah tidak akan diberikan kepada mereka.
⇄⧉56 => stdClass#254 (4)
$value->tafsir[56]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 57
$value->tafsir[56]->ayat
⇄public id -> integer 3309
$value->tafsir[56]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[56]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1732) "Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Ibnu 'Abbas bahwa ayat ini turun berkenaan...
$value->tafsir[56]->tafsir
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Ibnu 'Abbas bahwa ayat ini turun berkenaan dengan al-haris bin Utsman bin 'Abd Manaf ketika ia dan beberapa orang Quraisy lainnya mendatangi Nabi saw dan mereka berkata kepada Nabi, "Kami telah mengetahui bahwa apa yang engkau katakan itu benar. Akan tetapi, yang menghalangi kami mengikuti agamamu ialah orang-orang Arab yang akan memusuhi dan mengusir kami dari negeri kami, dan kami tidak mempunyai kesanggupan sedikit pun untuk melawan mereka."
Ayat ini menerangkan bahwa sebagian orang musyrik Mekah mengemukakan alasan yang tidak dapat diterima oleh pikiran yang sehat. Mereka berkata, "Jika kami mengikuti petunjuk yang diberikan Muhammad kepada kami, dan agama yang diturunkan kepadanya, kami khawatir akan diusir dari negeri kami. Orang-orang musyrik serta tokoh-tokoh bangsa Arab juga akan memusuhi kami dengan kekerasan sedang kami tidak mampu melawan mereka." Dengan peringatan ini tampak bahwa mereka lebih takut kepada makhluk daripada Tuhan yang menciptakan mereka. Mereka tidak pernah membayangkan azab yang akan ditimpakan kepada mereka.
Mereka lupa bahwa mereka berada di daerah Haram yang sangat dihormati sejak dahulu kala, aman dan mendapat aneka macam rezeki dan buah-buahan. Apakah mereka mengira akan tetap aman dan sejahtera di daerah Haram yang aman itu kalau mereka tetap dalam kekafiran dan kemusyrikan. Tidak sedikit di antara mereka yang tidak mengetahui dan menyadari nikmat dan azab Allah yang akan diberikan kepada setiap orang sesuai dengan amal baik dan buruk mereka.
Mereka seharusnya mengetahui bahwa rezeki yang berlimpah itu datang dari Allah. Oleh karena itu, Dialah yang patut ditakuti dan ditaati bukan manusia, makhluk yang lemah dan serba kekurangan.
⇄⧉57 => stdClass#255 (4)
$value->tafsir[57]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 58
$value->tafsir[57]->ayat
⇄public id -> integer 3310
$value->tafsir[57]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[57]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1034) "Banyak penduduk negeri yang semula hidup bersenang-senang dengan kekayaan be...
$value->tafsir[57]->tafsir
Banyak penduduk negeri yang semula hidup bersenang-senang dengan kekayaan berlimpah ruah, tetapi karena mereka selalu membuat kerusakan dan tidak mensyukuri nikmat Allah, maka Allah menghancurkan negeri mereka dan hanya sedikit saja rumah-rumah mereka yang tersisa. Padahal Allah tidak akan menghancurkan suatu negeri selama penduduk negeri itu berbuat kebaikan, firman Allah:
Dan Tuhanmu tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, selama penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan. (Hud/11: 117)
Setelah kaum itu hancur, maka tempat tinggal mereka menjadi gersang dan tidak dimakmurkan lagi, hingga negeri itu kembali kepada pemiliknya yang hakiki, yaitu Allah. Firman Allah:
Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezeki datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena itu Allah menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang mereka perbuat. (an-Nahl/16: 112)
⇄⧉58 => stdClass#256 (4)
$value->tafsir[58]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 59
$value->tafsir[58]->ayat
⇄public id -> integer 3311
$value->tafsir[58]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[58]->surah
⇄⧉public tafsir -> UTF-8 string (1337) "Ayat ini menerangkan bahwa sesuai dengan sunah-Nya, Allah tidak pernah membi...
$value->tafsir[58]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa sesuai dengan sunah-Nya, Allah tidak pernah membinasakan suatu kota, kecuali terlebih dahulu mengutus seorang rasul ke kota itu untuk membacakan kepada penduduknya ayat-ayat Allah yang berisi kebenaran. Rasul itu ditugaskan untuk menyeru dan memberi peringatan kepada mereka supaya mereka itu beriman kepada Allah, namun mereka tidak mengindahkannya. Firman Allah:
Kami tidak akan menyiksa sebelum Kami mengutus seorang rasul. (al-Isra'/17: 15)
Sesudah Allah mengutus rasul untuk membimbing penduduk kota itu ke jalan yang lurus, memberi petunjuk kepada kebenaran, tetapi mereka tetap melakukan kezaliman dan mendustakan rasul, mengingkari ayat-ayat-Nya, maka Dia akan membinasakan kota itu beserta penduduknya.
Pembinasaan umat secara besar-besaran sebagaimana terjadi pada umat-umat terdahulu tidak terjadi pada umat Nabi Muhammad. Beliau adalah nabi terakhir yang diutus bagi seluruh alam, sehingga pembinasaan total sudah tidak terjadi lagi. Yang ada hanyalah pembinasaan parsial atau lokal seperti bencana penyakit, bencana alam, gempa bumi, gelombang tsunami, dan sebagainya.
Pengutusan Muhammad saw sebagai nabi terakhir berarti Allah tidak akan mengutus nabi atau rasul setelah beliau. Sedangkan tugas“tugas dakwah dan tanggung jawab memberi peringatan kepada umat terletak di pundak para ulama.
⇄⧉59 => stdClass#257 (4)
$value->tafsir[59]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 60
$value->tafsir[59]->ayat
⇄public id -> integer 3312
$value->tafsir[59]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[59]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1443) "Ayat ini menerangkan bahwa apa yang diberikan Allah bagi manusia baik berupa...
$value->tafsir[59]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa apa yang diberikan Allah bagi manusia baik berupa harta benda maupun keturunan hanya merupakan kesenangan duniawi. Kehidupan dunia dengan segala perhiasannya belum tentu menjamin keselamatan dan kebahagiaan mereka. Sebaliknya, pahala yang ada di sisi Allah yang diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang taat adalah lebih baik, karena yang demikian itu kekal dan abadi. Berbeda dengan kesenangan duniawi yang dipujanya karena waktunya terbatas sekali, dan sesudah itu habis dan punah. Firman Allah:
Dan apa yang di sisi Allah lebih baik bagi orang-orang yang berbakti. (ali 'Imran/3: 198)
Apa yang ada di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. (an-Nahl/16: 96)
Dan kehidupan dunia ini hanya senda-gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui. (al-'Ankabut/29:64)
Sedangkan kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan dunia, padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal. (al-A'la/87: 16-17)
Ayat ini ditutup dengan pertanyaan yang bernada ejekan sekaligus peringatan dari Allah. Mengapa mereka tidak mau menggunakan akalnya, dan berpikir secara mendalam sehingga mereka mengetahui mana yang baik dan mana yang tidak. Apakah menurut mereka kehidupan dunia dengan segala kenikmatannya yang fana dan bisa dinikmati dalam waktu yang sangat singkat lebih baik daripada kehidupan akhirat yang kekal dan abadi itu.
⇄⧉60 => stdClass#258 (4)
$value->tafsir[60]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 61
$value->tafsir[60]->ayat
⇄public id -> integer 3313
$value->tafsir[60]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[60]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1435) "Ayat ini dimulai dengan pertanyaan untuk meyakinkan agar orang-orang kafir i...
$value->tafsir[60]->tafsir
Ayat ini dimulai dengan pertanyaan untuk meyakinkan agar orang-orang kafir itu dengan penuh kesadaran berpikir dan membandingkan tentang mana yang lebih baik. Apakah orang-orang yang dijanjikan Allah apabila mereka taat dan menuruti perintah dan menjauhi larangan-Nya akan dikaruniai nikmat di akhirat yang tidak pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dan tidak pernah terlintas dalam hati seseorang dan mereka benar-benar memperolehnya di akhirat.
Mana yang lebih baik antara orang yang taat menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan dengan orang yang memilih kesenangan duniawi tetapi tidak menaati perintah Allah dan mengerjakan larangan-larangan-Nya. Menurut akal yang sehat, tentu golongan pertama lebih baik dari golongan kedua. Ayat ini menunjukkan bahwa orang kafir diberi kesenangan duniawi, tetapi di akhirat dimasukkan ke dalam neraka. Firman Allah:
Sungguh, Jahanam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman. (al-Furqan/25: 66)
Sedang orang mukmin yang sabar dan tabah menghadapi berbagai cobaan dunia, karena yakin akan janji Allah, di akhirat nanti mereka dimasukkan ke dalam surga. Firman Allah:
Penghuni-penghuni surga pada hari itu paling baik tempat tinggalnya dan paling indah tempat istirahatnya. (al-Furqan/25: 24)
Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang yang bertakwa (ialah seperti taman), mengalir di bawahnya sungai-sungai; senantiasa berbuah dan teduh. (ar-Ra'd/13: 35)
⇄⧉61 => stdClass#259 (4)
$value->tafsir[61]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 62
$value->tafsir[61]->ayat
⇄public id -> integer 3314
$value->tafsir[61]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[61]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (959) "Pada ayat ini, Allah memerintahkan Nabi saw untuk memperingatkan kaumnya ten...
$value->tafsir[61]->tafsir
Pada ayat ini, Allah memerintahkan Nabi saw untuk memperingatkan kaumnya tentang hari ketika Allah memanggil orang-orang yang menyesatkan dan menghalang-halangi manusia dari jalan Allah. Allah akan berkata kepada mereka, "Mana sekutu-sekutu-Ku? Mana malaikat, jin, dan berhala-berhala yang kamu anggap sekutu-sekutu-Ku di dunia? Dapatkah semuanya itu melepaskan dari azab yang menimpamu?" Tentu tidak. Hal ini dikemukakan sekedar penghinaan kepada mereka. Sejalan dengan ayat ini Allah berfirman:
Dan kamu benar-benar datang sendiri-sendiri kepada Kami sebagaimana Kami ciptakan kamu pada mulanya, dan apa yang telah Kami karuniakan kepadamu, kamu tinggalkan di belakangmu (di dunia). Kami tidak melihat pemberi syafaat (pertolongan) besertamu yang kamu anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu (bagi Allah). Sungguh, telah terputuslah (semua pertalian) antara kamu dan telah lenyap dari kamu apa yang dahulu kamu sangka (sebagai sekutu Allah). (al-An'am/6: 94)
⇄⧉62 => stdClass#260 (4)
$value->tafsir[62]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 63
$value->tafsir[62]->ayat
⇄public id -> integer 3315
$value->tafsir[62]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[62]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (2419) "Ayat ini menerangkan jawaban para penyesat dan pengajak kepada kekafiran yan...
$value->tafsir[62]->tafsir
Ayat ini menerangkan jawaban para penyesat dan pengajak kepada kekafiran yang berusaha melepaskan diri dari tanggung jawabnya menyesatkan orang lain. Mereka telah dipastikan mendapat kemurkaan dan yang telah mendapat ancaman dari Allah dengan firman-Nya:
Pasti akan Aku penuhi neraka Jahanam dengan jin dan manusia bersama-sama. (as-Sajdah/32: 13)
Para pengajak kepada kekafiran itu akhirnya masuk ke dalam neraka. Mereka berkata, "Wahai Tuhan kami, mereka itulah yang telah kami sesatkan sebagaimana kami juga sesat. Kami sekadar mengajak mereka lalu mereka mengikuti ajakan kami yang menyesatkan itu dengan kemauan sendiri. Tidak ada paksaan sama sekali dari kami." Ketika mereka diajak untuk beriman kepada Allah, mereka tidak menghiraukannya sama sekali padahal ajakan itu adalah ajakan yang sebenarnya. Peristiwa semacam ini sama dengan peristiwa yang akan terjadi di akhirat yaitu dialog antara setan dengan manusia yang telah disesatkannya, sebagaimana firman Allah:
Dan setan berkata ketika perkara (hisab) telah diselesaikan, "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekadar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku tidak dapat menolongmu, dan kamu pun tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu." Sungguh, orang yang zalim akan mendapat siksaan yang pedih. (Ibrahim/14: 22)
Pembelaan diri setan dengan mengatakan bahwa orang yang sesat itu mematuhi ajakannya dengan kemauan mereka sendiri, bukan tekanan darinya karena ia tidak punya kekuasaan atas manusia, dikuatkan oleh firman Allah kepada Iblis:
Sesungguhnya kamu (Iblis) tidak kuasa atas hamba-hamba-Ku, kecuali mereka yang mengikutimu, yaitu orang yang sesat. (al-hijr/15: 42)
Pemimpin-pemimpin yang menyesatkan itu menyatakan tidak bertanggung jawab kepada Allah atas perbuatan pengikut-pengikutnya, dengan alasan bahwa mereka tidak menyembah kepada-Nya tetapi kepada berhala-berhala. Kejadian seperti ini disebutkan dalam ayat yang lain yaitu firman Allah:
(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti berlepas tangan dari orang-orang yang mengikuti, dan mereka melihat azab, dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus. (al-Baqarah/2: 166)
⇄⧉63 => stdClass#261 (4)
$value->tafsir[63]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 64
$value->tafsir[63]->ayat
⇄public id -> integer 3316
$value->tafsir[63]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[63]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1068) "Pada ayat ini diterangkan bahwa mereka yang menyekutukan Allah dengan tuhan-...
$value->tafsir[63]->tafsir
Pada ayat ini diterangkan bahwa mereka yang menyekutukan Allah dengan tuhan-tuhan dan sembahan-sembahan lain di dunia, disuruh memanggil tuhan-tuhan mereka yang dijadikan sekutu Allah untuk menolak azab yang menimpa mereka. Ketika mereka memanggilnya, berhala-berhala itu tentu tidak bisa menjawab karena tidak berdaya sedikit pun. Hal ini dilakukan hanya untuk memperlihatkan kebodohan mereka yang disaksikan oleh segenap penghuni akhirat. Mereka yang memanggil dan yang dipanggil yakin bahwa mereka akan diseret ke neraka karena dosa-dosa mereka, dan mereka sudah tidak dapat mengelak dan lari ke tempat lain, sebagaimana firman Allah:
Dan orang yang berdosa melihat neraka, lalu mereka menduga bahwa mereka akan jatuh ke dalamnya, dan mereka tidak menemukan tempat berpaling darinya. (al-Kahf/18: 53)
Setelah menyaksikan azab yang akan menimpa mereka, ketika itu mereka menyesal seandainya dahulu ketika masih hidup di dunia mereka menerima petunjuk dan beriman kepada Allah. Akan tetapi, pengandaian itu hanya merupakan angan-angan yang tidak mungkin terlaksana.
⇄⧉64 => stdClass#262 (4)
$value->tafsir[64]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 65
$value->tafsir[64]->ayat
⇄public id -> integer 3317
$value->tafsir[64]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[64]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1193) "Sesudah dinyatakan kepada mereka bahwa tindakan mereka mempersekutukan Allah...
$value->tafsir[64]->tafsir
Sesudah dinyatakan kepada mereka bahwa tindakan mereka mempersekutukan Allah adalah sesat, maka sebagai cercaan atas perbuatannya, itu pada ayat ini ditanyakan kepada mereka tentang bagaimana cara mereka menyambut seruan para rasul untuk membersihkan diri dari penyembahan berhala, dan mengajak berakidah tauhid, mengesakan Allah. Mereka diam seribu bahasa, tidak dapat mengemukakan sedikit pun alasan sebagai jawaban dari pernyataan yang dilontarkan. Mereka bingung tidak tahu apa yang mesti dikatakan. Oleh karena itu, mereka saling bertanya, seperti orang yang sedang menghadapi kesulitan. Mereka tertunduk karena malu dan menyesal. Apabila para rasul tidak dapat menjawab pertanyaan yang dimajukan kepadanya tentang jawaban dan sambutan kaumnya mengenai seruannya kepada mereka, tentu orang-orang yang sesat dan menyesatkan di dunia yang tidak mengindahkan seruan nabi-nabi lebih cemas lagi. Firman Allah:
(Ingatlah) pada hari ketika Allah mengumpulkan para rasul, lalu Dia bertanya (kepada mereka), "Apa jawaban (kaummu) terhadap (seruan)mu?" Mereka (para rasul) menjawab, "Kami tidak tahu (tentang itu). Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala yang gaib." (al-Ma'idah/5: 109)
⇄⧉65 => stdClass#263 (4)
$value->tafsir[65]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 66
$value->tafsir[65]->ayat
⇄public id -> integer 3318
$value->tafsir[65]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[65]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1193) "Sesudah dinyatakan kepada mereka bahwa tindakan mereka mempersekutukan Allah...
$value->tafsir[65]->tafsir
Sesudah dinyatakan kepada mereka bahwa tindakan mereka mempersekutukan Allah adalah sesat, maka sebagai cercaan atas perbuatannya, itu pada ayat ini ditanyakan kepada mereka tentang bagaimana cara mereka menyambut seruan para rasul untuk membersihkan diri dari penyembahan berhala, dan mengajak berakidah tauhid, mengesakan Allah. Mereka diam seribu bahasa, tidak dapat mengemukakan sedikit pun alasan sebagai jawaban dari pernyataan yang dilontarkan. Mereka bingung tidak tahu apa yang mesti dikatakan. Oleh karena itu, mereka saling bertanya, seperti orang yang sedang menghadapi kesulitan. Mereka tertunduk karena malu dan menyesal. Apabila para rasul tidak dapat menjawab pertanyaan yang dimajukan kepadanya tentang jawaban dan sambutan kaumnya mengenai seruannya kepada mereka, tentu orang-orang yang sesat dan menyesatkan di dunia yang tidak mengindahkan seruan nabi-nabi lebih cemas lagi. Firman Allah:
(Ingatlah) pada hari ketika Allah mengumpulkan para rasul, lalu Dia bertanya (kepada mereka), "Apa jawaban (kaummu) terhadap (seruan)mu?" Mereka (para rasul) menjawab, "Kami tidak tahu (tentang itu). Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala yang gaib." (al-Ma'idah/5: 109)
⇄⧉66 => stdClass#264 (4)
$value->tafsir[66]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 67
$value->tafsir[66]->ayat
⇄public id -> integer 3319
$value->tafsir[66]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[66]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1070) "Betapapun banyaknya dosa seseorang, termasuk menyekutukan Allah yang merupak...
$value->tafsir[66]->tafsir
Betapapun banyaknya dosa seseorang, termasuk menyekutukan Allah yang merupakan dosa yang paling besar, bila ia tobat dan kembali kepada kebenaran, serta beribadah kepada-Nya, membenarkan nabi-Nya, mengerjakan perintah-Nya, dan meninggalkan larangan-Nya, tentu ia termasuk orang-orang yang beruntung dan berbahagia di akhirat. Kejahatannya diganti oleh Allah dengan kebajikan. Ia mendapat karunia dan masuk ke surga yang penuh nikmat. Ia tinggal di dalamnya kekal untuk selama-lamanya, sebagaimana firman Allah :
Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan Allah dengan sembahan lain dan tidak membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina; dan barang siapa melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat hukuman yang berat, (yakni) akan dilipatgandakan azab untuknya pada hari Kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertobat dan beriman dan mengerjakan kebajikan; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (al-Furqan/25: 68-70)
⇄⧉67 => stdClass#265 (4)
$value->tafsir[67]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 68
$value->tafsir[67]->ayat
⇄public id -> integer 3320
$value->tafsir[67]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[67]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1734) "Ayat ini menerangkan bahwa Allah yang menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. ...
$value->tafsir[67]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa Allah yang menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dia satu-satunya yang berwenang memilih dan menentukan sesuatu hal, baik yang tampak maupun yang tidak, sebagaimana firman-Nya:
Apakah (pantas) Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui? Dan Dia Mahahalus, Maha Mengetahui. (al-Mulk/67: 14)
Dan firman-Nya:
Dan tidakkah mereka tahu bahwa Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan dan apa yang mereka nyatakan? (al-Baqarah/2: 77)
Allah Maha Mengetahui semua makhluk-Nya, mengetahui hal ihwal, watak, dan karakternya. Kemudian Dia memilih dari hamba-hamba-Nya, siapa di antara mereka yang berhak dan wajar menerima hidayah dan diangkat menjadi rasul yang mampu melaksanakan tugasnya. Firman Allah:
Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan-Nya. (al-An'am/6: 124)
Bila Allah telah menentukan sesuatu, maka manusia tidak dapat memilih sesuai keinginannya. Ia harus menerima dan menaati apa yang telah ditetapkan Allah. Firman Allah:
Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. (al-Ahzab/33: 36)
Ayat ini diakhiri dengan satu penjelasan bahwa Allah Mahasuci dan Mahatinggi dari apa yang mereka persekutukan. Tidak ada seorang pun yang dapat menghalangi pilihan-Nya dan membatalkan ketentuan-Nya. Bagaimanapun keinginan dan kegigihan Nabi Muhammad memberi petunjuk untuk mengislamkan pamannya, Abu thalib, dan bagaimanapun kehendak dan kesungguhan penduduk Mekah supaya diutus seorang rasul dari kalangan mereka, semuanya itu gagal dan tidak terlaksana. Hanya pilihan dan ketentuan Allah yang berlaku dan menjadi kenyataan.
⇄⧉68 => stdClass#266 (4)
$value->tafsir[68]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 69
$value->tafsir[68]->ayat
⇄public id -> integer 3321
$value->tafsir[68]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[68]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1401) "Ayat ini menerangkan bahwa apa yang disembunyikan di dalam hati dan apa yang...
$value->tafsir[68]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa apa yang disembunyikan di dalam hati dan apa yang dinyatakan seseorang, pasti Allah mengetahuinya. Firman Nya:
Sama saja (bagi Allah), siapa di antaramu yang merahasiakan ucapannya dan siapa yang berterus terang dengannya; dan siapa yang bersembunyi pada malam hari dan yang berjalan pada siang hari. (ar-Ra'd/13: 10)
Dan firman-Nya:
Dialah Tuhan) yang mengetahui semua yang gaib dan semua yang tampak. Mahatinggi (Allah) dari apa yang mereka persekutukan. (al-Mu'minun/23: 92)
(70) Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa Dialah yang Maha Esa, tidak ada yang berhak disembah melainkan Allah. Dialah yang mengetahui segala sesuatu dan Dia pula yang berkuasa atasnya. Dialah yang berhak dipuji segala perbuatan-Nya, karena Dialah yang memberikan segala kenikmatan yang kita peroleh baik di dunia maupun di akhirat. Segala peraturan dan ketentuan yang telah digariskan-Nya harus berlaku dan terlaksana. Tidak mungkin diganggu gugat karena Dia berada di atas segala makhluk-Nya, Hakim Yang Paling Adil, yang menentukan dan menetapkan bahwa yang benar itu benar dan yang salah itu salah. Kepada-Nya segala sesuatu akan dikembalikan, firman Allah:
Hanya kepada Allah segala urusan dikembalikan. (al-Anfal/8: 44)
Di hari Kiamat, tiap-tiap orang dibalas setimpal dengan perbuatannya di dunia. Kalau baik dibalas dengan surga, dan kalau jahat dibalas dengan siksa di neraka.
⇄⧉69 => stdClass#267 (4)
$value->tafsir[69]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 70
$value->tafsir[69]->ayat
⇄public id -> integer 3322
$value->tafsir[69]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[69]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (882) "Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa Dialah yang Maha Esa, tidak ada yang ...
$value->tafsir[69]->tafsir
Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa Dialah yang Maha Esa, tidak ada yang berhak disembah melainkan Allah. Dialah yang mengetahui segala sesuatu dan Dia pula yang berkuasa atasnya. Dialah yang berhak dipuji segala perbuatan-Nya, karena Dialah yang memberikan segala kenikmatan yang kita peroleh baik di dunia maupun di akhirat. Segala peraturan dan ketentuan yang telah digariskan-Nya harus berlaku dan terlaksana. Tidak mungkin diganggu gugat karena Dia berada di atas segala makhluk-Nya, Hakim Yang Paling Adil, yang menentukan dan menetapkan bahwa yang benar itu benar dan yang salah itu salah. Kepada-Nya segala sesuatu akan dikembalikan, firman Allah: Hanya kepada Allah segala urusan dikembalikan. (al-Anfal/8: 44) Di hari Kiamat, tiap-tiap orang dibalas setimpal dengan perbuatannya di dunia. Kalau baik dibalas dengan surga, dan kalau jahat dibalas dengan siksa di neraka.
⇄⧉70 => stdClass#268 (4)
$value->tafsir[70]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 71
$value->tafsir[70]->ayat
⇄public id -> integer 3323
$value->tafsir[70]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[70]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (965) "Pada ayat ini, Allah menyuruh Rasul-Nya supaya bertanya kepada orang-orang y...
$value->tafsir[70]->tafsir
Pada ayat ini, Allah menyuruh Rasul-Nya supaya bertanya kepada orang-orang yang mempersekutukan-Nya. Andai kata Allah menjadikan malam ini terus menerus sepanjang masa sampai hari Kiamat tanpa ada siang yang menyelinginya, apakah di antara sembahan-sembahan mereka itu kuasa dan mampu mendatangkan siang untuk dapat dimanfaatkan cahayanya? Apakah kaum musyrikin itu tidak mempergunakan pendengarannya? Mereka itu seakan-akan tuli. Kalaulah mereka mempergunakan akal sebaik-baiknya, tentu mereka akan insaf dan sadar serta mengetahui dengan yakin bahwa hanya Allah Yang Mahakuasa yang dapat mendatangkan malam untuk menggantikan siang apabila dikehendaki. Dia mendatangkan siang untuk menghapuskan malam apabila Dia kehendaki dan tiada sesuatu pun yang dapat melakukan yang demikian itu.
Firman Allah:
Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda (kebesaran Kami), kemudian Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang. (al-Isra'/17: 12)
⇄⧉71 => stdClass#269 (4)
$value->tafsir[71]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 72
$value->tafsir[71]->ayat
⇄public id -> integer 3324
$value->tafsir[71]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[71]->surah
⇄⧉public tafsir -> UTF-8 string (2480) "Kandungan ayat ini kebalikan dari ayat sebelumnya. Pada ayat ini, Allah meny...
$value->tafsir[71]->tafsir
Kandungan ayat ini kebalikan dari ayat sebelumnya. Pada ayat ini, Allah menyuruh Rasul-Nya menanyakan kepada orang-orang musyrik, andaikata Allah menjadikan siang itu terus menerus sepanjang masa sampai di hari Kiamat tanpa ada malam silih berganti dengannya, apakah ada tuhan selain dari Allah yang mampu mendatangkan malam? Apakah mereka tidak memperhatikan tanda-tanda kekuasaan Allah yang sempurna? Seakan-akan mereka tidak punya pikiran.
Sekiranya mereka memperhatikan dengan baik, tentu mereka akan mengambil kesimpulan bahwa tidak ada yang layak disembah kecuali Tuhan yang telah memberikan karunia dan nikmat yang tak terhingga banyaknya dan kuasa menjadikan siang dan malam itu silih berganti untuk terciptanya suatu keseimbangan. Siang dijadikan terang untuk mencari rezeki dengan segala kemampuan yang ada. Kemudian siang itu lenyap digantikan oleh malam yang suasananya cocok digunakan untuk melepaskan dan menghilangkan kelelahan agar tenaga dan pikiran kembali pulih guna mencari rezeki pada keesokan harinya. Firman Allah:
Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau yang ingin bersyukur.(al-Furqan/25: 62)
Menurut kajian ilmiah, sinar matahari dalam ilmu pengetahuan fisika merupakan pancaran gelombang energi yang dihasilkan dari reaksi nuklir fusi dan fisi yang terjadi di permukaan matahari secara berkesinambungan. Ketika sinar ini dipancarkan secara terus menerus dan dalam waktu cukup lama akan menimbulkan panas
Apa yang akan terjadi sekiranya siang terus menerus sampai hari Kiamat? Sudah pasti keadaan udara dan hawa dari detik ke detik, dari menit ke menit dan dari jam ke jam akan menjadi semakin panas. Dalam waktu 100 jam saja udara bisa mencapai temperatur di atas titik didih 100ºC. Karenanya, lautan, danau, sungai, dan sebagainya akan mendidih dan menggelegak. Dapat dibayangkan apa yang akan terjadi sekiranya seluruh sungai, danau, dan samudera mendidih airnya? Begitu juga darah yang mengalir di dalam tubuh kita juga turut mendidih. Dalam keadaan demikian, tidak ada satu pun makhluk yang dapat hidup. Semuanya akan mati dan musnah menjadi debu-debu yang beterbangan.
Allah juga menjadikan malam sebagai waktu istirahat bagi manusia. Semuanya itu bertujuan agar manusia dapat mem-bayangkan betapa hebatnya kekuasaan Allah dan juga perlindungan yang diberikan-Nya untuk kehidupan setiap makhluk ciptaan-Nya khususnya manusia yang dikaruniai akal pikiran yang sempurna.
⇄⧉72 => stdClass#270 (4)
$value->tafsir[72]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 73
$value->tafsir[72]->ayat
⇄public id -> integer 3325
$value->tafsir[72]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[72]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (769) "Pergantian siang dan malam dengan fungsinya masing-masing, yaitu siang digun...
$value->tafsir[72]->tafsir
Pergantian siang dan malam dengan fungsinya masing-masing, yaitu siang digunakan untuk berusaha mencari rezeki dan malam digunakan untuk istirahat dan melepaskan lelah, sehingga pulih kembali tenaga yang telah dipergunakan pada siang harinya, adalah merupakan rahmat besar dari Allah yang tak ternilai harganya dan wajib disyukuri. Nikmat yang tak disyukuri akan hilang lenyap dicabut dan ditarik kembali oleh Allah. Sebaliknya nikmat yang disyukuri dengan memanfaatkannya sebaik-baiknya sesuai dengan perintah Allah, akan bertambah terus. Firman Allah:
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat." (Ibrahim/14: 7)
⇄⧉73 => stdClass#271 (4)
$value->tafsir[73]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 74
$value->tafsir[73]->ayat
⇄public id -> integer 3326
$value->tafsir[73]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[73]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (572) "Ayat ini menerangkan bahwa di hari Kiamat Allah akan memanggil orang-orang m...
$value->tafsir[73]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa di hari Kiamat Allah akan memanggil orang-orang musyrik dan berkata kepada mereka, "Di mana sekutu-sekutu-Ku yang kalian anggap sebagai sekutu-Ku di dunia? Dapatkah mereka itu melepaskan kalian dari keadaan yang menghimpit sekarang ini." Sengaja orang musyrik dipanggil pada waktu itu untuk mengikrarkan suatu kesaksian atas penyembahan mereka selain dari Allah. Ini juga bertujuan supaya mereka mengetahui bahwa mempersekutukan Allah itu adalah sebab paling utama atas kemurkaan-Nya, sebagaimana mengesakan-Nya adalah sebab utama atas rida-Nya.
⇄⧉74 => stdClass#272 (4)
$value->tafsir[74]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 75
$value->tafsir[74]->ayat
⇄public id -> integer 3327
$value->tafsir[74]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[74]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1373) "Allah menerangkan bahwa di hari Kiamat Dia akan mendatangkan saksi atas tiap...
$value->tafsir[74]->tafsir
Allah menerangkan bahwa di hari Kiamat Dia akan mendatangkan saksi atas tiap-tiap umat. Tiap rasul akan menjadi saksi atas umatnya masing-masing, sampai di mana sambutan dan penerimaan umatnya itu kepada agama yang dibawanya dari Allah. Nabi Muhammad pun akan menjadi saksi pada umatnya nanti di hari Kiamat, sebagaimana firman Allah:
Dan bagaimanakah (keadaan orang kafir nanti), jika Kami mendatangkan seorang saksi (rasul) dari setiap umat dan Kami mendatangkan engkau (Muhammad) sebagai saksi atas mereka. (an-Nisa'/4: 41)
Orang-orang musyrik di hari Kiamat akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatan syiriknya. Mereka juga dimintai keterangan dan alasan-alasan untuk membenarkan perbuatan mereka, yang tentunya mereka tidak dapat mengemukakan satu alasan pun. Pada waktu itulah mereka mengetahui bahwa mereka akan diazab untuk selama-lamanya dalam neraka. Firman Allah:
Maka Aku memperingatkan kamu dengan neraka yang menyala-nyala, yang hanya dimasuki oleh orang yang paling celaka, yang mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari iman). (al-Lail/92: 14-16)
Pada waktu itu, mereka akan sadar dan yakin bahwa apa yang telah diterangkan Allah melalui nabi-Nya itulah yang benar. Lenyaplah sama sekali dari mereka segala apa yang dahulunya mereka ada-adakan di dunia seperti mendustakan rasul yang diutus kepada mereka, mempersekutukan Allah, dan sebagainya.
⇄⧉75 => stdClass#273 (4)
$value->tafsir[75]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 76
$value->tafsir[75]->ayat
⇄public id -> integer 3328
$value->tafsir[75]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[75]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1797) "Ayat ini menerangkan bahwa Karun termasuk kaum Nabi Musa, dan masih terhitun...
$value->tafsir[75]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa Karun termasuk kaum Nabi Musa, dan masih terhitung salah seorang pamannya. Karun juga mempunyai nama lain, yaitu "al-Munawar" (bercahaya) karena wajahnya yang tampan. Ia paling banyak membaca kitab Taurat di antara teman-temannya dari Bani Israil, hanya dia munafik seperti halnya Samiri. Ia berlaku aniaya dan sombong terhadap sesama Bani Israil.
Dan sekiranya Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya niscaya mereka akan berbuat melampaui batas di bumi, tetapi Dia menurunkan dengan ukuran yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Mahateliti terhadap (keadaan) hamba-hamba-Nya, Maha Melihat. (asy-Syura/42: 27)
Kekayaan melimpah ruah dan perbendaharaan harta yang banyak yang diberikan Allah kepadanya, sehingga kunci-kunci tidak sanggup dipikul oleh sejumlah orang-orang yang kuat karena beratnya, menyebabkan ia sangat bangga, berlaku aniaya, dan sombong terhadap sesamanya serta memandang remeh dan hina mereka. Ibnu 'Abbas mengatakan bahwa kunci-kunci perbendaharaan harta Karun dapat dibawa oleh empat puluh laki-laki yang kuat.
Sekalipun ia diperingatkan oleh kaumnya agar jangan terlalu membanggakan hartanya yang berlimpah-limpah dan kekayaan yang bertumpuk-tumpuk itu, karena Allah tidak menyukai orang yang membanggakan diri, tetapi ia tidak menggubrisnya sama sekali. Ia tetap bangga dan menyombongkan diri. Peringatan dan larangan terlalu gembira dan bangga atas pemberian Allah itu ditegaskan juga dalam ayat lain, sebagaimana firman Nya:
Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan jangan pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri. (al-hadid/57: 23)
Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri. (an-Nisa'/4: 36)
⇄⧉76 => stdClass#274 (4)
$value->tafsir[76]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 77
$value->tafsir[76]->ayat
⇄public id -> integer 3329
$value->tafsir[76]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[76]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1612) "Pada ayat ini, Allah menerangkan empat macam nasihat dan petunjuk yang dituj...
$value->tafsir[76]->tafsir
Pada ayat ini, Allah menerangkan empat macam nasihat dan petunjuk yang ditujukan kepada Karun oleh kaumnya. Orang yang mengamalkan nasihat dan petunjuk itu akan memperoleh kesejahteraan di dunia dan akhirat.
1. Orang yang dianugerahi oleh Allah kekayaan yang berlimpah ruah, perbendaharaan harta yang bertumpuk-tumpuk, serta nikmat yang banyak, hendaklah ia memanfaatkan di jalan Allah, patuh dan taat pada perintah-Nya, mendekatkan diri kepada-Nya untuk memperoleh pahala sebanyak-banyaknya di dunia dan akhirat.
Sabda Nabi saw:
Manfaatkan yang lima sebelum datang (lawannya) yang lima; mudamu sebelum tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu senggangmu sebelum kesibukanmu dan hidupmu sebelum matimu. (Riwayat al-Baihaqi dari Ibnu 'Abbas)
2. Setiap orang dipersilakan untuk tidak meninggalkan sama sekali kesenangan dunia baik berupa makanan, minuman, pakaian, serta kesenangan-kesenangan yang lain sepanjang tidak bertentangan dengan ajaran yang telah digariskan oleh Allah. Baik Allah, diri sendiri, maupun keluarga, mempunyai hak atas seseorang yang harus dilaksanakannya. Sabda Nabi Muhammad:
Kerjakanlah seperti kerjanya orang yang mengira akan hidup selamanya. Dan waspadalah seperti akan mati besok. (Riwayat al-Baihaqi dari Ibnu 'Umar)
3. Setiap orang harus berbuat baik sebagaimana Allah berbuat baik kepadanya, misalnya membantu orang-orang yang memerlukan, menyambung tali silaturrahim, dan lain sebagainya.
4. Setiap orang dilarang berbuat kerusakan di atas bumi, dan berbuat jahat kepada sesama makhluk, karena Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
⇄⧉77 => stdClass#275 (4)
$value->tafsir[77]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 78
$value->tafsir[77]->ayat
⇄public id -> integer 3330
$value->tafsir[77]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[77]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (2054) "Ayat ini menerangkan reaksi Karun atas nasihat dan petunjuk yang diberikan o...
$value->tafsir[77]->tafsir
Ayat ini menerangkan reaksi Karun atas nasihat dan petunjuk yang diberikan oleh kaumnya. Dengan sombong ia berkata, "Harta yang diberikan Allah kepadaku adalah karena ilmu yang ada padaku. Allah mengetahui hal itu. Oleh karena itu, Ia rida padaku dan memberikan harta itu kepadaku." Tidak sedikit manusia apabila ditimpa bahaya, ia kembali kepada Tuhan, dan berdoa sepenuh hati. Semua doa yang diketahuinya dibaca dengan harapan supaya bahaya yang menimpanya itu lenyap. Jika maksudnya itu tercapai, ia kemudian lupa kepada Tuhan yang mencabut bahaya itu darinya. Bahkan, ia mengaku bahwa hal itu terjadi karena kepintarannya, karena perhitungan yang tepat, dan sebagainya. Firman Allah:
Maka apabila manusia ditimpa bencana dia menyeru Kami, kemudian apabila Kami berikan nikmat Kami kepadanya dia berkata, "Sesungguhnya aku diberi nikmat ini hanyalah karena kepintaranku." Sebenarnya, itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (az-Zumar/39: 49)
Pengakuan seperti tersebut di atas ditolak oleh Allah dengan firman Nya, "Apakah ia lupa ataukah tidak pernah mengetahui bahwa Allah telah membinasakan umat dahulu sebelum dia, padahal mereka itu jauh lebih kuat dan lebih banyak harta yang dikumpulkannya." Sekiranya Allah memberi seseorang harta kekayaan dan lainnya hanya karena kepintaran dan kebaikan yang ada padanya, sehingga Allah rida kepadanya, tentu Dia tidak akan membinasakan orang-orang dahulu yang jauh lebih kaya, kuat dan pintar dari Karun. Orang yang diridai Allah tentu tidak akan dibinasakan-Nya. Tidakkah ia menyaksikan nasib Fir'aun yang mempunyai kerajaan besar dan pengikutnya yang banyak dengan sekejap mata dihancurkan oleh Allah.
Pada akhir ayat ini, Allah menegaskan bahwa apabila Dia hendak mengazab orang-orang yang bergelimang dosa itu, Dia tidak akan menanyakan berapa banyak dosa yang telah diperbuatnya, begitu juga jenisnya, karena Dia Maha Mengetahui semuanya itu. Dalam ayat lain ditegaskan juga sebagai berikut:
Maka pada hari itu manusia dan jin tidak ditanya tentang dosanya. (ar-Rahman/55: 39)
⇄⧉78 => stdClass#276 (4)
$value->tafsir[78]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 79
$value->tafsir[78]->ayat
⇄public id -> integer 3331
$value->tafsir[78]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[78]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1644) "Ayat ini menerangkan bahwa pada suatu hari Karun keluar ke tengah-tengah kau...
$value->tafsir[78]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa pada suatu hari Karun keluar ke tengah-tengah kaumnya dengan pakaian yang megah dan perhiasan yang berlebihan dalam suatu iring-iringan yang lengkap dengan pengawal, hamba sahaya, dan inang pengasuh untuk mempertontonkan ketinggian dan kebesarannya kepada manusia. Hal yang demikian itu adalah sifat yang amat tercela, kebanggaan yang terkutuk bagi orang yang berakal dan berpikiran sehat. Hal itu menyebabkan kaumnya terbagi dua.
Pertama, orang-orang yang mementingkan kehidupan duniawi yang selalu berpikir dan berusaha sekuat tenaga bagaimana caranya supaya bisa hidup mewah di dunia ini. Menurut anggapan mereka, hidup yang demikian itu adalah kebahagiaan. Mereka itu berharap juga dapat memiliki sebagaimana yang dimiliki Karun yaitu harta yang bertumpuk-tumpuk dan kekayaan yang berlebih-lebihan, karena yang demikian itu dianggap sebagai keberun-tungan yang besar.
Dengan demikian mereka akan hidup senang, dan berbuat sekehendak hatinya merasakan kenikmatan dunia dengan segala variasinya. Keinginan manusia seperti ini sampai sekarang tetap ada, bahkan tumbuh dengan subur di tengah-tengah masyarakat. Di mana-mana kita dapat menyaksikan bahwa tidak sedikit orang yang berkeinginan keras untuk memiliki seperti apa yang telah dimiliki orang-orang kaya, pengusaha besar, dan lainnya, seperti rumah besar dengan perabot serba mewah, mobil mewah, tanah, dan sawah ladang yang berpuluh-puluh bahkan beratus hektar. Hal itu mereka lakukan sekalipun menggunakan jalan yang tidak wajar, yang tidak sesuai dengan hukum agama dan peraturan negara. Hal itu menyebabkan timbulnya kecurangan dan korupsi di mana-mana.
⇄⧉79 => stdClass#277 (4)
$value->tafsir[79]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 80
$value->tafsir[79]->ayat
⇄public id -> integer 3332
$value->tafsir[79]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[79]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1057) "Ayat ini menerangkan kelompok kedua yaitu orang-orang yang berilmu dan berpi...
$value->tafsir[79]->tafsir
Ayat ini menerangkan kelompok kedua yaitu orang-orang yang berilmu dan berpikiran waras. Mereka menganggap bahwa cara berpikir orang-orang yang termasuk golongan pertama tadi sangat keliru, bahkan dianggap sebagai satu bencana besar dan kerugian yang nyata, karena lebih mementingkan kehidupan dunia yang fana dari kehidupan akhirat yang kekal. Golongan kedua berpendapat bahwa pahala di sisi Allah bagi orang-orang yang percaya kepada Allah dan rasul-Nya serta beramal saleh, jauh lebih baik daripada menumpuk harta. Apa yang di sisi Allah kekal abadi, sedangkan apa yang dimiliki manusia akan lenyap dan musnah, sebagaimana firman-Nya:
Apa yang ada di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. (an-Nahl/16: 96)
Ayat 80 diakhiri satu penjelasan bahwa yang dapat menerima dan mengamalkan nasihat dari ayat di atas hanyalah orang-orang yang sabar dan tekun mematuhi perintah Allah, menjauhi larangan-Nya. Mereka juga menerima baik apa yang telah diberikan Allah kepadanya serta membelanjakannya untuk kepentingan diri dan masyarakat.
⇄⧉80 => stdClass#278 (4)
$value->tafsir[80]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 81
$value->tafsir[80]->ayat
⇄public id -> integer 3333
$value->tafsir[80]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[80]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (593) "Pada ayat ini, Allah menerangkan akibat kesombongan dan keangkuhan Karun. Ia...
$value->tafsir[80]->tafsir
Pada ayat ini, Allah menerangkan akibat kesombongan dan keangkuhan Karun. Ia beserta rumah dan segala kemegahan dan kekayaannya dibenamkan ke dalam bumi. Tidak ada yang dapat menyelamatkannya dari azab Allah itu, baik perorangan maupun secara bersama-sama. Karun sendiri tidak dapat membela dirinya. Tidak sedikit orang yang sesat jalan, dan keliru paham tentang harta yang diberikan kepadanya. Mereka menyangka harta itu hanya untuk kemegahan dan kesenangan sehingga mereka tidak menyalurkan penggunaannya ke jalan yang diridai Allah. Oleh karena itu, Allah menimpakan azab-Nya kepada mereka.
⇄⧉81 => stdClass#279 (4)
$value->tafsir[81]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 82
$value->tafsir[81]->ayat
⇄public id -> integer 3334
$value->tafsir[81]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[81]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1580) "Ayat ini menerangkan bahwa orang-orang yang semula bercita-cita ingin mempun...
$value->tafsir[81]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa orang-orang yang semula bercita-cita ingin mempunyai kedudukan dan posisi terhormat seperti yang pernah dimiliki Karun, dengan seketika mengurungkan cita-citanya setelah menyaksikan azab yang ditimpakan kepada Karun. Mereka menyadari bahwa harta benda yang banyak dan kehidupan duniawi yang serba mewah, tidak mengantarkan mereka pada keridaan Allah. Dia memberi rezeki kepada yang dikehendaki-Nya, dan tidak memberi kepada yang tidak dikehendaki. Allah meninggikan dan merendahkan orang yang dikehendaki-Nya. Kesemuanya itu adalah berdasarkan kebijaksanaan Allah dan ketetapan yang telah digariskan-Nya.
Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud bahwa Allah telah memberikan kepada manusia watak masing-masing sebagaimana Dia telah membagi-bagikan rezeki di antara mereka. Sesungguhnya Allah itu memberikan harta kepada orang yang disenangi, dan tidak menganugerahkan iman kecuali kepada orang yang disenangi dan dikasihi-Nya.
Mereka merasa memperoleh karunia dari Allah karena cita-cita mereka belum tercapai. Andaikata sudah tercapai, tentu mereka dibenamkan juga ke dalam bumi sebagaimana yang telah dialami Karun. Pengertian mereka bertambah mantap bahwa tidak beruntung orang-orang yang mengingkari nikmat Allah, mendustakan rasul-Nya, dan pahala yang dijanjikan di akhirat bagi orang yang taat kepada-Nya. Mereka akan dimusnahkan oleh azab, firman Allah:
Dan sungguh, telah datang kepada mereka seorang rasul dari (kalangan) mereka sendiri, tetapi mereka mendustakannya, karena itu mereka ditimpa azab dan mereka adalah orang yang zalim. (an-Nahl/16: 113)
⇄⧉82 => stdClass#280 (4)
$value->tafsir[82]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 83
$value->tafsir[82]->ayat
⇄public id -> integer 3335
$value->tafsir[82]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[82]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1383) "Ayat ini menerangkan bahwa kebahagiaan dan segala kenikmatan di akhirat dise...
$value->tafsir[82]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa kebahagiaan dan segala kenikmatan di akhirat disediakan untuk orang-orang yang tidak takabur, tidak menyombongkan diri, dan tidak berbuat kerusakan di muka bumi seperti menganiaya dan sebagainya. Mereka itu bersifat rendah hati, tahu menempatkan diri kepada orang yang lebih tua dan lebih banyak ilmunya. Kepada yang lebih muda dan kurang ilmunya, mereka mengasihi, tidak takabur, dan menyom-bongkan diri. Orang yang takabur dan menyombongkan diri tidak disukai Allah, akan mendapat siksa yang amat pedih, dan tidak masuk surga di akhirat nanti, sebagaimana firman Allah:
Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, Allah akan menyempurnakan pahala bagi mereka dan menambah sebagian dari karunia-Nya. Sedangkan orang-orang yang enggan (menyembah Allah) dan menyombongkan diri, maka Allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih. Dan mereka tidak akan mendapatkan pelindung dan penolong selain Allah. (an-Nisa'/4: 173)
Sabda Rasulullah saw:
Tidak akan masuk surga orang yang ada di dalam hatinya sifat takabur, sekalipun sebesar zarah. (Riwayat Muslim dan Abu Dawud dari Ibnu Mas'ud)
Ayat 83 ini ditutup dengan penjelasan bahwa kesudahan yang baik berupa surga diperoleh orang-orang yang takwa kepada Allah dengan mengamalkan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, tidak takabur dan tidak menyombongkan diri seperti Fir'aun dan Karun.
⇄⧉83 => stdClass#281 (4)
$value->tafsir[83]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 84
$value->tafsir[83]->ayat
⇄public id -> integer 3336
$value->tafsir[83]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[83]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1279) "Ayat ini menerangkan bahwa siapa yang di akhirat datang dengan membawa satu ...
$value->tafsir[83]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa siapa yang di akhirat datang dengan membawa satu amal kebajikan, akan dibalas dengan yang lebih baik, dan dilipatgandakan sebanyak-banyaknya. Tidak ada yang mengetahui berapa kelipatannya kecuali Allah sebagai karunia dan rahmat dari-Nya. Rasulullah saw bersabda:
Siapa yang bermaksud akan mengerjakan satu kebaikan, kemudian tidak jadi dikerjakannya, Allah mencatat pahala pada sisi-Nya satu kebaikan yang sempurna, kalau ia bermaksud mengerjakan satu kebaikan lalu dikerjakannya, maka Allah mencatat (pahala) dengan sepenuh kebaikan sampai tujuh ratus kali lipat, bahkan lipat ganda yang lebih banyak lagi. (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu 'Abbas)
Dalam hadis lain Rasulullah bersabda:
Dan barang siapa yang bermaksud mengerjakan satu kejahatan kemudian tidak dikerjakannya, maka ditulislah oleh Allah swt di sisi-Nya satu kebaikan yang sempurna, dan kalau ia bermaksud mengerjakan kemudian dikerjakannya, maka Allah mencatatkan baginya hanya satu kejahatan saja. (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu 'Abbas)
Hal ini sesuai dengan firman Allah:
Dan barang siapa membawa kejahatan, maka disungkurkanlah wajah mereka ke dalam neraka. Kamu tidak diberi balasan, melainkan (setimpal) dengan apa yang telah kamu kerjakan. (an-Naml/27: 90)
⇄⧉84 => stdClass#282 (4)
$value->tafsir[84]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 85
$value->tafsir[84]->ayat
⇄public id -> integer 3337
$value->tafsir[84]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[84]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1133) "Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa Dialah yang mewajibkan kepada Muhamma...
$value->tafsir[84]->tafsir
Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa Dialah yang mewajibkan kepada Muhammad mengamalkan isi Al-Qur'an, dan melaksanakan hukum-hukum dan perintah yang ada di dalamnya. Dia pulalah yang akan mengembalikan Muhammad ke tanah suci Mekah, tanah tumpah darahnya dalam keadaan menang dan merebutnya kembali dari kaum yang telah mengusirnya dari sana. Muhammad saw kembali ke Mekah dengan satu kemenangan besar bagi kaum Muslimin, karena dengan demikian ia dapat mengembangkan Islam dengan bebas dan dapat menekan kehendak kaum musyrikin. Ini adalah janji dari Allah ketika Muhammad selalu disakiti dan mendapat tekanan yang berat dari kaumnya bahwa dia akan hijrah meninggalkan Mekah, dan akan kembali dalam keadaan menang.
Selain kembali ke Mekah, ada yang berpendapat Allah mengembalikan Rasul kepada kematian atau mengembalikan ke surga, sebagaimana firman Allah:
Katakanlah (Muhammad), "Wahai kaumku! Berbuatlah menurut kedudukanmu, aku pun berbuat (demikian). Kelak kamu akan mengetahui, siapa yang akan memperoleh tempat (terbaik) di akhirat (nanti). Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan beruntung. (al-An'am/6: 135)
⇄⧉85 => stdClass#283 (4)
$value->tafsir[85]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 86
$value->tafsir[85]->ayat
⇄public id -> integer 3338
$value->tafsir[85]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[85]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1132) "Ayat ini menerangkan bahwa Muhammad tidak pernah mengharapkan diturunkannya ...
$value->tafsir[85]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa Muhammad tidak pernah mengharapkan diturunkannya Al-Qur'an kepadanya untuk mengetahui berita-berita orang-orang sebelumnya, dan hal-hal yang terjadi sesudahnya, antara lain seperti agama yang mengandung kebahagiaan bagi manusia di dunia dan akhirat, dan juga adab-adab yang meninggikan derajat mereka dan mencerdaskan akal pikiran mereka. Sekalipun demikian, Allah menurunkan semuanya itu kepada Muhammad sebagai rahmat dari-Nya.
Pada ayat ini, Allah melarang Nabi Muhammad dan umatnya untuk membantu perjuangan orang-orang kafir dalam bentuk apa pun. Umat Muhammad justru dituntut untuk membantu memperkuat perjuangan umat Islam. Oleh karena itu, hendaklah ia memuji Tuhannya atas nikmat yang dikaruniakan kepadanya dengan penurunan kitab suci Al-Qur'an. Nabi saw tidak perlu menolong dan membantu orang-orang musyrik yang mengingkari Kitab suci Al-Qur'an itu, tetapi hendaklah ia memisahkan diri dan berpaling dari mereka sesuai dengan firman Allah:
Maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang yang musyrik. (al-hijr/15: 94)
⇄⧉86 => stdClass#284 (4)
$value->tafsir[86]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 87
$value->tafsir[86]->ayat
⇄public id -> integer 3339
$value->tafsir[86]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[86]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (823) "Allah menganjurkan kepada Muhammad agar tidak mengindahkan tipu daya orang-o...
$value->tafsir[86]->tafsir
Allah menganjurkan kepada Muhammad agar tidak mengindahkan tipu daya orang-orang kafir, dan jangan sekali-kali terpengaruh sehingga mereka berhasil menghalang-halangi penyampaian ayat-ayat suci Al-Qur'an sesudah diturunkan kepadanya. Allah selalu bersamanya dan menguatkan serta memenangkan agama-Nya dari orang-orang kafir. Bahkan Nabi saw diperintahkan menyeru kaumnya ke jalan Allah dan menyampaikan agama-Nya kepada mereka, menyembah hanya kepada Allah saja yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Pada akhir ayat ini, Allah menekankan supaya Muhammad jangan sekali-kali meninggalkan dakwahnya, dan selalu menyampaikan risalahnya kepada kaum musyrikin, supaya dia tidak seperti mereka, bermaksiat menyalahi perintah-Nya. Di ayat lain diterangkan:
Dan jangan sekali-kali kamu masuk golongan orang-orang musyrik. (al-An'am/6: 14
⇄⧉87 => stdClass#285 (4)
$value->tafsir[87]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 88
$value->tafsir[87]->ayat
⇄public id -> integer 3340
$value->tafsir[87]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[87]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1439) "Pada ayat ini, Allah melarang Nabi Muhammad menyembah sembahan lain selain A...
$value->tafsir[87]->tafsir
Pada ayat ini, Allah melarang Nabi Muhammad menyembah sembahan lain selain Allah, karena tiada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah, sebagaimana firman Nya:
(Dialah) Tuhan timur dan barat, tidak ada tuhan selain Dia, maka jadikanlah Dia sebagai pelindung. (al-Muzzammil/73: 9)
Allah itu kekal abadi sekalipun semua makhluk yang ada sudah mati dan binasa. Firman Allah:
Semua yang ada di bumi itu akan binasa, tetapi wajah Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap kekal. (ar-Rahman/55: 26-27)
Dan sabda Nabi Muhammad saw:
Ungkapan paling benar yang diucapkan penyair adalah yang diucapkan oleh Labid, yaitu: "Ketahuilah setiap sesuatu selain dari Allah akan binasa." (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)
Allah-lah yang mempunyai kerajaan, dan berbuat sekehendak-Nya. Dia-lah yang menentukan segala sesuatu yang akan berlaku kepada semua makhluk. Kepada-Nyalah akan dikembalikan semuanya, dan dibalas menurut amal perbuatannya masing-masing. Kalau ia beramal baik, taat, dan patuh kepada perintah Allah, akan dimasukkan ke dalam surga. Sebaliknya kalau ia berbuat maksiat dan bergelimang dosa, akan dimasukkan ke dalam neraka. Nabi saw bersabda sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah:
Semua umatku akan masuk surga kecuali yang tidak mau. Barang siapa taat kepadaku, maka ia masuk ke dalam surga, dan barang siapa durhaka kepadaku, maka sungguh ia telah enggan. (Riwayat al-Bukhari dari Abu Hurairah).
⇄⧉public tafsir_one -> stdClass#207 (4)
$value->tafsir_one
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 10
$value->tafsir_one->ayat
⇄public id -> integer 3262
$value->tafsir_one->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir_one->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1057) "Pada ayat ini, Allah menerangkan bagaimana keadaan ibu Musa setelah ia melem...
$value->tafsir_one->tafsir
Pada ayat ini, Allah menerangkan bagaimana keadaan ibu Musa setelah ia melemparkan anaknya ke sungai Nil untuk melaksanakan ilham yang diterimanya dari Allah. Walaupun tindakan yang dilakukannya berdasarkan ilham dari Allah dengan janji bahwa anaknya akan dikembalikan kepadanya, namun ia tetap gelisah dan tidak pernah merasa tenteram memikirkan nasib anaknya yang telah dihanyutkan ke sungai Nil.
Berbagai macam pertanyaan terlintas dalam pikiran ibu Musa. Kadang-kadang dia menyesali dirinya telah melakukan perbuatan itu. Bagaimanakah cara menemukan anaknya kembali? Apakah dia akan berteriak-teriak dan mengakui bahwa dia telah melemparkan anaknya ke sungai, kemudian minta tolong kepada khalayak ramai untuk mencarinya? Benar-benar hati dan pikirannya telah kosong. Dia telah kehilangan akal dan kesadaran sehingga tak dapat berpikir lagi. Akan tetapi, Allah menguatkan hatinya dan menenteramkan pikirannya sehingga sadar dan percaya bahwa Allah telah menjanjikan akan mengembalikan anaknya ke pangkuannya dan kelak akan mengangkatnya menjadi rasul.
⇄⧉public idn -> UTF-8 string (296) "Sungguh, Fir‘aun telah berbuat sewenang-wenang di bumi dan menjadikan pendud...
$value->ayat[3]->idn
Sungguh, Fir‘aun telah berbuat sewenang-wenang di bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dia menindas segolongan dari mereka (Bani Israil), dia menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak perempuan mereka. Sungguh, dia (Fir‘aun) termasuk orang yang berbuat kerusakan.
⇄⧉public idn -> string (180) "Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (M...
$value->ayat[4]->idn
Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu, dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi),
⇄public nomor -> integer 5
$value->ayat[4]->nomor
⇄public surah -> integer 28
$value->ayat[4]->surah
⇄⧉public tr -> UTF-8 string (122) "wa nurīdu an namunna ‘alal-lażīnastuḍ‘ifū fil-arḍi wa naj‘alahum a'immataw w...
$value->ayat[4]->tr
wa nurīdu an namunna ‘alal-lażīnastuḍ‘ifū fil-arḍi wa naj‘alahum a'immataw wa naj‘alahumul-wāriṡīn(a).
⇄⧉public idn -> UTF-8 string (159) "dan Kami teguhkan kedudukan mereka di bumi dan Kami perlihatkan kepada Fir‘a...
$value->ayat[5]->idn
dan Kami teguhkan kedudukan mereka di bumi dan Kami perlihatkan kepada Fir‘aun dan Haman bersama bala tentaranya apa yang selalu mereka takutkan dari mereka.
⇄public nomor -> integer 6
$value->ayat[5]->nomor
⇄public surah -> integer 28
$value->ayat[5]->surah
⇄⧉public tr -> UTF-8 string (113) "wa numakkina lahum fil-arḍi wa nuriya fir‘auna wa hāmāna wa junūdahumā minhu...
$value->ayat[5]->tr
wa numakkina lahum fil-arḍi wa nuriya fir‘auna wa hāmāna wa junūdahumā minhum mā kānū yaḥżarūn(a).
⇄⧉public idn -> UTF-8 string (292) "Dan Kami ilhamkan kepada ibunya Musa, “Susuilah dia (Musa), dan apabila engk...
$value->ayat[6]->idn
Dan Kami ilhamkan kepada ibunya Musa, “Susuilah dia (Musa), dan apabila engkau khawatir terhadapnya maka hanyutkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah engkau takut dan jangan (pula) bersedih hati, sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah seorang rasul.”
wa auḥainā ilā mūsā an arḍi‘īh(i), fa'iżā khifti ‘alaihi fa'alqīhi fil yammi wa lā takhāfī wa lā taḥzanī, innā rāddūhu ilaiki wa jā‘ilūhu minal-mursalīn(a).
⇄⧉public idn -> UTF-8 string (186) "Maka dia dipungut oleh keluarga Fir‘aun agar (kelak) dia menjadi musuh dan k...
$value->ayat[7]->idn
Maka dia dipungut oleh keluarga Fir‘aun agar (kelak) dia menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka. Sungguh, Fir‘aun dan Haman bersama bala tentaranya adalah orang-orang yang bersalah.
⇄⧉public idn -> UTF-8 string (219) "Dan istri Fir‘aun berkata, “(Dia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagim...
$value->ayat[8]->idn
Dan istri Fir‘aun berkata, “(Dia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan dia bermanfaat kepada kita atau kita ambil dia menjadi anak,” sedang mereka tidak menyadari.
⇄⧉public idn -> string (201) "Dan hati ibu Musa menjadi kosong. Sungguh, hampir saja dia menyatakannya (ra...
$value->ayat[9]->idn
Dan hati ibu Musa menjadi kosong. Sungguh, hampir saja dia menyatakannya (rahasia tentang Musa), seandainya tidak Kami teguhkan hatinya, agar dia termasuk orang-orang yang beriman (kepada janji Allah).
⇄public nomor -> integer 10
$value->ayat[9]->nomor
⇄public surah -> integer 28
$value->ayat[9]->surah
⇄⧉public tr -> UTF-8 string (140) "wa aṣbaḥa fu'ādu ummi mūsā fārigā(n), in kādat latubdī bihī lau lā ar rabaṭn...
$value->ayat[9]->tr
wa aṣbaḥa fu'ādu ummi mūsā fārigā(n), in kādat latubdī bihī lau lā ar rabaṭnā ‘alā qalbihā litakūna minal-mu'minīn(a).
⇄⧉public idn -> UTF-8 string (162) "Dan dia (ibunya Musa) berkata kepada saudara perempuan Musa, “Ikutilah dia (...
$value->ayat[10]->idn
Dan dia (ibunya Musa) berkata kepada saudara perempuan Musa, “Ikutilah dia (Musa).” Maka kelihatan olehnya (Musa) dari jauh, sedang mereka tidak menyadarinya.
⇄⧉public idn -> UTF-8 string (252) "Dan Kami cegah dia (Musa) menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyus...
$value->ayat[11]->idn
Dan Kami cegah dia (Musa) menyusu kepada perempuan-perempuan yang mau menyusui(nya) sebelum itu; maka berkatalah dia (saudaranya Musa), “Maukah aku tunjukkan kepadamu, keluarga yang akan memeliharanya untukmu dan mereka dapat berlaku baik padanya?”
⇄public nomor -> integer 12
$value->ayat[11]->nomor
⇄public surah -> integer 28
$value->ayat[11]->surah
⇄⧉public tr -> UTF-8 string (143) "wa ḥarramnā ‘alaihil-marāḍi‘a min qablu faqālat hal adullukum ‘alā ahli bait...
$value->ayat[11]->tr
wa ḥarramnā ‘alaihil-marāḍi‘a min qablu faqālat hal adullukum ‘alā ahli baitiy yakfulūnahū lakum wa hum lahū nāṣiḥūn(a).
⇄⧉public idn -> string (193) "Maka Kami kembalikan dia (Musa) kepada ibunya, agar senang hatinya dan tidak...
$value->ayat[12]->idn
Maka Kami kembalikan dia (Musa) kepada ibunya, agar senang hatinya dan tidak bersedih hati, dan agar dia mengetahui bahwa janji Allah adalah benar, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahuinya.
⇄public nomor -> integer 13
$value->ayat[12]->nomor
⇄public surah -> integer 28
$value->ayat[12]->surah
⇄⧉public tr -> UTF-8 string (152) "faradadnāhu ilā ummihī kai taqarra ‘ainuhā wa lā taḥzana wa lita‘lama anna w...
$value->ayat[12]->tr
faradadnāhu ilā ummihī kai taqarra ‘ainuhā wa lā taḥzana wa lita‘lama anna wa‘dallāhi ḥaqquw wa lākinna akṡarahum lā ya‘lamūn(a).
⇄⧉public idn -> string (188) "Dan setelah dia (Musa) dewasa dan sempurna akalnya, Kami anugerahkan kepadan...
$value->ayat[13]->idn
Dan setelah dia (Musa) dewasa dan sempurna akalnya, Kami anugerahkan kepadanya hikmah (kenabian) dan pengetahuan. Dan demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
⇄public nomor -> integer 14
$value->ayat[13]->nomor
⇄public surah -> integer 28
$value->ayat[13]->surah
⇄⧉public tr -> UTF-8 string (109) "wa lammā balaga asyuddahū wastawā ātaināhu ḥukmaw wa ‘ilmā(n), wa każālika n...
$value->ayat[13]->tr
wa lammā balaga asyuddahū wastawā ātaināhu ḥukmaw wa ‘ilmā(n), wa każālika najzil-muḥsinīn(a).
⇄⧉public idn -> UTF-8 string (528) "Dan dia (Musa) masuk ke kota (Memphis) ketika penduduknya sedang lengah, mak...
$value->ayat[14]->idn
Dan dia (Musa) masuk ke kota (Memphis) ketika penduduknya sedang lengah, maka dia mendapati di dalam kota itu dua orang laki-laki sedang berkelahi; yang seorang dari golongannya (Bani Israil) dan yang seorang (lagi) dari pihak musuhnya (kaum Fir‘aun). Orang yang dari golongannya meminta pertolongan kepadanya, untuk (mengalahkan) orang yang dari pihak musuhnya, lalu Musa meninjunya, dan matilah musuhnya itu. Dia (Musa) berkata, “Ini adalah perbuatan setan. Sungguh, dia (setan itu) adalah musuh yang jelas menyesatkan.”
wa dakhalal-madīnata ‘alā ḥīni gaflatim min ahlihā fawajada fīhā rajulaini yaqtatilān(i), hāżā min syī‘atihī wa hāżā min ‘aduwwih(ī), fastagāṡahul-lażī min syī‘atihī ‘alal-lażī min ‘aduwwih(ī), fawakazahū mūsā faqaḍā ‘alaih(i), qāla hāżā min ‘amalisy-syaiṭān(i), innahū ‘aduwwum muḍillum mubīn(un).
⇄⧉public idn -> UTF-8 string (197) "Dia (Musa) berdoa, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku send...
$value->ayat[15]->idn
Dia (Musa) berdoa, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku sendiri, maka ampunilah aku.” Maka Dia (Allah) mengampuninya. Sungguh, Allah, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.
⇄⧉public idn -> UTF-8 string (157) "Dia (Musa) berkata, “Ya Tuhanku! Demi nikmat yang telah Engkau anugerahkan k...
$value->ayat[16]->idn
Dia (Musa) berkata, “Ya Tuhanku! Demi nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepadaku, maka aku tidak akan menjadi penolong bagi orang-orang yang berdosa.”
⇄⧉public idn -> UTF-8 string (264) "Karena itu, dia (Musa) menjadi ketakutan berada di kota itu sambil menunggu ...
$value->ayat[17]->idn
Karena itu, dia (Musa) menjadi ketakutan berada di kota itu sambil menunggu (akibat perbuatannya), tiba-tiba orang yang kemarin meminta pertolongan berteriak meminta pertolongan kepadanya. Musa berkata kepadanya, “Engkau sungguh, orang yang nyata-nyata sesat.”
⇄⧉public idn -> UTF-8 string (392) "Maka ketika dia (Musa) hendak memukul dengan keras orang yang menjadi musuh ...
$value->ayat[18]->idn
Maka ketika dia (Musa) hendak memukul dengan keras orang yang menjadi musuh mereka berdua, dia (musuhnya) berkata, “Wahai Musa! Apakah engkau bermaksud membunuhku, sebagaimana kemarin engkau membunuh seseorang? Engkau hanya bermaksud menjadi orang yang berbuat sewenang-wenang di negeri (ini), dan engkau tidak bermaksud menjadi salah seorang dari orang-orang yang mengadakan perdamaian.”
⇄public nomor -> integer 19
$value->ayat[18]->nomor
⇄public surah -> integer 28
$value->ayat[18]->surah
⇄⧉public tr -> UTF-8 string (240) "falammā an arāda ay yabṭisya bil-lażī huwa ‘aduwwul lahumā, qāla yā mūsā atu...
$value->ayat[18]->tr
falammā an arāda ay yabṭisya bil-lażī huwa ‘aduwwul lahumā, qāla yā mūsā aturīdu an taqtulanī kamā qatalta nafsam bil-ams(i), in turīdu illā an takūna jabbāran fil-arḍi wa mā turīdu an takūna minal-muṣliḥīn(a).
⇄⧉public idn -> UTF-8 string (272) "Dan seorang laki-laki datang bergegas dari ujung kota seraya berkata, “Wahai...
$value->ayat[19]->idn
Dan seorang laki-laki datang bergegas dari ujung kota seraya berkata, “Wahai Musa! Sesungguhnya para pembesar negeri sedang berunding tentang engkau untuk membunuhmu, maka keluarlah (dari kota ini), sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang memberi nasihat kepadamu.”
⇄⧉public idn -> UTF-8 string (192) "Maka keluarlah dia (Musa) dari kota itu dengan rasa takut, waspada (kalau ad...
$value->ayat[20]->idn
Maka keluarlah dia (Musa) dari kota itu dengan rasa takut, waspada (kalau ada yang menyusul atau menangkapnya), dia berdoa, “Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu.”
⇄⧉public idn -> UTF-8 string (500) "Dan ketika dia sampai di sumber air negeri Madyan, dia menjumpai di sana sek...
$value->ayat[22]->idn
Dan ketika dia sampai di sumber air negeri Madyan, dia menjumpai di sana sekumpulan orang yang sedang memberi minum (ternaknya), dan dia menjumpai di belakang orang banyak itu, dua orang perempuan sedang menghambat (ternaknya). Dia (Musa) berkata, “Apakah maksudmu (dengan berbuat begitu)?” Kedua (perempuan) itu menjawab, “Kami tidak dapat memberi minum (ternak kami), sebelum penggembala-penggembala itu memulangkan (ternaknya), sedang ayah kami adalah orang tua yang telah lanjut usianya.”
⇄⧉public idn -> UTF-8 string (225) "Maka dia (Musa) memberi minum (ternak) kedua perempuan itu, kemudian dia kem...
$value->ayat[23]->idn
Maka dia (Musa) memberi minum (ternak) kedua perempuan itu, kemudian dia kembali ke tempat yang teduh lalu berdoa, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan (makanan) yang Engkau turunkan kepadaku.”
⇄⧉public idn -> UTF-8 string (421) "Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua perempuan itu berjal...
$value->ayat[24]->idn
Kemudian datanglah kepada Musa salah seorang dari kedua perempuan itu berjalan dengan malu-malu, dia berkata, “Sesungguhnya ayahku mengundangmu untuk memberi balasan sebagai imbalan atas (kebaikan)mu memberi minum (ternak) kami.” Ketika (Musa) mendatangi ayahnya dan dia menceritakan kepadanya kisah (mengenai dirinya), dia berkata, “Janganlah engkau takut! Engkau telah selamat dari orang-orang yang zalim itu.”
⇄⧉public idn -> UTF-8 string (242) "Dan salah seorang dari kedua (perempuan) itu berkata, “Wahai ayahku! Jadikan...
$value->ayat[25]->idn
Dan salah seorang dari kedua (perempuan) itu berkata, “Wahai ayahku! Jadikanlah dia sebagai pekerja (pada kita), sesungguhnya orang yang paling baik yang engkau ambil sebagai pekerja (pada kita) ialah orang yang kuat dan dapat dipercaya.”
⇄⧉public idn -> UTF-8 string (393) "Dia (Syekh Madyan) berkata, “Sesungguhnya aku bermaksud ingin menikahkan eng...
$value->ayat[26]->idn
Dia (Syekh Madyan) berkata, “Sesungguhnya aku bermaksud ingin menikahkan engkau dengan salah seorang dari kedua anak perempuanku ini, dengan ketentuan bahwa engkau bekerja padaku selama delapan tahun dan jika engkau sempurnakan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) darimu, dan aku tidak bermaksud memberatkan engkau. Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang baik.”
⇄public nomor -> integer 27
$value->ayat[26]->nomor
⇄public surah -> integer 28
$value->ayat[26]->surah
⇄⧉public tr -> UTF-8 string (238) "qāla innī urīdu an unkiḥaka iḥdabnatayya hātaini ‘alā an ta'juranī ṡamāniya ...
$value->ayat[26]->tr
qāla innī urīdu an unkiḥaka iḥdabnatayya hātaini ‘alā an ta'juranī ṡamāniya ḥijaj(in), fa'in atmamta ‘asyran famin ‘indik(a), wa mā urīdu an asyuqqa ‘alaik(a), satajidunī in syā'allāhu minaṣ-ṣāliḥīn(a).
⇄⧉public idn -> UTF-8 string (246) "Dia (Musa) berkata, “Itu (perjanjian) antara aku dan engkau. Yang mana saja ...
$value->ayat[27]->idn
Dia (Musa) berkata, “Itu (perjanjian) antara aku dan engkau. Yang mana saja dari kedua waktu yang ditentukan itu yang aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan (tambahan) atas diriku (lagi). Dan Allah menjadi saksi atas apa yang kita ucapkan.”
⇄⧉public idn -> UTF-8 string (365) "Maka ketika Musa telah menyelesaikan waktu yang ditentukan itu dan dia beran...
$value->ayat[28]->idn
Maka ketika Musa telah menyelesaikan waktu yang ditentukan itu dan dia berangkat dengan keluarganya, dia melihat api di lereng gunung. Dia berkata kepada keluarganya, “Tunggulah (di sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa suatu berita kepadamu dari (tempat) api itu atau (membawa) sepercik api, agar kamu dapat menghangatkan badan.”
⇄public nomor -> integer 29
$value->ayat[28]->nomor
⇄public surah -> integer 28
$value->ayat[28]->surah
⇄⧉public tr -> UTF-8 string (229) "falammā qaḍā mūsal-ajala wa sāra bi'ahlihī ānasa min jānibiṭ-ṭūri nārā(n), q...
$value->ayat[28]->tr
falammā qaḍā mūsal-ajala wa sāra bi'ahlihī ānasa min jānibiṭ-ṭūri nārā(n), qāla li'ahlihimkuṡū innī ānastu nāral la‘allī ātīkum minhā bikhabarin au jażwatim minan-nāri la‘allakum taṣṭalūn(a).
⇄⧉public idn -> UTF-8 string (220) "Maka ketika dia (Musa) sampai ke (tempat) api itu, dia diseru dari (arah) pi...
$value->ayat[29]->idn
Maka ketika dia (Musa) sampai ke (tempat) api itu, dia diseru dari (arah) pinggir sebelah kanan lembah, dari sebatang pohon, di sebidang tanah yang diberkahi, “Wahai Musa! Sungguh, Aku adalah Allah, Tuhan seluruh alam!
⇄⧉public idn -> UTF-8 string (270) "Dan lemparkanlah tongkatmu.” Maka ketika dia (Musa) melihatnya bergerak-gera...
$value->ayat[30]->idn
Dan lemparkanlah tongkatmu.” Maka ketika dia (Musa) melihatnya bergerak-gerak seakan-akan seekor ular yang (gesit), dia lari berbalik ke belakang tanpa menoleh. (Allah berfirman), “Wahai Musa! Kemarilah dan jangan takut. Sesungguhnya engkau termasuk orang yang aman.
⇄⧉public idn -> UTF-8 string (297) "Masukkanlah tanganmu ke leher bajumu, dia akan keluar putih (bercahaya) tanp...
$value->ayat[31]->idn
Masukkanlah tanganmu ke leher bajumu, dia akan keluar putih (bercahaya) tanpa cacat, dan dekapkanlah kedua tanganmu ke dadamu apabila ketakutan. Itulah dua mukjizat dari Tuhanmu (yang akan engkau pertunjukkan) kepada Fir‘aun dan para pembesarnya. Sungguh, mereka adalah orang-orang fasik.”
⇄⧉public idn -> UTF-8 string (188) "Dan saudaraku Harun, dia lebih fasih lidahnya daripada aku, maka utuslah dia...
$value->ayat[33]->idn
Dan saudaraku Harun, dia lebih fasih lidahnya daripada aku, maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan (perkataan)ku; sungguh, aku takut mereka akan mendustakanku.”
⇄⧉public idn -> UTF-8 string (301) "Dia (Allah) berfirman, “Kami akan menguatkan engkau (membantumu) dengan saud...
$value->ayat[34]->idn
Dia (Allah) berfirman, “Kami akan menguatkan engkau (membantumu) dengan saudaramu, dan Kami berikan kepadamu berdua kekuasaan yang besar, maka mereka tidak akan dapat mencapaimu; (berangkatlah kamu berdua) dengan membawa mukjizat Kami, kamu berdua dan orang yang mengikuti kamu yang akan menang.”
⇄⧉public idn -> UTF-8 string (222) "Maka ketika Musa datang kepada mereka dengan (membawa) mukjizat Kami yang ny...
$value->ayat[35]->idn
Maka ketika Musa datang kepada mereka dengan (membawa) mukjizat Kami yang nyata, mereka berkata, “Ini hanyalah sihir yang dibuat-buat, dan kami tidak pernah mendengar (yang seperti) ini pada nenek moyang kami dahulu.”
⇄⧉public idn -> UTF-8 string (238) "Dan dia (Musa) menjawab, “Tuhanku lebih mengetahui siapa yang (pantas) memba...
$value->ayat[36]->idn
Dan dia (Musa) menjawab, “Tuhanku lebih mengetahui siapa yang (pantas) membawa petunjuk dari sisi-Nya dan siapa yang akan mendapat kesudahan (yang baik) di akhirat. Sesungguhnya orang-orang yang zalim tidak akan mendapat kemenangan.”
⇄public nomor -> integer 37
$value->ayat[36]->nomor
⇄public surah -> integer 28
$value->ayat[36]->surah
⇄⧉public tr -> UTF-8 string (152) "wa qāla mūsā rabbī a‘lamu biman jā'a bil-hudā min ‘indihī wa man takūnu lahū...
$value->ayat[36]->tr
wa qāla mūsā rabbī a‘lamu biman jā'a bil-hudā min ‘indihī wa man takūnu lahū ‘āqibatud-dār(i), innahū lā yufliḥuẓ-ẓālimūn(a).
⇄⧉public idn -> UTF-8 string (314) "Dan Fir‘aun berkata, “Wahai para pembesar kaumku! Aku tidak mengetahui ada T...
$value->ayat[37]->idn
Dan Fir‘aun berkata, “Wahai para pembesar kaumku! Aku tidak mengetahui ada Tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah tanah liat untukku wahai Haman (untuk membuat batu bata), kemudian buatkanlah bangunan yang tinggi untukku agar aku dapat naik melihat Tuhannya Musa, dan aku yakin bahwa dia termasuk pendusta.”
⇄⧉public idn -> UTF-8 string (158) "Dan dia (Fir‘aun) dan bala tentaranya berlaku sombong, di bumi tanpa alasan ...
$value->ayat[38]->idn
Dan dia (Fir‘aun) dan bala tentaranya berlaku sombong, di bumi tanpa alasan yang benar, dan mereka mengira bahwa mereka tidak akan dikembalikan kepada Kami.
⇄public nomor -> integer 39
$value->ayat[38]->nomor
⇄public surah -> integer 28
$value->ayat[38]->surah
⇄⧉public tr -> UTF-8 string (105) "wastakbara huwa wa judūduhū fil-arḍi bigairil-ḥaqqi wa ẓannū annahum ilainā ...
$value->ayat[38]->tr
wastakbara huwa wa judūduhū fil-arḍi bigairil-ḥaqqi wa ẓannū annahum ilainā lā yurja‘ūn(a).
⇄⧉public idn -> string (195) "Dan sungguh, telah Kami berikan kepada Musa Kitab (Taurat) setelah Kami bina...
$value->ayat[42]->idn
Dan sungguh, telah Kami berikan kepada Musa Kitab (Taurat) setelah Kami binasakan umat-umat terdahulu, untuk menjadi pelita bagi manusia dan petunjuk serta rahmat, agar mereka mendapat pelajaran.
⇄⧉public idn -> string (195) "Dan engkau (Muhammad) tidak berada di sebelah barat (lembah suci Tuwa) ketik...
$value->ayat[43]->idn
Dan engkau (Muhammad) tidak berada di sebelah barat (lembah suci Tuwa) ketika Kami menyampaikan perintah kepada Musa, dan engkau tidak (pula) termasuk orang-orang yang menyaksikan (kejadian itu).
⇄public nomor -> integer 44
$value->ayat[43]->nomor
⇄public surah -> integer 28
$value->ayat[43]->surah
⇄⧉public tr -> UTF-8 string (99) "wa mā kunta bijānibil-garbiyyi iż qaḍainā ilā mūsal-amra wa mā kunta minasy-...
$value->ayat[43]->tr
wa mā kunta bijānibil-garbiyyi iż qaḍainā ilā mūsal-amra wa mā kunta minasy-syāhidīn(a).
⇄⧉public idn -> string (246) "Tetapi Kami telah menciptakan beberapa umat, dan telah berlalu atas mereka m...
$value->ayat[44]->idn
Tetapi Kami telah menciptakan beberapa umat, dan telah berlalu atas mereka masa yang panjang, dan engkau (Muhammad) tidak tinggal bersama-sama penduduk Madyan dengan membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka, tetapi Kami telah mengutus rasul-rasul.
⇄public nomor -> integer 45
$value->ayat[44]->nomor
⇄public surah -> integer 28
$value->ayat[44]->surah
⇄⧉public tr -> UTF-8 string (175) "wa lākinnā ansya'nā qurūnan fataṭāwala ‘alaihimul-‘umur(u), wa mā kunta ṡāwi...
$value->ayat[44]->tr
wa lākinnā ansya'nā qurūnan fataṭāwala ‘alaihimul-‘umur(u), wa mā kunta ṡāwiyan fī ahli madyana tatlū ‘alaihim āyātinā, wa lākinnā kunnā mursilīn(a).
⇄⧉public idn -> string (284) "Dan engkau (Muhammad) tidak berada di dekat Tur (gunung) ketika Kami menyeru...
$value->ayat[45]->idn
Dan engkau (Muhammad) tidak berada di dekat Tur (gunung) ketika Kami menyeru (Musa), tetapi (Kami utus engkau) sebagai rahmat dari Tuhanmu, agar engkau memberi peringatan kepada kaum (Quraisy) yang tidak didatangi oleh pemberi peringatan sebelum engkau agar mereka mendapat pelajaran.
⇄public nomor -> integer 46
$value->ayat[45]->nomor
⇄public surah -> integer 28
$value->ayat[45]->surah
⇄⧉public tr -> UTF-8 string (168) "wa mā kunta bijānibiṭ-ṭūri iż nādainā wa lākir raḥmatam mir rabbika litunżir...
$value->ayat[45]->tr
wa mā kunta bijānibiṭ-ṭūri iż nādainā wa lākir raḥmatam mir rabbika litunżira qaumam mā atāhum min nażīrim min qablika la‘allahum yatażakkarūn(a).
⇄⧉public idn -> UTF-8 string (238) "Dan agar mereka tidak mengatakan ketika azab menimpa mereka disebabkan apa y...
$value->ayat[46]->idn
Dan agar mereka tidak mengatakan ketika azab menimpa mereka disebabkan apa yang mereka kerjakan, “Ya Tuhan kami, mengapa Engkau tidak mengutus seorang rasul kepada kami, agar kami mengikuti ayat-ayat Engkau dan termasuk orang mukmin.”
⇄public nomor -> integer 47
$value->ayat[46]->nomor
⇄public surah -> integer 28
$value->ayat[46]->surah
⇄⧉public tr -> UTF-8 string (171) "wa lau lā an tuṣībahum muṣībatum bimā qaddamat aidīhim fayaqūlū rabbanā lau ...
$value->ayat[46]->tr
wa lau lā an tuṣībahum muṣībatum bimā qaddamat aidīhim fayaqūlū rabbanā lau lā arsalta ilainā rasūlan fanattabi‘a āyātika wa nakūna minal-mu'minīn(a).
⇄⧉public idn -> UTF-8 string (475) "Maka ketika telah datang kepada mereka kebenaran (Al-Qur'an) dari sisi Kami,...
$value->ayat[47]->idn
Maka ketika telah datang kepada mereka kebenaran (Al-Qur'an) dari sisi Kami, mereka berkata, “Mengapa tidak diberikan kepadanya (Muhammad) seperti apa yang telah diberikan kepada Musa dahulu?” Bukankah mereka itu telah ingkar (juga) kepada apa yang diberikan kepada Musa dahulu? Mereka dahulu berkata, “(Musa dan Harun adalah) dua pesihir yang bantu-membantu.” Dan mereka (juga) berkata, “Sesungguhnya kami sama sekali tidak mempercayai masing-masing mereka itu.”
⇄public nomor -> integer 48
$value->ayat[47]->nomor
⇄public surah -> integer 28
$value->ayat[47]->surah
⇄⧉public tr -> UTF-8 string (211) "falammā jā'ahumul-ḥaqqu min ‘indinā qālū lau lā ūtiya miṡla mā ūtiya mūsā, a...
$value->ayat[47]->tr
falammā jā'ahumul-ḥaqqu min ‘indinā qālū lau lā ūtiya miṡla mā ūtiya mūsā, awalam yakfurū bimā ūtiya mūsā min qabl(u), qālū siḥrāni taẓāharā, wa qālū innā bikullin kāfirūn(a).
⇄⧉public idn -> UTF-8 string (211) "Katakanlah (Muhammad), “Datangkanlah olehmu sebuah kitab dari sisi Allah yan...
$value->ayat[48]->idn
Katakanlah (Muhammad), “Datangkanlah olehmu sebuah kitab dari sisi Allah yang kitab itu lebih memberi petunjuk daripada keduanya (Taurat dan Al-Qur'an), niscaya aku mengikutinya, jika kamu orang yang benar.”
⇄public nomor -> integer 49
$value->ayat[48]->nomor
⇄public surah -> integer 28
$value->ayat[48]->surah
⇄⧉public tr -> UTF-8 string (97) "qul fa'tū bikitābim min ‘indillāhi huwa ahdā minhumā attabi‘hu in kuntum ṣād...
$value->ayat[48]->tr
qul fa'tū bikitābim min ‘indillāhi huwa ahdā minhumā attabi‘hu in kuntum ṣādiqīn(a).
⇄⧉public idn -> string (302) "Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu), maka ketahuilah bahwa mereka ...
$value->ayat[49]->idn
Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu), maka ketahuilah bahwa mereka hanyalah mengikuti keinginan mereka. Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti keinginannya tanpa mendapat petunjuk dari Allah sedikit pun? Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.
⇄public nomor -> integer 50
$value->ayat[49]->nomor
⇄public surah -> integer 28
$value->ayat[49]->surah
⇄⧉public tr -> UTF-8 string (185) "fa illam yastajībū laka fa‘lam annamā yattabi‘ūna ahwā'ahum, wa man aḍallu m...
$value->ayat[49]->tr
fa illam yastajībū laka fa‘lam annamā yattabi‘ūna ahwā'ahum, wa man aḍallu mimmanittaba‘a hawāhu bigairi hudam minallāh(i), innallāha lā yahdil-qaumaẓ-ẓālimīn(a).
⇄⧉public idn -> UTF-8 string (209) "Dan apabila (Al-Qur'an) dibacakan kepada mereka, mereka berkata, “Kami berim...
$value->ayat[52]->idn
Dan apabila (Al-Qur'an) dibacakan kepada mereka, mereka berkata, “Kami beriman kepadanya, sesungguhnya (Al-Qur'an) itu adalah suatu kebenaran dari Tuhan kami. Sungguh, sebelumnya kami adalah orang muslim.”
⇄⧉public idn -> string (230) "Mereka itu diberi pahala dua kali (karena beriman kepada Taurat dan Al-Qur'a...
$value->ayat[53]->idn
Mereka itu diberi pahala dua kali (karena beriman kepada Taurat dan Al-Qur'an) disebabkan kesabaran mereka, dan mereka menolak kejahatan dengan kebaikan, dan menginfakkan sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepada mereka.
⇄⧉public idn -> UTF-8 string (223) "Dan apabila mereka mendengar perkataan yang buruk, mereka berpaling darinya ...
$value->ayat[54]->idn
Dan apabila mereka mendengar perkataan yang buruk, mereka berpaling darinya dan berkata, “Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amal kamu, semoga selamatlah kamu, kami tidak ingin (bergaul) dengan orang-orang bodoh.”
⇄public nomor -> integer 55
$value->ayat[54]->nomor
⇄public surah -> integer 28
$value->ayat[54]->surah
⇄⧉public tr -> UTF-8 string (144) "wa iżā sami‘ul-lagwa a‘raḍū ‘anhu wa qālū lanā a‘mālunā wa lakum a‘mālukum, ...
$value->ayat[54]->tr
wa iżā sami‘ul-lagwa a‘raḍū ‘anhu wa qālū lanā a‘mālunā wa lakum a‘mālukum, salāmun ‘alaikum, lā nabtagil-jāhilīn(a).
⇄⧉public idn -> string (217) "Sungguh, engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang en...
$value->ayat[55]->idn
Sungguh, engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki, dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.
⇄public nomor -> integer 56
$value->ayat[55]->nomor
⇄public surah -> integer 28
$value->ayat[55]->surah
⇄⧉public tr -> UTF-8 string (107) "innaka lā tahdī man aḥbabta wa lākinnallāha yahdī may yasyā'(u), wa huwa a‘l...
$value->ayat[55]->tr
innaka lā tahdī man aḥbabta wa lākinnallāha yahdī may yasyā'(u), wa huwa a‘lamu bil-muhtadīn(a).
⇄⧉public idn -> UTF-8 string (383) "Dan mereka berkata, “Jika kami mengikuti petunjuk bersama engkau, niscaya ka...
$value->ayat[56]->idn
Dan mereka berkata, “Jika kami mengikuti petunjuk bersama engkau, niscaya kami akan diusir dari negeri kami.” (Allah berfirman) Bukankah Kami telah meneguhkan kedudukan mereka dalam tanah haram (tanah suci) yang aman, yang didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari segala macam (tumbuh-tumbuhan) sebagai rezeki (bagimu) dari sisi Kami? Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.
⇄public nomor -> integer 57
$value->ayat[56]->nomor
⇄public surah -> integer 28
$value->ayat[56]->surah
⇄⧉public tr -> UTF-8 string (214) "wa qālū in natabi‘il-hudā ma‘aka nutakhaṭṭaf min arḍinā, awalam numakkil lah...
$value->ayat[56]->tr
wa qālū in natabi‘il-hudā ma‘aka nutakhaṭṭaf min arḍinā, awalam numakkil lahum ḥaraman āminay yujbā ilaihi ṡamarātu kulli syai'ir rizqam mil ladunnā wa lākinna akṡarahum lā ya‘lamūn(a).
⇄⧉public idn -> UTF-8 string (244) "Dan betapa banyak (penduduk) negeri yang sudah bersenang-senang dalam kehidu...
$value->ayat[57]->idn
Dan betapa banyak (penduduk) negeri yang sudah bersenang-senang dalam kehidupannya yang telah Kami binasakan, maka itulah tempat kediaman mereka yang tidak didiami (lagi) setelah mereka, kecuali sebagian kecil. Dan Kamilah yang mewarisinya.”
⇄public nomor -> integer 58
$value->ayat[57]->nomor
⇄public surah -> integer 28
$value->ayat[57]->surah
⇄⧉public tr -> UTF-8 string (156) "wa kam ahlaknā min qaryatim baṭirat ma‘īsyatahā, fatilka masākinuhum lam tus...
$value->ayat[57]->tr
wa kam ahlaknā min qaryatim baṭirat ma‘īsyatahā, fatilka masākinuhum lam tuskam mim ba‘dihim illā qalīlā(n), wa kunnā naḥnul-wāriṡīn(a).
⇄⧉public idn -> string (248) "Dan Tuhanmu tidak akan membinasakan negeri-negeri, sebelum Dia mengutus seor...
$value->ayat[58]->idn
Dan Tuhanmu tidak akan membinasakan negeri-negeri, sebelum Dia mengutus seorang rasul di ibukotanya yang membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka; dan tidak pernah (pula) Kami membinasakan (penduduk) negeri; kecuali penduduknya melakukan kezaliman.
⇄⧉public idn -> string (219) "Dan apa saja (kekayaan, jabatan, keturunan) yang diberikan kepada kamu, maka...
$value->ayat[59]->idn
Dan apa saja (kekayaan, jabatan, keturunan) yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kesenangan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Tidakkah kamu mengerti?
⇄public nomor -> integer 60
$value->ayat[59]->nomor
⇄public surah -> integer 28
$value->ayat[59]->surah
⇄⧉public tr -> UTF-8 string (136) "wa mā ūtītum min syai'in famatā‘ul-ḥayātid-dun-yā wa zīnatuhā, wa mā ‘indall...
$value->ayat[59]->tr
wa mā ūtītum min syai'in famatā‘ul-ḥayātid-dun-yā wa zīnatuhā, wa mā ‘indallāhi khairuw wa abqā, afalā ta‘qilūn(a).
⇄⧉public idn -> string (255) "Maka apakah sama orang yang Kami janjikan kepadanya suatu janji yang baik (s...
$value->ayat[60]->idn
Maka apakah sama orang yang Kami janjikan kepadanya suatu janji yang baik (surga) lalu dia memperolehnya, dengan orang yang Kami berikan kepadanya kesenangan hidup duniawi; kemudian pada hari Kiamat dia termasuk orang-orang yang diseret (ke dalam neraka)?
⇄⧉public idn -> UTF-8 string (298) "Orang-orang yang sudah pasti akan mendapatkan hukuman berkata, “Ya Tuhan kam...
$value->ayat[62]->idn
Orang-orang yang sudah pasti akan mendapatkan hukuman berkata, “Ya Tuhan kami, mereka inilah orang-orang yang kami sesatkan itu; kami telah menyesatkan mereka sebagaimana kami (sendiri) sesat, kami menyatakan kepada Engkau berlepas diri (dari mereka), mereka sekali-kali tidak menyembah kami.”
⇄⧉public idn -> UTF-8 string (219) "Dan dikatakan (kepada mereka), “Serulah sekutu-sekutumu,” lalu mereka menyer...
$value->ayat[63]->idn
Dan dikatakan (kepada mereka), “Serulah sekutu-sekutumu,” lalu mereka menyerunya, tetapi yang diseru tidak menyambutnya, dan mereka melihat azab. (Mereka itu berkeinginan) sekiranya mereka dahulu menerima petunjuk.
⇄⧉public idn -> string (169) "Dan Tuhanmu menciptakan dan memilih apa yang Dia kehendaki. Bagi mereka (man...
$value->ayat[67]->idn
Dan Tuhanmu menciptakan dan memilih apa yang Dia kehendaki. Bagi mereka (manusia) tidak ada pilihan. Mahasuci Allah dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.
⇄⧉public idn -> string (178) "Dan Dialah Allah, tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, segala ...
$value->ayat[69]->idn
Dan Dialah Allah, tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, segala puji bagi-Nya di dunia dan di akhirat, dan bagi-Nya segala penentuan dan kepada-Nya kamu dikembalikan.
⇄⧉public idn -> UTF-8 string (227) "Katakanlah (Muhammad), “Bagaimana pendapatmu, jika Allah menjadikan untukmu ...
$value->ayat[70]->idn
Katakanlah (Muhammad), “Bagaimana pendapatmu, jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus-menerus sampai hari Kiamat. Siapakah tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu? Apakah kamu tidak mendengar?”
⇄⧉public idn -> UTF-8 string (250) "Katakanlah (Muhammad), “Bagaimana pendapatmu, jika Allah menjadikan untukmu ...
$value->ayat[71]->idn
Katakanlah (Muhammad), “Bagaimana pendapatmu, jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus-menerus sampai hari Kiamat. Siapakah tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu sebagai waktu istirahatmu? Apakah kamu tidak memperhatikan?”
⇄⧉public idn -> string (202) "Dan adalah karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, agar kamu...
$value->ayat[72]->idn
Dan adalah karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, agar kamu beristirahat pada malam hari dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.
⇄public nomor -> integer 73
$value->ayat[72]->nomor
⇄public surah -> integer 28
$value->ayat[72]->surah
⇄⧉public tr -> UTF-8 string (131) "wa mir raḥmatihī ja‘ala lakumul-laila wan-nahāra litaskunū fīhi wa litabtagū...
$value->ayat[72]->tr
wa mir raḥmatihī ja‘ala lakumul-laila wan-nahāra litaskunū fīhi wa litabtagū min faḍlihī wa la‘allakum tasykurūn(a).
⇄⧉public idn -> UTF-8 string (231) "Dan Kami datangkan dari setiap umat seorang saksi, lalu Kami katakan, “Kemuk...
$value->ayat[74]->idn
Dan Kami datangkan dari setiap umat seorang saksi, lalu Kami katakan, “Kemukakanlah bukti kebenaranmu,” maka tahulah mereka bahwa yang hak (kebenaran) itu milik Allah dan lenyaplah dari mereka apa yang dahulu mereka ada-adakan.
⇄⧉public idn -> UTF-8 string (364) "Sesungguhnya Karun termasuk kaum Musa, tetapi dia berlaku zalim terhadap mer...
$value->ayat[75]->idn
Sesungguhnya Karun termasuk kaum Musa, tetapi dia berlaku zalim terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya, “Janganlah engkau terlalu bangga. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang membanggakan diri.”
⇄public nomor -> integer 76
$value->ayat[75]->nomor
⇄public surah -> integer 28
$value->ayat[75]->surah
⇄⧉public tr -> UTF-8 string (231) "inna qārūna kāna min qaumi mūsā fabagā ‘alaihim, wa ātaināhu minal-kunūzi mā...
$value->ayat[75]->tr
inna qārūna kāna min qaumi mūsā fabagā ‘alaihim, wa ātaināhu minal-kunūzi mā inna mafātiḥahū latanū'u bil-‘uṣbati ulil-quwwah(ti), iż qāla lahū qaumuhū lā tafraḥ, innallāha lā yuḥibbul-fariḥīn(a).
⇄⧉public idn -> string (327) "Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Alla...
$value->ayat[76]->idn
Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.
wabtagi fīmā ātākallāhud-dāral-ākhirata wa lā tansa naṣībaka minad-dun-yā wa aḥsin kama aḥsanallāhu ilaika wa lā tabgil-fasāda fil-arḍ(i), innallāha lā yuḥibbul-mufsidīn(a).
⇄⧉public idn -> UTF-8 string (320) "Dia (Karun) berkata, “Sesungguhnya aku diberi (harta itu), semata-mata karen...
$value->ayat[77]->idn
Dia (Karun) berkata, “Sesungguhnya aku diberi (harta itu), semata-mata karena ilmu yang ada padaku.” Tidakkah dia tahu, bahwa Allah telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan orang-orang yang berdosa itu tidak perlu ditanya tentang dosa-dosa mereka.
qāla innamā ūtītuhū ‘alā ‘ilmin ‘indī, awalam ya‘lam annallāha qad ahlaka min qablihī minal-qurūni man huwa asyaddu minhu quwwataw wa akṡaru jam‘ā(n), wa lā yus'alu ‘an żunūbihimul-mujrimūn(a).
⇄⧉public idn -> UTF-8 string (279) "Maka keluarlah dia (Karun) kepada kaumnya dengan kemegahannya. Orang-orang y...
$value->ayat[78]->idn
Maka keluarlah dia (Karun) kepada kaumnya dengan kemegahannya. Orang-orang yang menginginkan kehidupan dunia berkata, “Mudah-mudahan kita mempunyai harta kekayaan seperti apa yang telah diberikan kepada Karun, sesungguhnya dia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar.”
⇄⧉public idn -> UTF-8 string (237) "Tetapi orang-orang yang dianugerahi ilmu berkata, “Celakalah kamu! Ketahuila...
$value->ayat[79]->idn
Tetapi orang-orang yang dianugerahi ilmu berkata, “Celakalah kamu! Ketahuilah, pahala Allah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, dan (pahala yang besar) itu hanya diperoleh oleh orang-orang yang sabar.”
⇄public nomor -> integer 80
$value->ayat[79]->nomor
⇄public surah -> integer 28
$value->ayat[79]->surah
⇄⧉public tr -> UTF-8 string (150) "wa qālal-lażīna ūtul-‘ilma wailakum ṡawābullāhi khairul liman āmana wa ‘amil...
$value->ayat[79]->tr
wa qālal-lażīna ūtul-‘ilma wailakum ṡawābullāhi khairul liman āmana wa ‘amila ṣāliḥā(n), wa lā yulaqqāhā illaṣ-ṣābirūn(a).
⇄⧉public idn -> string (199) "Maka Kami benamkan dia (Karun) bersama rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ad...
$value->ayat[80]->idn
Maka Kami benamkan dia (Karun) bersama rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya satu golongan pun yang akan menolongnya selain Allah, dan dia tidak termasuk orang-orang yang dapat membela diri.
⇄public nomor -> integer 81
$value->ayat[80]->nomor
⇄public surah -> integer 28
$value->ayat[80]->surah
⇄⧉public tr -> UTF-8 string (143) "fakhasafnā bihī wa bidārihil-arḍ(a), famā kāna lahū min fi'atiy yanṣurūnahū ...
$value->ayat[80]->tr
fakhasafnā bihī wa bidārihil-arḍ(a), famā kāna lahū min fi'atiy yanṣurūnahū min dūnillāh(i), wa mā kāna minal-muntaṣirīn(a).
⇄⧉public idn -> UTF-8 string (458) "Dan orang-orang yang kemarin mengangan-angankan kedudukannya (Karun) itu ber...
$value->ayat[81]->idn
Dan orang-orang yang kemarin mengangan-angankan kedudukannya (Karun) itu berkata, “Aduhai, benarlah kiranya Allah yang melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya dan membatasi (bagi siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya). Sekiranya Allah tidak melimpahkan karunia-Nya pada kita, tentu Dia telah membenamkan kita pula. Aduhai, benarlah kiranya tidak akan beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah).”
wa aṣbaḥal-lażīna tamannau makānahū bil-amsi yaqūlūna waika'annallāha yabsuṭur-rizqa limay yasyā'u min ‘ibādihī wa yaqdir(u), lau lā am mannallāhu ‘alainā lakhasafa binā, waika'annahū lā yufliḥul-kāfirūn(a).
⇄⧉public idn -> string (177) "Negeri akhirat itu Kami jadikan bagi orang-orang yang tidak menyombongkan di...
$value->ayat[82]->idn
Negeri akhirat itu Kami jadikan bagi orang-orang yang tidak menyombongkan diri dan tidak berbuat kerusakan di bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu bagi orang-orang yang bertakwa.
⇄⧉public idn -> string (297) "Barangsiapa datang dengan (membawa) kebaikan, maka dia akan mendapat (pahala...
$value->ayat[83]->idn
Barangsiapa datang dengan (membawa) kebaikan, maka dia akan mendapat (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barang siapa datang dengan (membawa) kejahatan, maka orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu hanya diberi balasan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan.
⇄public nomor -> integer 84
$value->ayat[83]->nomor
⇄public surah -> integer 28
$value->ayat[83]->surah
⇄⧉public tr -> UTF-8 string (151) "man jā'a bil-ḥasanati falahū khairum minhā, wa man jā'a bis-sayyi'ati falā y...
$value->ayat[83]->tr
man jā'a bil-ḥasanati falahū khairum minhā, wa man jā'a bis-sayyi'ati falā yujzal-lażīna ‘amilus-sayyi'āti illā mā kānū ya‘malūn(a).
⇄⧉public idn -> UTF-8 string (276) "Sesungguhnya (Allah) yang mewajibkan engkau (Muhammad) untuk (melaksanakan h...
$value->ayat[84]->idn
Sesungguhnya (Allah) yang mewajibkan engkau (Muhammad) untuk (melaksanakan hukum-hukum) Al-Qur'an, benar-benar akan mengembalikanmu ke tempat kembali. Katakanlah (Muhammad), “Tuhanku mengetahui orang yang membawa petunjuk dan orang yang berada dalam kesesatan yang nyata.”
⇄⧉public idn -> string (224) "Dan engkau (Muhammad) tidak pernah mengharap agar Kitab (Al-Qur'an) itu ditu...
$value->ayat[85]->idn
Dan engkau (Muhammad) tidak pernah mengharap agar Kitab (Al-Qur'an) itu diturunkan kepadamu, tetapi ia (diturunkan) sebagai rahmat dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali engkau menjadi penolong bagi orang-orang kafir,
⇄public nomor -> integer 86
$value->ayat[85]->nomor
⇄public surah -> integer 28
$value->ayat[85]->surah
⇄⧉public tr -> UTF-8 string (120) "wa mā kunta tarjū ay yulqā ilaikal-kitābu illā raḥmatam mir rabbika falā tak...
$value->ayat[85]->tr
wa mā kunta tarjū ay yulqā ilaikal-kitābu illā raḥmatam mir rabbika falā takūnanna ẓahīral lil-kāfirīn(a).
⇄⧉public idn -> string (246) "dan jangan sampai mereka menghalang-halangi engkau (Muhammad) untuk (menyamp...
$value->ayat[86]->idn
dan jangan sampai mereka menghalang-halangi engkau (Muhammad) untuk (menyampaikan) ayat-ayat Allah, setelah ayat-ayat itu diturunkan kepadamu, dan serulah (manusia) agar (beriman) kepada Tuhanmu, dan janganlah engkau termasuk orang-orang musyrik.
⇄⧉public idn -> string (235) "Dan jangan (pula) engkau sembah tuhan yang lain selain Allah. Tidak ada tuha...
$value->ayat[87]->idn
Dan jangan (pula) engkau sembah tuhan yang lain selain Allah. Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Segala sesuatu pasti binasa, kecuali Allah. Segala keputusan menjadi wewenang-Nya, dan hanya kepada-Nya kamu dikembalikan.
⇄⧉public idn -> string (201) "Dan hati ibu Musa menjadi kosong. Sungguh, hampir saja dia menyatakannya (ra...
$value->ayat_one->idn
Dan hati ibu Musa menjadi kosong. Sungguh, hampir saja dia menyatakannya (rahasia tentang Musa), seandainya tidak Kami teguhkan hatinya, agar dia termasuk orang-orang yang beriman (kepada janji Allah).
⇄public nomor -> integer 10
$value->ayat_one->nomor
⇄public surah -> integer 28
$value->ayat_one->surah
⇄⧉public tr -> UTF-8 string (140) "wa aṣbaḥa fu'ādu ummi mūsā fārigā(n), in kādat latubdī bihī lau lā ar rabaṭn...
$value->ayat_one->tr
wa aṣbaḥa fu'ādu ummi mūsā fārigā(n), in kādat latubdī bihī lau lā ar rabaṭnā ‘alā qalbihā litakūna minal-mu'minīn(a).
⇄⧉public deskripsi -> string (1330) "Surat Al Qashash terdiri atas 88 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyya...
$value->deskripsi
Surat Al Qashash terdiri atas 88 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamai dengan <i>Al Qashash</i>, karena pada ayat 25 surat ini terdapat kata <i>Al Qashash</i> yang berarti <i>cerita</i>. Ayat ini menerangkan bahwa setelah Nabi Musa a.s. bertemu dengan Nabi Syua'ib a.s. ia menceritakan cerita yang berhubungan dengan dirinya sendiri, yakni pengalamannya dengan Fir'aun, sampai waktu ia diburu oleh Fir'aun karena membunuh seseorang dari bangsa Qibthi tanpa disengaja, Syua'ib a.s. menjawab bahwa Musa a.s. telah selamat dari pengejaran orang-orang zalim. Turunnya ayat 25 surat ini amat besar artinya bagi Nabi Muhammad s.a.w. dan bagi sahabat-sahabat yang melakukan hijrah ke Madinah, yang menambah keyakinan mereka, bahwa akhirnya orang-orang Islamlah yang menang, sebab ayat ini menunjukkan bahwa barangsiapa yang berhijrah dari tempat musuh untuk mempertahankan keimanan, pasti akan berhasil dalam perjuangannya menghadapi musuh-musuh agama. Kepastian kemenangan bagi kaum muslimin itu, ditegaskan pada bagian akhir surat ini yang mengandung bahwa setelah hijrah ke Madinah kaum muslimin akan kembali ke Mekah sebagai pemenang dan penegak agama Allah. Surat Al Qashash ini adalah surat yang paling lengkap memuat cerita Nabi Musa a.s. sehingga menurut suatu riwayat, surat ini dinamai juga dengan surat Musa.
⇄⧉public deskripsi -> string (2143) "Surat An Naml terdiri atas 98 ayat, termasuk golongan surat- surat Makkiyyah...
$value->surat_sebelumnya->deskripsi
Surat An Naml terdiri atas 98 ayat, termasuk golongan surat- surat Makkiyyah dan diturunkan sesudah surat Asy Syu'araa'. Dinamai dengan <i>An Naml</i>, karena pada ayat 18 dan 19 terdapat perkataan <i>An Naml</i> (semut), di mana raja semut mengatakan kepada anak buahnya agar masuk sarangnya masing-masing, supaya jangan terpijak oleh Nabi Sulaiman a.s. dan tentaranya yang akan lalu di tempat itu. Mendengar perintah raja semut kepada anak buahnya itu, Nabi Sulaiman tersenyum dan ta'jub atas keteraturan kerajaan semut itu dan beliau mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maba Kuasa yang telah melimpahkan nikmat kepadanya, berupa kerajaan, kekayaan, memahami ucapan-ucapan binatang, mempunyai tentara yang terdiri atas jin, manusia, burung dan sebagainya. Nabi Sulaiman a.s. yang telah diberi Allah nikmat yang besar itu tidak merasa takabur dan sombong dan sebagai seorang hamba Allah mohon agar Allah memasukkannya ke dalam golongan orang-orang yang saleh. Allah s.w.t. menyebut binatang semut dalam surat ini agar manusia mengambil pelajaran dari kehidupan semut itu. Semut adalah binatang yang hidup berkelompok di dalam tanah, membuat liang dan ruang yang bertingkat-tingkat sebagai rumah dan gudang tempat menyimpan makanan musim dingin. Kerapian dan kedisiplinan yang terdapat dalam kerajaan semut ini, dinyatakan Allah dalam ayat ini dengan bagaimana rakyat semut mencari perlindungan segera agar jangan terpijak oleh Nabi Sulaiman a.s dan tentaranya, setelah menerima peringatan dari rajanya. Secara tidak langsung Allah mengingatkan juga kepada manusia agar dalam berusaha untuk mencukupkan kebutuhan sehari-hari, mementingkan pula kemaslahatan bersama dan sebagainya, rakyat semut mempunyai organisasi dan kerja sama yang baik pula. Dengan mengisahkan kisah Nabi Sulaiman a.s. dalam surat ini Allah mengisyaratkan hari depan dan kebesaran Nabi Muhammad s.a.w. Nabi Sulaiman a.s. sebagai seorang nabi, rasul dan raja yang dianugerahi kekayaan yang melimpah ruah, begitu pula Nabi Muhammad s.a.w. sebagai seorang nabi, rasul dan seoramg kepala negara yang ummi' dan miskin akan berhasil membawa dan memimpin umatnya ke jalan Allah.
⇄⧉public deskripsi -> string (1013) "Surat Al 'Ankabuut terdiri atas 69 ayat, termasuk golongan surat-surrat Makk...
$value->surat_selanjutnya->deskripsi
Surat Al 'Ankabuut terdiri atas 69 ayat, termasuk golongan surat-surrat Makkiyah. Dinamai <i>Al 'Ankabuut</i> berhubung terdapatnya perkataan <i>Al 'Ankabuut</i> yang berarti <i>laba-laba</i> pada ayat 41 surat ini, dimana Allah mengumpamakan penyembah-penyembah berhala-berhala itu, dengan laba-laba yang percaya kepada kekuatan rumahnya sebagai tempat ia berlindung dan tempat ia menjerat mangsanya, padahal kalau dihembus angin atau ditimpa oleh suatu barang yang kecil saja, rumah itu akan hancur. Begitu pula halnya dengan kaum musyrikin yang percaya kepada kekuatan sembahan-sembahan mereka sebagai tempat berlindung dan tempat meminta sesuatu yang mereka ingini, padahal sembahan-sembahan mereka itu tidak mampu sedikit juga menolong mereka dari azab Allah waktu di dunia, seperti yang terjadi pada kaum Nuh, kaum Ibrahim, kaum Luth, kaum Syu'aib, kaum Saleh, dan lain-lain. Apalagi menghadapi azab Allah di akhirat nanti, sembahan-sembahan mereka itu lebih tidak mampu menghindarkan dan melindungi mereka.
⇄⧉public deskripsi -> string (1330) "Surat Al Qashash terdiri atas 88 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyya...
$value->deskripsi
Surat Al Qashash terdiri atas 88 ayat termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamai dengan <i>Al Qashash</i>, karena pada ayat 25 surat ini terdapat kata <i>Al Qashash</i> yang berarti <i>cerita</i>. Ayat ini menerangkan bahwa setelah Nabi Musa a.s. bertemu dengan Nabi Syua'ib a.s. ia menceritakan cerita yang berhubungan dengan dirinya sendiri, yakni pengalamannya dengan Fir'aun, sampai waktu ia diburu oleh Fir'aun karena membunuh seseorang dari bangsa Qibthi tanpa disengaja, Syua'ib a.s. menjawab bahwa Musa a.s. telah selamat dari pengejaran orang-orang zalim. Turunnya ayat 25 surat ini amat besar artinya bagi Nabi Muhammad s.a.w. dan bagi sahabat-sahabat yang melakukan hijrah ke Madinah, yang menambah keyakinan mereka, bahwa akhirnya orang-orang Islamlah yang menang, sebab ayat ini menunjukkan bahwa barangsiapa yang berhijrah dari tempat musuh untuk mempertahankan keimanan, pasti akan berhasil dalam perjuangannya menghadapi musuh-musuh agama. Kepastian kemenangan bagi kaum muslimin itu, ditegaskan pada bagian akhir surat ini yang mengandung bahwa setelah hijrah ke Madinah kaum muslimin akan kembali ke Mekah sebagai pemenang dan penegak agama Allah. Surat Al Qashash ini adalah surat yang paling lengkap memuat cerita Nabi Musa a.s. sehingga menurut suatu riwayat, surat ini dinamai juga dengan surat Musa.
⇄⧉public deskripsi -> string (2143) "Surat An Naml terdiri atas 98 ayat, termasuk golongan surat- surat Makkiyyah...
$value->surat_sebelumnya->deskripsi
Surat An Naml terdiri atas 98 ayat, termasuk golongan surat- surat Makkiyyah dan diturunkan sesudah surat Asy Syu'araa'. Dinamai dengan <i>An Naml</i>, karena pada ayat 18 dan 19 terdapat perkataan <i>An Naml</i> (semut), di mana raja semut mengatakan kepada anak buahnya agar masuk sarangnya masing-masing, supaya jangan terpijak oleh Nabi Sulaiman a.s. dan tentaranya yang akan lalu di tempat itu. Mendengar perintah raja semut kepada anak buahnya itu, Nabi Sulaiman tersenyum dan ta'jub atas keteraturan kerajaan semut itu dan beliau mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maba Kuasa yang telah melimpahkan nikmat kepadanya, berupa kerajaan, kekayaan, memahami ucapan-ucapan binatang, mempunyai tentara yang terdiri atas jin, manusia, burung dan sebagainya. Nabi Sulaiman a.s. yang telah diberi Allah nikmat yang besar itu tidak merasa takabur dan sombong dan sebagai seorang hamba Allah mohon agar Allah memasukkannya ke dalam golongan orang-orang yang saleh. Allah s.w.t. menyebut binatang semut dalam surat ini agar manusia mengambil pelajaran dari kehidupan semut itu. Semut adalah binatang yang hidup berkelompok di dalam tanah, membuat liang dan ruang yang bertingkat-tingkat sebagai rumah dan gudang tempat menyimpan makanan musim dingin. Kerapian dan kedisiplinan yang terdapat dalam kerajaan semut ini, dinyatakan Allah dalam ayat ini dengan bagaimana rakyat semut mencari perlindungan segera agar jangan terpijak oleh Nabi Sulaiman a.s dan tentaranya, setelah menerima peringatan dari rajanya. Secara tidak langsung Allah mengingatkan juga kepada manusia agar dalam berusaha untuk mencukupkan kebutuhan sehari-hari, mementingkan pula kemaslahatan bersama dan sebagainya, rakyat semut mempunyai organisasi dan kerja sama yang baik pula. Dengan mengisahkan kisah Nabi Sulaiman a.s. dalam surat ini Allah mengisyaratkan hari depan dan kebesaran Nabi Muhammad s.a.w. Nabi Sulaiman a.s. sebagai seorang nabi, rasul dan raja yang dianugerahi kekayaan yang melimpah ruah, begitu pula Nabi Muhammad s.a.w. sebagai seorang nabi, rasul dan seoramg kepala negara yang ummi' dan miskin akan berhasil membawa dan memimpin umatnya ke jalan Allah.
⇄⧉public deskripsi -> string (1013) "Surat Al 'Ankabuut terdiri atas 69 ayat, termasuk golongan surat-surrat Makk...
$value->surat_selanjutnya->deskripsi
Surat Al 'Ankabuut terdiri atas 69 ayat, termasuk golongan surat-surrat Makkiyah. Dinamai <i>Al 'Ankabuut</i> berhubung terdapatnya perkataan <i>Al 'Ankabuut</i> yang berarti <i>laba-laba</i> pada ayat 41 surat ini, dimana Allah mengumpamakan penyembah-penyembah berhala-berhala itu, dengan laba-laba yang percaya kepada kekuatan rumahnya sebagai tempat ia berlindung dan tempat ia menjerat mangsanya, padahal kalau dihembus angin atau ditimpa oleh suatu barang yang kecil saja, rumah itu akan hancur. Begitu pula halnya dengan kaum musyrikin yang percaya kepada kekuatan sembahan-sembahan mereka sebagai tempat berlindung dan tempat meminta sesuatu yang mereka ingini, padahal sembahan-sembahan mereka itu tidak mampu sedikit juga menolong mereka dari azab Allah waktu di dunia, seperti yang terjadi pada kaum Nuh, kaum Ibrahim, kaum Luth, kaum Syu'aib, kaum Saleh, dan lain-lain. Apalagi menghadapi azab Allah di akhirat nanti, sembahan-sembahan mereka itu lebih tidak mampu menghindarkan dan melindungi mereka.
⇄public id -> integer 29
$value->surat_selanjutnya->id
⇄public jumlah_ayat -> integer 69
$value->surat_selanjutnya->jumlah_ayat
⇄public nama -> UTF-8 string (16) "العنكبوت"
$value->surat_selanjutnya->nama
⇄public nama_latin -> string (11) "Al-'Ankabut"
$value->surat_selanjutnya->nama_latin
⇄public nomor -> integer 29
$value->surat_selanjutnya->nomor
⇄public tempat_turun -> string (5) "mekah"
$value->surat_selanjutnya->tempat_turun
⇄⧉public tafsir -> array (88)
$value->tafsir
⇄⧉0 => stdClass#203 (4)
$value->tafsir[0]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 1
$value->tafsir[0]->ayat
⇄public id -> integer 3253
$value->tafsir[0]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[0]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (83) "tha Sin Mim, lihat tafsir mengenai huruf-huruf hijaiyah pada awal Surah al-B...
$value->tafsir[0]->tafsir
tha Sin Mim, lihat tafsir mengenai huruf-huruf hijaiyah pada awal Surah al-Baqarah.
⇄⧉1 => stdClass#189 (4)
$value->tafsir[1]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 2
$value->tafsir[1]->ayat
⇄public id -> integer 3254
$value->tafsir[1]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[1]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1004) "Pada ayat ini, Allah menegaskan bahwa ayat-ayat yang diturunkan kepada Nabi ...
$value->tafsir[1]->tafsir
Pada ayat ini, Allah menegaskan bahwa ayat-ayat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad adalah ayat-ayat dari Al-Qur'an yang jelas dan mudah dipahami. Ayat-ayat itu memberikan keterangan tentang hal-hal yang berkaitan dengan urusan agama dan mengungkap kisah umat-umat terdahulu yang kebenaran beritanya tidak diketahui oleh manusia di masa itu. Ini menunjukkan bahwa Al-Qur'an bukan buatan Muhammad saw sebagaimana dituduhkan oleh orang-orang musyrik, karena Muhammad adalah seorang ummi yang tidak tahu menulis dan membaca. Beliau juga tidak pernah belajar kepada orang-orang pandai apalagi kepada pendeta-pendeta Ahli Kitab. Dari mana Nabi Muhammad dapat mengetahui kisah umat-umat yang hidup berabad-abad yang lalu kalau tidak dari wahyu yang telah diturunkan Allah kepadanya. Oleh karena itu, tidak dapat diragukan lagi bahwa ayat-ayat Al-Qur'an yang mengandung hukum-hukum dan hal-hal yang berhubungan dengan agama serta kisah-kisah mengenai umat-umat dahulu kala, adalah benar-benar wahyu dari Allah.
⇄⧉2 => stdClass#198 (4)
$value->tafsir[2]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 3
$value->tafsir[2]->ayat
⇄public id -> integer 3255
$value->tafsir[2]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[2]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1567) "Pada ayat ini dijelaskan bahwa Allah membacakan kepada Nabi Muhammad dengan ...
$value->tafsir[2]->tafsir
Pada ayat ini dijelaskan bahwa Allah membacakan kepada Nabi Muhammad dengan perantaraan Jibril ayat-ayat yang berhubungan dengan kisah Nabi Musa dan Fir'aun untuk menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman. Dengan memperhatikan kisah itu, di mana mereka mengetahui bahwa nasib orang-orang yang durhaka mendapat azab dan orang-orang mukmin terbebas dari penindasan orang-orang zalim, mereka bertambah yakin bahwa Al-Qur'an memang wahyu yang diturunkan Allah kepada Muhammad saw.
Dalam ayat ini disebutkan bahwa kisah Nabi Musa diceritakan khusus bagi kaum mukminin saja, padahal Al-Qur'an diturunkan untuk semua umat manusia baik yang beriman maupun yang kafir. Tujuannya adalah untuk menjelaskan bahwa hanya orang-orang beriman yang dapat mengambil manfaat dari pemaparan kisah-kisah umat terdahulu karena mereka mempunyai pikiran yang jernih dan hati yang suci, serta tidak dipengaruhi oleh hal-hal yang mengotori jiwa dan akal.
Adapun orang-orang kafir dan tetap dalam kekafiran tidak akan mungkin mendapat manfaat daripadanya, karena mereka telah jauh terperosok ke dalam kemusyrikan. Hati mereka telah dikuasai oleh perasaan dengki, sombong, dan takabur, serta suka memperturutkan hawa nafsu, sehingga sulit bagi mereka menerima kebenaran yang bertentangan dengan keinginan dan kemauan mereka. Bagaimana pun jelasnya ayat-ayat dan bukti-bukti yang dikemukakan, mereka akan tetap mengingkari dan menolaknya dengan berbagai alasan yang dicari-cari seperti me-ngatakan bahwa Muhammad saw sudah gila atau mukjizat yang diturunkan kepadanya hanya sihir belaka.
⇄⧉3 => stdClass#192 (4)
$value->tafsir[3]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 4
$value->tafsir[3]->ayat
⇄public id -> integer 3256
$value->tafsir[3]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[3]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (3906) "Pada ayat ini, Allah menerangkan kisah Fir'aun yang berkuasa mutlak di neger...
$value->tafsir[3]->tafsir
Pada ayat ini, Allah menerangkan kisah Fir'aun yang berkuasa mutlak di negeri Mesir. Tidak ada satu kekuasaan pun yang lebih tinggi dari kekuasaannya. Apa saja yang disukai dan dikehendakinya harus terlaksana. Semua rakyat tunduk dan patuh di bawah perintahnya sampai dia mengangkat dirinya menjadi tuhan.
Dengan kekuasaan mutlak itu, ia dapat melakukan kezaliman dan penganiayaan dengan sewenang-wenang. Pemerintahannya bukan berdasar keadilan dan akhlak yang mulia, tetapi berdasarkan kemauan dan keinginan semata. Politik yang dijalankannya adalah memecah belah kaumnya menjadi beberapa golongan. Kemudian ia menanamkan benih pertentangan dan permusuhan pada golongan-golongan itu agar dia tetap berkuasa terhadap mereka. Gerakan apa pun yang dirasakan menentang kekuasaannya harus dibasmi dan dikikis habis. Kalau ada berita atau isu yang mengatakan bahwa seseorang atau satu golongan berusaha untuk menumbangkan kekuasaannya atau mungkin menjadi sebab bagi kejatuhannya, pasti orang atau golongan itu dimusnahkannya.
Golongan yang dianggap setia dan selalu menunjang dan mengokohkan singgasananya akan dimuliakan. Mereka juga diberi berbagai macam fasilitas dan keistimewaan agar menjadi kuat dan jaya. Fir'aun telah menindas Bani Israil karena dianggap golongan yang berbahaya, bila dibiarkan pasti akan menggerogoti pemerintahannya. Dia memperlakukan golongan ini dengan sewenang-wenang, direndahkan dan dihinakan, serta dianggap sebagai golongan budak yang tidak mempunyai hak apa-apa. Golongan ini bahkan dipaksa membangun piramida dan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan kasar dan berat lainnya. Apalagi setelah ia mendengar dari tukang-tukang tenungnya bahwa yang akan merobohkan kekuasaannya ialah Bani Israil. Semenjak itu Fir'aun bertekad bulat untuk membasmi golongan ini.
Selain memperlemah dan memperbudak Bani Isra'il, Fir'aun juga memutuskan setiap anak laki-laki yang lahir di kalangan Bani Israil harus dibunuh, tanpa belas kasihan. Ia tidak mempedulikan ratap tangis ibu yang kehilangan anak yang dikandungnya dengan susah payah selama sembilan bulan dan menjadi tumpuan harapannya.
Dengan tindakan ini, Fir'aun menyangka bahwa Bani Israil akan punah dengan sendirinya karena tidak ada lagi keturunan anak laki-laki yang akan lahir dan berkembang. Adapun anak-anak perempuan dibiarkan hidup karena selain dianggap lemah dan tak mampu melawan, mereka juga digunakan sebagai pemuas nafsu. Oleh karena itu, Allah mencap Firaun sebagai orang yang berbuat kebinasaan di muka bumi.
Sebenarnya banyak cara lain yang tidak bertentangan dengan peri kemanusiaan yang dapat dilakukan Fir'aun untuk menghalangi terjadinya apa yang ditakutkannya itu. Akan tetapi, karena hatinya sudah keras membatu dan pikirannya sudah gelap, tidak ada lagi jalan yang tampak olehnya kecuali membasmi semua anak laki-laki Bani Israil. Fir'aun lalu menyebarkan mata-mata ke seluruh pelosok negeri Mesir untuk menyelidiki semua perempuan. Bila ada di antara mereka yang hamil, langsung dicatat dan ditunggu masa melahirkannya. Bila yang dilahirkan anak perempuan akan dibiarkan saja, tetapi kalau yang dilahirkan anak laki-laki langsung diambil untuk dibunuh.
Apakah dengan tindakan itu Fir'aun dapat mempertahankan kekuasaannya? Pasti tidak! Karena di balik kekuasaannya itu, ada kekuasaan yang jauh lebih perkasa yaitu kekuasaan Allah yang tak dapat dikalahkan oleh siapa pun. Dialah Maha Pencipta, Mahakuasa, dan Mahaperkasa.
Diriwayatkan oleh as-Suddi bahwa Fir'aun bermimpi melihat api datang ke negerinya dari Baitul Makdis. Api itu membakar rumah-rumah kaum Fir'aun dan membiarkan rumah-rumah Bani Israil. Fir'aun bertanya kepada orang-orang cerdik-pandai dan tukang-tukang tenung. Mereka menjawab bahwa takwil mimpi itu ialah akan lahir seorang anak laki-laki (dari Bani Israil) yang akan meruntuhkan kekuasaannya di Mesir. Takwil inilah yang mendorong Fir'aun melakukan tindakan kejam dan ganas itu.
⇄⧉4 => stdClass#191 (4)
$value->tafsir[4]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 5
$value->tafsir[4]->ayat
⇄public id -> integer 3257
$value->tafsir[4]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[4]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (3783) "Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa Dia akan melimpahkan rahmat dan karun...
$value->tafsir[4]->tafsir
Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa Dia akan melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada Bani Israil yang tertindas dan lemah itu dengan memberikan kepada mereka kekuatan dan kekuasaan duniawi dan agama. Maka berkat perjuangan Bani Israil, berdirilah satu kerajaan yang besar dan kuat di negeri Syam dan akhirnya mereka mempunyai kekuasaan yang besar di Mesir yang dahulunya pernah menindas dan memperbudak mereka. Hal ini ditegaskan Allah dalam firman-Nya:
Dan Kami wariskan kepada kaum yang tertindas itu, bumi bagian timur dan bagian baratnya yang telah Kami berkahi. Dan telah sempurnalah firman Tuhanmu yang baik itu (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka. Dan Kami hancurkan apa yang telah dibuat Fir'aun dan kaumnya dan apa yang telah mereka bangun. (al-A'raf/7: 137)
Demikianlah, bila Allah menghendaki sesuatu, pasti terlaksana. Bagaimana pun kuatnya Fir'aun dengan tentara dan kekayaannya serta bagaimana pun lemahnya Bani Israil sampai tidak mempunyai kekuasaan sedikit pun bahkan selalu ditindas, dianiaya, dan dimusuhi, tetapi karena Allah hendak memuliakan mereka, ada saja jalan dan kesempatan bagi mereka untuk bangkit dan bergerak. Berkat keuletan dan kesabaran, mereka berhasil menguasai negeri Mesir yang pernah memperbudak mereka.
Allah memperlihatkan kepada Fir'aun apa yang selalu ditakutinya, juga oleh Haman (menterinya) dan tentaranya, yaitu keruntuhan kerajaan mereka dengan lahirnya seorang bayi, yaitu Musa. Bayi ini luput dari pengawasan Fir'aun, bahkan diasuh dan dididik di istananya, serta dimanjakan dan dibesarkan dengan penuh kasih sayang. Padahal, bayi itulah nanti, di waktu besarnya, yang akan menumbangkan kekuasaannya, menghancurkan tentaranya dan menaklukkan negaranya. Bagaimana pedihnya luka di hati Fir'aun ketika melihat anak yang disayangi dan dimanjakan, menantang dan melawan kekuasaannya.
Kesombongan, takabur, dan keangkuhan Fir'aun memang tak ada gunanya ketika berhadapan dengan kekuasaan dan keperkasaan Allah. Semua tindakannya dibalas dengan tindakan yang setimpal. Di antara tindakan yang dilakukan oleh Fir'aun yang melampaui batas adalah:
1. Menganggap dirinya berkuasa mutlak sehingga ia bersikap takabur dan sombong bahkan mendakwakan dirinya sebagai tuhan.
2. Untuk menjamin kelanggengan kekuasaannya, dia memecah belah bangsanya, memusnahkan golongan yang menentangnya, membunuh semua bayi laki-laki Bani Israil, dan membiarkan anak-anak perempuan mereka hidup untuk dipekerjakan dan dijadikan sebagai gundik dan dayang-dayang kerajaan.
3. Berlaku sewenang-wenang dan berbuat kerusakan di muka bumi.
Tindakan Fir'aun itu dibalas oleh Allah dengan beberapa tindakan pula, yaitu:
1. Allah membebaskan Bani Israil dari cengkeraman Fir'aun dan kaumnya dan menjadikan mereka pemuka dan pemimpin di dunia.
2. Allah mewariskan kepada mereka negeri Syam dengan menjadikan mereka berkuasa di sana dan memberikan tempat di muka bumi.
3. Allah memperlihatkan kepada Fir'aun, Haman, dan tentaranya bagaimana keruntuhan kekuasaan mereka.
Demikianlah Allah memperlihatkan kekuasaan-Nya. Suatu hal yang rasanya tidak mungkin, bisa terjadi yaitu tumbangnya suatu kekuasaan besar oleh orang-orang yang lemah, tertindas dan teraniaya. Sungguh Allah telah memberikan kekuasaan kepada siapa yang dikehendaki-Nya, membuat dan mencabut kekuasaan dari siapa yang dikehendaki-Nya sebagaimana tersebut dalam firman-Nya:
Katakanlah (Muhammad), "Wahai Tuhan pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala suatu. (ali 'Imran/3: 26)
⇄⧉5 => stdClass#188 (4)
$value->tafsir[5]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 6
$value->tafsir[5]->ayat
⇄public id -> integer 3258
$value->tafsir[5]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[5]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (3783) "Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa Dia akan melimpahkan rahmat dan karun...
$value->tafsir[5]->tafsir
Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa Dia akan melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada Bani Israil yang tertindas dan lemah itu dengan memberikan kepada mereka kekuatan dan kekuasaan duniawi dan agama. Maka berkat perjuangan Bani Israil, berdirilah satu kerajaan yang besar dan kuat di negeri Syam dan akhirnya mereka mempunyai kekuasaan yang besar di Mesir yang dahulunya pernah menindas dan memperbudak mereka. Hal ini ditegaskan Allah dalam firman-Nya:
Dan Kami wariskan kepada kaum yang tertindas itu, bumi bagian timur dan bagian baratnya yang telah Kami berkahi. Dan telah sempurnalah firman Tuhanmu yang baik itu (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka. Dan Kami hancurkan apa yang telah dibuat Fir'aun dan kaumnya dan apa yang telah mereka bangun. (al-A'raf/7: 137)
Demikianlah, bila Allah menghendaki sesuatu, pasti terlaksana. Bagaimana pun kuatnya Fir'aun dengan tentara dan kekayaannya serta bagaimana pun lemahnya Bani Israil sampai tidak mempunyai kekuasaan sedikit pun bahkan selalu ditindas, dianiaya, dan dimusuhi, tetapi karena Allah hendak memuliakan mereka, ada saja jalan dan kesempatan bagi mereka untuk bangkit dan bergerak. Berkat keuletan dan kesabaran, mereka berhasil menguasai negeri Mesir yang pernah memperbudak mereka.
Allah memperlihatkan kepada Fir'aun apa yang selalu ditakutinya, juga oleh Haman (menterinya) dan tentaranya, yaitu keruntuhan kerajaan mereka dengan lahirnya seorang bayi, yaitu Musa. Bayi ini luput dari pengawasan Fir'aun, bahkan diasuh dan dididik di istananya, serta dimanjakan dan dibesarkan dengan penuh kasih sayang. Padahal, bayi itulah nanti, di waktu besarnya, yang akan menumbangkan kekuasaannya, menghancurkan tentaranya dan menaklukkan negaranya. Bagaimana pedihnya luka di hati Fir'aun ketika melihat anak yang disayangi dan dimanjakan, menantang dan melawan kekuasaannya.
Kesombongan, takabur, dan keangkuhan Fir'aun memang tak ada gunanya ketika berhadapan dengan kekuasaan dan keperkasaan Allah. Semua tindakannya dibalas dengan tindakan yang setimpal. Di antara tindakan yang dilakukan oleh Fir'aun yang melampaui batas adalah:
1. Menganggap dirinya berkuasa mutlak sehingga ia bersikap takabur dan sombong bahkan mendakwakan dirinya sebagai tuhan.
2. Untuk menjamin kelanggengan kekuasaannya, dia memecah belah bangsanya, memusnahkan golongan yang menentangnya, membunuh semua bayi laki-laki Bani Israil, dan membiarkan anak-anak perempuan mereka hidup untuk dipekerjakan dan dijadikan sebagai gundik dan dayang-dayang kerajaan.
3. Berlaku sewenang-wenang dan berbuat kerusakan di muka bumi.
Tindakan Fir'aun itu dibalas oleh Allah dengan beberapa tindakan pula, yaitu:
1. Allah membebaskan Bani Israil dari cengkeraman Fir'aun dan kaumnya dan menjadikan mereka pemuka dan pemimpin di dunia.
2. Allah mewariskan kepada mereka negeri Syam dengan menjadikan mereka berkuasa di sana dan memberikan tempat di muka bumi.
3. Allah memperlihatkan kepada Fir'aun, Haman, dan tentaranya bagaimana keruntuhan kekuasaan mereka.
Demikianlah Allah memperlihatkan kekuasaan-Nya. Suatu hal yang rasanya tidak mungkin, bisa terjadi yaitu tumbangnya suatu kekuasaan besar oleh orang-orang yang lemah, tertindas dan teraniaya. Sungguh Allah telah memberikan kekuasaan kepada siapa yang dikehendaki-Nya, membuat dan mencabut kekuasaan dari siapa yang dikehendaki-Nya sebagaimana tersebut dalam firman-Nya:
Katakanlah (Muhammad), "Wahai Tuhan pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala suatu. (ali 'Imran/3: 26)
⇄⧉6 => stdClass#204 (4)
$value->tafsir[6]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 7
$value->tafsir[6]->ayat
⇄public id -> integer 3259
$value->tafsir[6]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[6]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1300) "Ayat ini menggambarkan situasi yang sangat mencemaskan ibu Musa yang akan me...
$value->tafsir[6]->tafsir
Ayat ini menggambarkan situasi yang sangat mencemaskan ibu Musa yang akan melahirkan anaknya. Ia tahu bahwa anak itu akan direnggut dari pangkuannya dan akan dibunuh tanpa rasa iba dan belas kasihan. Walaupun kelahiran Musa dapat disembunyikan, tetapi lama-kelamaan pasti akan diketahui oleh mata-mata Fir'aun yang banyak bertebaran di pelosok negeri, sehingga nasib bayinya akan sama dengan nasib bayi-bayi Bani Israil lainnya. Setelah melahirkan Musa, ibunya selalu merasa gelisah dan khawatir memikirkan nasib anaknya yang telah dikandungnya dengan susah payah selama sembilan bulan yang menjadi tumpuan harapan setelah bayi itu besar. Oleh karena itu, ia selalu memohon kepada Allah agar anaknya diselamatkan dari bahaya maut yang selalu mengancamnya.
Dalam keadaan gelisah dan cemas itu, Allah mengilhamkan kepada ibu Musa bahwa dia tidak perlu khawatir dan cemas. Hendaklah dia tetap menyusui dan menjaganya dengan sebaik-baiknya. Bila dia merasa takut karena ada tanda-tanda bahwa anaknya itu akan diketahui oleh Fir'aun, maka hendaklah ia melemparkan anak itu ke sungai Nil. Ibu Musa diperintahkan Allah untuk tidak merasa ragu dan khawatir, karena Dia akan menjaga dan mengembalikan Musa ke pangkuannya. Kelak anak itu akan menjadi rasul Allah yang akan menyampaikan dakwah kepada Fir'aun.
⇄⧉7 => stdClass#196 (4)
$value->tafsir[7]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 8
$value->tafsir[7]->ayat
⇄public id -> integer 3260
$value->tafsir[7]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[7]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1656) "Pada ayat ini dijelaskan bagaimana ibu Musa melaksanakan ilham yang diterima...
$value->tafsir[7]->tafsir
Pada ayat ini dijelaskan bagaimana ibu Musa melaksanakan ilham yang diterimanya karena ia yakin apa yang dijanjikan Allah kepadanya pasti terjadi. Setelah bayi Musa dibungkus badannya dan dimasukkan ke dalam peti, Musa dihanyutkan ke sungai Nil dan arus sungai membawanya ke arah istana Fir'aun yang dibangun di tepi sungai itu.
Salah seorang keluarga Fir'aun melihat peti itu terapung-apung dibawa arus sungai dan segera mengambil dan membawanya kepada istri Fir'aun. Setelah dibuka, ia sangat terkejut ketika melihat bahwa isi peti itu adalah seorang bayi. Saat itu juga timbul kasih sayang istri Fir'aun kepada bayi itu. Dengan cepat dibawanya bayi itu kepada Fir'aun. Tanpa ragu-ragu Fir'aun memerintahkan supaya bayi itu dibunuh karena takut kalau ia keturunan Bani Israil. Akan tetapi, istri Fir'aun membujuknya agar tidak membunuh bayi itu, dan mengangkatnya sebagai anak dengan harapan kelak anak itu akan berjasa kepada Fir'aun dan kerajaannya. Akhirnya Fir'aun mengizinkan anak itu diasuh dan dipelihara oleh istrinya, tanpa menyadari bahwa Allah menghendaki kejadian ini.
Allah menghendaki apabila anak itu dewasa nanti, ia akan menjadi musuh Fir'aun yang paling besar dan akan menumbangkan kekuasaannya, bukan menjadi anak yang akan berjasa dan berbakti kepadanya. Demikianlah Allah menakdirkan keruntuhan kekuasaan Fir'aun, sebagai balasan atas kesombongan, kezaliman, dan kekejamannya terhadap Bani Israil. Sesungguhnya Fir'aun, Haman, dan tentaranya telah berbuat kesalahan besar dengan melakukan kekejaman itu. Sudah sewajarnya Allah menghancurkan kekuasaan Fir'aun itu dengan perantaraan seorang keturunan Bani Israil yang dihinakannya.
⇄⧉8 => stdClass#206 (4)
$value->tafsir[8]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 9
$value->tafsir[8]->ayat
⇄public id -> integer 3261
$value->tafsir[8]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[8]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1159) "Pada ayat ini, Allah menjelaskan jawaban istri Fir'aun untuk mempertahankan ...
$value->tafsir[8]->tafsir
Pada ayat ini, Allah menjelaskan jawaban istri Fir'aun untuk mempertahankan bayi itu agar tidak dibunuh, karena Fir'aun khawatir kalau bayi itu anak seorang Bani Israil yang dikhawatirkan akan menghancurkan kekuasaannya. Istri Fir'aun yang telah telanjur menyayangi anak itu karena tertarik melihat parasnya yang rupawan mengatakan, "Janganlah engkau bunuh anak ini karena saya amat sayang dan tertarik kepadanya. Biarkanlah saya mengasuh dan mendidiknya. Dia akan menjadi penghibur hatiku dan hatimu di kala susah. Siapa tahu di kemudian hari dia akan berjasa kepada kita. Atau alangkah baiknya kalau dia kita ambil menjadi anak angkat kita, karena sampai sekarang kita belum dikaruniai seorang anak pun." Karena kegigihan istri Fir'aun dan alasan-alasan logis yang dikemukakannya, akhirnya Fir'aun membiarkan anak itu hidup dan diasuh sendiri oleh istrinya.
Demikianlah takdir Allah. Dia telah menjadikan istri Fir'aun menyayangi anak itu dan menjadikan hati Fir'aun lunak karena rayuan istrinya sehingga anak itu tidak jadi dibunuh. Padahal, anak itulah kelak yang akan menentang Fir'aun dan akan menjadi musuhnya yang utama tanpa dia sadari sedikit pun.
⇄⧉9 => stdClass#207 (4)
$value->tafsir[9]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 10
$value->tafsir[9]->ayat
⇄public id -> integer 3262
$value->tafsir[9]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[9]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1057) "Pada ayat ini, Allah menerangkan bagaimana keadaan ibu Musa setelah ia melem...
$value->tafsir[9]->tafsir
Pada ayat ini, Allah menerangkan bagaimana keadaan ibu Musa setelah ia melemparkan anaknya ke sungai Nil untuk melaksanakan ilham yang diterimanya dari Allah. Walaupun tindakan yang dilakukannya berdasarkan ilham dari Allah dengan janji bahwa anaknya akan dikembalikan kepadanya, namun ia tetap gelisah dan tidak pernah merasa tenteram memikirkan nasib anaknya yang telah dihanyutkan ke sungai Nil.
Berbagai macam pertanyaan terlintas dalam pikiran ibu Musa. Kadang-kadang dia menyesali dirinya telah melakukan perbuatan itu. Bagaimanakah cara menemukan anaknya kembali? Apakah dia akan berteriak-teriak dan mengakui bahwa dia telah melemparkan anaknya ke sungai, kemudian minta tolong kepada khalayak ramai untuk mencarinya? Benar-benar hati dan pikirannya telah kosong. Dia telah kehilangan akal dan kesadaran sehingga tak dapat berpikir lagi. Akan tetapi, Allah menguatkan hatinya dan menenteramkan pikirannya sehingga sadar dan percaya bahwa Allah telah menjanjikan akan mengembalikan anaknya ke pangkuannya dan kelak akan mengangkatnya menjadi rasul.
⇄⧉10 => stdClass#208 (4)
$value->tafsir[10]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 11
$value->tafsir[10]->ayat
⇄public id -> integer 3263
$value->tafsir[10]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[10]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (2678) "Walaupun ibu Musa telah melaksanakan apa yang diilhamkan Allah kepadanya, na...
$value->tafsir[10]->tafsir
Walaupun ibu Musa telah melaksanakan apa yang diilhamkan Allah kepadanya, namun hatinya belum tenteram. Oleh sebab itu, ia menyuruh anak perempuannya (kakak Musa) mencari-cari berita tentang Musa. Lalu kakak Musa pergi mengikuti peti yang berisi Musa. Akhirnya dia melihat dari kejauhan peti itu telah memasuki kawasan Fir'aun dan disela-matkan keluarganya. Meskipun peristiwa ini disaksikan orang banyak, tetapi mereka tidak menyadari kehadiran Musa di antara mereka.
Di istana orang-orang sibuk mencari siapa yang cocok menyusukan anak itu, karena ia menolak setiap wanita yang hendak menyusukannya. Setelah saudara Musa mengetahui hal ini, dia pun memberanikan diri tampil ke muka dan mengatakan bahwa ia mengetahui seorang wanita yang sehat dan banyak air susunya. Mungkin anak itu mau disusukan oleh wanita tersebut. Wanita itu dari keluarga baik-baik dan anak itu pasti akan dijaga dengan penuh perhatian dan penuh rasa kasih sayang.
Diriwayatkan dari Ibnu 'Abbas bahwa setelah saudara Musa mengucapkan kata-kata itu, lalu ibu Musa dibawa ke istana, mereka memandang kepadanya dengan rasa curiga dan mengemukakan pertanyaan, "Dari mana engkau tahu bahwa wanita itu akan menjaganya dengan baik dan akan menumpahkan kasih sayang terhadapnya?" Saudara Musa menjawab, "Tentu saja ia akan berbuat demikian karena mengharapkan kesenangan hati raja Fir'aun dan mengharapkan pemberian yang banyak darinya." Dengan jawaban ini hilanglah kecurigaan mereka.
Musa kemudian dibawa kembali ke rumah ibunya. Sesampainya di rumah, ibunya meletakkan Musa di pangkuannya untuk disusukan. Dengan segera mulut Musa menangkap puting susu ibunya. Mereka yang hadir sangat gembira melihat hal itu dan dikirimlah utusan permaisuri raja untuk memberitakan hal itu. Permaisuri memanggil ibu Musa dan memberinya hadiah dan pemberian yang banyak serta meminta kepadanya supaya ia bersedia tinggal di istana untuk merawat dan mengasuh Musa. Ibu Musa menolak tawaran itu dengan halus dan mengatakan kepada permaisuri bahwa dia mempunyai suami dan anak-anak dan tidak sampai hati meninggalkan mereka. Dia memohon agar permaisuri mengizinkannya membawa Musa ke rumahnya. Permaisuri tidak merasa keberatan atas usul itu dan mengizinkan Musa dibawa ke rumah ibunya. Permaisuri memberinya perongkosan yang cukup. Di samping itu, permaisuri juga memberinya hadiah berupa uang, pakaian, dan lain sebagainya. Akhirnya kembalilah ibu Musa ke rumah membawa anak kandungnya dengan hati yang senang dan gembira.
Allah telah menghilangkan semua kegelisahan dan kekhawatiran ibu Musa dan menggantinya dengan ketenteraman, kemuliaan, dan rezeki yang melimpah dan mengembalikan Musa untuk tinggal bersama ibunya.
⇄⧉11 => stdClass#209 (4)
$value->tafsir[11]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 12
$value->tafsir[11]->ayat
⇄public id -> integer 3264
$value->tafsir[11]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[11]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (2678) "Walaupun ibu Musa telah melaksanakan apa yang diilhamkan Allah kepadanya, na...
$value->tafsir[11]->tafsir
Walaupun ibu Musa telah melaksanakan apa yang diilhamkan Allah kepadanya, namun hatinya belum tenteram. Oleh sebab itu, ia menyuruh anak perempuannya (kakak Musa) mencari-cari berita tentang Musa. Lalu kakak Musa pergi mengikuti peti yang berisi Musa. Akhirnya dia melihat dari kejauhan peti itu telah memasuki kawasan Fir'aun dan disela-matkan keluarganya. Meskipun peristiwa ini disaksikan orang banyak, tetapi mereka tidak menyadari kehadiran Musa di antara mereka.
Di istana orang-orang sibuk mencari siapa yang cocok menyusukan anak itu, karena ia menolak setiap wanita yang hendak menyusukannya. Setelah saudara Musa mengetahui hal ini, dia pun memberanikan diri tampil ke muka dan mengatakan bahwa ia mengetahui seorang wanita yang sehat dan banyak air susunya. Mungkin anak itu mau disusukan oleh wanita tersebut. Wanita itu dari keluarga baik-baik dan anak itu pasti akan dijaga dengan penuh perhatian dan penuh rasa kasih sayang.
Diriwayatkan dari Ibnu 'Abbas bahwa setelah saudara Musa mengucapkan kata-kata itu, lalu ibu Musa dibawa ke istana, mereka memandang kepadanya dengan rasa curiga dan mengemukakan pertanyaan, "Dari mana engkau tahu bahwa wanita itu akan menjaganya dengan baik dan akan menumpahkan kasih sayang terhadapnya?" Saudara Musa menjawab, "Tentu saja ia akan berbuat demikian karena mengharapkan kesenangan hati raja Fir'aun dan mengharapkan pemberian yang banyak darinya." Dengan jawaban ini hilanglah kecurigaan mereka.
Musa kemudian dibawa kembali ke rumah ibunya. Sesampainya di rumah, ibunya meletakkan Musa di pangkuannya untuk disusukan. Dengan segera mulut Musa menangkap puting susu ibunya. Mereka yang hadir sangat gembira melihat hal itu dan dikirimlah utusan permaisuri raja untuk memberitakan hal itu. Permaisuri memanggil ibu Musa dan memberinya hadiah dan pemberian yang banyak serta meminta kepadanya supaya ia bersedia tinggal di istana untuk merawat dan mengasuh Musa. Ibu Musa menolak tawaran itu dengan halus dan mengatakan kepada permaisuri bahwa dia mempunyai suami dan anak-anak dan tidak sampai hati meninggalkan mereka. Dia memohon agar permaisuri mengizinkannya membawa Musa ke rumahnya. Permaisuri tidak merasa keberatan atas usul itu dan mengizinkan Musa dibawa ke rumah ibunya. Permaisuri memberinya perongkosan yang cukup. Di samping itu, permaisuri juga memberinya hadiah berupa uang, pakaian, dan lain sebagainya. Akhirnya kembalilah ibu Musa ke rumah membawa anak kandungnya dengan hati yang senang dan gembira.
Allah telah menghilangkan semua kegelisahan dan kekhawatiran ibu Musa dan menggantinya dengan ketenteraman, kemuliaan, dan rezeki yang melimpah dan mengembalikan Musa untuk tinggal bersama ibunya.
⇄⧉12 => stdClass#210 (4)
$value->tafsir[12]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 13
$value->tafsir[12]->ayat
⇄public id -> integer 3265
$value->tafsir[12]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[12]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (641) "Ayat ini menerangkan bahwa janji Allah kepada ibu Musa telah terlaksana yait...
$value->tafsir[12]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa janji Allah kepada ibu Musa telah terlaksana yaitu mengembalikan Musa kepadanya supaya hatinya menjadi tenteram dan tidak lagi merasa sedih. Demikian pula Allah telah menepati janji-Nya untuk mengangkat Musa menjadi rasul, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya. Siapa yang mengira bahwa seorang anak yang telah diincar maut karena dia anak dari Bani Israil kemudian disayangi dan diasuh dalam istana dengan penuh rasa cinta dan kasih dengan harapan dia akan berjasa bila dia dewasa. Akan tetapi, ternyata anak itu akan menjadi rasul dan menentang kekuasaan Fir'aun, bahkan meruntuhkan kerajaan itu sendiri.
⇄⧉13 => stdClass#211 (4)
$value->tafsir[13]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 14
$value->tafsir[13]->ayat
⇄public id -> integer 3266
$value->tafsir[13]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[13]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1392) "Pada ayat-ayat ini diterangkan bahwa setelah dewasa, Allah mengaruniakan kep...
$value->tafsir[13]->tafsir
Pada ayat-ayat ini diterangkan bahwa setelah dewasa, Allah mengaruniakan kepada Musa ilmu dan hikmah karena ketaatan dan kepatuhannya kepada Tuhan serta kesabarannya menghadapi berbagai cobaan. Sudah sewajarnyalah bila Musa mengetahui dari ibunya bagaimana ia sampai dapat tinggal di istana keluarga raja Fir'aun, padahal ia hanya anak orang biasa dari Bani Israil yang selalu dihina dan diperhamba oleh Fir'aun dan kaumnya. Hal ini akan menimbulkan simpati Musa kepada Bani Israil walaupun Fir'aun telah berjasa mendidik dan mengasuhnya semenjak kecil sampai menjadi seorang laki-laki dewasa yang sehat wal afiat, baik fisik maupun mentalnya.
Rasa simpati kepada kerabat dan kaumnya adalah naluri yang tidak dapat dipisahkan dari jiwa seseorang, apalagi dari diri Musa yang setiap hari melihat Bani Israil ditindas dan dianiaya oleh orang-orang Qibthi penduduk negeri Mesir. Akan tetapi, berkat kesabaran yang dimilikinya, sebagai karunia Allah, ia dapat menahan hatinya sampai Allah memberikan jalan baginya untuk mengangkat kaumnya dari lembah kehinaan dan penderitaan. Karena kesabaran, kebaikan budi dan tingkah laku, serta kepatuhannya menjalankan ajaran agama, Musa dikaruniai Allah ilmu dan hikmah sebagai persiapan untuk diangkat menjadi rasul. Ia diutus untuk menyampaikan risalah Allah kepada kaumnya dan Fir'aun yang sangat sombong, takabur, dan mengangkat dirinya sebagai tuhan.
⇄⧉14 => stdClass#212 (4)
$value->tafsir[14]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 15
$value->tafsir[14]->ayat
⇄public id -> integer 3267
$value->tafsir[14]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[14]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1235) "Pada suatu hari, Musa menyelinap masuk ke kota tanpa diketahui orang banyak,...
$value->tafsir[14]->tafsir
Pada suatu hari, Musa menyelinap masuk ke kota tanpa diketahui orang banyak, ketika orang-orang sedang tidur siang hari sesudah waktu Zuhur. Di sana ia melihat dua orang sedang berkelahi, yang seorang dari kaum Bani Israil dan seorang lagi dari penduduk asli negeri Mesir yang dianggapnya sebagai musuh karena selalu menghina dan menganggap rendah golongan Bani Israil. Orang yang berasal dari Bani Israil berteriak meminta tolong untuk melepaskan diri dari kekejaman lawannya.
Didorong rasa fanatik kepada kaumnya, dengan cepat Musa memburu orang Mesir itu. Karena amarah dan tanpa memikirkan akibat perbuatannya, Musa memukul orang Mesir itu dengan sekuat tenaga. Akibat pukulan itu, orang Mesir itu roboh seketika dan mati. Sebenarnya Musa tidak berniat sama sekali hendak membunuhnya, tetapi ternyata orang itu mati hanya dengan sekali pukulan saja. Musa amat menyesal atas ketelanjurannya dan menganggap tindakannya itu salah, tindakan yang tergopoh-gopoh. Dia berkata kepada dirinya sendiri bahwa perbuatannya adalah perbuatan setan yang selalu memperdayakan manusia agar melakukan kezaliman dan maksiat. Sesungguhnya ia telah terperosok masuk perangkap setan yang menjadi musuh manusia dan selalu berusaha untuk menyesatkannya.
⇄⧉15 => stdClass#213 (4)
$value->tafsir[15]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 16
$value->tafsir[15]->ayat
⇄public id -> integer 3268
$value->tafsir[15]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[15]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1088) "Pada ayat ini dijelaskan bahwa di saat menyadari kesalahannya, Musa memohon ...
$value->tafsir[15]->tafsir
Pada ayat ini dijelaskan bahwa di saat menyadari kesalahannya, Musa memohon ampun kepada Tuhan, seraya berkata, "Sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri dengan melakukan pembunuhan terhadap orang yang tidak boleh dibunuh. Maka ampunilah dosaku dan janganlah Engkau siksa aku karena perbuatan yang tidak kusengaja itu." Allah Yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang terhadap hamba-Nya, mengampuni kesalahan Musa. Dengan pengampunan itu, hati Musa menjadi tenteram dan bebas dari kebimbangan dan kesusahan memikirkan nasibnya karena melakukan perbuatan dosa. Sesungguhnya pengampunan itu adalah rahmat dan karunia Allah. Di antara karunia Allah kepada Musa disebutkan dalam firman-Nya:
Dan engkau pernah membunuh seseorang, lalu Kami selamatkan engkau dari kesulitan (yang besar) dan Kami telah mencobamu dengan beberapa cobaan (yang berat). (thaha/20: 40)
Musa berjanji tidak akan melakukan kesalahan itu lagi dan tidak akan menjadi penolong bagi orang yang melakukan kesalahan. Apalagi pertolongan itu akan menyebabkan penganiayaan atau pembunuhan dan mencelakakan diri sendiri.
⇄⧉16 => stdClass#214 (4)
$value->tafsir[16]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 17
$value->tafsir[16]->ayat
⇄public id -> integer 3269
$value->tafsir[16]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[16]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1088) "Pada ayat ini dijelaskan bahwa di saat menyadari kesalahannya, Musa memohon ...
$value->tafsir[16]->tafsir
Pada ayat ini dijelaskan bahwa di saat menyadari kesalahannya, Musa memohon ampun kepada Tuhan, seraya berkata, "Sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri dengan melakukan pembunuhan terhadap orang yang tidak boleh dibunuh. Maka ampunilah dosaku dan janganlah Engkau siksa aku karena perbuatan yang tidak kusengaja itu." Allah Yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang terhadap hamba-Nya, mengampuni kesalahan Musa. Dengan pengampunan itu, hati Musa menjadi tenteram dan bebas dari kebimbangan dan kesusahan memikirkan nasibnya karena melakukan perbuatan dosa. Sesungguhnya pengampunan itu adalah rahmat dan karunia Allah. Di antara karunia Allah kepada Musa disebutkan dalam firman-Nya:
Dan engkau pernah membunuh seseorang, lalu Kami selamatkan engkau dari kesulitan (yang besar) dan Kami telah mencobamu dengan beberapa cobaan (yang berat). (thaha/20: 40)
Musa berjanji tidak akan melakukan kesalahan itu lagi dan tidak akan menjadi penolong bagi orang yang melakukan kesalahan. Apalagi pertolongan itu akan menyebabkan penganiayaan atau pembunuhan dan mencelakakan diri sendiri.
⇄⧉17 => stdClass#215 (4)
$value->tafsir[17]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 18
$value->tafsir[17]->ayat
⇄public id -> integer 3270
$value->tafsir[17]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[17]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (2306) "Pengampunan Allah telah menjadikan hatinya lega dan lapang, tetapi bagaimana...
$value->tafsir[17]->tafsir
Pengampunan Allah telah menjadikan hatinya lega dan lapang, tetapi bagaimana dengan penduduk asli Mesir di mana ia hidup di kalangan mereka? Apakah mereka akan membiarkan saja bila pembunuhan itu mereka ketahui? Inilah yang sangat mengganggu ketenteraman hati Musa dan selalu menjadi beban pikirannya. Oleh sebab itu, dengan sembunyi-sembunyi Musa mencari informasi apakah perbuatannya itu telah diketahui orang, dan bila mereka telah mengetahuinya, bagaimana sikap mereka? Tindakan apakah yang akan mereka ambil terhadapnya?
Ketika ia menyusuri kota itu, kelihatan olehnya orang yang ditolong dahulu dan berteriak lagi minta tolong agar ia membantunya sekali lagi melawan orang Mesir yang lain. Rupanya orang yang ditolongnya dahulu itu kembali terlibat dalam perkelahian dengan orang Mesir lainnya. Mungkin orang itu meminta kepadanya supaya ia membunuh orang Mesir itu sebagaimana ia telah membunuh dahulu. Tergambarlah dalam otaknya bagaimana ia telah dosa dengan pembunuhan itu, tetapi Tuhan dengan rahmat dan kasih sayang-Nya, telah mengampuni kesalahannya. Apakah ia akan berbuat kesalahan lagi, apalagi ia telah berjanji dengan Tuhannya bahwa dia tidak akan mengulangi lagi perbuatan itu.
Oleh sebab itu, Musa berkata kepada orang Israil itu bahwa ia adalah orang yang sesat. Akan tetapi, tergambar pula dalam pikirannya bagaimana nasib kaumnya yang terhina dan selalu dianiaya oleh orang-orang Mesir, maka bangkit pulalah rasa amarahnya dan hampir saja ia menyerang orang Mesir itu. Namun sebelum ia menyerang, orang Mesir itu membentaknya dengan mengatakan apakah ia hendak membunuhnya seperti ia membunuh kawannya kemarin? Rupanya orang itu sudah mengenali wajah Musa karena orang-orang di kota ramai membicarakan pembunuhan itu dan pelakunya.
Kemudian orang Mesir itu membentaknya dan mengatakan, "Sesungguhnya engkau telah bertindak sewenang-wenang di muka bumi. Engkau bukanlah termasuk orang-orang yang berbuat baik." Dengan bentakan itu, Musa sadar dan ingat akan janjinya bahwa dia tidak akan mengulangi kesalahannya lagi sehingga dia tidak jadi memukul orang itu.
Menurut pendapat sebagian mufasir yang mengucapkan kata-kata tersebut kepada Musa bukanlah orang Mesir tetapi orang Israil yang telah ditolongnya, karena Musa menuduhnya sebagai orang yang sesat dan hendak memukulnya.
⇄⧉18 => stdClass#216 (4)
$value->tafsir[18]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 19
$value->tafsir[18]->ayat
⇄public id -> integer 3271
$value->tafsir[18]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[18]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (2306) "Pengampunan Allah telah menjadikan hatinya lega dan lapang, tetapi bagaimana...
$value->tafsir[18]->tafsir
Pengampunan Allah telah menjadikan hatinya lega dan lapang, tetapi bagaimana dengan penduduk asli Mesir di mana ia hidup di kalangan mereka? Apakah mereka akan membiarkan saja bila pembunuhan itu mereka ketahui? Inilah yang sangat mengganggu ketenteraman hati Musa dan selalu menjadi beban pikirannya. Oleh sebab itu, dengan sembunyi-sembunyi Musa mencari informasi apakah perbuatannya itu telah diketahui orang, dan bila mereka telah mengetahuinya, bagaimana sikap mereka? Tindakan apakah yang akan mereka ambil terhadapnya?
Ketika ia menyusuri kota itu, kelihatan olehnya orang yang ditolong dahulu dan berteriak lagi minta tolong agar ia membantunya sekali lagi melawan orang Mesir yang lain. Rupanya orang yang ditolongnya dahulu itu kembali terlibat dalam perkelahian dengan orang Mesir lainnya. Mungkin orang itu meminta kepadanya supaya ia membunuh orang Mesir itu sebagaimana ia telah membunuh dahulu. Tergambarlah dalam otaknya bagaimana ia telah dosa dengan pembunuhan itu, tetapi Tuhan dengan rahmat dan kasih sayang-Nya, telah mengampuni kesalahannya. Apakah ia akan berbuat kesalahan lagi, apalagi ia telah berjanji dengan Tuhannya bahwa dia tidak akan mengulangi lagi perbuatan itu.
Oleh sebab itu, Musa berkata kepada orang Israil itu bahwa ia adalah orang yang sesat. Akan tetapi, tergambar pula dalam pikirannya bagaimana nasib kaumnya yang terhina dan selalu dianiaya oleh orang-orang Mesir, maka bangkit pulalah rasa amarahnya dan hampir saja ia menyerang orang Mesir itu. Namun sebelum ia menyerang, orang Mesir itu membentaknya dengan mengatakan apakah ia hendak membunuhnya seperti ia membunuh kawannya kemarin? Rupanya orang itu sudah mengenali wajah Musa karena orang-orang di kota ramai membicarakan pembunuhan itu dan pelakunya.
Kemudian orang Mesir itu membentaknya dan mengatakan, "Sesungguhnya engkau telah bertindak sewenang-wenang di muka bumi. Engkau bukanlah termasuk orang-orang yang berbuat baik." Dengan bentakan itu, Musa sadar dan ingat akan janjinya bahwa dia tidak akan mengulangi kesalahannya lagi sehingga dia tidak jadi memukul orang itu.
Menurut pendapat sebagian mufasir yang mengucapkan kata-kata tersebut kepada Musa bukanlah orang Mesir tetapi orang Israil yang telah ditolongnya, karena Musa menuduhnya sebagai orang yang sesat dan hendak memukulnya.
⇄⧉19 => stdClass#217 (4)
$value->tafsir[19]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 20
$value->tafsir[19]->ayat
⇄public id -> integer 3272
$value->tafsir[19]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[19]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (791) "Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa seorang laki-laki dari kaum Fir'aun, ...
$value->tafsir[19]->tafsir
Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa seorang laki-laki dari kaum Fir'aun, yang bersimpati kepada Musa, ikut menghadiri musyawarah yang diadakan Fir'aun bersama pembesar-pembesarnya. Dalam musyawarah diputuskan bahwa Musa harus dibunuh. Orang laki-laki yang ikut musyawarah tersebut datang menjumpai Musa untuk memberitahukan kepadanya rencana jahat itu, karena ia sangat bersimpati dan hormat kepadanya. Ia minta supaya Musa segera meninggalkan Mesir. Kalau tidak, mungkin ia akan tertangkap dan dibunuh karena mereka sedang menyiapkan tentara rahasia untuk mengepung dan menangkapnya. Ia menyatakan kepada Musa semua yang dibicarakannya itu adalah benar dan ia menasihati Musa agar lari dengan segera. Nasihat itu benar-benar timbul dari hatinya yang ikhlas demi keselamatan Musa sendiri.
⇄⧉20 => stdClass#218 (4)
$value->tafsir[20]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 21
$value->tafsir[20]->ayat
⇄public id -> integer 3273
$value->tafsir[20]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[20]->surah
⇄⧉public tafsir -> UTF-8 string (818) "Mendengar nasihat yang dikemukakan oleh orang itu dan melihat sikapnya yang ...
$value->tafsir[20]->tafsir
Mendengar nasihat yang dikemukakan oleh orang itu dan melihat sikapnya yang menampakkan kejujuran dan keikhlasan, dengan segera Musa berangkat dalam keadaan selalu waspada, karena di belakangnya beberapa orang tentara Fir‘aun telah siap-siap untuk mengepung dan menangkapnya. Alangkah beratnya tekanan yang diderita Musa. Walaupun demikian, ia tetap berusaha menyelamatkan dirinya dan berdoa kepada Allah, “Hai Tuhanku Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, bebaskanlah aku dari cengkeraman kaum Fir‘aun yang aniaya. Allah mengabulkan doanya dan menunjukkannya jalan menuju Madyan.
Menurut riwayat, Fir‘aun memerintahkan kepada tentaranya supaya mengejar Musa sampai ke jalan-jalan kecil dan melarang mereka melalui jalan raya karena ia yakin bahwa Musa tidak mungkin akan menempuh jalan itu.
⇄⧉21 => stdClass#219 (4)
$value->tafsir[21]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 22
$value->tafsir[21]->ayat
⇄public id -> integer 3274
$value->tafsir[21]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[21]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1120) "Setelah Musa mengetahui bahwa jalan yang ditempuhnya itu adalah jalan yang b...
$value->tafsir[21]->tafsir
Setelah Musa mengetahui bahwa jalan yang ditempuhnya itu adalah jalan yang biasa dilalui orang menuju ke Madyan, ia yakin bahwa ia tidak akan tersesat menempuh padang pasir yang luas itu. Apalagi ia telah berdoa kepada Tuhannya agar selalu ditunjuki ke jalan yang lurus. Akan tetapi, walaupun jalan yang ditempuhnya itu adalah jalan raya yang biasa dilalui orang, namun jarak yang harus ditempuhnya sangat jauh sekali, sedangkan dia tidak membawa bekal karena ia tergesa-gesa meninggalkan kota Mesir.
Diriwayatkan bahwa Musa berjalan selama delapan hari delapan malam, tanpa makanan dan dengan kaki telanjang. Tak ada yang bisa dimakan kecuali daun-daun kayu. Namun demikian, hatinya tetap tabah dan semangatnya tetap membaja karena ia luput dari kejaran Fir'aun. Dia telah selamat dari jebakan Fir'aun di waktu kecilnya, padahal banyak bayi laki-laki dari Bani Israil mati dibunuh, dan sekarang ia telah bebas dari kejaran Fir'aun di waktu ia sudah dewasa. Semua itu adalah karena rahmat dan lindungan Allah. Oleh karena itu, ia yakin dalam perjalanan yang jauh dan sulit itu, ia akan tetap berada dalam lindungan-Nya.
⇄⧉22 => stdClass#220 (4)
$value->tafsir[22]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 23
$value->tafsir[22]->ayat
⇄public id -> integer 3275
$value->tafsir[22]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[22]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1017) "Pada ayat ini dijelaskan bahwa pada akhirnya sampailah Musa ke sebuah sumber...
$value->tafsir[22]->tafsir
Pada ayat ini dijelaskan bahwa pada akhirnya sampailah Musa ke sebuah sumber mata air di kota Madyan. Dilihatnya di sana orang-orang sedang ramai berdesak-desakan mengambil air dan memberi minum binatang ternak mereka. Di tempat yang agak rendah, tampak olehnya dua orang gadis memegang dan menahan tali kambingnya yang selalu hendak maju ke arah orang-orang yang mengambil air karena sudah sangat haus. Melihat hal itu, timbullah rasa kasihan dalam hati Musa, lalu ia dekati kedua gadis itu hendak menanyakan mengapa tidak ikut bersama orang banyak mengambil air dan memberi minum kambing mereka. Keduanya menjawab, "Kami tidak dapat mengambil air kecuali orang-orang itu semuanya telah selesai mengambilnya, karena kami tidak kuat berebut dan berdesak-desakan dengan orang banyak. Bapak kami sudah sangat tua, sehingga tidak sanggup datang ke mari untuk mengambil air. Itulah sebabnya kami terpaksa menunggu orang-orang itu pergi dan kami hanya dapat mengambil air, jika ada sisa-sisa air yang ditinggalkan mereka."
⇄⧉23 => stdClass#221 (4)
$value->tafsir[23]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 24
$value->tafsir[23]->ayat
⇄public id -> integer 3276
$value->tafsir[23]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[23]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (366) "Dengan cepat Musa mengambil air untuk kedua gadis itu agar memberi minum kam...
$value->tafsir[23]->tafsir
Dengan cepat Musa mengambil air untuk kedua gadis itu agar memberi minum kambing mereka. Karena kelelahan, ia berlindung di bawah sebatang pohon sambil merasakan lapar dan haus karena sudah beberapa hari tidak makan kecuali daun-daunan. Musa berdoa kepada Allah karena ia sangat membutuhkan rahmat dan kasih sayang-Nya, untuk melenyapkan penderitaan yang dialaminya.
⇄⧉24 => stdClass#222 (4)
$value->tafsir[24]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 25
$value->tafsir[24]->ayat
⇄public id -> integer 3277
$value->tafsir[24]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[24]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1904) "Pada ayat ini dijelaskan bagaimana akhir penderitaan yang dialami Musa denga...
$value->tafsir[24]->tafsir
Pada ayat ini dijelaskan bagaimana akhir penderitaan yang dialami Musa dengan dikabulkan doanya oleh Allah. Tak disangka-sangka, datanglah salah seorang dari kedua gadis itu dengan agak malu-malu dan berkata kepada Musa bahwa ayahnya mengundang Musa datang ke rumahnya untuk sekadar membalas budi baik Musa yang telah menolong mereka mengambil air minum dan memberi minum binatang ternak mereka. Musa dapat memahami bahwa kedua gadis itu berasal dari keluarga orang baik-baik, karena melihat sikapnya yang sopan dan di waktu datang kepadanya dan mendengar bahwa yang mengundang datang ke rumahnya itu bukan dia sendiri melainkan ayahnya. Kalau gadis itu sendiri yang mengundang, mungkin timbul kesan yang tidak baik terhadapnya.
Para mufasir berbeda pendapat tentang ayah gadis itu apakah dia Nabi Syuaib atau bukan. Sebagian ulama berpendapat bahwa ayah kedua gadis itu adalah seorang pemuka agama yang saleh dan telah berusia lanjut. Adapun pendapat yang mengatakan bahwa ayah wanita itu adalah Nabi Syuaib tidak bisa diterima karena Nabi Syuaib hidup jauh sebelum Nabi Musa.
Akhirnya berangkatlah Musa bersama gadis itu ke rumah orang tua mereka. Setelah sampai, Musa menceritakan kepada orang tua gadis itu riwayat hidupnya bersama Fir'aun, bagaimana kesombongan dan penghinaannya terhadap Bani Israil, sampai kepada keputusan dan perintah untuk membunuhnya, sehingga ia lari dari Mesir karena takut dibunuh. Orang tua itu mendengarkan cerita Musa dengan penuh perhatian. Setelah Musa selesai bercerita, orang tua itu berkata kepadanya, "Engkau tidak perlu merasa takut dan khawatir karena engkau telah lepas dari kekuasaan orang-orang zalim itu. Mereka tidak akan dapat menangkapmu, karena engkau telah berada di luar batas kerajaan mereka." Dengan demikian, hati Musa merasa tenteram karena ia sudah mendapat perlindungan di rumah seorang pemuka agama yang besar pengaruhnya di kawasan tersebut.
⇄⧉25 => stdClass#223 (4)
$value->tafsir[25]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 26
$value->tafsir[25]->ayat
⇄public id -> integer 3278
$value->tafsir[25]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[25]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (796) "Rupanya orang tua itu tidak mempunyai anak laki-laki dan tidak pula mempunya...
$value->tafsir[25]->tafsir
Rupanya orang tua itu tidak mempunyai anak laki-laki dan tidak pula mempunyai pembantu. Oleh sebab itu, yang mengurus semua urusan keluarga itu hanyalah kedua putrinya saja, sampai keduanya terpaksa menggembala kambing mereka, di samping mengurus rumah tangga. Terpikir oleh salah seorang putri itu untuk meminta tolong kepada Musa yang tampaknya amat baik sikap dan budi pekertinya dan kuat tenaganya menjadi pembantu di rumah ini.
Putri itu mengusulkan kepada bapaknya agar mengangkat Musa sebagai pembantu mereka untuk menggembala kambing, mengambil air, dan sebagainya karena dia seorang yang jujur, dapat dipercaya, dan kuat tenaganya. Usul itu berkenan di hati bapaknya, bahkan bukan hanya ingin mengangkatnya sebagai pembantu, malah ia hendak mengawinkan salah satu putrinya dengan Musa.
⇄⧉26 => stdClass#224 (4)
$value->tafsir[26]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 27
$value->tafsir[26]->ayat
⇄public id -> integer 3279
$value->tafsir[26]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[26]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1493) "Dengan segera orang tua itu mengajak Musa berbincang. Dengan terus terang di...
$value->tafsir[26]->tafsir
Dengan segera orang tua itu mengajak Musa berbincang. Dengan terus terang dia mengatakan keinginannya untuk mengawinkan Musa dengan salah seorang putrinya. Sebagai mahar perkawinan ini, Musa harus bekerja menggembalakan kambing selama delapan tahun, kalau Musa menyanggupi bekerja sepuluh tahun maka itu lebih baik. Ini adalah tawaran yang amat simpatik dan amat melegakan hati Musa, sebagai seorang pelarian yang ingin menghindarkan diri dari maut, seorang yang belum yakin akan masa depannya, apakah ia akan terlunta-lunta di negeri orang, karena tidak tentu arah yang akan ditujunya. Apalagi yang lebih berharga dan lebih membahagiakan dari tawaran itu? Tanpa ragu-ragu Musa telah menetapkan dalam hatinya untuk menerima tawaran tersebut.
Para ulama mengambil dalil dengan ayat ini bahwa seorang bapak boleh meminta seorang laki-laki untuk menjadi suami putrinya. Hal ini banyak terjadi di masa Rasulullah saw, bahkan ada di antara wanita yang menawarkan dirinya supaya dikawini oleh Rasulullah saw atau supaya beliau mengawinkan mereka dengan siapa yang diinginkannya.
Umar pernah menawarkan anaknya Hafsah (yang sudah janda) kepada Abu Bakar tetapi Abu Bakar hanya diam. Kemudian ditawarkan kepada 'Utsman, tetapi 'Utsman meminta maaf karena keberatan. Hal ini diberitahukan Abu Bakar kepada Nabi. Beliau pun menenteramkan hatinya dengan mengatakan, "Semoga Allah akan memberikan kepada Hafsah orang yang lebih baik dari Abu Bakar dan 'Utsman." Kemudian Hafsah dikawini oleh Rasulullah.
⇄⧉27 => stdClass#225 (4)
$value->tafsir[27]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 28
$value->tafsir[27]->ayat
⇄public id -> integer 3280
$value->tafsir[27]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[27]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (391) "Musa menerima tawaran itu dan berjanji kepada orang tua kedua gadis itu bahw...
$value->tafsir[27]->tafsir
Musa menerima tawaran itu dan berjanji kepada orang tua kedua gadis itu bahwa dia akan memenuhi syarat-syarat yang disepakati dan akan memenuhi salah satu dari dua masa yang ditawarkan, yaitu delapan atau sepuluh tahun. Sesudah itu tidak ada kewajiban lagi yang harus dibebankan kepadanya. Musa juga menyatakan bahwa Allah yang menjadi saksi atas kebenaran apa yang telah diikrarkan bersama.
⇄⧉28 => stdClass#226 (4)
$value->tafsir[28]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 29
$value->tafsir[28]->ayat
⇄public id -> integer 3281
$value->tafsir[28]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[28]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1504) "Ayat ini menerangkan bahwa setelah Musa menunaikan tugasnya selama sepuluh t...
$value->tafsir[28]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa setelah Musa menunaikan tugasnya selama sepuluh tahun dengan sebaik-baiknya, dia pun pamit kepada mertuanya untuk kembali ke Mesir, yang merupakan kampung halamannya, bersama istrinya. Tentu saja tidak ada alasan bagi mertuanya untuk menahannya karena semua ketentuan yang telah ditetapkan untuk mengawini anaknya sudah dipenuhi Musa. Hanya saja sebagai orang tua, ia tidak akan sampai hati melepaskan anak menantunya begitu saja, tanpa memberikan sekadar bekal di jalan. Mertuanya membekali secukupnya dan memberikan kepadanya beberapa ekor kambing.
Musa lalu berangkat bersama istrinya menempuh jalan yang pernah ditempuhnya dahulu sewaktu dia lari dari Mesir. Di tengah jalan, dia berhenti di suatu tempat untuk melepaskan lelah. Karena malam telah tiba dan keadaan gelap gulita, maka ia mencoba menyalakan api dengan batu. Akan tetapi, rabuknya tidak mau menyala sehingga ia hampir putus asa karena ia tidak dapat mengerjakan sesuatu dalam gelap gulita itu. Udara pun sangat dingin sehingga dia dan keluarganya tidak akan dapat bertahan lama, tanpa ada api untuk berdiang.
Dalam keadaan demikian, dari jauh dia melihat nyala api di sebelah kanan Gunung Tur. Dia lalu berkata kepada istrinya untuk menunggu di tempatnya karena ia akan pergi ke tempat api itu. Semoga orang-orang di sana dapat memberikan petunjuk kepadanya tentang perjalanan ini atau ia dapat membawa sepotong kayu penyuluh supaya mereka dapat menghangatkan badan dari udara dingin yang tak tertahankan.
⇄⧉29 => stdClass#227 (4)
$value->tafsir[29]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 30
$value->tafsir[29]->ayat
⇄public id -> integer 3282
$value->tafsir[29]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[29]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (775) "Musa berjalan ke arah api yang dilihatnya itu. Tatkala dia sudah berada di d...
$value->tafsir[29]->tafsir
Musa berjalan ke arah api yang dilihatnya itu. Tatkala dia sudah berada di dekat api itu, ia diseru oleh suatu suara di lembah sebelah kanannya. Ia mendengar seruan yang menyatakan kepadanya bahwasanya itu adalah seruan Allah, Tuhan sekalian alam. Musa mendengar seruan Tuhannya di malam yang sunyi senyap, di lembah dalam keadaan sendiri, dan tak seorang pun yang menemaninya. Bagaimana Musa dapat mendengar Kalam Ilahi langsung dari Tuhannya? Karena hal itu adalah suatu hal yang gaib, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah. Dia telah mengilhamkan kepada Musa keyakinan bahwa yang berbicara dengannya adalah Tuhan sekalian alam. Lembah di mana Musa berdiri dijadikan tempat yang penuh berkah karena di sanalah Musa mendengar firman Tuhannya dan diangkat menjadi rasul.
⇄⧉30 => stdClass#228 (4)
$value->tafsir[30]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 31
$value->tafsir[30]->ayat
⇄public id -> integer 3283
$value->tafsir[30]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[30]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (853) "Kemudian Allah memerintahkan kepada Musa supaya melemparkan tongkatnya. Musa...
$value->tafsir[30]->tafsir
Kemudian Allah memerintahkan kepada Musa supaya melemparkan tongkatnya. Musa dengan patuh melemparkan tongkatnya, tetapi tongkat itu berubah menjadi ular besar yang bergerak dengan cepat dan gesit. Musa sangat terkejut dan merasa ngeri serta takut melihat ular itu. Dengan serta merta, ia lari tanpa menoleh ke belakang. Tidak ada yang dipikirkannya kecuali menyelamatkan diri dari gigitan ular yang dahsyat itu.
Di waktu itu Tuhan berseru lagi agar Musa kembali ke tempat semula dan jangan takut kepada ular itu. Ular itu hanyalah tongkatnya yang berubah menjadi ular dan tidak akan mengganggunya. Tidak ada sesuatu pun yang dapat mengganggu ketenteramannya. Ini adalah mukjizat yang Allah berikan kepada Musa untuk menghadapi Fir'aun yang sombong dan takabur. Hati Musa merasa aman dan tenteram setelah mendengar bahwa keamanannya dijamin oleh Allah.
⇄⧉31 => stdClass#229 (4)
$value->tafsir[31]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 32
$value->tafsir[31]->ayat
⇄public id -> integer 3284
$value->tafsir[31]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[31]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1973) "Kemudian Allah memerintahkan Musa supaya memasukkan tangannya ke baju. Perin...
$value->tafsir[31]->tafsir
Kemudian Allah memerintahkan Musa supaya memasukkan tangannya ke baju. Perintah ini pun dilaksanakan Musa dengan taat dan patuh. Ketika ia mengeluarkan tangannya dari leher bajunya, ia melihat tangannya berubah menjadi putih bercahaya dan bersinar bukan karena sakit sopak atau yang lainnya. Musa kaget, terkejut, dan merasa takut. Akan tetapi, segera sesudah itu turun pula perintah Tuhan untuk menghilangkan rasa terkejut dan takut yang telah menguasai dirinya supaya dia mendekapkan kedua tangannya ke dada.
Kemudian Allah menegaskan kepada Musa bahwa dua mukjizat yang diberikan kepadanya adalah untuk menunjukkan kekuasaan-Nya. Musa diperintahkan untuk memperlihatkan kedua mukjizat itu kepada Fir'aun yang sombong dan fasik ketika Musa menyerunya agar dia beriman kepada Allah dan meninggalkan kesesatan yang dianutnya. Ketika itu, Musa mengerti bahwa di atas pundaknya telah dibebankan risalah yang harus disampaikan kepada Fir'aun dan kaumnya, serta kepada Bani Israil sendiri. Ini berarti bahwa dia telah menjadi rasul. Dengan demikian, apa yang dijanjikan Allah kepada ibu Musa bahwa putranya akan dikembalikan ke haribaannya telah terlaksana di waktu Musa masih kecil. Sekarang terlaksana pula janji Allah yang kedua bahwa Dia mengangkat Musa menjadi rasul.
Sebelum ini, yang mendorong Musa meninggalkan Madyan menuju Mesir adalah perasaan rindu kepada kampung halaman dan sanak keluarganya. Ia berani melakukan hal itu karena dia berharap orang Mesir telah lupa akan peristiwa pembunuhan yang dilakukannya di masa lampau sehingga ia dapat memasuki Mesir secara diam-diam. Akan tetapi, ia sekarang harus kembali ke sana secara terang-terangan dan menentang kekuasaan Fir'aun yang perkasa. Dengan begitu, Fir'aun dan kaumnya pasti akan membunuhnya. Dia mulai merasa khawatir terhadap dirinya kalau dia pergi sendirian. Hal yang lebih dikhawatirkannya adalah kalau ia terbunuh oleh Fir'aun, tentu risalah Tuhannya tidak akan sampai kepada kaumnya (Bani Israil).
⇄⧉32 => stdClass#230 (4)
$value->tafsir[32]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 33
$value->tafsir[32]->ayat
⇄public id -> integer 3285
$value->tafsir[32]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[32]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (673) "Musa mengadukan kepada Tuhannya bahwa dulu dia pernah membunuh seorang anak ...
$value->tafsir[32]->tafsir
Musa mengadukan kepada Tuhannya bahwa dulu dia pernah membunuh seorang anak muda. Hal itu telah tersiar luas di kalangan orang Mesir, dan Fir'aun telah menetapkan untuk membunuhnya. Hal itu sangat mengkhawatirkan Musa, siapa tahu setibanya di sana, Fir'aun dan kaumnya telah bersiap-siap untuk membunuhnya. Dengan demikian risalah yang telah dibebankan kepadanya menjadi terlantar.
Musa juga mengadukan bahwa ia mempunyai seorang saudara bernama Harun yang lebih fasih perkataannya daripadanya, lebih pandai berdebat dan memberikan keterangan. Dengan kefasihannya, Harun akan dapat membelanya, bila Fir'aun dan kaumnya membuat tuduhan-tuduhan yang mungkin memberatkannya.
⇄⧉33 => stdClass#231 (4)
$value->tafsir[33]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 34
$value->tafsir[33]->ayat
⇄public id -> integer 3286
$value->tafsir[33]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[33]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (673) "Musa mengadukan kepada Tuhannya bahwa dulu dia pernah membunuh seorang anak ...
$value->tafsir[33]->tafsir
Musa mengadukan kepada Tuhannya bahwa dulu dia pernah membunuh seorang anak muda. Hal itu telah tersiar luas di kalangan orang Mesir, dan Fir'aun telah menetapkan untuk membunuhnya. Hal itu sangat mengkhawatirkan Musa, siapa tahu setibanya di sana, Fir'aun dan kaumnya telah bersiap-siap untuk membunuhnya. Dengan demikian risalah yang telah dibebankan kepadanya menjadi terlantar.
Musa juga mengadukan bahwa ia mempunyai seorang saudara bernama Harun yang lebih fasih perkataannya daripadanya, lebih pandai berdebat dan memberikan keterangan. Dengan kefasihannya, Harun akan dapat membelanya, bila Fir'aun dan kaumnya membuat tuduhan-tuduhan yang mungkin memberatkannya.
⇄⧉34 => stdClass#232 (4)
$value->tafsir[34]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 35
$value->tafsir[34]->ayat
⇄public id -> integer 3287
$value->tafsir[34]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[34]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (894) "Allah mengabulkan permintaan Musa dan berjanji mengangkat Harun menjadi rasu...
$value->tafsir[34]->tafsir
Allah mengabulkan permintaan Musa dan berjanji mengangkat Harun menjadi rasul dan pendampingnya (wazir). Allah juga menenteramkan hatinya yang selalu diliputi kekhawatiran karena beratnya beban yang dipikulkan kepadanya. Allah menjanjikan bahwa Dia akan memberikan kepada Musa dan saudaranya kekuatan yang tak dapat dikalahkan oleh kekuatan apa pun di dunia apalagi kekuatan Fir'aun yang sangat terbatas.
Dengan hati yang aman dan tenteram, Musa kembali ke tempat istrinya yang ditinggalkannya. Dia menceritakan kepadanya semua kejadian yang dialaminya, yaitu dia telah diangkat Allah menjadi rasul. Mendengar cerita Musa, hati istrinya menjadi tenteram. Musa lalu berangkat bersama keluarganya menuju Mesir didorong oleh cita-cita yang suci yaitu menyampaikan risalah Allah kepada Fir'aun dan Bani Israil. Di Mesir, Harun telah bersiap-siap untuk memikul risalah itu dan membantu saudaranya.
⇄⧉35 => stdClass#233 (4)
$value->tafsir[35]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 36
$value->tafsir[35]->ayat
⇄public id -> integer 3288
$value->tafsir[35]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[35]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (850) "Musa lalu datang kepada Fir'aun dan kaumnya untuk menyeru mereka kepada agam...
$value->tafsir[35]->tafsir
Musa lalu datang kepada Fir'aun dan kaumnya untuk menyeru mereka kepada agama tauhid dengan memberikan bukti-bukti yang nyata dan keterangan yang kuat dan jelas. Dengan demikian, tidak ada alasan bagi mereka menolak kebenaran yang dikemukakannya. Akan tetapi, serta merta mereka menolak apa yang diucapkan oleh Musa. Ketika mereka telah terpojok dan tidak dapat lagi membantah kebenaran yang dibawanya, mereka lalu menuduh semua itu hanya sihir belaka dan mereka tidak pernah mendengar apa yang diucapkan Musa dari nenek moyang mereka.
Demikianlah sikap orang-orang kafir terhadap rasul-rasul yang menyeru kepada agama yang benar seperti tersebut dalam firman-Nya:
Demikianlah setiap kali seorang rasul yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka, mereka (kaumnya) pasti mengatakan, "Dia itu pesihir atau orang gila." (adz-dzariyat/51: 52).
⇄⧉36 => stdClass#234 (4)
$value->tafsir[36]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 37
$value->tafsir[36]->ayat
⇄public id -> integer 3289
$value->tafsir[36]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[36]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1249) "Tuduhan Fir'aun dan kaumnya bahwa bukti-bukti yang dikemukakan Musa hanya si...
$value->tafsir[36]->tafsir
Tuduhan Fir'aun dan kaumnya bahwa bukti-bukti yang dikemukakan Musa hanya sihir belaka dijawabnya dengan tenang dan tidak keluar dari adab dan sopan santun berdebat, tanpa menuduh lawannya bahwa mereka telah sesat. Musa mengatakan kepada mereka bahwa Tuhannya yang lebih mengetahui siapa sebenarnya yang membawa petunjuk dari Allah dan siapa sebenarnya yang beruntung yang akan mendapat kebahagiaan di akhirat. Di balik itu, dalam hatinya ia yakin sepenuhnya dialah yang benar, dialah orang yang beruntung dan siapa yang menentang kebenaran yang dibawanya pasti akan merugi dan menyesal. Jawaban ini sama dengan jawaban yang diberikan oleh Nabi Muhammad kepada kaum musyrikin yang menentangnya, seperti tersebut dalam firman Allah:
Katakanlah (Muhammad), "Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan dari bumi?" Katakanlah, "Allah," dan sesungguhnya kami atau kamu (orang-orang musyrik), pasti berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang nyata. (Saba'/34: 24)
Walaupun demikian, Musa tetap menegaskan bahwa orang zalim tidak akan memperoleh kemenangan. Ini adalah sebagai isyarat kepada Fir'aun dan kaumnya bahwa mereka tidak akan menang. Mereka pasti akan kalah dan hancur karena mereka adalah orang-orang yang sombong dan aniaya.
⇄⧉37 => stdClass#235 (4)
$value->tafsir[37]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 38
$value->tafsir[37]->ayat
⇄public id -> integer 3290
$value->tafsir[37]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[37]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (2266) "Ayat ini menerangkan bahwa setelah kehabisan alasan dan dalil untuk membanta...
$value->tafsir[37]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa setelah kehabisan alasan dan dalil untuk membantah keterangan Musa dan bukti-bukti yang dikemukakannya, Fir'aun memerintahkan kepada kaumnya supaya jangan percaya kepada berita dusta yang dikemukakan Musa. Selama ini tidak ada seorang pun yang berani mendakwahkan bahwa ada Tuhan selain dia. Semenjak dahulu selama Mesir diperintah oleh Fir'aun, yang silih berganti, tak seorang pun yang mengingkari bahwa Fir'aun adalah tuhan-tuhan yang berkuasa di muka bumi. Mata hati rakyat dikelabui dengan dongeng dan khurafat yang menyatakan bahwa manusia harus tunduk kepada kekuasaan Fir'aun. Dia selalu melakukan tindakan yang kejam dan bengis terhadap orang yang berani mengingkari kekuasaannya sebagai tuhan dengan menyiksa dan memenjarakan bahkan membunuhnya. Hal ini disebutkan dalam firman Allah:
Kemudian dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru (memanggil kaumnya). (Seraya) berkata, "Akulah tuhanmu yang paling tinggi." (an-Nazi'at/79: 23-24)
Firman Allah:
Dia (Fir'aun) berkata, "Sungguh, jika engkau menyembah Tuhan selain aku, pasti aku masukkan engkau ke dalam penjara." (asy-Syu'ara'/26: 29)
Imam Fakhruddin ar-Razi berpendapat bahwa Fir'aun mendakwakan dirinya sebagai tuhan maksudnya bukan dia yang menciptakan langit, bumi, lautan, gunung-gunung, dan manusia seluruhnya karena hal itu tidak akan dapat diterima oleh akal. Maksudnya adalah supaya orang memperhambakan diri kepadanya. Dia hanya menolak adanya tuhan yang harus dipatuhi dan di sembah selain dia.
Lalu Fir'aun memerintahkan kepada wazirnya, Haman, supaya menyalakan api yang besar untuk membuat batu bata yang banyak dan mendirikan bangunan yang tinggi supaya dia dapat naik ke langit melihat Tuhan yang didakwahkan Musa. Fir'aun lalu menegaskan bahwa Musa adalah pembohong besar. Senada dengan ini, Allah berfirman:
Dan Fir'aun berkata, "Wahai Haman! Buatkanlah untukku sebuah bangunan yang tinggi agar aku sampai ke pintu-pintu, (yaitu) pintu-pintu langit, agar aku dapat melihat Tuhannya Musa, tetapi aku tetap memandangnya seorang pendusta." Dan demikianlah dijadikan terasa indah bagi Fir'aun perbuatan buruknya itu, dan dia tertutup dari jalan (yang benar); dan tipu daya Fir'aun itu tidak lain hanyalah membawa kerugian. (al-Mu'min/40: 36-37)
⇄⧉38 => stdClass#236 (4)
$value->tafsir[38]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 39
$value->tafsir[38]->ayat
⇄public id -> integer 3291
$value->tafsir[38]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[38]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1848) "Pada ayat ini, Allah menegaskan bahwa Fir'aun dan tentaranya sangat sombong ...
$value->tafsir[38]->tafsir
Pada ayat ini, Allah menegaskan bahwa Fir'aun dan tentaranya sangat sombong dan takabur. Fir'aun menganggap dan mengaku hanya dialah penguasa yang mutlak di muka bumi. Siapa saja yang menantangnya dianggap salah dan durhaka. Kalau dikatakan kepadanya ada Tuhan yang lebih besar daripada kekuasaannya, Fir'aun menjadi kalap, dan tak dapat lagi menguasai dirinya, seperti memerintahkan dengan segera membuat suatu hal yang mustahil, seperti membuat bangunan setinggi langit agar dia dapat berhadapan dengan Tuhan Yang Mahakuasa lagi Mahaperkasa.
Fir'aun dan kaumnya mengira bahwa mereka tidak akan dibangkitkan, tidak akan diperhitungkan apa yang telah dikerjakan selama hidup di dunia, dan tidak ada yang akan menyiksa bila mereka melakukan kezaliman dan kekejaman. Memang demikianlah kepercayaan mereka karena pengaruh kesombongan dan ketakaburan itu. Mereka membuat piramida yang besar untuk kuburan mereka yang diisi dengan perabot yang lengkap dan serba mewah serta pakaian dan perhiasan yang indah-indah, untuk dinikmati sesudah mati.
Karena kesombongan dan ketakaburan itu, Allah mengazab mereka di dunia dan akhirat. Di dunia Fir'aun ditenggelamkan bersama tentaranya ke dalam lautan, dan di akhirat mereka akan disiksa dalam neraka.
Demikianlah nasib yang telah ditetapkan Allah bagi orang yang takabur dan sombong, berbuat zalim dan aniaya terhadap Allah dan sesamanya. Sebenarnya kelanjutan kisah Fir'aun bisa ditemukan pada surah-surah lain dalam Al-Qur'an seperti Surah al-A'raf, Yunus, thaha, dan sebagainya. Akan tetapi, Allah hendak menegaskan di sini bagaimana nasib orang-orang yang durhaka yang tidak lagi mempergunakan akal dan pikirannya sehingga tertutuplah hatinya untuk menerima kebenaran dari mana pun datangnya, sehingga dia menjadi sombong dan takabur. Hal itu layak menjadi perhatian dan pelajaran bagi seluruh manusia.
⇄⧉39 => stdClass#237 (4)
$value->tafsir[39]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 40
$value->tafsir[39]->ayat
⇄public id -> integer 3292
$value->tafsir[39]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[39]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1848) "Pada ayat ini, Allah menegaskan bahwa Fir'aun dan tentaranya sangat sombong ...
$value->tafsir[39]->tafsir
Pada ayat ini, Allah menegaskan bahwa Fir'aun dan tentaranya sangat sombong dan takabur. Fir'aun menganggap dan mengaku hanya dialah penguasa yang mutlak di muka bumi. Siapa saja yang menantangnya dianggap salah dan durhaka. Kalau dikatakan kepadanya ada Tuhan yang lebih besar daripada kekuasaannya, Fir'aun menjadi kalap, dan tak dapat lagi menguasai dirinya, seperti memerintahkan dengan segera membuat suatu hal yang mustahil, seperti membuat bangunan setinggi langit agar dia dapat berhadapan dengan Tuhan Yang Mahakuasa lagi Mahaperkasa.
Fir'aun dan kaumnya mengira bahwa mereka tidak akan dibangkitkan, tidak akan diperhitungkan apa yang telah dikerjakan selama hidup di dunia, dan tidak ada yang akan menyiksa bila mereka melakukan kezaliman dan kekejaman. Memang demikianlah kepercayaan mereka karena pengaruh kesombongan dan ketakaburan itu. Mereka membuat piramida yang besar untuk kuburan mereka yang diisi dengan perabot yang lengkap dan serba mewah serta pakaian dan perhiasan yang indah-indah, untuk dinikmati sesudah mati.
Karena kesombongan dan ketakaburan itu, Allah mengazab mereka di dunia dan akhirat. Di dunia Fir'aun ditenggelamkan bersama tentaranya ke dalam lautan, dan di akhirat mereka akan disiksa dalam neraka.
Demikianlah nasib yang telah ditetapkan Allah bagi orang yang takabur dan sombong, berbuat zalim dan aniaya terhadap Allah dan sesamanya. Sebenarnya kelanjutan kisah Fir'aun bisa ditemukan pada surah-surah lain dalam Al-Qur'an seperti Surah al-A'raf, Yunus, thaha, dan sebagainya. Akan tetapi, Allah hendak menegaskan di sini bagaimana nasib orang-orang yang durhaka yang tidak lagi mempergunakan akal dan pikirannya sehingga tertutuplah hatinya untuk menerima kebenaran dari mana pun datangnya, sehingga dia menjadi sombong dan takabur. Hal itu layak menjadi perhatian dan pelajaran bagi seluruh manusia.
⇄⧉40 => stdClass#238 (4)
$value->tafsir[40]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 41
$value->tafsir[40]->ayat
⇄public id -> integer 3293
$value->tafsir[40]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[40]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (730) "Ayat ini memberi julukan kepada Fir'aun dan kaumnya yang durhaka bahwa merek...
$value->tafsir[40]->tafsir
Ayat ini memberi julukan kepada Fir'aun dan kaumnya yang durhaka bahwa mereka adalah pemimpin-pemimpin yang membawa manusia ke neraka karena mereka telah menyesatkan manusia dan memaksa setiap orang untuk kafir terhadap Tuhannya. Mereka merasa bebas melakukan kezaliman sekehendak hatinya, tanpa ada rasa keadilan dan rasa kasih sayang.
Sebenarnya mereka ini telah melakukan dua kesalahan, kesalahan bagi diri mereka sendiri dan kesalahan menyesatkan orang lain. Maka pantaslah bila mereka menerima siksaan yang berlipat ganda, siksaan terhadap kesesatan sendiri dan siksaan karena menyesatkan orang lain. Oleh karena itu, tidak akan ada penolong bagi mereka di akhirat nanti dan tidak ada yang akan membebaskan dari siksa Allah.
⇄⧉41 => stdClass#239 (4)
$value->tafsir[41]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 42
$value->tafsir[41]->ayat
⇄public id -> integer 3294
$value->tafsir[41]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[41]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (730) "Ayat ini memberi julukan kepada Fir'aun dan kaumnya yang durhaka bahwa merek...
$value->tafsir[41]->tafsir
Ayat ini memberi julukan kepada Fir'aun dan kaumnya yang durhaka bahwa mereka adalah pemimpin-pemimpin yang membawa manusia ke neraka karena mereka telah menyesatkan manusia dan memaksa setiap orang untuk kafir terhadap Tuhannya. Mereka merasa bebas melakukan kezaliman sekehendak hatinya, tanpa ada rasa keadilan dan rasa kasih sayang.
Sebenarnya mereka ini telah melakukan dua kesalahan, kesalahan bagi diri mereka sendiri dan kesalahan menyesatkan orang lain. Maka pantaslah bila mereka menerima siksaan yang berlipat ganda, siksaan terhadap kesesatan sendiri dan siksaan karena menyesatkan orang lain. Oleh karena itu, tidak akan ada penolong bagi mereka di akhirat nanti dan tidak ada yang akan membebaskan dari siksa Allah.
⇄⧉42 => stdClass#240 (4)
$value->tafsir[42]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 43
$value->tafsir[42]->ayat
⇄public id -> integer 3295
$value->tafsir[42]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[42]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1425) "Ayat ini menerangkan bahwa Allah telah menurunkan kepada Musa kitab Taurat s...
$value->tafsir[42]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa Allah telah menurunkan kepada Musa kitab Taurat sebagai rahmat baginya dan bagi kaumnya, yang telah lama tertindas dan teraniaya di bawah kekuasaan Fir'aun. Di dalamnya terdapat hikmah dan hukum yang membimbing manusia menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Di sini tampak perbedaan yang besar dan nyata dalam perlakuan Allah terhadap pemimpin-pemimpin dan kaum yang durhaka, sombong dan takabur dengan perlakuannya terhadap pemimpin yang saleh dan ikhlas serta taat kepada-Nya.
Kepada golongan pertama, seperti Fir'aun dan kaumnya, diturunkan malapetaka dan siksaan sehingga dia ditenggelamkan bersama tentaranya ke dalam laut. Kepada golongan kedua, seperti Musa, Harun, dan kaumnya, diturunkan Kitab yang akan menjadi petunjuk bagi mereka dalam menempuh kehidupan, baik di dunia maupun di akhirat. Demikianlah sunatullah yang berlaku semenjak dahulu kala. Berapa banyaknya umat-umat yang terdahulu yang telah dibinasakan-Nya dengan berbagai macam cara seperti yang terjadi pada kaum Nabi Nuh, Nabi Saleh, Nabi Hud, dan lain-lain.
Dari Abu Sa'id al-Khudri bersumber dari Nabi saw, beliau bersabda, "Setelah diturunkannya kitab Taurat di atas bumi Allah tidak lagi membinasakan suatu kaum dengan azab dari langit atau bumi kecuali penduduk negeri yang diubah menjadi kera, mereka adalah orang Bani Israil sepeninggal Nabi Musa, lalu Nabi saw membaca ayat ini (al-Qasas/28: 43). (Riwayat al-hakim)
⇄⧉43 => stdClass#241 (4)
$value->tafsir[43]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 44
$value->tafsir[43]->ayat
⇄public id -> integer 3296
$value->tafsir[43]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[43]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1162) "Ayat ini menerangkan bahwa Muhammad saw tidak pernah berada di sisi sebelah ...
$value->tafsir[43]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa Muhammad saw tidak pernah berada di sisi sebelah barat Lembah Suci thuwa, tempat Allah mewahyukan lembaran-lembaran Taurat kepada Musa. Ketika itu, Allah membebankan urusan-urusan kenabian kepadanya. Karena tidak termasuk salah seorang dari rombongan 70 orang yang telah terpilih untuk mendengarkan secara terperinci hal-hal yang diwahyukan Allah kepada Musa, maka Muhammad saw tidak mungkin menerangkan semua itu, kecuali dengan jalan wahyu dari Allah. Muhammad saw dapat menyampaikan hal-hal gaib yang telah lama terjadi serta tidak disaksikan dan dilihatnya sama sekali, padahal ia adalah seorang 'ummi tidak dapat membaca dan menulis, berada di tengah-tengah kaum yang 'ummi pula, dan tidak mengetahui sedikit pun tentang hal-hal tersebut. Hal itu merupakan bukti nyata bahwa Muhammad benar-benar nabi dan rasul Allah. Semua itu disampaikan dan dikisahkannya melalui perantaraan wahyu dari Allah. Firman Allah:
Dan mereka berkata, "Mengapa dia tidak membawa tanda (bukti) kepada kami dari Tuhannya?" Bukankah telah datang kepada mereka bukti (yang nyata) sebagaimana yang tersebut di dalam kitab-kitab yang dahulu? (thaha/20: 133)
⇄⧉44 => stdClass#242 (4)
$value->tafsir[44]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 45
$value->tafsir[44]->ayat
⇄public id -> integer 3297
$value->tafsir[44]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[44]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (859) "Ayat ini menerangkan bahwa Allah telah menciptakan generasi demi generasi se...
$value->tafsir[44]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa Allah telah menciptakan generasi demi generasi sejak Nabi Musa sampai kepada Nabi Muhammad dalam waktu yang panjang dan merupakan masa kekosongan, sehingga pengetahuan mereka berkurang, akhlak mereka menurun dan telah menjurus kepada kehancuran dan dekadensi moral. Pada waktu itu terasa benar perlunya diutus seorang rasul untuk membimbing dan memberi petunjuk kepada mereka ke jalan yang benar. Maka diutuslah Nabi Muhammad saw dan dia diberitahu oleh Allah keadaan dan ihwal nabi-nabi terdahulu, begitu juga keadaan dan hal ikhwal Nabi Musa. Allah juga menerangkan pada ayat ini bahwa Muhammad tidak tinggal bersama-sama penduduk Madyan untuk menanyakan dan mempelajari kisah Nabi Musa dari orang-orang yang menyaksikan kisah itu sendiri. Semua itu diketahui oleh Nabi Muhammad dengan perantaraan wahyu yang diturunkan kepadanya.
⇄⧉45 => stdClass#243 (4)
$value->tafsir[45]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 46
$value->tafsir[45]->ayat
⇄public id -> integer 3298
$value->tafsir[45]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[45]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (816) "Ayat ini menerangkan bahwa Nabi Muhammad tidak berada di dekat Gunung Tur pa...
$value->tafsir[45]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa Nabi Muhammad tidak berada di dekat Gunung Tur pada waktu Allah menyeru Nabi Musa dan ketika terjadi munajat antara keduanya. Peristiwa itu diketahui oleh Muhammad dengan perantaraan kitab suci Al-Qur'an yang diwahyukan kepadanya sebagai rahmat Allah yang di dalamnya dibentangkan kisah tersebut. Juga terdapat hal-hal yang mendatangkan maslahat dan kebahagiaan bagi mereka di dunia dan di akhirat, agar Muhammad memberi peringatan kepada kaum Quraisy yang belum pernah memperoleh peringatan sebelumnya. Selain ayat ini sebagai dalil yang jelas atas kerasulan Muhammad saw, juga sebagai dalil atas kemukjizatan Al-Qur'an, karena ia menceritakan peristiwa yang telah terjadi beratus-ratus tahun. Padahal Rasulullah tidak menyaksikan peristiwa tersebut apalagi hadir di tengah-tengah mereka.
⇄⧉46 => stdClass#244 (4)
$value->tafsir[46]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 47
$value->tafsir[46]->ayat
⇄public id -> integer 3299
$value->tafsir[46]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[46]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (2375) "Ayat ini menerangkan bahwa salah satu hikmah pengutusan Muhammad kepada mere...
$value->tafsir[46]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa salah satu hikmah pengutusan Muhammad kepada mereka adalah untuk menolak alasan-alasan mereka, ketika kelak mendapat azab yang pedih atas kekafiran mereka terhadap Allah dan dosa-dosa yang telah diperbuatnya. Seandainya Muhammad belum diutus sedangkan azab menimpa mereka, tentu mereka akan mengemukakan alasan dan hujah. Mereka akan berkata, "Wahai Tuhan kami! Kenapa tidak diutus seorang rasul kepada kami sebelum kemurkaan-Mu menimpa kami, dan azab-Mu diturunkan kepada kami, agar kami dapat mengikuti petunjuk-petunjuk-Mu, mengamalkan ayat-ayat yang ada di dalam kitab-Mu yang diturunkan kepada rasul itu, sehingga kami percaya atas ketuhanan-Mu dan membenarkan rasul yang Engkau utus itu?"
Oleh sebab itu, jauh sebelum mereka dimurkai dan diazab oleh Allah, Muhammad telah diutus kepada mereka untuk memberi peringatan dan ancaman dengan kemurkaan dan azab yang akan ditimpakan kalau mereka tetap dalam agama nenek moyang mereka, menyembah berhala, mempersekutukan Allah. Dengan demikian, tidak ada jalan bagi mereka untuk mengemukakan alasan-alasan dan hujah. Itulah sunatullah yang berlaku pada tiap-tiap umat. Hal ini ditegaskan dalam ayat lain dalam Al-Qur'an seperti firman Allah:
Rasul-rasul itu adalah sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, agar tidak ada alasan bagi manusia untuk membantah Allah setelah rasul-rasul itu diutus. Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana. (an-Nisa'/4: 165)
Dan firman-Nya:
Barang siapa berbuat sesuai dengan petunjuk (Allah), maka sesungguhnya itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barang siapa tersesat maka sesungguhnya (kerugian) itu bagi dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, tetapi Kami tidak akan menyiksa sebelum Kami mengutus seorang rasul. (al-Isra'/17: 15)
Salah satu hikmat pengutusan para rasul adalah untuk membendung dan menolak alasan yang akan dikemukakan mereka. Hikmah diturunkannya kitab suci Al-Qur'an juga untuk menolak alasan mereka yang akan mengatakan bahwa mereka tidak beriman karena kitab samawi hanya diturunkan kepada dua golongan saja yaitu Yahudi dan Nasrani, sebagaimana firman Allah swt:
(Kami turunkan Al-Qur'an itu) agar kamu (tidak) mengatakan, "Kitab itu hanya diturunkan kepada dua golongan sebelum kami (Yahudi dan Nasrani) dan sungguh, kami tidak memperhatikan apa yang mereka baca." (al-An'am/6: 156)
⇄⧉47 => stdClass#245 (4)
$value->tafsir[47]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 48
$value->tafsir[47]->ayat
⇄public id -> integer 3300
$value->tafsir[47]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[47]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1794) "Ayat ini menerangkan bahwa ketika Muhammad diutus kepada kaum Quraisy yang b...
$value->tafsir[47]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa ketika Muhammad diutus kepada kaum Quraisy yang belum pernah didatangi oleh seorang rasul yang dibekali kitab suci Al-Qur'an, mereka menyombongkan diri, menentang, dan memperlihatkan kesesatan. Mereka berkata, "Mengapa ia tidak memiliki mukjizat sebagaimana halnya Nabi Musa yang diberi mukjizat, seperti tongkat menjadi ular, lautan terbelah dengan pukulan tongkatnya, tangannya menjadi putih, dinaungi oleh awan, dan lain-lain. Firman Allah:
Maka boleh jadi engkau (Muhammad) hendak meninggalkan sebagian dari apa yang diwahyukan kepadamu dan dadamu sempit karenanya, karena mereka akan mengatakan, "Mengapa tidak diturunkan kepadanya harta (kekayaan) atau datang bersamanya malaikat?" Sungguh, engkau hanyalah seorang pemberi peringatan dan Allah pemelihara segala sesuatu. (Hud/11: 12)
Ucapan kaum Quraisy itu dijawab bahwa orang-orang yang durhaka dan sombong pada masa Nabi Musa telah ingkar kepada mukjizat yang diberikan kepada Musa dahulu. Bahkan mereka menuduh Musa dan Harun adalah dua ahli sihir yang saling membantu. Apakah orang-orang kafir Mekah akan mengikuti apa yang telah diperbuat kaum Nabi Musa? Apakah mereka akan mengingkari apa yang didatangkan Muhammad, dan mengatakan bahwa Musa dan Muhammad adalah ahli sihir? Apakah mereka juga tidak akan mempercayai risalah dan mukjizat keduanya?
Mengenai tuduhan bahwa keduanya adalah ahli sihir pada ayat ini, Said bin Jubair, Mujahid, dan Ibnu Zaid berpendapat bahwa yang dimaksud dengan "keduanya adalah ahli sihir" ialah Musa dan Harun. Ini adalah ucapan orang-orang Yahudi pada permulaan kerasulan. Sedangkan Ibnu 'Abbas dan al-hasan al-Basri berpendapat bahwa yang dimaksud dengan keduanya adalah ahli sihir yaitu Musa dan Muhammad saw, dan ini adalah ucapan orang-orang musyrikin bangsa Arab.
⇄⧉48 => stdClass#246 (4)
$value->tafsir[48]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 49
$value->tafsir[48]->ayat
⇄public id -> integer 3301
$value->tafsir[48]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[48]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (477) "Allah menyuruh Muhammad menantang orang-orang kafir Mekah yang mengatakan ba...
$value->tafsir[48]->tafsir
Allah menyuruh Muhammad menantang orang-orang kafir Mekah yang mengatakan bahwa Musa dan Muhammad adalah ahli sihir, dan Taurat dan Al-Qur'an adalah sihir belaka, untuk mendatangkan sebuah kitab dari sisi Allah yang lebih memberi petunjuk dan lebih mendatangkan kemaslahatan daripada kedua kitab itu. Nabi menegaskan kepada mereka bahwa dia bersedia meninggalkan Al-Qur'an apabila mereka itu benar dalam pengakuan mereka, dan benar-benar dapat mendatangkan kitab yang dimaksud.
⇄⧉49 => stdClass#247 (4)
$value->tafsir[49]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 50
$value->tafsir[49]->ayat
⇄public id -> integer 3302
$value->tafsir[49]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[49]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1926) "Ayat ini menerangkan bahwa kalau orang-orang musyrik itu tidak dapat memenuh...
$value->tafsir[49]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa kalau orang-orang musyrik itu tidak dapat memenuhi tantangan Nabi mendatangkan kitab dari sisi Allah yang lebih menjamin kebahagiaan daripada Taurat dan Al-Qur'an, maka itu berarti bahwa pembangkangan mereka sesungguhnya hanyalah dorongan hawa nafsu belaka, dan mengikuti ajakan setan yang tidak beralasan sama sekali. Orang-orang yang hanya mengikuti hawa nafsunya dan menuruti bujukan setan tanpa ada petunjuk dari Allah, adalah orang-orang yang sangat sesat bahkan paling sesat. Oleh sebab itu, Allah melarang mengikuti hawa nafsu karena akan menyesatkan dari jalan yang benar. Orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, firman Allah:
(Allah berfirman), "Wahai Daud! Sesungguhnya engkau Kami jadikan khalifah (penguasa) di bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu, karena akan menyesatkan engkau dari jalan Allah. Sungguh, orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan." (shad/38: 26)
Pada akhir ayat 50 ini ditegaskan bahwa Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang yang zalim dan selalu meninggalkan perintah Allah, melanggar larangan-Nya, mendustakan rasul-Nya, mengikuti kemauan hawa nafsu, dan lebih mengutamakan ketaatan kepada setan daripada ketaatan kepada Allah. Orang-orang zalim itu akan mendapat azab yang amat pedih di akhirat. Firman Allah:
Maka sungguh, mereka (yang disembah itu) telah mengingkari apa yang kamu katakan, maka kamu tidak akan dapat menolak (azab) dan tidak dapat (pula) menolong (dirimu), dan barang siapa di antara kamu berbuat zalim, niscaya Kami rasakan kepadanya azab yang besar. (al-Furqan/25: 19)
Dan firman-Nya:
Tetapi golongan-golongan (yang ada) saling berselisih di antara mereka; maka celakalah orang-orang yang zalim karena azab pada hari yang pedih (Kiamat). (az-Zukhruf43: 65)
⇄⧉50 => stdClass#248 (4)
$value->tafsir[50]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 51
$value->tafsir[50]->ayat
⇄public id -> integer 3303
$value->tafsir[50]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[50]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (608) "Ayat ini menerangkan bahwa Allah menurunkan Al-Qur'an secara bertahap, sebag...
$value->tafsir[50]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa Allah menurunkan Al-Qur'an secara bertahap, sebagian demi sebagian sesuai dengan kebijaksanaan yang telah digariskan-Nya, agar mudah dibaca, diingat, dipahami, dan bisa memantapkan hati dan menguatkan iman. Ini merupakan jawaban atas permintaan orang-orang kafir yang menghendaki Al-Qur'an itu diturunkan sekaligus. Firman Allah:
Dan orang-orang kafir berkata, "Mengapa Al-Qur'an itu tidak diturunkan kepadanya sekaligus?" Demikianlah agar Kami memperteguh hatimu (Muhammad) dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (berangsur-angsur, perlahan dan benar). (al-Furqan/25: 32)
⇄⧉51 => stdClass#249 (4)
$value->tafsir[51]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 52
$value->tafsir[51]->ayat
⇄public id -> integer 3304
$value->tafsir[51]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[51]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (751) "Ayat ini menerangkan bahwa Ahli Kitab yang percaya kepada Taurat dan Injil, ...
$value->tafsir[51]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa Ahli Kitab yang percaya kepada Taurat dan Injil, dan bertemu dengan masa kenabian Muhammad saw, juga percaya kepada Al-Qur'an. Mereka menemukan dalam kitab suci mereka berita yang menggembirakan tentang Al-Qur'an dan kecocokan sifat-sifat Al-Qur'an dengan sifat-sifat yang dijelaskan di dalam kitab mereka. Hal ini dijelaskan pula di dalam ayat yang lain:
Dan sesungguhnya di antara Ahli Kitab ada yang beriman kepada Allah, dan kepada apa yang diturunkan kepada kamu, dan yang diturunkan kepada mereka, karena mereka berendah hati kepada Allah. (ali 'Imran/3: 199)
Dan firman-Nya:
Orang-orang yang telah Kami beri Kitab, mereka membacanya sebagaimana mestinya, mereka itulah yang beriman kepadanya. (al-Baqarah/2: 121)
⇄⧉52 => stdClass#250 (4)
$value->tafsir[52]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 53
$value->tafsir[52]->ayat
⇄public id -> integer 3305
$value->tafsir[52]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[52]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (538) "Ayat ini menerangkan bahwa apabila Al-Qur'an dibacakan kepada mereka, mereka...
$value->tafsir[52]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa apabila Al-Qur'an dibacakan kepada mereka, mereka mengakui bahwa Al-Qur'an itu benar-benar dari Allah. Bahkan, mereka telah membenarkannya sebelum diturunkan karena mereka telah menemukan sifat-sifat Muhammad dan sifat-sifat Al-Qur'an dalam kitab suci mereka. Kepercayaan Ahli Kitab kepada Al-Qur'an sudah sejak dulu karena nenek moyang mereka membaca uraian tentang sifat-sifat Al-Qur'an dalam kitab suci mereka. Kebiasaan ini berlaku turun-temurun sampai ke anak cucunya jauh sebelum Al-Qur'an itu diturunkan.
⇄⧉53 => stdClass#251 (4)
$value->tafsir[53]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 54
$value->tafsir[53]->ayat
⇄public id -> integer 3306
$value->tafsir[53]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[53]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (2019) "Ayat ini menerangkan bahwa orang-orang yang percaya kepada Al-Qur'an sesudah...
$value->tafsir[53]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa orang-orang yang percaya kepada Al-Qur'an sesudah mereka percaya kepada kitab-kitab suci sebelumnya, akan diberikan pahala dua kali lipat. Pahala atas kepercayaan mereka kepada kitab-kitab suci mereka, dan pahala atas kepercayaan mereka kepada Al-Qur'an. Diperlukan kesabaran dan ketabahan untuk mempertahankan kepercayaan mereka. Fitnah dan cobaan yang harus dihadapi tentu sangat berat, bahkan mereka mendapat perlakuan yang tidak wajar karena mereka mengikuti Muhammad dan menganut agamanya.
Ada tiga macam orang yang mendapat pahala dua kali lipat sebagaimana dijelaskan di dalam sabda Nabi Muhammad:
Tiga golongan orang yang diberi pahala, masing-masing dua kali lipat. Seorang Ahli Kitab yang percaya kepada nabinya, kemudian ia mendapati masa (Muhammad saw) maka ia beriman pula kepadanya dan mengikutinya serta membenarkannya maka baginya dua pahala. Hamba sahaya yang menunaikan hak Allah 'Azza wa Jalla dan hak tuannya, maka baginya dua pahala. Dan seorang yang mempunyai hamba sahaya perempuan lalu ia memberi makan, dan memberinya pendidikan yang baik, kemudian ia memerdekakannya lalu menikahinya, maka baginya dua pahala." (Riwayat al-Bukhari dari Abu Musa al-Asy'ari).
Selain kesabaran dan ketabahan, mereka juga mempunyai beberapa sifat yang menjadikan mereka dekat kepada Allah, antara lain:
1.Mereka menolak kejahatan dengan kebaikan. Apa yang mereka dengar yang menyakitkan hati, berupa cacian dan sebagainya, tidak dibalas tetapi disambut dengan tenang bahkan dimaafkan.
2.Mereka menginfakkan rezeki yang diberikan Allah ke jalan yang benar. Mereka memperoleh rezeki juga dengan halal dan baik. Mereka mengeluarkan zakat, belanja rumah tangga, bederma untuk pembangunan masjid, madrasah, pengajian, pembinaan dan pemeliharaan anak yatim, dan lain sebagainya. Dalam firman-Nya:
Dan infakkanlah (hartamu) di jalan Allah. (al-Baqarah/2: 195)
Dan firman-Nya:
Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik. (al-Baqarah/2: 267)
⇄⧉54 => stdClass#252 (4)
$value->tafsir[54]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 55
$value->tafsir[54]->ayat
⇄public id -> integer 3307
$value->tafsir[54]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[54]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (2459) "Ayat ini menerangkan tentang sifat yang ketiga dari orang-orang yang mendeka...
$value->tafsir[54]->tafsir
Ayat ini menerangkan tentang sifat yang ketiga dari orang-orang yang mendekatkan diri kepada Allah yaitu apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, baik mengenai urusan dunia maupun akhirat, seperti cacian, cemoohan, dan sebagainya, mereka berpaling dan tidak melayaninya. Apabila mereka diperlakukan kasar atau disakiti dengan kata-kata atau perbuatan, mereka tidak membalasnya dengan tindakan serupa. Akan tetapi, mereka menghadapinya dengan tenang dan berkata, "Bagi kami amal-amal kami, kamu tidak akan diberi pahala dan tidak pula diganjar karenanya. Bagimu amal-amalmu, kami tidak akan menuntut sedikit pun dari perbuatan itu, dan tidak akan berusaha membalasnya. Kedamaian atasmu, kami tidak ingin berbuat sebagaimana kamu berbuat." Firman Allah:
Dan orang-orang yang tidak memberikan kesaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka berlalu dengan menjaga kehormatan dirinya. (al-Furqan/25: 72)
Diriwayatkan oleh Muhammad bin Ishak bahwa telah berkunjung kepada Rasulullah di Mekah dua puluh orang lebih dari kaum Nasara Habasyah setelah mendengar berita tentang beliau. Mereka menemui Nabi di dalam masjid, kemudian mereka duduk bersama-sama. Di sekeliling Ka'bah pada waktu itu tokoh-tokoh kaum Quraisy sedang duduk berkumpul. Rasulullah kemudian menyeru kaum Nasara Habasyah untuk beriman kepada Allah dan membacakan kepada mereka Al-Qur'an. Setelah mereka mendengar ayat-ayat Al-Qur'an, mereka menangis tersedu-sedu dan dengan spontan beriman kepada Allah serta percaya kepada beliau dan membenarkannya. Mereka mengetahui bahwa sifat-sifat yang mereka saksikan pada diri Rasulullah sama dengan sifat-sifat yang telah diterangkan di dalam kitab suci mereka.
Ketika meninggalkan Nabi Muhammad, mereka dicegat oleh Abu Jahal bin Hisyam dan beberapa orang Quraisy dan mereka mengatakan, "Semoga Allah menggagalkan niatmu, kalian diutus oleh teman-teman kalian hanya untuk mengetahui sifat-sifat pribadi Muhammad lalu memberitahukan kepada mereka. Akan tetapi, kenyataannya kalian sudah terpengaruh lalu meninggalkan agama kalian dan membenarkan apa yang dikatakan Muhammad. Kami tidak melihat ada rombongan yang lebih bodoh dari kalian." Mendengar kata-kata pedas dan tajam dari Abu Jahal bin Hisyam, mereka menjawab, "Selamat tinggal buat kamu, kami tidak akan membalas dan berbuat jahat kepadamu. Bagi kami amal-amal kami, dan bagimu amal-amalmu."
⇄⧉55 => stdClass#253 (4)
$value->tafsir[55]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 56
$value->tafsir[55]->ayat
⇄public id -> integer 3308
$value->tafsir[55]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[55]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1053) "Ayat ini menerangkan bahwa Muhammad tidak dapat menjadikan kaumnya untuk taa...
$value->tafsir[55]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa Muhammad tidak dapat menjadikan kaumnya untuk taat dan menganut agama yang dibawanya, sekalipun ia berusaha sekuat tenaga. Ia hanya berkewajiban menyampaikan dan hanya Allah yang akan memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya. Dia yang mempunyai kebijaksanaan yang mendalam dan alasan yang cukup. Hal tersebut ditegaskan pula pada ayat lain di dalam Al-Qur'an.
Bukanlah kewajibanmu (Muhammad) menjadikan mereka mendapat petunjuk, tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. (al-Baqarah/2: 272)
Dan firman-Nya:
Dan kebanyakan manusia tidak akan beriman walaupun engkau sangat menginginkannya. (Yusuf/12:103)
Pada akhir ayat ini, Allah menegaskan bahwa Dia lebih mengetahui siapa orang-orang yang bersedia dan pantas menerima hidayah itu. Di antara mereka ialah orang-orang Ahli Kitab yang pernah dikisahkan peristiwanya pada ayat-ayat yang lalu. Sebaliknya orang-orang yang tidak bersedia menerima hidayah seperti beberapa kerabat Nabi, maka hidayah tidak akan diberikan kepada mereka.
⇄⧉56 => stdClass#254 (4)
$value->tafsir[56]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 57
$value->tafsir[56]->ayat
⇄public id -> integer 3309
$value->tafsir[56]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[56]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1732) "Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Ibnu 'Abbas bahwa ayat ini turun berkenaan...
$value->tafsir[56]->tafsir
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Ibnu 'Abbas bahwa ayat ini turun berkenaan dengan al-haris bin Utsman bin 'Abd Manaf ketika ia dan beberapa orang Quraisy lainnya mendatangi Nabi saw dan mereka berkata kepada Nabi, "Kami telah mengetahui bahwa apa yang engkau katakan itu benar. Akan tetapi, yang menghalangi kami mengikuti agamamu ialah orang-orang Arab yang akan memusuhi dan mengusir kami dari negeri kami, dan kami tidak mempunyai kesanggupan sedikit pun untuk melawan mereka."
Ayat ini menerangkan bahwa sebagian orang musyrik Mekah mengemukakan alasan yang tidak dapat diterima oleh pikiran yang sehat. Mereka berkata, "Jika kami mengikuti petunjuk yang diberikan Muhammad kepada kami, dan agama yang diturunkan kepadanya, kami khawatir akan diusir dari negeri kami. Orang-orang musyrik serta tokoh-tokoh bangsa Arab juga akan memusuhi kami dengan kekerasan sedang kami tidak mampu melawan mereka." Dengan peringatan ini tampak bahwa mereka lebih takut kepada makhluk daripada Tuhan yang menciptakan mereka. Mereka tidak pernah membayangkan azab yang akan ditimpakan kepada mereka.
Mereka lupa bahwa mereka berada di daerah Haram yang sangat dihormati sejak dahulu kala, aman dan mendapat aneka macam rezeki dan buah-buahan. Apakah mereka mengira akan tetap aman dan sejahtera di daerah Haram yang aman itu kalau mereka tetap dalam kekafiran dan kemusyrikan. Tidak sedikit di antara mereka yang tidak mengetahui dan menyadari nikmat dan azab Allah yang akan diberikan kepada setiap orang sesuai dengan amal baik dan buruk mereka.
Mereka seharusnya mengetahui bahwa rezeki yang berlimpah itu datang dari Allah. Oleh karena itu, Dialah yang patut ditakuti dan ditaati bukan manusia, makhluk yang lemah dan serba kekurangan.
⇄⧉57 => stdClass#255 (4)
$value->tafsir[57]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 58
$value->tafsir[57]->ayat
⇄public id -> integer 3310
$value->tafsir[57]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[57]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1034) "Banyak penduduk negeri yang semula hidup bersenang-senang dengan kekayaan be...
$value->tafsir[57]->tafsir
Banyak penduduk negeri yang semula hidup bersenang-senang dengan kekayaan berlimpah ruah, tetapi karena mereka selalu membuat kerusakan dan tidak mensyukuri nikmat Allah, maka Allah menghancurkan negeri mereka dan hanya sedikit saja rumah-rumah mereka yang tersisa. Padahal Allah tidak akan menghancurkan suatu negeri selama penduduk negeri itu berbuat kebaikan, firman Allah:
Dan Tuhanmu tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, selama penduduknya orang-orang yang berbuat kebaikan. (Hud/11: 117)
Setelah kaum itu hancur, maka tempat tinggal mereka menjadi gersang dan tidak dimakmurkan lagi, hingga negeri itu kembali kepada pemiliknya yang hakiki, yaitu Allah. Firman Allah:
Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezeki datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah, karena itu Allah menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang mereka perbuat. (an-Nahl/16: 112)
⇄⧉58 => stdClass#256 (4)
$value->tafsir[58]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 59
$value->tafsir[58]->ayat
⇄public id -> integer 3311
$value->tafsir[58]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[58]->surah
⇄⧉public tafsir -> UTF-8 string (1337) "Ayat ini menerangkan bahwa sesuai dengan sunah-Nya, Allah tidak pernah membi...
$value->tafsir[58]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa sesuai dengan sunah-Nya, Allah tidak pernah membinasakan suatu kota, kecuali terlebih dahulu mengutus seorang rasul ke kota itu untuk membacakan kepada penduduknya ayat-ayat Allah yang berisi kebenaran. Rasul itu ditugaskan untuk menyeru dan memberi peringatan kepada mereka supaya mereka itu beriman kepada Allah, namun mereka tidak mengindahkannya. Firman Allah:
Kami tidak akan menyiksa sebelum Kami mengutus seorang rasul. (al-Isra'/17: 15)
Sesudah Allah mengutus rasul untuk membimbing penduduk kota itu ke jalan yang lurus, memberi petunjuk kepada kebenaran, tetapi mereka tetap melakukan kezaliman dan mendustakan rasul, mengingkari ayat-ayat-Nya, maka Dia akan membinasakan kota itu beserta penduduknya.
Pembinasaan umat secara besar-besaran sebagaimana terjadi pada umat-umat terdahulu tidak terjadi pada umat Nabi Muhammad. Beliau adalah nabi terakhir yang diutus bagi seluruh alam, sehingga pembinasaan total sudah tidak terjadi lagi. Yang ada hanyalah pembinasaan parsial atau lokal seperti bencana penyakit, bencana alam, gempa bumi, gelombang tsunami, dan sebagainya.
Pengutusan Muhammad saw sebagai nabi terakhir berarti Allah tidak akan mengutus nabi atau rasul setelah beliau. Sedangkan tugas“tugas dakwah dan tanggung jawab memberi peringatan kepada umat terletak di pundak para ulama.
⇄⧉59 => stdClass#257 (4)
$value->tafsir[59]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 60
$value->tafsir[59]->ayat
⇄public id -> integer 3312
$value->tafsir[59]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[59]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1443) "Ayat ini menerangkan bahwa apa yang diberikan Allah bagi manusia baik berupa...
$value->tafsir[59]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa apa yang diberikan Allah bagi manusia baik berupa harta benda maupun keturunan hanya merupakan kesenangan duniawi. Kehidupan dunia dengan segala perhiasannya belum tentu menjamin keselamatan dan kebahagiaan mereka. Sebaliknya, pahala yang ada di sisi Allah yang diberikan kepada hamba-hamba-Nya yang taat adalah lebih baik, karena yang demikian itu kekal dan abadi. Berbeda dengan kesenangan duniawi yang dipujanya karena waktunya terbatas sekali, dan sesudah itu habis dan punah. Firman Allah:
Dan apa yang di sisi Allah lebih baik bagi orang-orang yang berbakti. (ali 'Imran/3: 198)
Apa yang ada di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. (an-Nahl/16: 96)
Dan kehidupan dunia ini hanya senda-gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui. (al-'Ankabut/29:64)
Sedangkan kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan dunia, padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal. (al-A'la/87: 16-17)
Ayat ini ditutup dengan pertanyaan yang bernada ejekan sekaligus peringatan dari Allah. Mengapa mereka tidak mau menggunakan akalnya, dan berpikir secara mendalam sehingga mereka mengetahui mana yang baik dan mana yang tidak. Apakah menurut mereka kehidupan dunia dengan segala kenikmatannya yang fana dan bisa dinikmati dalam waktu yang sangat singkat lebih baik daripada kehidupan akhirat yang kekal dan abadi itu.
⇄⧉60 => stdClass#258 (4)
$value->tafsir[60]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 61
$value->tafsir[60]->ayat
⇄public id -> integer 3313
$value->tafsir[60]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[60]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1435) "Ayat ini dimulai dengan pertanyaan untuk meyakinkan agar orang-orang kafir i...
$value->tafsir[60]->tafsir
Ayat ini dimulai dengan pertanyaan untuk meyakinkan agar orang-orang kafir itu dengan penuh kesadaran berpikir dan membandingkan tentang mana yang lebih baik. Apakah orang-orang yang dijanjikan Allah apabila mereka taat dan menuruti perintah dan menjauhi larangan-Nya akan dikaruniai nikmat di akhirat yang tidak pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dan tidak pernah terlintas dalam hati seseorang dan mereka benar-benar memperolehnya di akhirat.
Mana yang lebih baik antara orang yang taat menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan dengan orang yang memilih kesenangan duniawi tetapi tidak menaati perintah Allah dan mengerjakan larangan-larangan-Nya. Menurut akal yang sehat, tentu golongan pertama lebih baik dari golongan kedua. Ayat ini menunjukkan bahwa orang kafir diberi kesenangan duniawi, tetapi di akhirat dimasukkan ke dalam neraka. Firman Allah:
Sungguh, Jahanam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman. (al-Furqan/25: 66)
Sedang orang mukmin yang sabar dan tabah menghadapi berbagai cobaan dunia, karena yakin akan janji Allah, di akhirat nanti mereka dimasukkan ke dalam surga. Firman Allah:
Penghuni-penghuni surga pada hari itu paling baik tempat tinggalnya dan paling indah tempat istirahatnya. (al-Furqan/25: 24)
Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang yang bertakwa (ialah seperti taman), mengalir di bawahnya sungai-sungai; senantiasa berbuah dan teduh. (ar-Ra'd/13: 35)
⇄⧉61 => stdClass#259 (4)
$value->tafsir[61]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 62
$value->tafsir[61]->ayat
⇄public id -> integer 3314
$value->tafsir[61]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[61]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (959) "Pada ayat ini, Allah memerintahkan Nabi saw untuk memperingatkan kaumnya ten...
$value->tafsir[61]->tafsir
Pada ayat ini, Allah memerintahkan Nabi saw untuk memperingatkan kaumnya tentang hari ketika Allah memanggil orang-orang yang menyesatkan dan menghalang-halangi manusia dari jalan Allah. Allah akan berkata kepada mereka, "Mana sekutu-sekutu-Ku? Mana malaikat, jin, dan berhala-berhala yang kamu anggap sekutu-sekutu-Ku di dunia? Dapatkah semuanya itu melepaskan dari azab yang menimpamu?" Tentu tidak. Hal ini dikemukakan sekedar penghinaan kepada mereka. Sejalan dengan ayat ini Allah berfirman:
Dan kamu benar-benar datang sendiri-sendiri kepada Kami sebagaimana Kami ciptakan kamu pada mulanya, dan apa yang telah Kami karuniakan kepadamu, kamu tinggalkan di belakangmu (di dunia). Kami tidak melihat pemberi syafaat (pertolongan) besertamu yang kamu anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu (bagi Allah). Sungguh, telah terputuslah (semua pertalian) antara kamu dan telah lenyap dari kamu apa yang dahulu kamu sangka (sebagai sekutu Allah). (al-An'am/6: 94)
⇄⧉62 => stdClass#260 (4)
$value->tafsir[62]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 63
$value->tafsir[62]->ayat
⇄public id -> integer 3315
$value->tafsir[62]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[62]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (2419) "Ayat ini menerangkan jawaban para penyesat dan pengajak kepada kekafiran yan...
$value->tafsir[62]->tafsir
Ayat ini menerangkan jawaban para penyesat dan pengajak kepada kekafiran yang berusaha melepaskan diri dari tanggung jawabnya menyesatkan orang lain. Mereka telah dipastikan mendapat kemurkaan dan yang telah mendapat ancaman dari Allah dengan firman-Nya:
Pasti akan Aku penuhi neraka Jahanam dengan jin dan manusia bersama-sama. (as-Sajdah/32: 13)
Para pengajak kepada kekafiran itu akhirnya masuk ke dalam neraka. Mereka berkata, "Wahai Tuhan kami, mereka itulah yang telah kami sesatkan sebagaimana kami juga sesat. Kami sekadar mengajak mereka lalu mereka mengikuti ajakan kami yang menyesatkan itu dengan kemauan sendiri. Tidak ada paksaan sama sekali dari kami." Ketika mereka diajak untuk beriman kepada Allah, mereka tidak menghiraukannya sama sekali padahal ajakan itu adalah ajakan yang sebenarnya. Peristiwa semacam ini sama dengan peristiwa yang akan terjadi di akhirat yaitu dialog antara setan dengan manusia yang telah disesatkannya, sebagaimana firman Allah:
Dan setan berkata ketika perkara (hisab) telah diselesaikan, "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekadar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku tidak dapat menolongmu, dan kamu pun tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu." Sungguh, orang yang zalim akan mendapat siksaan yang pedih. (Ibrahim/14: 22)
Pembelaan diri setan dengan mengatakan bahwa orang yang sesat itu mematuhi ajakannya dengan kemauan mereka sendiri, bukan tekanan darinya karena ia tidak punya kekuasaan atas manusia, dikuatkan oleh firman Allah kepada Iblis:
Sesungguhnya kamu (Iblis) tidak kuasa atas hamba-hamba-Ku, kecuali mereka yang mengikutimu, yaitu orang yang sesat. (al-hijr/15: 42)
Pemimpin-pemimpin yang menyesatkan itu menyatakan tidak bertanggung jawab kepada Allah atas perbuatan pengikut-pengikutnya, dengan alasan bahwa mereka tidak menyembah kepada-Nya tetapi kepada berhala-berhala. Kejadian seperti ini disebutkan dalam ayat yang lain yaitu firman Allah:
(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti berlepas tangan dari orang-orang yang mengikuti, dan mereka melihat azab, dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus. (al-Baqarah/2: 166)
⇄⧉63 => stdClass#261 (4)
$value->tafsir[63]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 64
$value->tafsir[63]->ayat
⇄public id -> integer 3316
$value->tafsir[63]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[63]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1068) "Pada ayat ini diterangkan bahwa mereka yang menyekutukan Allah dengan tuhan-...
$value->tafsir[63]->tafsir
Pada ayat ini diterangkan bahwa mereka yang menyekutukan Allah dengan tuhan-tuhan dan sembahan-sembahan lain di dunia, disuruh memanggil tuhan-tuhan mereka yang dijadikan sekutu Allah untuk menolak azab yang menimpa mereka. Ketika mereka memanggilnya, berhala-berhala itu tentu tidak bisa menjawab karena tidak berdaya sedikit pun. Hal ini dilakukan hanya untuk memperlihatkan kebodohan mereka yang disaksikan oleh segenap penghuni akhirat. Mereka yang memanggil dan yang dipanggil yakin bahwa mereka akan diseret ke neraka karena dosa-dosa mereka, dan mereka sudah tidak dapat mengelak dan lari ke tempat lain, sebagaimana firman Allah:
Dan orang yang berdosa melihat neraka, lalu mereka menduga bahwa mereka akan jatuh ke dalamnya, dan mereka tidak menemukan tempat berpaling darinya. (al-Kahf/18: 53)
Setelah menyaksikan azab yang akan menimpa mereka, ketika itu mereka menyesal seandainya dahulu ketika masih hidup di dunia mereka menerima petunjuk dan beriman kepada Allah. Akan tetapi, pengandaian itu hanya merupakan angan-angan yang tidak mungkin terlaksana.
⇄⧉64 => stdClass#262 (4)
$value->tafsir[64]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 65
$value->tafsir[64]->ayat
⇄public id -> integer 3317
$value->tafsir[64]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[64]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1193) "Sesudah dinyatakan kepada mereka bahwa tindakan mereka mempersekutukan Allah...
$value->tafsir[64]->tafsir
Sesudah dinyatakan kepada mereka bahwa tindakan mereka mempersekutukan Allah adalah sesat, maka sebagai cercaan atas perbuatannya, itu pada ayat ini ditanyakan kepada mereka tentang bagaimana cara mereka menyambut seruan para rasul untuk membersihkan diri dari penyembahan berhala, dan mengajak berakidah tauhid, mengesakan Allah. Mereka diam seribu bahasa, tidak dapat mengemukakan sedikit pun alasan sebagai jawaban dari pernyataan yang dilontarkan. Mereka bingung tidak tahu apa yang mesti dikatakan. Oleh karena itu, mereka saling bertanya, seperti orang yang sedang menghadapi kesulitan. Mereka tertunduk karena malu dan menyesal. Apabila para rasul tidak dapat menjawab pertanyaan yang dimajukan kepadanya tentang jawaban dan sambutan kaumnya mengenai seruannya kepada mereka, tentu orang-orang yang sesat dan menyesatkan di dunia yang tidak mengindahkan seruan nabi-nabi lebih cemas lagi. Firman Allah:
(Ingatlah) pada hari ketika Allah mengumpulkan para rasul, lalu Dia bertanya (kepada mereka), "Apa jawaban (kaummu) terhadap (seruan)mu?" Mereka (para rasul) menjawab, "Kami tidak tahu (tentang itu). Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala yang gaib." (al-Ma'idah/5: 109)
⇄⧉65 => stdClass#263 (4)
$value->tafsir[65]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 66
$value->tafsir[65]->ayat
⇄public id -> integer 3318
$value->tafsir[65]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[65]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1193) "Sesudah dinyatakan kepada mereka bahwa tindakan mereka mempersekutukan Allah...
$value->tafsir[65]->tafsir
Sesudah dinyatakan kepada mereka bahwa tindakan mereka mempersekutukan Allah adalah sesat, maka sebagai cercaan atas perbuatannya, itu pada ayat ini ditanyakan kepada mereka tentang bagaimana cara mereka menyambut seruan para rasul untuk membersihkan diri dari penyembahan berhala, dan mengajak berakidah tauhid, mengesakan Allah. Mereka diam seribu bahasa, tidak dapat mengemukakan sedikit pun alasan sebagai jawaban dari pernyataan yang dilontarkan. Mereka bingung tidak tahu apa yang mesti dikatakan. Oleh karena itu, mereka saling bertanya, seperti orang yang sedang menghadapi kesulitan. Mereka tertunduk karena malu dan menyesal. Apabila para rasul tidak dapat menjawab pertanyaan yang dimajukan kepadanya tentang jawaban dan sambutan kaumnya mengenai seruannya kepada mereka, tentu orang-orang yang sesat dan menyesatkan di dunia yang tidak mengindahkan seruan nabi-nabi lebih cemas lagi. Firman Allah:
(Ingatlah) pada hari ketika Allah mengumpulkan para rasul, lalu Dia bertanya (kepada mereka), "Apa jawaban (kaummu) terhadap (seruan)mu?" Mereka (para rasul) menjawab, "Kami tidak tahu (tentang itu). Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala yang gaib." (al-Ma'idah/5: 109)
⇄⧉66 => stdClass#264 (4)
$value->tafsir[66]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 67
$value->tafsir[66]->ayat
⇄public id -> integer 3319
$value->tafsir[66]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[66]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1070) "Betapapun banyaknya dosa seseorang, termasuk menyekutukan Allah yang merupak...
$value->tafsir[66]->tafsir
Betapapun banyaknya dosa seseorang, termasuk menyekutukan Allah yang merupakan dosa yang paling besar, bila ia tobat dan kembali kepada kebenaran, serta beribadah kepada-Nya, membenarkan nabi-Nya, mengerjakan perintah-Nya, dan meninggalkan larangan-Nya, tentu ia termasuk orang-orang yang beruntung dan berbahagia di akhirat. Kejahatannya diganti oleh Allah dengan kebajikan. Ia mendapat karunia dan masuk ke surga yang penuh nikmat. Ia tinggal di dalamnya kekal untuk selama-lamanya, sebagaimana firman Allah :
Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan Allah dengan sembahan lain dan tidak membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina; dan barang siapa melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat hukuman yang berat, (yakni) akan dilipatgandakan azab untuknya pada hari Kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertobat dan beriman dan mengerjakan kebajikan; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (al-Furqan/25: 68-70)
⇄⧉67 => stdClass#265 (4)
$value->tafsir[67]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 68
$value->tafsir[67]->ayat
⇄public id -> integer 3320
$value->tafsir[67]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[67]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1734) "Ayat ini menerangkan bahwa Allah yang menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. ...
$value->tafsir[67]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa Allah yang menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dia satu-satunya yang berwenang memilih dan menentukan sesuatu hal, baik yang tampak maupun yang tidak, sebagaimana firman-Nya:
Apakah (pantas) Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui? Dan Dia Mahahalus, Maha Mengetahui. (al-Mulk/67: 14)
Dan firman-Nya:
Dan tidakkah mereka tahu bahwa Allah mengetahui apa yang mereka sembunyikan dan apa yang mereka nyatakan? (al-Baqarah/2: 77)
Allah Maha Mengetahui semua makhluk-Nya, mengetahui hal ihwal, watak, dan karakternya. Kemudian Dia memilih dari hamba-hamba-Nya, siapa di antara mereka yang berhak dan wajar menerima hidayah dan diangkat menjadi rasul yang mampu melaksanakan tugasnya. Firman Allah:
Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan-Nya. (al-An'am/6: 124)
Bila Allah telah menentukan sesuatu, maka manusia tidak dapat memilih sesuai keinginannya. Ia harus menerima dan menaati apa yang telah ditetapkan Allah. Firman Allah:
Dan tidaklah pantas bagi laki-laki yang mukmin dan perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada pilihan (yang lain) bagi mereka tentang urusan mereka. (al-Ahzab/33: 36)
Ayat ini diakhiri dengan satu penjelasan bahwa Allah Mahasuci dan Mahatinggi dari apa yang mereka persekutukan. Tidak ada seorang pun yang dapat menghalangi pilihan-Nya dan membatalkan ketentuan-Nya. Bagaimanapun keinginan dan kegigihan Nabi Muhammad memberi petunjuk untuk mengislamkan pamannya, Abu thalib, dan bagaimanapun kehendak dan kesungguhan penduduk Mekah supaya diutus seorang rasul dari kalangan mereka, semuanya itu gagal dan tidak terlaksana. Hanya pilihan dan ketentuan Allah yang berlaku dan menjadi kenyataan.
⇄⧉68 => stdClass#266 (4)
$value->tafsir[68]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 69
$value->tafsir[68]->ayat
⇄public id -> integer 3321
$value->tafsir[68]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[68]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1401) "Ayat ini menerangkan bahwa apa yang disembunyikan di dalam hati dan apa yang...
$value->tafsir[68]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa apa yang disembunyikan di dalam hati dan apa yang dinyatakan seseorang, pasti Allah mengetahuinya. Firman Nya:
Sama saja (bagi Allah), siapa di antaramu yang merahasiakan ucapannya dan siapa yang berterus terang dengannya; dan siapa yang bersembunyi pada malam hari dan yang berjalan pada siang hari. (ar-Ra'd/13: 10)
Dan firman-Nya:
Dialah Tuhan) yang mengetahui semua yang gaib dan semua yang tampak. Mahatinggi (Allah) dari apa yang mereka persekutukan. (al-Mu'minun/23: 92)
(70) Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa Dialah yang Maha Esa, tidak ada yang berhak disembah melainkan Allah. Dialah yang mengetahui segala sesuatu dan Dia pula yang berkuasa atasnya. Dialah yang berhak dipuji segala perbuatan-Nya, karena Dialah yang memberikan segala kenikmatan yang kita peroleh baik di dunia maupun di akhirat. Segala peraturan dan ketentuan yang telah digariskan-Nya harus berlaku dan terlaksana. Tidak mungkin diganggu gugat karena Dia berada di atas segala makhluk-Nya, Hakim Yang Paling Adil, yang menentukan dan menetapkan bahwa yang benar itu benar dan yang salah itu salah. Kepada-Nya segala sesuatu akan dikembalikan, firman Allah:
Hanya kepada Allah segala urusan dikembalikan. (al-Anfal/8: 44)
Di hari Kiamat, tiap-tiap orang dibalas setimpal dengan perbuatannya di dunia. Kalau baik dibalas dengan surga, dan kalau jahat dibalas dengan siksa di neraka.
⇄⧉69 => stdClass#267 (4)
$value->tafsir[69]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 70
$value->tafsir[69]->ayat
⇄public id -> integer 3322
$value->tafsir[69]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[69]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (882) "Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa Dialah yang Maha Esa, tidak ada yang ...
$value->tafsir[69]->tafsir
Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa Dialah yang Maha Esa, tidak ada yang berhak disembah melainkan Allah. Dialah yang mengetahui segala sesuatu dan Dia pula yang berkuasa atasnya. Dialah yang berhak dipuji segala perbuatan-Nya, karena Dialah yang memberikan segala kenikmatan yang kita peroleh baik di dunia maupun di akhirat. Segala peraturan dan ketentuan yang telah digariskan-Nya harus berlaku dan terlaksana. Tidak mungkin diganggu gugat karena Dia berada di atas segala makhluk-Nya, Hakim Yang Paling Adil, yang menentukan dan menetapkan bahwa yang benar itu benar dan yang salah itu salah. Kepada-Nya segala sesuatu akan dikembalikan, firman Allah: Hanya kepada Allah segala urusan dikembalikan. (al-Anfal/8: 44) Di hari Kiamat, tiap-tiap orang dibalas setimpal dengan perbuatannya di dunia. Kalau baik dibalas dengan surga, dan kalau jahat dibalas dengan siksa di neraka.
⇄⧉70 => stdClass#268 (4)
$value->tafsir[70]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 71
$value->tafsir[70]->ayat
⇄public id -> integer 3323
$value->tafsir[70]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[70]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (965) "Pada ayat ini, Allah menyuruh Rasul-Nya supaya bertanya kepada orang-orang y...
$value->tafsir[70]->tafsir
Pada ayat ini, Allah menyuruh Rasul-Nya supaya bertanya kepada orang-orang yang mempersekutukan-Nya. Andai kata Allah menjadikan malam ini terus menerus sepanjang masa sampai hari Kiamat tanpa ada siang yang menyelinginya, apakah di antara sembahan-sembahan mereka itu kuasa dan mampu mendatangkan siang untuk dapat dimanfaatkan cahayanya? Apakah kaum musyrikin itu tidak mempergunakan pendengarannya? Mereka itu seakan-akan tuli. Kalaulah mereka mempergunakan akal sebaik-baiknya, tentu mereka akan insaf dan sadar serta mengetahui dengan yakin bahwa hanya Allah Yang Mahakuasa yang dapat mendatangkan malam untuk menggantikan siang apabila dikehendaki. Dia mendatangkan siang untuk menghapuskan malam apabila Dia kehendaki dan tiada sesuatu pun yang dapat melakukan yang demikian itu.
Firman Allah:
Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda (kebesaran Kami), kemudian Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang. (al-Isra'/17: 12)
⇄⧉71 => stdClass#269 (4)
$value->tafsir[71]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 72
$value->tafsir[71]->ayat
⇄public id -> integer 3324
$value->tafsir[71]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[71]->surah
⇄⧉public tafsir -> UTF-8 string (2480) "Kandungan ayat ini kebalikan dari ayat sebelumnya. Pada ayat ini, Allah meny...
$value->tafsir[71]->tafsir
Kandungan ayat ini kebalikan dari ayat sebelumnya. Pada ayat ini, Allah menyuruh Rasul-Nya menanyakan kepada orang-orang musyrik, andaikata Allah menjadikan siang itu terus menerus sepanjang masa sampai di hari Kiamat tanpa ada malam silih berganti dengannya, apakah ada tuhan selain dari Allah yang mampu mendatangkan malam? Apakah mereka tidak memperhatikan tanda-tanda kekuasaan Allah yang sempurna? Seakan-akan mereka tidak punya pikiran.
Sekiranya mereka memperhatikan dengan baik, tentu mereka akan mengambil kesimpulan bahwa tidak ada yang layak disembah kecuali Tuhan yang telah memberikan karunia dan nikmat yang tak terhingga banyaknya dan kuasa menjadikan siang dan malam itu silih berganti untuk terciptanya suatu keseimbangan. Siang dijadikan terang untuk mencari rezeki dengan segala kemampuan yang ada. Kemudian siang itu lenyap digantikan oleh malam yang suasananya cocok digunakan untuk melepaskan dan menghilangkan kelelahan agar tenaga dan pikiran kembali pulih guna mencari rezeki pada keesokan harinya. Firman Allah:
Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau yang ingin bersyukur.(al-Furqan/25: 62)
Menurut kajian ilmiah, sinar matahari dalam ilmu pengetahuan fisika merupakan pancaran gelombang energi yang dihasilkan dari reaksi nuklir fusi dan fisi yang terjadi di permukaan matahari secara berkesinambungan. Ketika sinar ini dipancarkan secara terus menerus dan dalam waktu cukup lama akan menimbulkan panas
Apa yang akan terjadi sekiranya siang terus menerus sampai hari Kiamat? Sudah pasti keadaan udara dan hawa dari detik ke detik, dari menit ke menit dan dari jam ke jam akan menjadi semakin panas. Dalam waktu 100 jam saja udara bisa mencapai temperatur di atas titik didih 100ºC. Karenanya, lautan, danau, sungai, dan sebagainya akan mendidih dan menggelegak. Dapat dibayangkan apa yang akan terjadi sekiranya seluruh sungai, danau, dan samudera mendidih airnya? Begitu juga darah yang mengalir di dalam tubuh kita juga turut mendidih. Dalam keadaan demikian, tidak ada satu pun makhluk yang dapat hidup. Semuanya akan mati dan musnah menjadi debu-debu yang beterbangan.
Allah juga menjadikan malam sebagai waktu istirahat bagi manusia. Semuanya itu bertujuan agar manusia dapat mem-bayangkan betapa hebatnya kekuasaan Allah dan juga perlindungan yang diberikan-Nya untuk kehidupan setiap makhluk ciptaan-Nya khususnya manusia yang dikaruniai akal pikiran yang sempurna.
⇄⧉72 => stdClass#270 (4)
$value->tafsir[72]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 73
$value->tafsir[72]->ayat
⇄public id -> integer 3325
$value->tafsir[72]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[72]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (769) "Pergantian siang dan malam dengan fungsinya masing-masing, yaitu siang digun...
$value->tafsir[72]->tafsir
Pergantian siang dan malam dengan fungsinya masing-masing, yaitu siang digunakan untuk berusaha mencari rezeki dan malam digunakan untuk istirahat dan melepaskan lelah, sehingga pulih kembali tenaga yang telah dipergunakan pada siang harinya, adalah merupakan rahmat besar dari Allah yang tak ternilai harganya dan wajib disyukuri. Nikmat yang tak disyukuri akan hilang lenyap dicabut dan ditarik kembali oleh Allah. Sebaliknya nikmat yang disyukuri dengan memanfaatkannya sebaik-baiknya sesuai dengan perintah Allah, akan bertambah terus. Firman Allah:
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat." (Ibrahim/14: 7)
⇄⧉73 => stdClass#271 (4)
$value->tafsir[73]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 74
$value->tafsir[73]->ayat
⇄public id -> integer 3326
$value->tafsir[73]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[73]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (572) "Ayat ini menerangkan bahwa di hari Kiamat Allah akan memanggil orang-orang m...
$value->tafsir[73]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa di hari Kiamat Allah akan memanggil orang-orang musyrik dan berkata kepada mereka, "Di mana sekutu-sekutu-Ku yang kalian anggap sebagai sekutu-Ku di dunia? Dapatkah mereka itu melepaskan kalian dari keadaan yang menghimpit sekarang ini." Sengaja orang musyrik dipanggil pada waktu itu untuk mengikrarkan suatu kesaksian atas penyembahan mereka selain dari Allah. Ini juga bertujuan supaya mereka mengetahui bahwa mempersekutukan Allah itu adalah sebab paling utama atas kemurkaan-Nya, sebagaimana mengesakan-Nya adalah sebab utama atas rida-Nya.
⇄⧉74 => stdClass#272 (4)
$value->tafsir[74]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 75
$value->tafsir[74]->ayat
⇄public id -> integer 3327
$value->tafsir[74]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[74]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1373) "Allah menerangkan bahwa di hari Kiamat Dia akan mendatangkan saksi atas tiap...
$value->tafsir[74]->tafsir
Allah menerangkan bahwa di hari Kiamat Dia akan mendatangkan saksi atas tiap-tiap umat. Tiap rasul akan menjadi saksi atas umatnya masing-masing, sampai di mana sambutan dan penerimaan umatnya itu kepada agama yang dibawanya dari Allah. Nabi Muhammad pun akan menjadi saksi pada umatnya nanti di hari Kiamat, sebagaimana firman Allah:
Dan bagaimanakah (keadaan orang kafir nanti), jika Kami mendatangkan seorang saksi (rasul) dari setiap umat dan Kami mendatangkan engkau (Muhammad) sebagai saksi atas mereka. (an-Nisa'/4: 41)
Orang-orang musyrik di hari Kiamat akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatan syiriknya. Mereka juga dimintai keterangan dan alasan-alasan untuk membenarkan perbuatan mereka, yang tentunya mereka tidak dapat mengemukakan satu alasan pun. Pada waktu itulah mereka mengetahui bahwa mereka akan diazab untuk selama-lamanya dalam neraka. Firman Allah:
Maka Aku memperingatkan kamu dengan neraka yang menyala-nyala, yang hanya dimasuki oleh orang yang paling celaka, yang mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari iman). (al-Lail/92: 14-16)
Pada waktu itu, mereka akan sadar dan yakin bahwa apa yang telah diterangkan Allah melalui nabi-Nya itulah yang benar. Lenyaplah sama sekali dari mereka segala apa yang dahulunya mereka ada-adakan di dunia seperti mendustakan rasul yang diutus kepada mereka, mempersekutukan Allah, dan sebagainya.
⇄⧉75 => stdClass#273 (4)
$value->tafsir[75]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 76
$value->tafsir[75]->ayat
⇄public id -> integer 3328
$value->tafsir[75]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[75]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1797) "Ayat ini menerangkan bahwa Karun termasuk kaum Nabi Musa, dan masih terhitun...
$value->tafsir[75]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa Karun termasuk kaum Nabi Musa, dan masih terhitung salah seorang pamannya. Karun juga mempunyai nama lain, yaitu "al-Munawar" (bercahaya) karena wajahnya yang tampan. Ia paling banyak membaca kitab Taurat di antara teman-temannya dari Bani Israil, hanya dia munafik seperti halnya Samiri. Ia berlaku aniaya dan sombong terhadap sesama Bani Israil.
Dan sekiranya Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya niscaya mereka akan berbuat melampaui batas di bumi, tetapi Dia menurunkan dengan ukuran yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Mahateliti terhadap (keadaan) hamba-hamba-Nya, Maha Melihat. (asy-Syura/42: 27)
Kekayaan melimpah ruah dan perbendaharaan harta yang banyak yang diberikan Allah kepadanya, sehingga kunci-kunci tidak sanggup dipikul oleh sejumlah orang-orang yang kuat karena beratnya, menyebabkan ia sangat bangga, berlaku aniaya, dan sombong terhadap sesamanya serta memandang remeh dan hina mereka. Ibnu 'Abbas mengatakan bahwa kunci-kunci perbendaharaan harta Karun dapat dibawa oleh empat puluh laki-laki yang kuat.
Sekalipun ia diperingatkan oleh kaumnya agar jangan terlalu membanggakan hartanya yang berlimpah-limpah dan kekayaan yang bertumpuk-tumpuk itu, karena Allah tidak menyukai orang yang membanggakan diri, tetapi ia tidak menggubrisnya sama sekali. Ia tetap bangga dan menyombongkan diri. Peringatan dan larangan terlalu gembira dan bangga atas pemberian Allah itu ditegaskan juga dalam ayat lain, sebagaimana firman Nya:
Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan jangan pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong dan membanggakan diri. (al-hadid/57: 23)
Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri. (an-Nisa'/4: 36)
⇄⧉76 => stdClass#274 (4)
$value->tafsir[76]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 77
$value->tafsir[76]->ayat
⇄public id -> integer 3329
$value->tafsir[76]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[76]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1612) "Pada ayat ini, Allah menerangkan empat macam nasihat dan petunjuk yang dituj...
$value->tafsir[76]->tafsir
Pada ayat ini, Allah menerangkan empat macam nasihat dan petunjuk yang ditujukan kepada Karun oleh kaumnya. Orang yang mengamalkan nasihat dan petunjuk itu akan memperoleh kesejahteraan di dunia dan akhirat.
1. Orang yang dianugerahi oleh Allah kekayaan yang berlimpah ruah, perbendaharaan harta yang bertumpuk-tumpuk, serta nikmat yang banyak, hendaklah ia memanfaatkan di jalan Allah, patuh dan taat pada perintah-Nya, mendekatkan diri kepada-Nya untuk memperoleh pahala sebanyak-banyaknya di dunia dan akhirat.
Sabda Nabi saw:
Manfaatkan yang lima sebelum datang (lawannya) yang lima; mudamu sebelum tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu senggangmu sebelum kesibukanmu dan hidupmu sebelum matimu. (Riwayat al-Baihaqi dari Ibnu 'Abbas)
2. Setiap orang dipersilakan untuk tidak meninggalkan sama sekali kesenangan dunia baik berupa makanan, minuman, pakaian, serta kesenangan-kesenangan yang lain sepanjang tidak bertentangan dengan ajaran yang telah digariskan oleh Allah. Baik Allah, diri sendiri, maupun keluarga, mempunyai hak atas seseorang yang harus dilaksanakannya. Sabda Nabi Muhammad:
Kerjakanlah seperti kerjanya orang yang mengira akan hidup selamanya. Dan waspadalah seperti akan mati besok. (Riwayat al-Baihaqi dari Ibnu 'Umar)
3. Setiap orang harus berbuat baik sebagaimana Allah berbuat baik kepadanya, misalnya membantu orang-orang yang memerlukan, menyambung tali silaturrahim, dan lain sebagainya.
4. Setiap orang dilarang berbuat kerusakan di atas bumi, dan berbuat jahat kepada sesama makhluk, karena Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
⇄⧉77 => stdClass#275 (4)
$value->tafsir[77]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 78
$value->tafsir[77]->ayat
⇄public id -> integer 3330
$value->tafsir[77]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[77]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (2054) "Ayat ini menerangkan reaksi Karun atas nasihat dan petunjuk yang diberikan o...
$value->tafsir[77]->tafsir
Ayat ini menerangkan reaksi Karun atas nasihat dan petunjuk yang diberikan oleh kaumnya. Dengan sombong ia berkata, "Harta yang diberikan Allah kepadaku adalah karena ilmu yang ada padaku. Allah mengetahui hal itu. Oleh karena itu, Ia rida padaku dan memberikan harta itu kepadaku." Tidak sedikit manusia apabila ditimpa bahaya, ia kembali kepada Tuhan, dan berdoa sepenuh hati. Semua doa yang diketahuinya dibaca dengan harapan supaya bahaya yang menimpanya itu lenyap. Jika maksudnya itu tercapai, ia kemudian lupa kepada Tuhan yang mencabut bahaya itu darinya. Bahkan, ia mengaku bahwa hal itu terjadi karena kepintarannya, karena perhitungan yang tepat, dan sebagainya. Firman Allah:
Maka apabila manusia ditimpa bencana dia menyeru Kami, kemudian apabila Kami berikan nikmat Kami kepadanya dia berkata, "Sesungguhnya aku diberi nikmat ini hanyalah karena kepintaranku." Sebenarnya, itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (az-Zumar/39: 49)
Pengakuan seperti tersebut di atas ditolak oleh Allah dengan firman Nya, "Apakah ia lupa ataukah tidak pernah mengetahui bahwa Allah telah membinasakan umat dahulu sebelum dia, padahal mereka itu jauh lebih kuat dan lebih banyak harta yang dikumpulkannya." Sekiranya Allah memberi seseorang harta kekayaan dan lainnya hanya karena kepintaran dan kebaikan yang ada padanya, sehingga Allah rida kepadanya, tentu Dia tidak akan membinasakan orang-orang dahulu yang jauh lebih kaya, kuat dan pintar dari Karun. Orang yang diridai Allah tentu tidak akan dibinasakan-Nya. Tidakkah ia menyaksikan nasib Fir'aun yang mempunyai kerajaan besar dan pengikutnya yang banyak dengan sekejap mata dihancurkan oleh Allah.
Pada akhir ayat ini, Allah menegaskan bahwa apabila Dia hendak mengazab orang-orang yang bergelimang dosa itu, Dia tidak akan menanyakan berapa banyak dosa yang telah diperbuatnya, begitu juga jenisnya, karena Dia Maha Mengetahui semuanya itu. Dalam ayat lain ditegaskan juga sebagai berikut:
Maka pada hari itu manusia dan jin tidak ditanya tentang dosanya. (ar-Rahman/55: 39)
⇄⧉78 => stdClass#276 (4)
$value->tafsir[78]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 79
$value->tafsir[78]->ayat
⇄public id -> integer 3331
$value->tafsir[78]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[78]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1644) "Ayat ini menerangkan bahwa pada suatu hari Karun keluar ke tengah-tengah kau...
$value->tafsir[78]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa pada suatu hari Karun keluar ke tengah-tengah kaumnya dengan pakaian yang megah dan perhiasan yang berlebihan dalam suatu iring-iringan yang lengkap dengan pengawal, hamba sahaya, dan inang pengasuh untuk mempertontonkan ketinggian dan kebesarannya kepada manusia. Hal yang demikian itu adalah sifat yang amat tercela, kebanggaan yang terkutuk bagi orang yang berakal dan berpikiran sehat. Hal itu menyebabkan kaumnya terbagi dua.
Pertama, orang-orang yang mementingkan kehidupan duniawi yang selalu berpikir dan berusaha sekuat tenaga bagaimana caranya supaya bisa hidup mewah di dunia ini. Menurut anggapan mereka, hidup yang demikian itu adalah kebahagiaan. Mereka itu berharap juga dapat memiliki sebagaimana yang dimiliki Karun yaitu harta yang bertumpuk-tumpuk dan kekayaan yang berlebih-lebihan, karena yang demikian itu dianggap sebagai keberun-tungan yang besar.
Dengan demikian mereka akan hidup senang, dan berbuat sekehendak hatinya merasakan kenikmatan dunia dengan segala variasinya. Keinginan manusia seperti ini sampai sekarang tetap ada, bahkan tumbuh dengan subur di tengah-tengah masyarakat. Di mana-mana kita dapat menyaksikan bahwa tidak sedikit orang yang berkeinginan keras untuk memiliki seperti apa yang telah dimiliki orang-orang kaya, pengusaha besar, dan lainnya, seperti rumah besar dengan perabot serba mewah, mobil mewah, tanah, dan sawah ladang yang berpuluh-puluh bahkan beratus hektar. Hal itu mereka lakukan sekalipun menggunakan jalan yang tidak wajar, yang tidak sesuai dengan hukum agama dan peraturan negara. Hal itu menyebabkan timbulnya kecurangan dan korupsi di mana-mana.
⇄⧉79 => stdClass#277 (4)
$value->tafsir[79]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 80
$value->tafsir[79]->ayat
⇄public id -> integer 3332
$value->tafsir[79]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[79]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1057) "Ayat ini menerangkan kelompok kedua yaitu orang-orang yang berilmu dan berpi...
$value->tafsir[79]->tafsir
Ayat ini menerangkan kelompok kedua yaitu orang-orang yang berilmu dan berpikiran waras. Mereka menganggap bahwa cara berpikir orang-orang yang termasuk golongan pertama tadi sangat keliru, bahkan dianggap sebagai satu bencana besar dan kerugian yang nyata, karena lebih mementingkan kehidupan dunia yang fana dari kehidupan akhirat yang kekal. Golongan kedua berpendapat bahwa pahala di sisi Allah bagi orang-orang yang percaya kepada Allah dan rasul-Nya serta beramal saleh, jauh lebih baik daripada menumpuk harta. Apa yang di sisi Allah kekal abadi, sedangkan apa yang dimiliki manusia akan lenyap dan musnah, sebagaimana firman-Nya:
Apa yang ada di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. (an-Nahl/16: 96)
Ayat 80 diakhiri satu penjelasan bahwa yang dapat menerima dan mengamalkan nasihat dari ayat di atas hanyalah orang-orang yang sabar dan tekun mematuhi perintah Allah, menjauhi larangan-Nya. Mereka juga menerima baik apa yang telah diberikan Allah kepadanya serta membelanjakannya untuk kepentingan diri dan masyarakat.
⇄⧉80 => stdClass#278 (4)
$value->tafsir[80]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 81
$value->tafsir[80]->ayat
⇄public id -> integer 3333
$value->tafsir[80]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[80]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (593) "Pada ayat ini, Allah menerangkan akibat kesombongan dan keangkuhan Karun. Ia...
$value->tafsir[80]->tafsir
Pada ayat ini, Allah menerangkan akibat kesombongan dan keangkuhan Karun. Ia beserta rumah dan segala kemegahan dan kekayaannya dibenamkan ke dalam bumi. Tidak ada yang dapat menyelamatkannya dari azab Allah itu, baik perorangan maupun secara bersama-sama. Karun sendiri tidak dapat membela dirinya. Tidak sedikit orang yang sesat jalan, dan keliru paham tentang harta yang diberikan kepadanya. Mereka menyangka harta itu hanya untuk kemegahan dan kesenangan sehingga mereka tidak menyalurkan penggunaannya ke jalan yang diridai Allah. Oleh karena itu, Allah menimpakan azab-Nya kepada mereka.
⇄⧉81 => stdClass#279 (4)
$value->tafsir[81]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 82
$value->tafsir[81]->ayat
⇄public id -> integer 3334
$value->tafsir[81]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[81]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1580) "Ayat ini menerangkan bahwa orang-orang yang semula bercita-cita ingin mempun...
$value->tafsir[81]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa orang-orang yang semula bercita-cita ingin mempunyai kedudukan dan posisi terhormat seperti yang pernah dimiliki Karun, dengan seketika mengurungkan cita-citanya setelah menyaksikan azab yang ditimpakan kepada Karun. Mereka menyadari bahwa harta benda yang banyak dan kehidupan duniawi yang serba mewah, tidak mengantarkan mereka pada keridaan Allah. Dia memberi rezeki kepada yang dikehendaki-Nya, dan tidak memberi kepada yang tidak dikehendaki. Allah meninggikan dan merendahkan orang yang dikehendaki-Nya. Kesemuanya itu adalah berdasarkan kebijaksanaan Allah dan ketetapan yang telah digariskan-Nya.
Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud bahwa Allah telah memberikan kepada manusia watak masing-masing sebagaimana Dia telah membagi-bagikan rezeki di antara mereka. Sesungguhnya Allah itu memberikan harta kepada orang yang disenangi, dan tidak menganugerahkan iman kecuali kepada orang yang disenangi dan dikasihi-Nya.
Mereka merasa memperoleh karunia dari Allah karena cita-cita mereka belum tercapai. Andaikata sudah tercapai, tentu mereka dibenamkan juga ke dalam bumi sebagaimana yang telah dialami Karun. Pengertian mereka bertambah mantap bahwa tidak beruntung orang-orang yang mengingkari nikmat Allah, mendustakan rasul-Nya, dan pahala yang dijanjikan di akhirat bagi orang yang taat kepada-Nya. Mereka akan dimusnahkan oleh azab, firman Allah:
Dan sungguh, telah datang kepada mereka seorang rasul dari (kalangan) mereka sendiri, tetapi mereka mendustakannya, karena itu mereka ditimpa azab dan mereka adalah orang yang zalim. (an-Nahl/16: 113)
⇄⧉82 => stdClass#280 (4)
$value->tafsir[82]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 83
$value->tafsir[82]->ayat
⇄public id -> integer 3335
$value->tafsir[82]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[82]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1383) "Ayat ini menerangkan bahwa kebahagiaan dan segala kenikmatan di akhirat dise...
$value->tafsir[82]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa kebahagiaan dan segala kenikmatan di akhirat disediakan untuk orang-orang yang tidak takabur, tidak menyombongkan diri, dan tidak berbuat kerusakan di muka bumi seperti menganiaya dan sebagainya. Mereka itu bersifat rendah hati, tahu menempatkan diri kepada orang yang lebih tua dan lebih banyak ilmunya. Kepada yang lebih muda dan kurang ilmunya, mereka mengasihi, tidak takabur, dan menyom-bongkan diri. Orang yang takabur dan menyombongkan diri tidak disukai Allah, akan mendapat siksa yang amat pedih, dan tidak masuk surga di akhirat nanti, sebagaimana firman Allah:
Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, Allah akan menyempurnakan pahala bagi mereka dan menambah sebagian dari karunia-Nya. Sedangkan orang-orang yang enggan (menyembah Allah) dan menyombongkan diri, maka Allah akan mengazab mereka dengan azab yang pedih. Dan mereka tidak akan mendapatkan pelindung dan penolong selain Allah. (an-Nisa'/4: 173)
Sabda Rasulullah saw:
Tidak akan masuk surga orang yang ada di dalam hatinya sifat takabur, sekalipun sebesar zarah. (Riwayat Muslim dan Abu Dawud dari Ibnu Mas'ud)
Ayat 83 ini ditutup dengan penjelasan bahwa kesudahan yang baik berupa surga diperoleh orang-orang yang takwa kepada Allah dengan mengamalkan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, tidak takabur dan tidak menyombongkan diri seperti Fir'aun dan Karun.
⇄⧉83 => stdClass#281 (4)
$value->tafsir[83]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 84
$value->tafsir[83]->ayat
⇄public id -> integer 3336
$value->tafsir[83]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[83]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1279) "Ayat ini menerangkan bahwa siapa yang di akhirat datang dengan membawa satu ...
$value->tafsir[83]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa siapa yang di akhirat datang dengan membawa satu amal kebajikan, akan dibalas dengan yang lebih baik, dan dilipatgandakan sebanyak-banyaknya. Tidak ada yang mengetahui berapa kelipatannya kecuali Allah sebagai karunia dan rahmat dari-Nya. Rasulullah saw bersabda:
Siapa yang bermaksud akan mengerjakan satu kebaikan, kemudian tidak jadi dikerjakannya, Allah mencatat pahala pada sisi-Nya satu kebaikan yang sempurna, kalau ia bermaksud mengerjakan satu kebaikan lalu dikerjakannya, maka Allah mencatat (pahala) dengan sepenuh kebaikan sampai tujuh ratus kali lipat, bahkan lipat ganda yang lebih banyak lagi. (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu 'Abbas)
Dalam hadis lain Rasulullah bersabda:
Dan barang siapa yang bermaksud mengerjakan satu kejahatan kemudian tidak dikerjakannya, maka ditulislah oleh Allah swt di sisi-Nya satu kebaikan yang sempurna, dan kalau ia bermaksud mengerjakan kemudian dikerjakannya, maka Allah mencatatkan baginya hanya satu kejahatan saja. (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu 'Abbas)
Hal ini sesuai dengan firman Allah:
Dan barang siapa membawa kejahatan, maka disungkurkanlah wajah mereka ke dalam neraka. Kamu tidak diberi balasan, melainkan (setimpal) dengan apa yang telah kamu kerjakan. (an-Naml/27: 90)
⇄⧉84 => stdClass#282 (4)
$value->tafsir[84]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 85
$value->tafsir[84]->ayat
⇄public id -> integer 3337
$value->tafsir[84]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[84]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1133) "Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa Dialah yang mewajibkan kepada Muhamma...
$value->tafsir[84]->tafsir
Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa Dialah yang mewajibkan kepada Muhammad mengamalkan isi Al-Qur'an, dan melaksanakan hukum-hukum dan perintah yang ada di dalamnya. Dia pulalah yang akan mengembalikan Muhammad ke tanah suci Mekah, tanah tumpah darahnya dalam keadaan menang dan merebutnya kembali dari kaum yang telah mengusirnya dari sana. Muhammad saw kembali ke Mekah dengan satu kemenangan besar bagi kaum Muslimin, karena dengan demikian ia dapat mengembangkan Islam dengan bebas dan dapat menekan kehendak kaum musyrikin. Ini adalah janji dari Allah ketika Muhammad selalu disakiti dan mendapat tekanan yang berat dari kaumnya bahwa dia akan hijrah meninggalkan Mekah, dan akan kembali dalam keadaan menang.
Selain kembali ke Mekah, ada yang berpendapat Allah mengembalikan Rasul kepada kematian atau mengembalikan ke surga, sebagaimana firman Allah:
Katakanlah (Muhammad), "Wahai kaumku! Berbuatlah menurut kedudukanmu, aku pun berbuat (demikian). Kelak kamu akan mengetahui, siapa yang akan memperoleh tempat (terbaik) di akhirat (nanti). Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan beruntung. (al-An'am/6: 135)
⇄⧉85 => stdClass#283 (4)
$value->tafsir[85]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 86
$value->tafsir[85]->ayat
⇄public id -> integer 3338
$value->tafsir[85]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[85]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1132) "Ayat ini menerangkan bahwa Muhammad tidak pernah mengharapkan diturunkannya ...
$value->tafsir[85]->tafsir
Ayat ini menerangkan bahwa Muhammad tidak pernah mengharapkan diturunkannya Al-Qur'an kepadanya untuk mengetahui berita-berita orang-orang sebelumnya, dan hal-hal yang terjadi sesudahnya, antara lain seperti agama yang mengandung kebahagiaan bagi manusia di dunia dan akhirat, dan juga adab-adab yang meninggikan derajat mereka dan mencerdaskan akal pikiran mereka. Sekalipun demikian, Allah menurunkan semuanya itu kepada Muhammad sebagai rahmat dari-Nya.
Pada ayat ini, Allah melarang Nabi Muhammad dan umatnya untuk membantu perjuangan orang-orang kafir dalam bentuk apa pun. Umat Muhammad justru dituntut untuk membantu memperkuat perjuangan umat Islam. Oleh karena itu, hendaklah ia memuji Tuhannya atas nikmat yang dikaruniakan kepadanya dengan penurunan kitab suci Al-Qur'an. Nabi saw tidak perlu menolong dan membantu orang-orang musyrik yang mengingkari Kitab suci Al-Qur'an itu, tetapi hendaklah ia memisahkan diri dan berpaling dari mereka sesuai dengan firman Allah:
Maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang yang musyrik. (al-hijr/15: 94)
⇄⧉86 => stdClass#284 (4)
$value->tafsir[86]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 87
$value->tafsir[86]->ayat
⇄public id -> integer 3339
$value->tafsir[86]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[86]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (823) "Allah menganjurkan kepada Muhammad agar tidak mengindahkan tipu daya orang-o...
$value->tafsir[86]->tafsir
Allah menganjurkan kepada Muhammad agar tidak mengindahkan tipu daya orang-orang kafir, dan jangan sekali-kali terpengaruh sehingga mereka berhasil menghalang-halangi penyampaian ayat-ayat suci Al-Qur'an sesudah diturunkan kepadanya. Allah selalu bersamanya dan menguatkan serta memenangkan agama-Nya dari orang-orang kafir. Bahkan Nabi saw diperintahkan menyeru kaumnya ke jalan Allah dan menyampaikan agama-Nya kepada mereka, menyembah hanya kepada Allah saja yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Pada akhir ayat ini, Allah menekankan supaya Muhammad jangan sekali-kali meninggalkan dakwahnya, dan selalu menyampaikan risalahnya kepada kaum musyrikin, supaya dia tidak seperti mereka, bermaksiat menyalahi perintah-Nya. Di ayat lain diterangkan:
Dan jangan sekali-kali kamu masuk golongan orang-orang musyrik. (al-An'am/6: 14
⇄⧉87 => stdClass#285 (4)
$value->tafsir[87]
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 88
$value->tafsir[87]->ayat
⇄public id -> integer 3340
$value->tafsir[87]->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir[87]->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1439) "Pada ayat ini, Allah melarang Nabi Muhammad menyembah sembahan lain selain A...
$value->tafsir[87]->tafsir
Pada ayat ini, Allah melarang Nabi Muhammad menyembah sembahan lain selain Allah, karena tiada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah, sebagaimana firman Nya:
(Dialah) Tuhan timur dan barat, tidak ada tuhan selain Dia, maka jadikanlah Dia sebagai pelindung. (al-Muzzammil/73: 9)
Allah itu kekal abadi sekalipun semua makhluk yang ada sudah mati dan binasa. Firman Allah:
Semua yang ada di bumi itu akan binasa, tetapi wajah Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap kekal. (ar-Rahman/55: 26-27)
Dan sabda Nabi Muhammad saw:
Ungkapan paling benar yang diucapkan penyair adalah yang diucapkan oleh Labid, yaitu: "Ketahuilah setiap sesuatu selain dari Allah akan binasa." (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)
Allah-lah yang mempunyai kerajaan, dan berbuat sekehendak-Nya. Dia-lah yang menentukan segala sesuatu yang akan berlaku kepada semua makhluk. Kepada-Nyalah akan dikembalikan semuanya, dan dibalas menurut amal perbuatannya masing-masing. Kalau ia beramal baik, taat, dan patuh kepada perintah Allah, akan dimasukkan ke dalam surga. Sebaliknya kalau ia berbuat maksiat dan bergelimang dosa, akan dimasukkan ke dalam neraka. Nabi saw bersabda sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah:
Semua umatku akan masuk surga kecuali yang tidak mau. Barang siapa taat kepadaku, maka ia masuk ke dalam surga, dan barang siapa durhaka kepadaku, maka sungguh ia telah enggan. (Riwayat al-Bukhari dari Abu Hurairah).
⇄⧉public tafsir_one -> stdClass#207 (4)
$value->tafsir_one
Properties (4)
⇄public ayat -> integer 10
$value->tafsir_one->ayat
⇄public id -> integer 3262
$value->tafsir_one->id
⇄public surah -> integer 28
$value->tafsir_one->surah
⇄⧉public tafsir -> string (1057) "Pada ayat ini, Allah menerangkan bagaimana keadaan ibu Musa setelah ia melem...
$value->tafsir_one->tafsir
Pada ayat ini, Allah menerangkan bagaimana keadaan ibu Musa setelah ia melemparkan anaknya ke sungai Nil untuk melaksanakan ilham yang diterimanya dari Allah. Walaupun tindakan yang dilakukannya berdasarkan ilham dari Allah dengan janji bahwa anaknya akan dikembalikan kepadanya, namun ia tetap gelisah dan tidak pernah merasa tenteram memikirkan nasib anaknya yang telah dihanyutkan ke sungai Nil.
Berbagai macam pertanyaan terlintas dalam pikiran ibu Musa. Kadang-kadang dia menyesali dirinya telah melakukan perbuatan itu. Bagaimanakah cara menemukan anaknya kembali? Apakah dia akan berteriak-teriak dan mengakui bahwa dia telah melemparkan anaknya ke sungai, kemudian minta tolong kepada khalayak ramai untuk mencarinya? Benar-benar hati dan pikirannya telah kosong. Dia telah kehilangan akal dan kesadaran sehingga tak dapat berpikir lagi. Akan tetapi, Allah menguatkan hatinya dan menenteramkan pikirannya sehingga sadar dan percaya bahwa Allah telah menjanjikan akan mengembalikan anaknya ke pangkuannya dan kelak akan mengangkatnya menjadi rasul.
⇄public tempat_turun -> string (5) "mekah"
$value->tempat_turun
⇄public title -> string (8) "al-qasas"
$value->title
meta_title
Surat Al-Qasas Latin dan Artinya
meta_description
Al-Qasas - Al-Qur'an Online 30 Juz Terjemahan dan Tafsir Lengkap
meta_keyword
Al-Qasas - Al-Qur'an Online 30 Juz Terjemahan dan Tafsir Lengkap